Saturday, July 7, 2012

Gadget Freak-2

Tiga tahun lalu sebelum akhirnya saya memutuskan menggunakan Blackberry saya masih memakai HP Nokian 6600 hitam saya.HP tersebut sangat tahan banting dan cukup mewakili kebutuhan saya saat itu. Saya sempat merasa sedih bin kesal kalau ada orang yang mengolok saya tentang HP tersebut. Memang HP saya cukup antik. Lalu suatu ketika saya pernah ketemuan dengan beberapa teman. Semuanya memakai HP yang lebih canggih daripada saya. Bahkan ada yang pegang Blackberry, HP sampai iPod segala. Canggih pokoknya. Dia menasehati saya untuk tanggap teknologi. Bagaimana ya? Jujur aja kenapa saya engga tanggap teknologi ada alasannya. Yaitu saya keterbatasan dana. Untuk menjadi seorang yang tanggap teknologi pasti butuh dana banyak. Memperbaharui teknologi yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Sementara cadangan dana yang saya miliki sangat terbatas. Untungnya juga, saya tidak terlalu suka sama teknologi. Akhirnya beberapa bulan kemudian saya pun memakai Blackberry juga karena HP Nokia saya memang sudah layak dipensiunkan. Saya pakai BB juga akhirnya. Beberapa bulan kemudian saya berte,u dengan teman saya si " tanggap teknologi ". Kami tukeran pin. Dia dieeeemmmm aja waktu liat saya pake BB juga. Padahal saya tahu, BB yang saya pakai adalah yang paling rendah dikelasnya. Beberapa waktu kemudian saya dapat gossip dari teman saya yang lain. Si Tanggap Teknologi sekarang udah tidak tanggap teknologi lagi. Apa pasal? Olalaaaaaaa..... ternyata si tanggap teknologi putus dari pacarnya dan dia mengembalikan semua gadget yang pernah diberikan oleh pacarnya. Pokoknya dari mulai BB, notebook, iPod sampe Digicam dibalikin semua. Saya jadi pengen ketawa..... Itu mah bukan tanggap teknologi namanya. Tapi mungkin lebih tepatnya dibilang sebagai " Aji Mumpung " dong. Kalau dia engga pacaran sama orang kaya, mungkin dia akan menjadi orang yang gagap teknologi juga macam saya.... hahahaha....
















catatan pemilihan pemimpin

Sebagai rakyat Indonesia saya sudah mengikuti berbagai pemilihan pemimpin negara ini sejak tahun 1992. Dari jamannya masih 3 partai hingga multi partai pernah saya alami.

Ceritanya sejak beberapa minggu lalu setiap kali saya berte mu dengan orang lain salah satu pokok obrolan kami adalah pilkada dki. Berhubung saya bukan pemegang KTP DKI awalnya saya cuek dengan urusan ini. Tapi berhubung tiap bertemu orang lain, lawan bicara saya selalu berkoar koar tentang jagoannya, akhirnya saya mulai mencari tahu siapa saja yang bakal bertarung tanggal 11 Juli besok.

Saya cek twitter sebagai media yg paling mudah diakses. Hasilnya? seru!!!! banyak orang yg dengan jelas2 memberikan dukungan terhadap calon tertentu. Bahkan ada yang sampai niat bikin kultwit segala tentang jagoannya dan program-programnya bahkan ada yang juga dengan terang-terangan mengejek lawannya. Rame pokoknya.

Bagi saya yang buta politik, pemilihan pemimpin ini laksana memilih kucing dalam karung. Sukur2 yang didapat kucing anggora yang bagus. Kalo ternyata dapatnya kucing kampung yang bulunya pitak2 dan badannya korengan gimana?
Yang lebih frongal malah bilang politik kaya (maaf) tai kucing. Bukan kucingnya lagi yang diomongin tapi udah ke kotorannya. Mungkin ini adalah ungkapan mereka yang kecewa. Dikasih janji ini itu tapi hasilnya NOL besar.

Katanya ahli ngurusin macet dan banjir, kenyataannya? Macet di Jakarta udah seperti kanker stadium akut. Gak ada obatnya lagi. Tiap kali hujan tetap aja genangan air semata kaki hingga setinggi atap rumah selalu menjadi tamu warga Jakarta.

Katanya kader partainya bersih dan slogan partainya anti korupsi. Kenyataannya? baru setahun-dua tahun terpilih kadernya tersangkut kasus korupsi.

Maka dari itu banyak yang memilih jadi golput aja daripada sakit hati. Masa bodoh si anu yang jadi presiden atau si itu yang jadi gubernur. Soalnya dia yang makin kaya, kita tetap susah. Dia mah enak hilir mudik kesana kesini pake pengawal. Tinggal tutup jalan lalu para pemimpin melenggang tanpa macet. Sementara kita? teteeeeeuupp desak2an dikendaraanumum atau kalo yg naik kendaraan roda dua atau empat tetap juga kena parkir gratis yg bikin tensi naik dan pinggang mau patah huhuhuhu

Kita susah2 bayar pajak tapi situ enak2an jalan2 keluar negeri, pake bawa keluarga pulak!!!!

Friday, July 6, 2012

gadget freak-1

Ceritanya beberapa minggu lalu saat saya lagi nunggu suami disebuah toko buku. Saya sedang asyik membaca sebuah majalah tentang gadget, tiba-tiba seorang teman menegur. Kami pun akhirnya ngobrol lalu tiba-tiba teman saya menoleh kearah majalah yg sedang saya baca. " wah sekarang udah jadi gadget freak ya? bacaannya tentang gadget nih ". Saya bilang iseng karena saya baru punya sebuah komputer tablet android makanya saya iseng beli sekalian ingin tau aplikasi apa aja yang bagus.

temen saya langsung berdecak kagum dan saya tau decakannya sebenarnya adalah sebuah sindiran. Dia bilang dia ga perlu teknologi yang terlalu canggih.....blablablabla.... pokoknya gue cuma butuh HP yang begini-begini ajah... blablabla.... Saya sampai males mendengarnya.

Trus dia nanya, buat apa saya beli tab? apa gunanya untuk saya? saking udah keselnya saya bilang ooohh..... itu hadiah ulang tahun saya dari suami. Suami saya juga ga peduli kok mau saya pake tab itu untuk main game doang soalnya suami saya ngerti kalau saya gagap teknologi akut. Trus kenapa? Sebel saya, jadi orang kok nyinyir?

Saya juga ga ngerti kenapa teman saya nuduh saya gadget freak hanya karena dia liat saya membaca majalah tentang gadget? Toh orang beli buku masak juga belum tentu harus jagoan masak kan? Lagian juga banyak yang lebih freak dari saya kalau bicara teknologi. Bela-belain ngantri kalau ada Blackberry atau teknologi apapun yang lebih canggih. Sementara saya engga. Dan saya termasuk orang yang telat kalau berurusan dengan teknologi. Saya baru pake BB saat hampir semua orang di keluarga saya sudah memakainya. Tab ini juga termasuk telat saya miliki. Sementara orang lain punya yang lebih baru atau canggih dengan type yang beragam.

Waktu saya cerita ke suami tentang teman saya ini, dengan santai suami saya bilang  " Ah itu mah jawaban orang defense doang, dia ga punya kali makanya dia bilang begitu. Coba kalo misalnya dia punya sesuatu yang lebih canggih dari kamu, pasti dia ngomongnya lain lagi. Orang kaya gitu sih tipikalnya sok rendah diri aja tapi pengen ninggiin mutu "

Hihihi saya jadi lega denger suami saya. Bener juga ya... coba kalau dia punya sesuatu yang lebih canggih atau lebih mahal dari barang yang saya punya bukan tidak mungkin kata-kata yang keluar dari mulutnya akan berbeda.