Thursday, December 27, 2012

Jalan-Jalan 2

Empat tahun kemudian (tepatnya awal Desember kemarin) saya kembali membawa 50 orang ibu-ibu arisan dengan tujuan Bogor.

Kali ini tim kami lebih solid dengan persiapan yang lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.
Sejak persiapan hingga keberangkatan hanya memakan waktu 1 bulan. Itu pun masih diselingi dengan tingkah dan polah ibu-ibu calon peserta yang unik-unik.

Dengan dana yang terbatas kami berhasil memberangkatkan mereka menggunakan sebuah bis AC besar. Supaya seru saya minta para ibu menggunakan dresscode berwarna biru hihihihihihi.... Otomatis mereka heboh lagi. Malah ada yang udah spesial membeli baju dengan warna lain untuk acara jalan-jalan tersebut, terpaksa harus membeli lagi baju yang lain yang berwarna biru.

Tujuan pertama Kebun Raya Bogor. Jangan ditanya kapan terakhir saya kesini. Untungnya dengan kemajuan teknologi kita bisa mendapatkan semua hal tentang KRB (termasuk harga karcis tanda masuk hingga apa saja yang ada didalamnya lewat internet). Supaya enak, para ibu kita ajak keliling KRB dengan mobil khusus plus ada guidenya juga yang menjelaskan seluk beluk KRB. Saya jadi ikutan belajar. Kita ditunjukkan pohon-pohon yang usianya sudah lebih dari satu abad, kuburan Belanda, makan keramat yang konon katanya masih ada hubungan dengan kerajaan Siliwangi, Istana Bogor, bunga-bunga pemberian Putri Belgia dll.

Setelah puas berkunjung ke KRB selanjutnya makan siang. Restaurant yang saya buking juga atas dasar referensi via teman dan internet. Pokoknya teman bilang Restaurant De'Leuit, langsung saya cari di internet. Banyak yang bilang enak dan tempatnya bagus. Langsung kita buking. Alhamdulillah para ibu ga ada yang memberi komentar negatif.

Tujuan selanjutnya adalah Tajur. Disini saya sudah tidak nafsu belanja karena asma saya kumat. Tetapi para ibu dengan heboh belanja tas, koper, travelling bag, sepatu hingga dompet. Saya yang ditarik kesana-kesini untuk dimintakan pendapatnya. Saya sih iya-iya aja padahal nafas saya udah ngak-ngik-ngok karena asmanya kumat :D

Terakhir berbelanja roti unyil dan asinan. Saya ikutan membeli sebagai 'syarat' mengunjungi Bogor untuk keluarga dirumah. Selain membeli asinan dan roti, ternyata ada ibu-ibu yang melenceng membeli talas atau pisang tanduk.Terserah saja.... saya masih ngak-ngik-ngok nafasnya.

Jam 6 sore kami sudah sampai lagi di Bintaro. Saat turun dari bis tidak ada acara ribut-ribut teriak sana-sini karena saya sudah meminta para ibu untuk melabeli plastik belanjaan mereka dengan nama mereka masing-masing. Jadi begitu sampai di Jakarta mereka bisa langsung ambil barang belanjaan masing-masing tanpa takut tertukar. Semua berjalan dengan lancar.

Jalan-jalan kali ini memang lebih rapih dibanding 4 tahun lalu. Sabar saya kembali diuji hingga 150 % untuk mengurus para ibu dengan polahnya masing-masing. Yang menyenangkan adalah begitu acara selesai mereka memberikan banyak pujian dan mengucapkan banyak terimakasih karena sudah diajak jalan-jalan. Yang kurang cuma satu..... ternyata empat tahun berlalu, dulu saya belum sadar punya penyakit asma, sementara tahun ini asma saya harus kumat ditengah acara... hihihihi

Thursday, December 13, 2012

Jalan-Jalan-1

Salah satu rutinitas arisan di RT saya adalah jalan-jalan. Ada uang arisan yang kita sisihkan dan masuk kedalam kas, nah uang inilah yang kita pakai untuk membiayai perjalanan kita.

Empat tahun lalu saya ikut jalan-jalan pertama dengan grup arisan RT saya. Tujuannya Bandung.

Saya sebagai ketua rombongan membawa 50 orang ibu-ibu seusia mama saya. Berhubung membawa ibu-ibu, tujuannya ga jauh-jauh dari urusan ibu-ibu. Apalagi kalau bukan belanja panci di pabrik panci Bima, ke Kartikasari, belanja tas di Elizabeth dan berakhir dengan belanja di factory outlet.

Sayangnya dulu bis yang membawa kita pakai acara mogok segala, sehingga kita sempat terlunta-lunta selama 3 jam menunggu bus pengganti.

Yang paling unik adalah saya harus memakai sabar saya hingga 150%. Maklum bawa ibu-ibu yang seusia mama saya. Kalau 1 aja bikin pusing, ini 50 orang!!. Semua punya keinginan macem-macem. Kalau mau sesuatu harus berhenti saat itu juga. Engga peduli ada di jalan raya yang mobilnya ngebut-ngebut. Pokoknya kalau liat FO harus stop. Sementara banyak diantara mereka yang turun naik bis aja mesti dituntun. Tapi sih, saya seneng-seneng aja. Jadi kesannya banyak.

Dulu untungnya ada temen saya yang bisa dimintain tolong untuk menkonvoy bis kami. Jadi si supir bis hanya tinggal mengikuti mobil teman saya itu.

Walaupun masalahnya banyak, tetapi Alhamdulillah lancar semua. Itu empat tahun lalu......

Arisan

Siapa sih yang ga pernah ikutan arisan? Seumur-umur, saya pernah beberapa kali ikutan arisan.
Arisan pertama saya sekitar tahun 2001 dikantor lama. Lalu pernah ikutan arisan bareng temen-temen kuliah, temen SMP tapi semuanya engga berlanjut lama.
Arisan paling lama yang saya ikutin adalah arisan di RT. Arisan ini udah saya ikutin dari sejak pertama kali pindah kerumah saya ini (tahun 2005).
Maksud awalnya ikut arisan supaya kenal dengan warga (terutama para ibu-ibu). Sekalian bersilaturahmi. Mengingat waktu itu saya masih kerja dan kalau harus silaturahmi satu persatu kerumah tetangga kayaknya ribet. Maka dari itu, saya pilih ikut arisan aja.

Lewat arisan saya jadi lebih mudah mengenal para ibu-ibu warga RT tempat saya tinggal. Walaupun status saya paling kecil usianya tapi tidak sulit bagi saya berbaur.

Setelah lama ikut arisan RT, saya jadi makin mudah berinteraksi dengan warga lain. Kalau ada yang bikin acara keriaan, saya pasti diundang. Kalau ada yang meninggal saya bisa ikut serta membantu.

Yang paling seneng dulu waktu masih kerja adalah, saya suka minta titip jagain rumah ke para tetangga. Dan dengan senang hati mereka mau. Untungnya saya kenal dengan mereka. Coba kalau saya cuek-cuek aja ga mau berinteraksi dengan tetangga, mungkin kalau saya mintain tolong, mereka juga cuek-cuek juga.

Jadi kalau ada yang bilang arisan RT buang-buang waktu, saya sih ga ngerasa begitu. Toh rutinitas arisannya cuma 1x sebulan. Waktunya paling-paling 2 jam. Ga susah kan? Sesibuk-sibuknya kita, masa sih ga bisa ngeluangin waktu sebentar aja? Kalau emang sibuk banget, saya juga sering skip arisan. Atau datang sebentar kasih uang trus pergi lagi (kalau harus pergi). Kalau ga ada apa-apa, saya ikut acara arisan tersebut hingga selesai.

Kalau harus ketempatan juga ga ribet. Mungkin saya pada dasarnya bukan orang yang suka membuat segala sesuatunya jadi ribet, saya sih happy-happy aja kalau ketempatan arisan. 

Jadi bagi saya arisan RT adalah salah satu sarana silaturahmi yang paling efektif untuk bersosialisasi dengan lingkungan kita.