Saturday, March 12, 2011

Berita duka cita

Seorang teman sekantor saya resign.
Sebelum resign dia sering main keruangan saya. Ya, sebagai sekertaris Presdir memang saya mendapatkan ruangan sendiri, terpisah dengan teman-teman yang lain diluar yang hanya dibatasi cubicle seukuran dada. " Jadi beneran lu mau resign? " tanya saya padanya waktu itu. Dia bilang iya dan memberikan sedikit clue tentang kantor barunya.
Kata teman saya prosesnya diterima masuk ke perusahaan tersebut relatif mudah. Interviewnya banyak dilakukan lewat telpon dan email karena perusahaan tersebut ada di Batam dan Singapura.
Di hari-hari terakhirnya dia ada dikantor kami, dia makin sering main keruangan saya. Waktu itu dia baru aja membeli sebuah blackberry yang setipe dengan BB saya. Seperti biasa dia minta pin BB saya. Lalu saya juga minta di add di FBnya dia (terakhir baru ketahuan cuma saya satu-satunya yang memilikin account FBnya dikantor). Lalu dia makin sering bercerita soal perusahaan barunya yang ternyata sebuah perusahaan minyak asing. Selepas dari perusahaan kami, dia langsung pergi ke Batam dan menetap disana.
" Trus istri dan anaklu gimana dong? " tanya saya karena saya tau istrinya masih tercatat sebagai karyawan sebuah bank swasta dan mereka baru saja memiliki seorang putra yang baru berusia 8 bulan. Lalu teman saya mulai bercerita tentang masa depannya. Kalau udah udah selesai masa probation dan udah stabil disana dia akan membawa anak dan istrinya ke Batam. Untuk sementara dia akan bolak-balik Jakarta - Batam tiap bulan. Pokoknya udah ada rencana masa depan yang cerah dari ceritanya. " Memang ya, Allah SWT selalu kasih rezeki dari sudut yang ga pernah kita tau ". Itu salah satu kata terakhir saya yang kemudian di-amin-kan olehnya.
Lalu hari Jumat 18 Februari 2011 dia pun resmi meninggalkan perusahaan ini.

Tanggal 27 Februari saya menaruh status di FB saya soal Pilkada Tangsel. Ternyata dia ikut memberi komen di status saya, dan saya baru tahu kalau dia ternyata sedang sakit.

Tanggal 28 Fabruari saya chatting via BBM dengan dia. " sakit apa? " tanya saya. Dia bilang sakit Demam Berdarah dan sedang dirawat di RS Carolus. Lalu saya bertanya tentang kantor barunya di Batam, dan dia bilang, Alhamdulillah perusahaan barunya bisa menerima.
Kemarin, hari Jumat tanggal 11 Maret saat saya sedang asyik-asyiknya mengetik, seorang teman saya berteriak-teriak memanggil nama saya. Ia bertanya " Intan, beneran ya Bambang Triyono meninggal? ". Lalu kami semua mencari kabar soal dia. Seorang teman berteriak " siapa yang punya FBnya Bambang?? ". Langsung saya teringat dan mencarinya di BB saya. Dan ternyata, teman saya itu benar meninggal dunia. Terbukti dari banyaknya tulisan bela sungkawa teman-temannya kepadanya.
Sorenya saya dan 2 orang teman mengunjungi orang tuanya. Dari mereka kami mendengar cerita lengkapnya.
Semenjak meninggalkan kantor hari Jumat 19 Februari, Minggu subuh tanggal 21 Februari dia dilarikan kerumah sakit oleh istrinya karena suhu badannya tinggi. 9 hari dirawat di RS lalu ia keluar tapi tanpa kesembuhan 100%. Ia memilih beristirahat seminggu dirumah sebelum berangkat ke Batam. Tanggal 6 Maret dia pulang kerumah orang tuanya. Tanggal 8 Maret kesehatannya makin memburuk dan meninggal dunia tanggal 10 Maret.
Pada akhirnya dia tidak pernah bergabung ke perusahaannya yang baru dan mimpi indahnya tentang tinggal bersama istri dan anaknya di Batam pun pudar sudah. Kita hanya bisa berencana dan Tuhan yang memutuskannya. Selamat jalan sahabat, semoga engkau diterima disisi-Nya....