Thursday, August 18, 2011

Tata Tertib Nonton Bioskop

Bukankah tiap kali sebelum film diputar, tiap bioskop pasti memberi tahukan tata tertib menonton bioskop??? Misalnya : matikan HP sepanjang film berlangsung, jangan berisik hingga dilarang menaruh kaki dikursi didepan kita??

Kenapa peraturan sederhana tersebut susah sekali dituruti?? Apabila peraturan kecil macam itu tidak bisa kita jalani, bagaimana dengan peraturan-peraturan lain yang lebih sulit?

Buat saya yang biasanya ga pernah punya masalah nonton dimana aja. Tapi entah kenapa saat saya nonton tiga film dibawah ini banyak sebalnya. Bukan sama filmnya. Tapi sama penontonnya.

Waktu nonton Transformers, saya yang duduk di bangku persis disebelah tangga, terganggu dengan seorang anak kecil yang selama film berlangsung sibuk berlarian turun naik tangga. Sepertinya si anak cukup bosan dengan film yang kurang bisa dia mengerti. Tapi orang tua atau kakaknya yang mengajaknya menonton tetap asyik menonton, walaupun si anak kecil tersebut berlarian bolak-balik naik turun tangga. Dan sedikit mengganggu kami par
a penonton lainnya dengan suara ketukan sepatunya di anak tangga. Buk...buk... buk... pelan memang, tapi kalau sampai harus mendengar terus menerus? apa engga terganggu juga namanya???

Harry Potter. Saya nonton Harry Potter hari Selasa malam. Yang bikin saya merasa terganggu adalah ada salah seorang yang kebetulan sedang batuk, berkali-kali batuk sepanjang film. Selesai sampai disitu?? belum! Batuknya si orang itu memancing 'batuk-batuk' lainnya. Yaaahhh..... ada batuk-batuk bersuara kecil bermunculan tiap kali orang tersebut batuk. Jadi kalau ada batuk bersuara besar muncul, lalu akan disambung dengan batuk-batuk kecil dari sepanjang sudut studio. Setelah lima-enam kali batuk barulah berhenti. Lucunya lagi, ada batuk kecil yang terhenti batuknya karena ada orang tuanya yang berteriak Sssttttt......!!!! Paham kan maksud saya??? yang dimaksud batuk kecil adalah, para anak-anak kecil sesama penonton bioskop juga.

Kung Fu Panda. Yang ini lebih seru lagi. Namanya juga film anak-anak, sudah pasti studio penuh dengan anak-anak. Tapi mbok yaaaa.... para orang tua yang mengajak anakmya menonton. Tolong nasehati anak-anak anda, bukan hanya anda dan keluarga anda yang menonton film. Tapi ada penonton lainnya yang juga ingin menonton dengan tenang. Jadi kalau anak anda sudah mulai teriak-teriak dari mulai sendalnya ketendang ke kolong kursi, soal rebutan pop corn dengan teman/saudaranya yang lain, minta minum Cocacola, berteriak hanya karena kedinginan, si anak bosan karena film yang tidak kunjung selesai atau hanya sekedar ingin teriak-teriak saja toloooooonngg... ingatkan mereka!!!!!!!

Saya memang belum memiliki anak, tetapi saya banyak belajar dari 3 kejadian diatas. Bahwa kita hendaknya lebih hati-hati apabila kita mengajak anak menonton film. Terlebih lagi menonton di bioskop dengan suasana yang gelap, film yang lumayan panjang untuk ukuran anak kecil hingga ruangan studio yang dingin. Ada anak yang memang betah dan menikmati tiap menit menonton film tersebut. Tetapi banyak anak yang tidak betah untuk dipaksa duduk lama. Sebagus apapun filmnya, kalau si anak sudah tidak nyaman tetap saja dia akan ribut ujung-ujungnya.

Belum lagi orang tua yang tidak bisa memilih-milih mana film yang bisa mengajak anak kecil nonton bersama, misalnya seperti Transformers 3 diatas. Biar bicara soal film robot, tapi belum tentu anak kita mau dan betah menontonnya. Nonton Kung Fu Panda saja gak betah, apalagi Transformer atau Harry Potter.
Kalau anda ingin membawa rombongan anak-anak untuk menonton film, ingatkan untuk tidak berisik sepanjang film berlangsung. Tawarkan apakah si anak ingin pipis dulu sebelum masuk studio, jadi kami para penonton yang lain tidak perlu mendengar teriakan " mau pipis " hingga 4 kali berturut-turut. Bagikan snack sama rata agar tidak ada teriakan saling berebut selama film berlangsung. Terakhir tips apabila anda mau mengajak nonton sepasukan anak-anak, bawalah pasukan pendukung yang cukup. Jangan hanya 2-3 orang dewasa harus menjaga 12 orang anak.

Terakhir yang mau saya bahas adalah soal mematikan HP selama film berlangsung. Susah banget ya melakukan hal tersebut? Kalau anda sedang menunggu telpon penting dari seseorang, lebih baik anda jangan menonton film. Menonton film membutuhkan suasana tenang. Gangguan-gangguan kecil macam suara alert SMS hingga alert di BBM kalau bisa dimatikan dulu. Bukankah ada fitur silent di BB/telpon anda?? Bukan cuma suara dari BB/telpon anda yang mengganggu penonton lain. Tapi lampu dari layar HP/BB anda yang demikian terang apalagi apabila menyala didalam studio bioskop yang gelap pasti sangat mengganggu. Saya contohnya tadi sewaktu nonton Kung Fu Panda. Mendadak mbak-mbak disebelah saya mendapat telpon, dan lampu yang menyala dari layar telponnya mengganggu mata saya. Belum lagi saya 'terpaksa' harus mendengarkan si mbak bercakap-cakap dengan lawan bicaranya selama beberapa saat. Harap dimaklumi juga kami berada didalam studio bioskop, si mbak tidak bisa bicara agak keras, akibatnya beberapa kali dia terpaksa harus bersuara keras dan mengulang-ulang pembicaraannya berkali-kali. Haduuuuhh.......

Jadi toloooooooonng buat yang mau nonton. Baca, perhatikan dan turuti tata tertib yang ditulis dilayar bioskop sebelum film diputar yaaaa.........

Akhirnya............

Ingat kan beberapa waktu lalu, saat saya sedang ketemuan dengan teman di Starbucks Bintaro Plaza, tiba-tiba suami saya datang menghampiri dan bilang " tau ga, sebentar lagi Harry Potter dan Transformer 3 bakal diputar di 21-Bintaro Plaza ".

Naaahh..... sekarang dengan bangga saya bilang, saya sudah nonton Transformers, Harry Potter daaaann.... Kung Fu Panda :-))
Hebatnya lagi, dua minggu terakhir ini, Bintaro Plaza yang biasanya selalu memutar film-film hantu lokal, seluruh studionya memutar film asing semua. Transformer, Harry Potter dan Fast Furious, semuanya berganti-ganti. Bahkan ada 1 film yang diputar hingga di 2 studio!!!!
Perhari ini, tadi sore saya nonton Kung Fu Panda, yang dapat kesempatan di putar di 2 studio adalah Transformers 3!!!

Gak tau saya patut bersyukur atau tidak. Walaupun saya sempat membatin dalam hati untuk membesarkan hati saya bahwa, gak apa gak nonton di bioskop, toh nanti juga bakalan diputar di HBO walaupun harus menunggu setahun dulu. Tapi kesampaian juga saya menonton.
Buat saya sih, 50-50 deh antara film box office dan film Indonesia juga gak apa-apa. Asalkan film Indonesianya yang bermutu. Bukan sekedar film Arwah Penasaran tetapi memasang poster para pemeran wanita dengan pakaian minim :((


Wednesday, August 17, 2011

Goodbye Harry Potter

Semalam saya akhirnya menonton Harry Potter terakhir, Deadly Hollows part 2, dan berakhirlah 'petualangan' saya bersama penyihir kecil hingga ABG yang memiliki tanda didahinya tersebut selama 10 tahun ini.

Perkenalan saya dengan sosok Harry Potter dimulai diawal tahun 2000 lalu, waktu itu saya ingat adik saya sedang membaca novel Harry Potter pertama (The Sorcerer's Stone) yang ia pinjam dari temannya. Saya pun turut ikutan membaca, dan dari situ saya mengenal sosok Harry Potter, Hermione Granger serta Ronald Weasley yang juga pertama kali bertemu di gerbong kereta yang membawa mereka ke Hogwarts.

Dari situ saya makin mengenal Harry Potter dan dunia sekitarnya, tentang pertandingan Quidditch, 4 asrama (Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw dan Hufflepuff), beberapa mata pelajaran di Hogwarts seperti kelas Ramuan, kelas Penangkal Ilmu Hitam sampai beberapa mantera yang sering di ulang-ulang di kisah Harry Potter seperti Accio, Lumos hingga mantera yang menyebabkan kematian seperti Crucio dan Avada Kedavra. Saya mengenal guru-guru di Hogwarts seperti Profesor Albus Dumbledore sang kepala sekolah yang bijak, Profesor McGonagall sang kepala asrama Gryffindor, Professor Severus Snape guru ramuan sampai Hagrid sang raksasa yang tinggal didekat sekolah Hogwarts dan selalu membantu Harry bersama dan sahabat-sahabatnya.

Selain tokoh baik, saya mengenal beberapa tokoh lain di kisah ini. Misalnya muggle (sosok penyihir tanpa darah penyihir dalam hal ini adalah Hermione Granger) atau paman Harry yang selalu jahat pada Harry (Paman Dursley) juga tokoh-tokoh lain macam Dementor, Goblin, Peri Rumah, hingga para Pelahap Maut.

Jangan lupa, setiap kisah pasti ada tokoh jahatnya dan dalam hal ini adalah Kau-Tahu-Siapa alias Lord Voldermort alias Tom Riddle yang juga merupakan salah satu mantan murid di Hogwarts yang mempelajari ilmu hitam. Dia pula yang membunuh kedua orang tua Harry Potter namun gagal membunuh Harry karena Harry dilindungi oleh mantra ibunya. Sehingga sejak buku pertama hingga buku keenam kita akan melihat setiap usaha Voldermort dalam membunuh Harry Potter. Atau teman Harry sesama murid di Hogwarts yaitu Draco Malfoy yang sejak awal mereka bertemu selalu berusaha mengganggu hingga berusaha membunuh Harry. Tetapi pada akhirnya Draco malah diselamatkan Harry sewaktu mereka terjebak kebakaran di Kamar Kebutuhan.

Saya memang bukan termasuk penggemar berat Harry Potter, tapi saya tidak pernah ketinggalan membeli atau menonton filmnya. Buku Harry Potter pertama yang saya beli justru di buku yang ke-4 (Goblet of Fire). Saya ingat waktu itu beli buku Harry Potter ke-4 berhadiah sebuah tas warna hitam.
Buku ke-5 Harry Potter (Orde of Phoenix) saya pinjam dari teman saya yang waktu itu justru baru dia beli dan saya berjanji menyelesaikan membaca selama 2 hari. Sewaktu buku ke 6 terbit (Half Blood Prince), akhirnya saya membeli buku ke 1 hingga buku ke 3 (The Sorcerer's Stone, Chamber of Secret dan Prisoner of Azkaban).

Sewaktu mulai membaca buku ke-7, saya selalu membayangkan seperti apa serunya perang di Hogwarts nanti. Terus terang, dari 3 buku terakhir Harry Potter memang sudah mulai terlihat perang sesungguhnya antara para penyihir baik dan penyihir jahat. Satu demi satu para penyihir baik berguguran seperti Alastor Moody, Sirius Black hingga Remus Lupin. Hingga puncaknya di buku terakhir, dimana ada perang terbuka antara penyihir hitam dan penyihir putih di pertahanan terakhir, yaitu Hogwarts.

Ada rasa senang sekaligus sedih dengan selesainya film terakhir ini. Karena sudah pasti saya akan berpisah dengan sosok-sosok yang sudah menemani saya selama 10 tahun terakhir ini. Saya mengenal 3 sosok utama sejak mereka masih berusia 10 tahun (ingat gak rambutnya Hermione yang keriting mekar di film pertama? tetapi semakin dewasa ia menjadi makin cantik dan rambut keriting mekarnya sudah hilang). Senangnya karena pada akhirnya mereka yang baik pasti akan menang walaupun penuh dengan pengorbanan. Hingga si kembar bersaudara dari keluarga Weasley pun terpisah karena salah satunya meninggal dalam perang di Hogwarts. Walaupun saya sempat terganggu dengan kondisi mental Harry yang sering diaduk-aduk oleh Voldermort. Dan proses pengumpulan Hocrux yang melelahkan tetapi akhirnya si penyihir hitam pun dapat dikalahkan.

19 tahun kemudian, Harry yang menikah dengan Ginny Weasley. Ron Weasley yang menikah dengan Hermione Granger bertemu kembali di peron 9 3/4 stasiun King Cross untuk mengantarkan anak-anak mereka bersekolah di Hogwarts.

Goodbye Harry Potter, Goodbye Hogwarts....




Tuesday, August 9, 2011

Prolaktin

Hormon ini menjadi momok saya disetiap saya melakukan program.
Sejak saya memulai program kehamilan ini tahun 2003 lalu, hormon prolaktin saya selalu betah bertengger diangka-angka tinggi.
Suatu ketika seorang dokter kandungan sampai menyuruh saya melakukan CT Scan karena beliau takut ada tumor di otak saya. Sementara prolaktin diproduksi diotak para wanita.
Hormon prolaktin ini adalah hormon yang menghasilkan air susu ibu. Jadi, dalam kasus saya dimana saya belum pernah hamil dan melahirkan. Tingginya hormon prolaktin ini membuat saya susah hamil karena menekan si prolaktin menekan fungsi indung telur (ovarium) yang akibatnya dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid.

Untuk wanita yang tidak dalam kondisi hamil, nilai maksimum hormon prolaktinnya adalah 29.2. Sementara saya ??? 40!!!

Dulu tiap kali saya mengecek hormon prolaktin dan hasilnya selalu tinggi, dokter-dokter kandungan saya selalu menanyakan hal paling mendasar " apakah hidup saya penuh dengan stress? ". Awalnya saya sampai bingung. Hidup saya tidak terlalu stress. Ada stress tapi tidak tinggi, apalagi suami saya selalu mendampingi. Mungkin stress saya bukan seperti orang lain. Tapi stress yang bukan datang dari diri saya sendiri. Bagaimana dengan sekeliling saya? keluarga? teman? tetangga?

Saat saya kembali berniat memulai program ini momok terbesar saya tetap si hormon prolaktin ini. Dan lagi-lagi dokter meminta saya memeriksa hormon prolaktin ini bersama dengan hormon-hormon yang lain (LH, FSH dan Estradiol) sebagai langkah awal memulai program. Seperti biasa saya akan mulai stress, padahal saya dilarang stress oleh dokter karena salah satu pemicu hormon prolaktin yang tidak stabil adalah stress ini. Jelas bagi saya, prolaktin dan stress bukan kombinasi yang baik.

Karena itu sebelum saya memulai program, bersama suami saya berpikir apa yang akan kita lakukan untuk meredam tingkat stress saya? Yang pertama dilakukan suami saya adalah : menjauhkan si BB dari saya. Jauuuuuhh sejauh-jauhnya. Sampai akhirnya saya dan suami menemukan cara meredam stress saya : mematikan ringer BB dan telp CDMA saya. Setelah itu hubby membuat saya hanya mengenal 1 kata saja : happy. Saya hanya menerima isi BB yang tidak membuat saya stress. Selebihnya saya hapus jauh-jauh. Terserah orang mau bilang apa. Saya males menaruh status di FB, saya malas berdiskusi berat-berat di BBM. Banyak yang bilang beberapa bulan lalu, saya jadi sosok yang egois. Terserah, saya hanya ingin tenang.

Butuh waktu beberapa bulan untuk meredam stress ini. Apalagi saat itu saya sempat menjalani masa-masa persiapan adopsi. Tapi hubby membiarkan saya melakukan semua yang saya senangi. Yang tidak boleh cuma satu : stress. Sebelum saya tenang, kita tidak akan memulai program ini. Ini alasan saya melakukan itu semua. Ada sejumlah uang yang saya bayarkan untuk program ini, dan kali ini saya tidak ingin uang saya habis sia-sia saja.

Dunia saya beberapa bulan terakhir selain kantor? rumah! Saya menghabiskan waktu saya dirumah membaca buku-nuku koleksi saya selama weekend, memasak berbagai resep baru yang saya temukan di internet. Saya jarang menginjakkan kaki saya di mall. Saya pergi ke mall hanya bila ada janji dengan seseorang. Hubby benar-benar menjaga saya supaya tidak lelah dan stress. Kata hubby, kalau saya terlalu lelah mood saya pasti ajrut-ajrutan. Hubby juga berkorban dengan memilih berada dirumah menemani saya. Apalagi kemacetan saat macet sekarang ini sudah dalam tahap tidak wajar. Selain itu yag paling penting, saya belajar menyesuaikan diri. Sehabis IUI ini saya akan habis-habisan istrirahat selama 2 minggu. Dokter sudah menyarankan untuk saya tidak pergi kemana-mana dulu. Makanya saya belajar membuat diri saya semakin betah dirumah.


Saat tiba waktunya untuk saya melangkah ke lab dan kembali memeriksa hormon-hormon ini. Langkah saya tetap saja berat. Saya sebal akan kembali mendapat tatapan dari dokter kandungan saya dan mereka akan kembali melontarkan pertanyaan " ibu stress ya? ".

Sewaktu saya menerima laporan hasil test saya, saya tidak bisa menahan rasa tidak percaya sewaktu melihat tulisan angka 10 pada hasil test prolaktin saya. Sepuluh!!!! ya benar, sepuluh!!!! Semua hal yang saya lakukan akhirnya ada hasilnya. Pengorbanan hubby pun jadi tidak sia-sia. Sampai waktu kami konsultasi ke dokter, hubby berulang kali sampai nanya " ini benar ya dok, angka prolaktinnya cuma 10? benar ya dok? udah normal ya? " Alhamdulillah....

Momok saya terhadap hormon nakal ini hilang sudah. Sekarang tinggal menjaga supaya hormon ini tetap stabil saat proses IUI berlangsung. Jadi bisa bantu saya dengan tidak membuat saya stress??? Minimal sampai dua bulan kedepan saja. Saya mohon.............


Kisah selama program

Selama program hamil ini saya sudah punya beberapa 'sahabat' seperjuangan. Mereka ada yang sudah 5 tahun, 8 tahun bahkan ada yang baru 2 tahun udah ikutan program. Buat saya, mereka adalah teman seperjuangan saya.

Tempat kongkow kami biasanya di kafetaria rumah sakit, tempat kami melakukan program. Awalnya hanya saya dan N. Kami saling mengenal karena kami pakai dokter yang sama untuk program. Masalah saya dan N memang tidak sama, tapi kembali lagi ke atas. N adalah teman seperjuangan saya.

Dari N saya mengenai V yang juga berasal dari dokter yang sama. Lalu dari V saya mengenal A. Setelah itu kami bertukar nomor PIN dan makin sering chat di BB untuk saling memberi kabar dan menceritakan program atau terapi apa yang akan kami lalui.

Kami berempat sudah melakukan hal-hal yang ditentukan oleh dokter untuk keberhasilan program. Mengkonsumsi berbagai macam hingga bolak-balik lab untuk mengecek berbagai macam hal-hal yang bisa kelak mengganggu program kami.

Suatu ketika saya sedang duduk di kafetaria RS Pondok Indah setelah menjalani program HSG. Dengan perut yang masih terasa sangat mulas, saya memaksakan diri duduk agar lebih cepat sembuh, walaupun pihak tadiologi RS Pondok Indah menawarkan kamar khusus untuk saya memulihkan diri. Di program HSG ini, dokter radiology mengatakan " kalau ibu merasa mulas banget berarti rahimnya sehat. Kalau tidak mulas berarti rahimnya bermasalah ". Entah saya harus gembira atau tidak. Selesai HSG saya merasa sangat mulas. Ini berarti tidak ada masalah dengan rahim saya, tapi disatu sisi, mulasnya rasanya perpaduan antara pengen buang air besar dicampur dengan pertanda menstruasi. Ampuuuuuuuuuuunnnn.........

Tiba-tiba V yang baru saja selesai periksa darah di lab menghampiri saya dan kami pun bercakap-cakap. Sejenak saya lupa dengan perut mulas saya. Dan V juga datang dengan siku tangan bagian dalam yang sudah dilapisi plester.

Kami pun terlibat obrolan yang cukup menarik. Salah satunya adalah pandangan negatif kepada kami para wanita yang belum diberikan keturunan. Entah kenapa, saya tidak pernah menganggap apa yang terjadi pada saya sebagai aib. Ini bukan mau saya, tapi memang Allah belum memberikannya kepada kami. Dan saya menjalankannya dengan happy-happy aja.
V merasa hanya suaminya yang mendukungnya sementara sisanya dia harus melakukannya sendiri. Belum lagi cemooh yang selalu mampir ditelinganya tiap kali dia memulai program baru. Padahal semua program tersebut dia lakukan tanpa sepeserpun meminta bantuan pada orang lain.

" Yang gue butuhin cuma doa loh padahal " katanya sedih sambil menyeruput segelas teh manis hangat.
Saya melarangnya bersedih dan stress memikirkan hal tersebut. Lagi-lagi bagi kami, sedih, stress bisa menganggu kestabilan hormon kami. Kalau hormon tergangggu? program akan berantakan lagi.

Buat mereka yang tidak pernah mengikuti program seperti kami. Karena Tuhan memberikan keturunan dengan mudah, atau bagi mereka yang hanya sekali program dan langsung berhasil bukan tidak mungkin memiliki sedikit cara pandang yang salah terhadap kami.

Misalnya seperti V yang sudah berjuang selama 8 tahun dan sudah bolak-balik program tapi belum berhasil. Tiap kali program selalu ada masalah didalam tubuh V. Tapi V tetap maju dan bersemangat mengikuti program baru. V dan saya butuh disemangati tapi jangan jatuhkan kami dengan kata-kata " program apa lagi sih? buang-buang uang aja. Mending berhasil ". Apa mereka lupa? dokter bukan Tuhan. Dokter hanya membantu kami mengobati atau memperbaiki yang salah. Tetapi semua balik lagi kepda kehendak Tuhan. Jadi seperti saya, V atau N yang sudah berkali-kali ikut program tapi masih belum berhasil. Kami cuma minta doa dan dukungan. Jangan membuat kami merasa bersalah, pusing atau hal-hal lain yang membuat kami jadi sedih.

Terakhir, saya hanya memberikan tips kepada V apa yang saya lakukan untuk membuat saya tenang menghadapi program ini.

1. Matikan ringer BB karena hal tersebut sangat baik untuk kesehatan jiwa dan telinga
2. Delete orang-orang yang kamu anggap mengganggu (saya mendelete sekitar 30 orang dari contact BB saya waktu mulai menjalankan program ini)
3. Abaikan isi-isi BB yang bisa mengganggu ketenangan (kalau kamu tidak bisa mendelete so contact tsb). Kan ada fitur clear chat toh?
4. Buat diri kamu tenang dan bahagia demi klancaran program ini.

Sudah hampir setahun saya melakukan hal ini. Saya membuat diri saya tenang lahir batin terlebih dahulu sebelum memulai program. Saya ingin, sewaktu saya memulai program ini saya tidak bersedih, marah, stress. Saya cuma ingin punya rasa semangat dan gambira saat melalui hari-hari program ini walaupun tahu semuanya tidak mudah. Urusan program ini berhasil atau tidak, semua saya serahkan kepada Tuhan yang diatas. Yang penting saya berusaha menjalankan program ini dengan sebaik-baiknya.