Friday, July 29, 2011

Toy Story

Kapan terakhir kamu menangis?
Kalau saya tadi malem waktu nonton Toy Story 3 yang diputar ulang di Star Movies. Padahal saya nonton hanya kebagian setengah jam terakhir aja karena ada urusan dulu sepulang kantor.
Sebagai orang yang terkenal cengeng, air mata saya mulai keluar sewaktu para boneka milik Andy saling berpegangan tangan saat mereka sadar akan jatuh kedalam tempat peleburan besi. Tapi akhirnya mereka diselamatnya oleh boneka 3 aliens dari planet Pizza.

Lalu saya sedih lagi sewaktu semua boneka tersebut pulang kerumah Andy dan mereka memisahkan diri kedalam kardus yang berbeda. Hanya Woody yang dibawa Andy karena ia akan pergi kuliah ditempat baru masuk kedalam kardus bertuliskan College. Sisanya masuk kedalam kardus bertuliskan Attic, yang artinya mereka akan disimpan didalam loteng. Ucapan perpisahan dan Buzz Lightyear kepada Woody " you'll know where to find me " katanya sebelum masuk kedalam kardus bertuliskan Attic tersebut.

Ternyata kardus yang bertuliskan Attic disumbangkan Andy kepada Bonnie, seorang anak perempuan penyayang boneka. Satu demi satu boneka tersebut dimainkan Andy didepan Bonnie.

" Ini Jessie, si koboy perempuan, dia tidak pernah jauh-jauh dari kuda kesayangannya Bullseye "
" Ini Rex, si dinosaurus paling kejam.... "
" Ini Mr dan Mrs Potato Head, mereka tidak bisa dipisahkan karena mereka saling mencintai "
" Ini Slinky si anjing yang baik "
" Ini Hamm, si babi licik, tapi dia akan membantu menyimpan uangmu "
" Ini tiga aliens aneh dari Planet Pizza "
" Ini Buzz Lightyear, polisi ruang angkasa. Dia akan melindungimu dari kejahatan si Zorg. Lihat dia punya senjara sinar laser "

Lalu Bonnie melongok kedalam kotak dan berteriak " hey cowboy.... " sambil menunjuk Woody yang tergeletak didasar kotak. Awalnya Andy berat menyerahkan Woody kepada Bonnie " he's my best friend " kata Andy sambil memeluk Woody. Akhirnya Woody pun diserahkan Andy kepada Bonnie sambil berpesan " tolong jaga mainan tersebut dengan baik ". Okeee.... air mata saya mengucur lagi dengan deras.

Saya ingat menonton Toy Story ini sewaktu tokoh Andy masih kecil. Di Toy Story 1 sewaktu perkenalan Woody dengan Buzz atau di Toy Story 2 sewaktu masuk tokoh Jessie si koboy perempuan. Jadi saya, si anak cengeng ini ngerti banget beratnya Andy kehilangan Woody dan mainan-mainannya yang lain.

Tapi dari film itu saya belajar, bahwa berpisah dengan sesuatu yang kita sayangin bukan berarti selesai. Tuhan selalu punya rencana indah dibalik semuanya. Andy masuk kuliah sementara mainan-mainan Andy punya banyak teman baru dan tidak hanya teronggok diatas loteng saja.

Jadi untuk sebuah perpisahan yang akan saya alami hari ini, saya jadi ga begitu sedih. Belajar dari film Toy Story yang saya tonton tadi malam. Saya tahu, suatu hari nanti Tuhan akan memberikan saya sebuah hal baru yang lebih baik dari perpisahan saya hari ini.


Thursday, July 28, 2011

Film

Jujur aja saya sama hubby ga addict-addict amat nonton bioskop. Bisa nonton syukuuuurrr.... ga nonton juga ga apa-apa. Saya dan hubby ga termasuk golongan yang ngebela-belain antri nonton bioskop demi sebuah film. Pasti inget deh waktu jamannya 2012 lagi booming. Antri sana-sini sampe ada yang kehabisan karcis. Ga pernah tuh saya nonton Premier. Pokoknya nonton titik!!! dimana aja, kapan aja.... ga peduli juga mau 3D atau bisokop biasa. Pokoknya nonton!!

Apalagi hubby.... wong mau makan di GM tapi pake acara ngantri aja malesnya setengah mati. " Pokoknya yaaa... selama di PI Mall ini masih banyak restaurant, ga mau aku ngantri-ngantri gitu.... " hihihihihi...

Balik lagi ke film.

Waktu kita pacaran emang kita banyak ngabisin waktu di bioskop. Kita pernah kena dramanya Pearl Harbor dimana kita kesana-kesini kehabisan tiket. Lucunya makin mendekati ke nikah, eh hubby malah makin sering malam mingguan dirumah ortu saya. Ritualnya?? tidur!!!! Yup, jam 9 sampe jam 11 malem pasti dia tidur diruang tamu. Sementara saya?? nepok-nepokin nyamuk yang nemplok di badannya hubby :))
Waktu itu ceritanya kita mau berhemat buat biaya nikah, jadinya acara malam mingguan pindah dirumah aja.

Semenjak nikah juga gitu. Saya dan hubby males untuk bela-belain nonton jauh-jauh. Waktu baru nikah dan masih tinggal dirumah mertua, memang saya nonton lebih banyak di PIM (waktu itu PIM masih ada 1) karena posisi rumah mertua yang ga begitu jauh dari PI Mall. Trus waktu punya rumah, nontonnya malah pindah ke Bintaro Plaza.

Secara level emang nonton di BinPlaz ini kaya turun level. Dari film-filmnya, penontonnya. Tapi sudahlaaahh... toh yang penting filmnya bener. Biasanya kalo mau nonton saya udah janjian sama hubby, " ntar hari Jumat nonton yuk di BP yang jam 7 atau jam 8 malem, film ini ". Nah saya atau hubby dulu-duluan beli tiketnya. Siapa yang sampe duluan di BinPlaz dia yang beli tiket. Sebelum nonton kita makan dulu biasanya.

Ada kejadian lucu di BinPlaz. Waktu itu ceritanya Transformer 2 udah main di beberapa bioskop ditengah kota. Sementara di BinPlaz masih beredar film-film hantu lokal. Nah seperti biasa saya bilang " ntar kalo transformer udah main di BP, nonton yuk ". Hubby mau.
Tunggu punya tunggu, tiap ke BinPlaz saya selalu sempatkan mampir ke bioskopnya. Eh kok Transformer 2 belum ada juga yaaa??? di bagian Coming Soon-nya juga ga ada. Akhirnya sampe Transformer 2 habis masa putarnya, ternyata film itu ga pernah mampir ke BinPlaz. Dan seperti biasa, yang beredar di BinPlaz film hantu-hantu lokal lagi.

Semenjak kejadian itu, tiap kali ada film bagus kita 'berjuang' untuk nonton minimal ke PI Mall. Ga mau kecolongan lagi. Tapi lucunya kita malah milih nonton pas filmnya udah nyaris habis masa tayangnya di bioskop. Lagi-lagi.... karena saya dan hubby ga mau repot-repot ngantri panjang.

Waktu film box office ga masuk ke Indonesia, kita ga begitu terganggu-terganggu amat. Sebel sih kalo liat traillernya di TV misalnya kaya Green Lantern, Transformer 3. Tapi ga nyesek-nyesek amat juga. Sampe saya pernah ngebatin dalam hati " ga apa-apa deh ga nonton di bioskop. Sabar aja nunggu setahun, ntar juga diputer di HBO ". Hihihihihi....

Di twitter sering ada yang sounding, bahwa film box office mau masuk Indonesia lagi. Tapi begitu hari H-nya lewat begitu aja. Tiba-tiba pas saya lagi asyik-asyik ngopi sama seorang teman di Starbucks BinPlaz, hubby jalan-jalan di BP dan mampir ke bisokopnya. Begitu balik lagi ke Starbucks dengan sumringah dia bilang " tau gak, Harry Potter: The Deadly Hollows 2 sama Transformer 3 mau tayang di Bintaro Plaza ".

Nonton film sering jadi sarana saya ngelepasin sumpek. Sumpek sama kerjaan kantor, sumpek sama kondisi sehari-hari yang monoton gitu-gitu aja. Makanya waktu hubby bilang bahwa Transformer 3 dan Harry Potter mau ditayangin di BinPlaz sepertinya saya perlu bilang " Alhamdulillah.... akhirnyaaaa......... "

Saya ingat beberapa minggu lalu pulang kantor hari Jumat, saya pusing dan saya ngajak hubby nonton apa aja yang ditayangan di BinPlaz " pokoknya nonton, apa aja deeeh ". Hubby tersenyum dan bilang gini " yuk, mau nonton apa? Kuntilanak Penasaran atau mau nonton Arwah Mandi Goyang Pinggul? " Saya yang ga percaya langsung menarik tangan hubby ke dalam bioskop, ujungnya saya makin pusing. Ini bioskop atau rumah dukun sih? Kok isinya, Arwah, Jenglot, Kuntilanak......????

Monday, July 25, 2011

Program #2

Ada yang nanya kenapa saya butuh waktu 3 tahun buat semangat lagi??? Simple :
1) Saya harus nabung dulu
2) Saya harus nyiapin mental

Obrolan terakhir saya dengan seorang teman yang kebetulan dikasih kemudahan oleh Tuhan buat ngedapetin anak berakhir dengan kata-kata " baru tau gue ternyata segitu beratnya ya program hamil itu ". Yup! berbahagialah kalian yang diberi kemudahahan.

Kenapa nabung?

Mereka yang udah sukses hamil pasti tau banget ada serangkaian test yang harus dijalani oleh para ibu hamil. Sementara kita?? Sama malah cenderung lebih rumit. Weekend kemarin teman saya menanyakan mengapa siku bagian dalam kedua tangan saya memar-memar. Itu karena hari Rabu minggu lalu saya melakukan pengambilan darah tiga kali dalam waktu kurang dari 1 jam. Tiap 15 menit sekali saya dipanggil untuk diambil darahnya 1.5 ampul (karena banyaknya test yang harus saya lalui, 1 ampul dirasa ga cukup. Sehingga tiap kali pengambilan dilakukan pengambilan 1.5 ampul). Saya ingat waktu tangan kiri-kanan saya sudah diplester dan kemudian saya dipanggil lagi untuk pengambilan darah ke-3, saya sampe bilang ke mba Fridya " terserah mbak deh mau ditusuk dimana lagi saya " hihihihi...
Nah untuk cek lab ini itu cukup menguras dompet biayanya. Makanya saya pernah ngetwit di twitter kalo saya paling takut bawa lembar permohonan pemeriksaan lab dimana dokter kandungan saya memberikan banyak contrengan apa saja yang harus saya test. Karena begitu si mbak kasir di lab selesai menghitung, akan keluar angka... " jadi total semuanyaaaa...... engingeng... ". Untungnya tiap kali urusan ini hubby ga pernah menunjukkan ekspresi kaget, stress, sebal. Pasti jawaban yang saya terima dari hubby " gak apa-apa, kan untuk si kecil " *hugs hubby erat-erat*
Selesai disitu?? Belum. Saya pernah melalui taraf hydroturbasi. Kali ini saya harus melalui X-Ray rahim dimana si dokter mau mengecek saluran falopi saya. Setelah itu mulai deh bolak-balik untuk cek sel telur, nyuntik obat pemecah folikel hingga ke program inseminasinya sendiri. Biayanya? ga usah saya cerita. Tapi saya masih beruntung karena lebih banyak lagi teman-teman seperjuangan saya yang udah berobat dan mengeluarkan uang puluhan hingga ratusan juta demi kehadiran buah hati. Jadi intinya saya bisa mengucap mengucap Alhamdulillah....

Kenapa mental?

Buat kami yang melalui program ini kadang-kadang sering mempersiapkan mental sebelum masuk kedalam ruang dokter. Seperti cerita teman seperjuangan saya, bahwa obat-obatan hormon yang dia konsumsi malah memicu timbulnya kista. Sementara saya? Saya ingat sewaktu saya punya masalah prolactin dulu, saya pernah disangka punya tumor otak. Gimana perasaan saya dulu? Stress minta ampun. Padahal saya justru sedang disuruh mengurangi stress demi kelancaran program. Saya ingat waktu dokter bilang " waktu gadis dulu mensnya teratur ga? " Jujur aja saya ga pernah merhatiin karena saya mikir saya ga pernah melakukan perbuatan yang aneh-aneh. Jadi saya ga pernah memperhatikan siklus menstruasi saya.
Belum lagi kalau kita bawa hasil lab kita ke dokter. Sama seperti menunggu total harga yang diberikan oleh bagian kasir di lab. Menunggu dokter membacakan hasil lab butuh kekuatan mental besar. Apalagi kalau kita terima jawaban " ooohh..... ininya bermasalaaah.... ". Syukur kalo hasil lab yang dibaca dokter bagus semua.
Sering banget saya baca blog mereka yang sedang program hamil justru down setelah keluar dari dokter kandungan. Ada yang kaget karena ternyata ditemukan miom/kista dirahimnya, ada yang bermasalah hormon, ada yang masalah di suaminya, ada yang bermasalah karena punya virus yang membahayakan janin di badannya. Saya juga pernah menjadi bagian dari mereka. Makanya saya bilang, saya perlu menyiapkan mental dulu sebelum memulai program lagi.
Karena mental ini adalah satu hal yang teramat penting didalam program. Kalau mentalnya down, hormon bermasalah, artinya semua program akan jadi sia-sia. Belum lagi kalo timbul malesnya, timbul capeknya... Rasanya udah berat banget kaki melangkah ke dokter. Makanya saya mesti siapin mental saya benar-benar.

Jadi buat tadi yang nanya via BBM, semoga jawaban saya ini bisa memperjelas ya... Sekarang yang harus saya lakukan hanya menenangkan hati dan pikiran saya. Menjauhi stress dan banyak berdoa semua program saya lancar.



Program lagi

Setelah sempet maleeeeesss banget berprogram-program kehamilan dan memilih pasrah. Mendadak saya tersentak semangat lagi. Banyak banget yang saya lalui sampai akhirnya semangat lagi.
Ada bu ustazah yang 'ngebuka' mata dan hati saya dengan ceramahnya. Ada para saudara dan sahabat yang ga pernah bosen kasih semangat. Hingga satu dan lain hal lainnya.

Awalnya saya yang udah putus semangat hendak memilih jalur adopsi. Udah semangat BBM-an sama beberapa orang yang udah melalui phase adopsi ini dengan sukses. Udah ngobrol langsung sama beberapa orang dan semuanya kasih sinyal positif. Tapi satu dan lain hal mengubah rencana saya.

Singkat kata, sejak pertengahan April kemaren saya udah mulai kasak-kusuk pengen program lagi. Tapi belum tahu kemana dan apa yang mesti saya lakukan. Secara yaaa.... yang namanya program ini capeeekk banget dan butuh semangat 120%. Ini karena saya udah puas berkali-kali ikutan program hamil.

Trus entah kenapa suatu ketika hubby ngobrol sama sahabatnya dan si sahabat cerita kalo ada seorang staffnya dia sukses program. Saya yang tadinya males-malesan karena udah yakin mau adopsi aja jadi kepengen lagi. Walopun udah bakalan tau apa aja yang harus saya hadapi. Hubby pun makin rajin BBM-an sama staff sahabatnya (walopun awalnya agak ribet minta pin BBnya dia). Tapi begitu dapat, orangnya baik banget dan ga pelit untuk bagi-bagi cerita soal programnya.
Dokter yang bantu dia pun enak lagi, bisa praktek di RSPI atau di Premier Bintaro. Semuanya deket rumah. Akhirnya dengan mengucap bismillah, saya mulai program lagi awal Juni kemaren dan kali ini lebih serius dari program-program saya sebelumnya. Bukannya program sebelumnya asal-asalan ya.... tapi waktu itu saya masih lebih santai... Kalo dulu tingkat seriusnya 100%, kali ini saya maju dengan tingkat keseriusan 200%.

Singkat cerita, saya berkunjung ke dokter spesialis fertilitas ini. Tanpa persiapan apa-apa. Biasanya saya paling rajin bikin catatan menstruasi, tapi kali ini enggak sama sekali. Waktu datang ke dokter bulan Juni saya aja lupa, bukan Juni itu saya sudah haid apa belum. Hihihihi.... sampe dokternya bingung. Lucunya lagi si dokter mendadak galak waktu baru aja kita masuk ruang periksa, tapi saya langsung minta di inseminasi ya dooookkk....
Untungnya saya ga pernah lupa phase-phase apa aja yang udah saya lewati. Saya bisa menceritakannya dengan detil walopun itu terjadi hampir 3 tahun yang lalu (program terakhir saya sebelum akhirnya stop 3 tahun ini). Setelah saya ceritain semua, akhirnya kita masuk ke langkah selanjutnya cek rahim. Alhamdulillah rahim saya bersih dan tidak ditemukan kista/miom walaupun saya pernah keguguran. Setelah itu saya masuk ke langkah selanjutnya alias cek lab.

Cek darah ini benar-benar bikin saya bolak-balik Prodia Bintaro berkali-kali. Karena ada test yang bisa diambil kapan saja tapi ada yang harus dilakukan saat menstruasi. Belum lagi saya harus puasa dahulu. Gara-gara bolak balik lab ini (saya pake Prodia Bintaro) saya sampe jadi mayornya di Foursquare...hihihi dan saya sampe dikenal sama salah satu tenaga medisnya (Ibu Fridya) yang udah berkali-kali juga nusuk tangan saya buat ambil darah. Ibu Fridya ini juga ga pelit bagi-bagi cerita soal program hamil karena banyak pasangan yang lagi program hamil juga melakukan cek ke Prodia.

Minggu ini saya kembali akan balik ke RSPI lagi untuk X-Ray rahim. Insya Allah hasilnya juga sebaik test lab saya kemaren. Alhamdulillah saya bersih dari virus Torch, hormon Prolactin saya sudah normal dan gula darah juga normal.

Saya berharap semua program bisa saya lalui tetap dengan semangat 200% dan Insya Allah bisa sukses diakhir program nanti. Amiiiiiiiiiinnn *doa yang kenceng*



Monday, July 18, 2011

Pariwisata Indonesia

Weekend kemarin saya mendapat kesempatan makan siang dengan Mr. Thanatip Upatising yang merupakan duta besar Thailand untuk Indonesia. Mr. Upatising menjabat sebagai duta besar di Indonesia sejak Maret 2010. Beliau berasal dari Phuket dan sempat mengenyam pendidikan di Australia.

Banyak hal yang saya dapat dari acara tersebut. Salah satunya adalah bagaimana Thailand sudah berniat memajukan dunia pariwisatanya sejak tahun 1980. Dan tiap tahun Thailand selalu menaikkan jumlah wisatawan yang masuk dengan cara memelihara hingga menambah fasilitas pariwisata mereka.

Saya sih ga kaget dengan cerita pak Dubes ini karena saya udah ngalamin sendiri bagaimana berwisata di Thailand. Saya kagum dengan Thailand yang benar-benar memelihara situs sejarah mereka. Kuil-kuil, istana raja semua terpelihara rapih. Mereka juga bertindak tegas dengan melarang para wisatawan mengambil foto diwilayah yang dinilai bersejarah dan sakral. Bahkan tidak segan-segan melarang para wisatawan masuk ke wilayah yang dihormati apabila para wisatawan tersebut tidak memakai pakaian yang pantas (celana pendek atau baju tanpa lengan).

Pak Dubes juga menawarkan kepada kami apabila ingin berlibur ke Thailand sambil melakukan perawatan diri. Karena Thailand sedang berusaha menarik wisatawan hingga menawarkan paket-paket kesehatan sehingga para warga Asia Tenggara yang ingin berobat tidak melulu pergi ke Singapura saja, tetapi juga bisa pergi ke Thailand karena mereka sedang mengembangkan rumah sakit-rumah sakit bertaraf internasional yang canggih.
Ibaratnya kalau mau berlibur ke Thailand selain menikmati pemandangannya misalnya ke Phuket, Phi Phi Island atau Krabi. Mau wisata kuliner, mau ke situs bersejarahnya (kuil, istana), hingga berkunjung ke Thailand dalam rangka perawatan diri hingga berobat, Thailand juga bisa dijadikan surga berbelanja.

Terus terang saya kagum dengan kehebatan Thailand, walaupun luasnya hanya 1/4 dari wilayah Indonesia dan dinilai sebagai kota no. 4 termahal di Asia Tenggara (sementara Indonesia berada di urutan ke-2 setelah Singapura). Thailand sedang berbenah diri menjadi salah satu negara yang kini sedang berkembang di wilayah Asia Tenggara.

Saya berharap, Indonesia bisa seperti Thailand dan menjadi surga bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke sini.

Thursday, July 14, 2011

Bitchy

Semalam saat saya sedang asyik-asyik nonton Dog Whisperer di Natgeo. BB saya ternyata di ping!! ping!! seorang teman. Tetapi berhubung saya sedang terbiasa mematikan ringer BB saya (percaya deh, mematikan ringer BB baik buat kesehatan jiwa dan telinga hihihi) baru sekitar jam 21.30 saya ngecek BB saya dan melihat bahwa teman saya sudah kehabisan akal memanggil saya. Total ping!!nya hampir 20x belum lagi sahutannya dari yang cuma Tan.... lalu Taan..... dan terakhir INTAAAAAAAANNNNN.....!!!!!!!!!! huruf gede semua!!!

Intinya teman saya cuma pengen curhat soal ex sahabatnya. Kenapa ex? karena persahabatan mereka merenggang seiring dengan perjalanan waktu. Teman saya menikah sementara si sahabat memilih melajang atau mungkin belum ketemu jodohnya.

Waktu saya reply BBMnya dia, tau-tau muncul pertanyaan di layar BB saya " emang kalo cewe ga nikah-nikah sampe tua bakalan jadi bitchy ya?? " HEEEEHHH???

Terus terang saya punya banyak banget teman yang masih melajang diusia yang sudah diatas 30 bahkan ada yang lewat 40. Buat saya sih, itu bukan urusan saya. Itu urusan mereka dan Tuhan. Tapi kalau bitchy???

Teman saya yang belum menikah dan sudah lewat usia 35 - 45 ada beberapa. Tapi banyak kok yang baik, malah cenderung ngemong kalau menurut saya. Seperti mbak N yang sudah saya kenal hampir 12 tahun ini. Diusianya yang hampir 46 tahun dia belum menikah juga, alasannya belum ketemu jodoh yang pas. Tapi baiknya??? Baiiiiiiiiiiiiiiikkkk banget!! Kalau saya panggil di BBM " Kakaaaaakkkkk!!! " pasti langsung dijawab, " kenapa? lagi butuh apa? kamu ga apa2 kan? ". Kalo curhat sama dia, she's a good listener. Curhat soal ini itu, paling mantep sama dia. Apalagi kalau udah ngajakin me-time bareng. Ngopi, shopping haduh enaknya setengah mati pokoknya. Kaya ga ada gap bahwa usia kami terpaut lumayan jauh.

Trus ada juga mbak W, dia juga baik banget. Sukses dalam bekerja ternyata ada pengorbanannya. Dia sibuk mengejar karir dan baru tersentak sadar bahwa dia harus menikah diusia 39 tahun. Tapi tetap aja si mbak W ini, karirnya maju terus. Dia juga baik banget kalo kita datang berkunjung ke apartemennya. Semua ditawarin saya dia " ini ada coklat, eh kamu mau makan?? tapi aku belum masak, kita order KFC aja yaaa.... ntar sorean aku bikinin kopi ya, kemaren aku baru dapat kiriman kopi Toraja dari anak buahku di lapangan... blablablabla.... " Pokoknya kalo berkunjung ke apartemennya mbak W pasti pulang dengan perut kenyang banget!
Gak seperti mbak N yang lebih cuek ngomongin soal kenapa dia belum nikah-nikah, mbak W agak sedikit tertutup. Tapi keduanya selalu yakin bahwa Tuhan udah menyiapkan jodoh buat mereka, cuma belum nemu aja... Intinya mereka sih menjalani hidup mereka sekarang dengan gembira. Mbak N bilang " ngurusin kamu aja udah bikin aku senewen " hihihihi... soalnya saya seriiiiiiiing banget gangguin mbak N ini. Dan mbak N ini sempat nyaris pingsan berdiri waktu mendadak saya muncul ke hadapannya dan bilang " mbak, aku mau pisah sama suamiku, cariin pengacara dong!!! " waktu saya habis berantem hebat dengan suami saya :))
Sementara mbak W? dia punya keluarga yang besar.... keponakan seabrek-abrek dan menurut dia udah cukup menyibukkan dirinya.

Tapi ada juga teman saya yang bitchy... saya aja sempat kesal sama dia. Entah apa sebabnya dia selalu melihat pria yang berusaha mendekatinya dari sisi negatifnya dulu. Pernah saya ngobrol sama dia dan bertanya soal cowo yang lagi deketin dia jawabannya " huh, cowo itu brengsek dia ga tepat janji.... " cuma karena si cowo telat 1/2 jam dari jadwal apel malam minggu. Atau bertemu dengan cowo yang punya teman banyak, pasti dianggap bisa menelantarkan kelularganya dan hanya sibuk bermain dengan teman-temannya.
Sampai suatu ketika ada statementnya yang cukup mengejutkan saya " pokoknya gue ga percaya ada cowo yang baik!! semua cowo brengsek semua!! " HUAAAAAA..... saya jelas-jelas tersinggung dong, soalnya suami saya kan baik banget dengan segala kelebihan dan kekurangannya dia. Kalau suami saya brengsek, dari awal saya ga akan mau nikahin dia pastinya!!!

Balik lagi ke teman saya, si ex sahabatnya ini kalau saya tilik memang memiliki sikap yang ajaib. Suka-suka dia aja maunya. Sementara teman saya terbentur dengan tugas dan kapasitasnya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Dengan susah payah saya berusaha menjadi teman yang baik buat dia, walaupun saya sendiri belum pernah bertemu dengan ex sahabatnya. Setelah puas curhat di BBM dan waktu hampir menunjukkan pukul 23.20 dimana besok saya masih harus bekerja, chatting kita akhiri.

Tapi diakhir chatting, teman saya sempat menulis " kok gue ngerasa dia bukan seperti sahabat gue yang dulu ya? kelakuannya sekarang lebih mirip kaya supir bis di kampung rambutan. Kasar dan seenak-enak maunya dia aja "





Wednesday, July 13, 2011

Kemana harus mengadu???

Tiap pagi rutinitas saya sebelum berangkat ke kantor adalah nonton TV sambil sarapan. Saya addict banget sama TV dan bersyukur hidup dimasa sekarang dengan channel TV yang beraneka ragam. Tetapi sebagai 'pelengkap' saya nonton berita lokal di TV selain nonton serial-serial favorit saya macam NCIS, White Collar, CSI atau reality show macam Dog Whisperer, Kimora : Life in a Fabe Lane (iya bener saya nonton ini juga kok!!!) hingga channel memasak macam Farah Quinn sampai Nigella Lawson, Masterchef Australia atau acara Traveller yang diputar di Discovery Adventure.

Judulnya berita lokal hanya sebagai pelengkap acara tontonan saya saja :D

Nah ceritanya saya biasain dong nonton berita pagi sambil sarapan trus diskusi meja makan sama hubby.
Tapi akhir-akhir ini berita di TV lokal bikin kepala saya semakin pusing. Ribut-ribut partailah, Nazaruddin yang kaburlah (tapi bisa BBM-an dan SMS-an sama teman-temannya), korupsi disana-sini.... Haduuuh para wakil rakyat yang terhormat yang bertahta di Senayan sana justru saling tuding temannya masing-masing terkait dengan masalah ini-itu.

Maaf kalau saya salah, saya memang buta hukum dan politik. Tapi bukannya waktu saya ikut Pemilu kemarin, kita memilih wakil rakyat yang baik? memilih orang-orang yang seharusnya bisa kita percaya hati nuraninya membela kita sebagai rakyat???
Betapa 'panas'nya kursi-kursi di gedung perwakilan rakyat di Senayan sana sehingga bisa merubah hati seseorang yang sewaktu masa kampanye dulu (sepertinya) baik menjadi seorang yang seperti tidak punya hati.

Kalau sudah seperti ini? kemana kita harus mengadu ya??? Jadi ingat nasibnya Prita Mulyasari yang katanya seudah batal tau-tau dinyatakan bersalah kembali *nunduk*