Sunday, January 25, 2009

ada Intan di jembatan kota intan

Ok, long weekend ini saya sebenarnya ga punya ' acara spesial'. Sampai awal minggu lalu saat lagi asyik-asyik browsing, saya masuk ke satu multiply yang memang sudah akrab sekali dengan saya. Lihat-lihat, wah akan ada Pelesiran Tempo Doeloe Kota Tua Jakarta yang diadakan oleh Sahabat Museum*yay*.
Tidak susah mengajak hubby karena memang kita berdua seringkali udah kepengen ikutan acara PTD ini. Tapi seringkali terbentur dengan masalah ini-itu. Cukup 1x telpon, hubby langsung menjawab " OK ". Segera email saya kirimkan untuk mendaftar dan mentransfer uang tanda ikut serta.

Hari Minggu (25 Januari 2009) tepat jam 5.40 pagi, saya dan hubby sudah berangkat menuju wilayah utara Jakarta. Thanks to program car free day dan bersih-bersih halte busway bersama coca-cola yang membuat perjalanan kami mengalami pengalihan jalur berkali-kali. Juga kepada hubby yang sudah panik karena pengalihan jalan tersebut membuat kami kehilangan banyak waktu.

Kamipun memutuskan menaruh kendaraan di gedung Landmark dan melanjutkan perjalanan dengan busway. Sesampainya di museum bank mandiri (lokasi start), kami melakukan registrasi ulang dan menikmati sarapan berupa roti buaya dan teh sambil menonton slide kehidupan Jakarta dimasa lalu. Tak lupa ada beberapa ahli sejarah yang menerangkan rute-rute yang akan kami lalui nanti.

Usai penjelasan, kami memulai perjalanan. Tujuan pertama adalah Toko Merah, bangunan bertingkat dan memang bercat merah ini kini masuk dalam situs cagar budaya pemerintah. Bangunan ini adalah bangunan yang didirikan oleh salah satu gubernur jenderal VOC yaitu Willem Baron von Imhoff dan juga merupakan kediaman resmi beliau tahun 1743 - 1750. Usianya yang 300 tahun membuat Toko Merah ini menjadi salah satu bangunan tertua yang ada diwilayah utara Jakarta. Sebelum kami mencapai Toko Merah, kami melewati wilayah Kalibesar yang merupakan salah satu akses transportasi penting di Batavia dan juga merupakan wilayah pasar ikan dimasa lampau.

Dari situ perjalanan dilanjutkan ke Jembatan Kota Intan yang katanya, dahulu merupakan batas laut kota Batavia. Para peserta (termasuk saya, pastinya!) berfoto-foto di Jembatan bersejarah itu. Puas berfoto-foto kami kembali berjalan kaki menuju kawasan yang merupakan perkampungan Tionghoa di Batavia dan wilayah pergudangan VOC dimasa lampau. Saat ini kedua wilayah tersebut berubah menjadi perkampungan " bilyard dikolong jembatan " dan kawasan pangkalan truck. Tidak jauh dari kampung Cina, kami berjalan kaki sebentar hingga sampai di wilayah bangunan Galangan VOC yang dekat dengan Pasar Ikan (sekarang) serta Museum Bahari. Galangan VOC ini pernah menjadi lokasi pertempuran antara VOC dan IEC pada tanggal 29 Januari 1619.

Kamipun menyempatkan diri masuk kedalam Museum Bahari, sayangnya, banyak properti museum yang 'terpaksa' tidak ditampilkan karena museum ini pernah terendam air laut yang pasang. Kondisi museumnya sendiri, sangat menyedihkan menurut mata saya. Tetapi masih ada beberapa koleksi museum yang dipamerkan berupa contoh-contoh perahu nelayan yang ada di Indonesia, maket perahu Phinisi, hingga maket kota Batavia sebagai pusat perdagangan dimasa lalu. Setelah itu kami berjalan menuju Menara Syahbandar. Dulu menara miring ini digunakan untuk mengawasi proses keluar-masuk orang-orang dan juga barang dagangan diwilayah pelabuhan Batavia. Sayang kami tidak bisa naik keatas menara karena kondisi menara yang sudah tua. Didekat Menara Syahbandar ini juga terdapat Waterfront Batavia (pintu air) tahun 1700an.

Perjalanan diteruskan kearah museum Fatahilah melewati wilayah yang dulunya merupakan jembatan (tapi saat ini jembatannya sudah hilang) yaitu Gate of Von Imhoff yang pernah berdiri ditahun 1700an. Jalan yang kami lalui adalah Jalan Tongkol sekarang ini. Sebelum mencapai museum, perjalanan rombongan ini melalui wilayah yang dahulunya merupakan wilayah yang bernama Amsterdampoort (tahun 1770). Di Amsterdampoort ini pernah berdiri Luther Church dan juga lapangan tempat berpelaksanaan hukuman mati. Menurut cerita Pak Andi, saat itu belum ada hukum yang jelas, sehingga hukum yang berlaku adalah nyawa dibayar nyawa. Menurut gambar yang ditampilkan oleh Pak Andi, pelaksanaan hukuman mati (dengan cara digantung) dilakukan 1x dalam sebulan. Hukuman mati ini bahkan menjadi salah satu acara rutin yang digemari oleh rakyat Batavia dulu. Terbukti, digambar yang kami lihat, banyak penjaja makanan yang berjualan diarea hukuman mati saat sebuah pelaksanaan hukuman mati akan dilakukan.

Selain itu kami melewati wilayah simpang tiga yang merupakan lokasi pertempuran antara Pangeran Jayakarta melawan Belanda tahun 1527 dalam merebut Batavia. Kami juga melewati wilayah yang dulunya merupakan wilayah kediaman resmi gubernur jendral belanda tapi saat ini sudah berubah menjadi bangunan ruko, sayang sekali...

Walaupun cuaca sangat panas dan perjalanan kami lumayan jauh (kami berjalan kaki) tapi benar-benar banyak sekali wilayah bersejarah yang kami lalui hari ini diwilayah kota tua Jakarta.

Sesampainya di Museum Fatahilah atau dulunya merupakan City Hall ditahun 1700an, kami disambut oleh pertandingan kicau burung!!! Tetapi sebelum mencapai Fatahilah, kami melewati satu bangunan yang sering sekali disebut berulang-ulang didalam buku " Rahasia Meede " karangan E.S. Ito, yaitu Dasaad Musin. Buat yang sudah membaca novel karangan E.S.Ito tersebut, pasti tahu mengenai gedung tua ini.

Jujur, ini adalah pertamakalinya saya menginjakkan kaki dilapangan didepan museum Fatahilah. Bahkan ini adalah kali pertama saya memandang langsung gedung tua ini. Sayang, kunjungan pertama yang harusnya berkesan, terganggu dengan pertandingan burung yang memenuhi lapangan didepan museum Fatahilah. Saya tidak sempat menikmati kemegahan museum Fatahilah, masuk kedalam, melihat-lihat koleksinya (karena masalah waktu) bahkan masuk hingga kedalam penjara bawah tanahnya. Berfoto dengan meriam si Jagur yang terkenal itupun tidak sempat. Huhuhuhu

Tepat jam 12 siang kami sudah sampai kembali di gedung bank Mandiri untuk menikmati makan siang. Selesai makan siang, ada pembagian doorprize kemudian acarapun selesai. Saya dan hubby kembali ke landmark dengan busway, mengambil si Mungil yang terparkir disana dan pulang.

Terima kasih Sahabat Museum. PTD pertama saya berkesan. Kalau bukan karena Sahabat Museum, belum tentu saya menginjakkan kaki di wilayah yang merupakan cikal bakal Jakarta sekarang ini dan mendapatkan penjelasan yang mendetil tentangnya. Karena menurut peta tua, disitulah kehidupan awal Jakarta bermula. Saya puas memandangi bangunan-bangunan tua yang berpintu dan berjendela tinggi yang terbuat dari kayu yang kokoh. Menurut cerita dari Pak Lilik Suratminto dan Pak Alwi, pintu dan jendela yang kokoh tersebut memang sengaja dibuat untuk menghalangi angin (yang katanya membawa penyakit) dan nyamuk Malaria. Penyakit inilah yang dulu banyak membunuh para pendatang Belanda di Batavia.
Dan juga pemerintah Belanda dimasa lalu berusaha menciptakan Batavia seperti kondisi mereka semasa masih tinggal di Belanda. Dengan maksud agar mereka merasa betah ditempat yang baru ini. Saya memuaskan mata saya memandang bangunan-bangunan tua sisa masa keemasan masa lalu. Tapi sayangnya banyak sekali bangunan dan wilayah yang berubah total. Kalaupun masih ada bangunan tua, kondisinya sangat menyedihkan walaupun bangunan tersebut masuk dalam kriteria situs cagar budaya pemerintah. Uang pendaftaran Rp. 50.000 tidak terasa mahal dengan pengalaman yang saya dapat hari ini (termasuk sarapan dan makan siang). Terima kasih kepada Pak Lilik Suratminto, Pak Alwi (yang sudah sepuh tapi tetap semangat memberikan penjelasan pada kami), kepada Pak Andi atas gambaran peta tua dan peta masa kini. Dan juga kepada Pak Scott.

Perjalanan ini sangat asyik. Semenjak saya keluar dari gedung Museum Bank Mandiri, mata saya sudah menemui banyak bangunan kuno yang bersejarah. Tetapi sekali lagi kondisinya memprihatinkan dan ada pula yang rusak parah. Belum lagi Kalibesar yang mengeluarkan aroma busuk. Disamping itu, walaupun Adep (juragannya Sahabat Museum) dan para narasumber menunjukkan lokasi-lokasi yang dulunya merupakan tempat-tempat bersejarah (kampung Cina, pasar Ikan masa lalu, lokasi gudang-gudang VOC, hingga lokasi kediaman para gubernur jenderal) tetapi banyak dari bangunan bersejarah tersebut sudah hilang. Bahkan sisa reruntuhannya pun tidak ada lagi. Atau minimal ada papan pengumuman yang menjelaskan sejarah wilayah itu, tapi ini tidak. Belum lagi hiasan coretan tangan spidol hingga pylox ikut menghiasi gedung tua yang masih ada. Makanya ada salah satu peserta PTD yang bertanya " apa sih yang sudah dilakukan pemerintah untuk melestarikan sisa-sisa sejarah ini? ". Karena teman sesama peserta PTD tersebut baru saja kembali dari Malaka dan dia melihat bahwa PBB menganugerahkan penghargaan Unesco kepada Malaka atas usahanya mempertahankan sisa-sisa sejarah masa lalu. Sementara wilayah di Malaka, jauh lebih kecil dari apa yang kami lewati hari ini *sigh*.

Semuanya kembali kepada masalah dana dan kesadaran kita dalam memelihara sisa-sisa sejarah tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa memang membutuhkan dana yang besar dalam usaha melestarikannya. Tetapi semua orang bisa ikut menjaga sisa-sisa sejarah tersebut minimal dengan cara tidak mencoret-coret atau menjaga kebersihannya.


Hubby pun menjelma menjadi penikmat sejarah / fotografer dadakan. Dia pun juga puas menikmati hobby fotografinya dengan mengabadikan gambar dari bangunan kota tua Jakarta yang masih tersisa. Malah, hubby bilang akan kembali lagi ke wilayah tersebut....... dengan KAMERA BARU!!!!

Sekali lagi terima kasih kepada sahabat museum. Mudah-mudahan saya bisa mengikuti acara-acara selanjutnya. Terima kasih hubby yang semangat mengikuti acara sehingga membuat saya lupa akan panas dan capek.

PS : sampai detik ini, hubby tetap nanya " jadi kapan aku boleh beli kamera baru? ". huhuhuhu...

Foto-foto bisa lihat di Facebook saya.

Saturday, January 24, 2009

mood saya

Pelan-pelan mood saya mulai turun kebatas 'normal'nya walaupun belum normal seperti dulu. Hubby bilang saya masih jadi sosok pemarah. Memang, 2 minggu terakhir ini mood saya tidak stabil. Saya menjadi sosok pemarah dan mudah menangis. Jumlah menangis saya mengalami kenaikan persis seperti grafik marah-marah saya. Marah-marah saat saya ada diantara orang-orang tapi saya menangis saat saya sendiri atau saat saya masih terjaga ditengah malam. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi pada diri saya. Apakah ini yang namanya depresi??

Saya tidak membutuhkan obat penenang atau apapun. Saya punya Allah SWT yang menjadi obat saya. Tapi saya tergoda untuk merokok sebatang dua batang saat mood saya sedang berada dititik terendah. Saya tidak butuh rekreasi untuk mengubah mood saya. Yang saya butuhkan hanya berada sendirian didalam ruang gelap.

Dua minggu ini mood saya turun (bahkan) melewati titik terendah yang pernah saya alami. Semua bermula saat saya sakit 2 minggu lalu. Saat saya sakit saya merasa semua berantakan, dan mood saya juga hancur. Saya seperti memiliki alter-ego yang selama ini 'tersembunyi' didalam diri saya lalu keluar pada saat itu.
Saya yang periang langsung berubah total menjadi si pemarah dan kasar. Tapi dimalam hari saya menghabiskan waktu saya untuk menyesali nasib saya, menyesali kemarahan yang sudah saya lakukan hari tersebut atau menangis sendiri digekelapan. Sekali lagi saya tidak tahu.

Ya Allah, tolong bantu saya. Bantu saya mengembalikan suasana hati saya.......


Thursday, January 22, 2009

Pemilu - part 2

Setelah selesai misuh-misuh sama temen kantor soal 2 foto caleg dari dua parpol yang tiba-tiba terpasang dengan 'indah'nya di tembok rumah saya. Plus... kabel TV Firstmedia yang rusak menjulur. Akhirnya sepanjang makan siang kemarin kita jadi ngomongin pemilu.

Themanya, mau ikut nyoblos ga tahun ini??

Teman A : Gue pasti nyoblos, gue kan warganegara yang baik!!!

Teman B : Tauk ah, males gue balik ke Serang (rumah aslinya di Serang sementara dia kost didekat kantor). Mendingan gue tidur aja dikost-kostan nikmatin libur.

Teman C : Gue males ah nyoblos!! Pemilu kali ini gue mau golput aja. Percuma nyoblos... udah bikin salah satu jari kotor karena tinta pemilu. Tapi pemimpin yang dipilih sama aja... ga bikin negara jadi baik...blablablabla...*omelannya terpaksa saya cut karena terlalu banyak sindiran terhadap politik, negara bahkan para pemimpin negara kita*
Tapi kata-kata teman C banyak diikuti teman-teman lain yang membenarkan kata-katanya. Teman-teman lain ini mendadak menjadi golput instant!!! huehehehe... :-))

" lu sendiri gimana?? " salah satu teman bertanya pada saya.

" Hmmm... gue pasti milih dong, gue sih bukan warga negara yang baik-baik amat. Cumaaa... tiap pemilu biasanya bokap atau nyokap gue ngabsenin anak-anaknya dengan cara ditelponin satu persatu untuk ngumpul dirumah mereka kemudian sama-sama jalan kaki menuju lokasi nyoblos. Apalagi kan gue sekarang tinggalnya udah dekat sama mereka " *disambut huuuuuuu.... dari teman-teman saya*

" Tapi gue akan masuk ke bilik suaranya dengan membawa sebuah spidol. Pengennya sih bukan nyolok muka calegnya, tapi gue pengen gambar kumis kemuka caleg yang kelimis, atau tanduk misalnya kalo ada caleg yang mewakili partai banteng bertanduknya. Hmm.... kira-kira ketahuan ga ya??? "



Wednesday, January 21, 2009

Pemilu

Pemilu tinggal 70harian lagi (persisnya lupa, biasanya ada TV swasta yang meng-count down Pemilu 2009 ini).

Ikutan Pemilu sudah saya jalani dari tahu 1992. Tapi sekalipun saya ga pernah ikutan pawai. Seneng liat pawainya meriah. Dari jamannya pemilu cuma 3 partai hingga sekarang multi partai warnanya jadi makin meriah. Bukan cuma merah, kuning dan hijau. Tapi ada biru hingga ungu dan orange :-)

Tapi pemilu selalu menyisakan hal-hal yang menyebalkan. Saya ingat waktu pemilu 1997. Saya dan beberapa teman berada diwilayah Pondok Indah. Saat akan melewati bundaran Pondok Indah, tiba-tiba BRAAAKKK!!! mobil teman saya seperti kejatuhan sesuatu. Baru kami sadari bahwa 'sesuatu' yang menimpa kami adalah beberapa buah batang bambu yang diikat bendera salah satu partai yang sedang berkampanye.

Jadi sewaktu kami hendak melintasi bundaran Pondok Indah (memang saat itu ada salah satu parpol yang sedang pawai). Kami menepikan kendaraan berusaha menjauhi pawai dan berjalan pelan. Tapi ada beberapa truck yang diisi oleh sejumlah anak kecil (malah kalau ditilik belum masuk dalam katagori pemilih) yang memakai atribut partai tersebut sambil mengacung-acungkan bendera yang diikat pada bambu. Mungkin karena kami tidak mengacungkan tangan mengikuti nomor parpol tersebut, atau kami dianggap menghalangi
pawai mereka entahlah....
Yang jelas body mobil teman saya jadi penuh goresan. Tapi dia sendiri bingung mau marah kesiapa....

Makin kesini pemilu makin menyisakan dampak yang menyedihkan. Bilboard-bilboard para calon legislatif yang besar-besar dipasang ditempat yang kurang semestinya sehingga malah menutupi rambu lalu lintas. Didekat rumah saya aja, dari jamannya Pilkada sampe menjelang pemilu ini bertebaran spanduk, bilboard, hingga pamflet yang ditempel sembarangan. Duh gimana mau milih wakil rakyat kalo wakil rakyatnya ga bisa ngurusin anak buahnya begini??

Kayaknya mereka ga bisa melihat tembok kosong, langsung ditempel pamflet caleg. Ada perempatan dipasang spanduk. Pokoknya semakin ramai jalan tersebut dilalui kendaraan, maka semakin ramai pula hiasan spanduknya.

Kenapa sih cara memperkenalkan caleg tidak menggunakan cara yang lebih 'bersih' daripada nempel pamflet, pasang spanduk atau bilboard yang malah membuat jadi makin kotor??? Atau membahayakan masyarakat karena bilboard tersebut menutupi rambu lalu lintas yang ada.

Sekarang disalah satu tembok rumah saya (rumah saya posisinya hoek) sudah dipasangi gambar tempel 2 caleg dari 2 partai yang berbeda. Sekali lagi, ga tau mau marah kesiapa :-)
Tapi belum sampai disitu aja. Entah 'tangan' si pemasang gambar tempel caleg itu terlalu kreatif. Bukan cuma memasang gambar tempel saja tapi juga merusak kabel dari TV Firstmedia saya. Ampuuuuuunn.....
Mungkin mereka iseng melihat ada kabel menjulur disisi rumah saya, keisengan mereka timbul dan menarik kabel tersebut hingga makin menjulur kebawah...

Halo-halo para caleg, tolong urus anak buah kalian dengan baik dooooonngg........




Tuesday, January 20, 2009

" saya ga pernag capek dan bosen... "

Menjadi seorang anak yang terlahir dan besar disebuah keluarga besar memang bukan impian saya. Tapi apa daya? mama dan papa saya punya keluarga yang lumayan besar sehingga mau ga mau saya harus bisa menempatkan diri diantara keluarga besar keduanya.

Hidup dalam keluarga besar ada suka dukanya. Saya sering menganggap sepupu saya aneh. Tapi mungkin dimata mereka, justru saya yang mereka anggap aneh (who knows??)
Sampai kejadian beberapa waktu yang lalu dalam sebuah acara keluarga. Seorang sepupu (A) menyodorkan handphonenya kepada saya dan menyuruh saya menelpon sepupu yang lain (B). Jawaban saya? " males ah ". Itu jawaban yang wajar mengingat emang ada masalah yang terjadi antara saya, sepupu (A) denga orang yang akan ditelpon (C).

Kakak sepupu (A) yang menyodorkan handphonenya memaklumi. Tapi ada sepupu yang lain (C) yang kurang bisa menerima dan mengeluarkan semua unek-uneknya kepada saya weekend kemaren. Sementara kondisi saya? bangun tidur mendadak karena kaget mendengar bunyi telpon setelah ketiduran setelah minum obat. Dari yang awalnya nyoloooottt banget, sampai (entah kenapa) saya bisa berpikir jernih dan meladeni 'repetan' sepupu ini (C) dengan sabar.

Karena kondisi saya masih belum 100% sadar akhirnya saya menelpon sepupu (A) dan minta penjelasan dengan lebih detil lagi mengenai unek-unek yang ditumpahkan sepupu (C). Dengan sabar sepupu (A) menjelaskan kepada saya. Sampai akhirnya saya dan sepupu (A) malah terlibat perbincangan yang hot hingga hampir 1 jam lamanya. Ternyata kasus handphone waktu itu diterima sepupu (C) sebagai 'sinyal' bahwa saya malas menjalin silaturahmi dengan saudara yang lain. Bukaaaann... sama sekali tidak!!!

Buat keluarga saya yang besar ini, saya tidak ada perhitungan sama sekali. Kalau memang kondisi saya bagus, saya akan membantu dengan cara apapun yang saya bisa.

Buat sepupu (C), saya tidak pernah malas, bosen atau capek menjalin silaturahmi dengan keluarga besar ini. Tapi memang ada hal-hal yang sering kali membuat saya heran dan habis akal dengan sepupu yang lain (thank you sis, for our long conversation yesterday!!!).

maap kalo tulisan kali ini ngebingungin :-)

Monday, January 19, 2009

bijinya sih ada, tapi sendoknya gue ga tahu....

Dulu waktu saya masih kecil, saya sering diajak mama pergi ke kantornya. Kantor mama ada di wilayah Thamrin. Seperti biasa saya suka duduk dipojokan, mengerjakan PR atau membaca buku yang sengaja dibawa dari rumah.
Dulu menghafal perkalian juga saya lakukan dikantor mama sambil dibantu teman-temannya. Kalau saya sudah hafal perkalian, sudah pasti sebuah roti manis bertabur mesis atau gula dari Sakura Anpan akan jadi hadiah saya.

Saya ingat dulu, temen-temennya mama ngeselin. Yang cowo selalu bilang " ini pacar mama, nanti bilangin papa ya... ". Tapi lucunya saat papa menjemput mama ke kantor, mereka asyik ngobrol dengan papa saya. Saya bingung, masa sih mama punya pacar.
Yang lucunya lagi, semuanya bilang " pacar mama ". Jadi ada si oom A yang jadi pacar no. 1, oom B yang jadi pacar no. 2.
Lalu saya sering dengar mama teriak-teriak " hayooo... jangan ngomong jorok, ada anak gue disini!! "
Jadinya dikepala saya, dunia kerja itu pasti jorok. Ih pokoknya yang jelek-jelek deh....

Sekarang saya sudah masuk dunia kerja. Seringkali terdengar obrolan jorok diantara teman-teman. Misalnya beberapa hari yang lalu, saat saya hendak membuat cereal dipantry. Saya berkomentar " gila nih kantor, masa kantor segini besar sendok sebiji aja ga ada??? ". Langsung saya mendapat balasan dari teman cowo yang sama-sama mencari sendok " bijinya sih ada, sendoknya gue ga tahu....... ".

Langsung saya ingat soal obrolan-obrolan jorok diantara teman-teman mama dulu yang membuat mereka 'diusir' mama apabila ada didekat saya.

Atau apabila ada yang membawa anak, langsung memperkenalkan diri sebagai pacar siibu. Bahkan sampai anaknya teman tersebut nyaris menangis tak percaya si ibu punya pacar (walaupun boongan).

Sampai sekarang, lingkungan sekitar saya hanya penuh dengan orang yang cuma hobby ngomong jorok tapi tidak terlalu vulgar. Lumayan deehh...... buat jadi bahan ketawa-ketawa.

Seperti misalnya begini
A : Eh, semalam lu ngerasain gempa ga? kan Jakarta tadi malam gempa jam sebelas malam.
B : masa sih? ga terasa tuh.... tapi gue ga bermaksud looh bikin Jakarta gempa *sambil senyum-senyum mesum*

Weekend

Weekend Kemarin saya habiskan tanpa melakukan apa-apa!!! Dirumah aja.
Selain karena mood saya lagi jeleeeeekk banget, pilek yang belum 100% hilang. Juga karena cuaca yang tetap ga bersahabat buat saya.

Saya cuma nonton marathon CSI:NY aja. Sementara hubby? main game PSnya. Makanya saat selesai nonton CSI:NY dan berlanjut nonton Tropic Thunder dan Transporter 3 saya gunakan waktu untuk masukin beberapa foto ke Facebook. Salah satunya foto tahun baruan yang telat banget baru dimasukin sekarang.

Ruang gerak saya jadi terbatas, ruang makan dan kamar tidur aja. Ke kamar mandi sekali-sekali. Bolak-baliknya kesitu melulu.

Tapi hebatnya, walaupun mood saya jelek, rasa malas menyerang habis-habisan, pilek belum sembuh banget. Tapi saya tetap masak!!! Yup, ternyata rasa tanggung jawab terhadap kebutuhan makan buat saya dan suami bisa ngalahin semua kemalesan itu.

Terbukti, hari Minggu siang kita makan siang berdua diruang makan sambil ngobrol. Itu suatu hal yang udah lama banget gak kita jalanin.
Walopun abis makan siang, ujung-ujungnya..... balik ke kamar lagi...hihihihihi :-))

Friday, January 16, 2009

Bau

Tiga hal yang bikin mobil gue si Mungil jadi bau.

1. Melon yang meletus
Jadi ceritanya, kita mau datang ke arisan. Waktu jamannya saya masih tinggal sama mertua dan hobby masak belum mengalir didarah saya. Kalau ada acara arisan, bawaan saya selalu buah. Pilihannya antara Semangka dan Melon.
Ceritanya hari Minggu kita ada arisan keluarga mama saya dan (lagi-lagi) pilihan buah jatuh pada diri saya. Malam Minggunya saat lagi pacaran di Citos, saya membeli Melon. Waktu balik kerumah mertua, suami saya insist ga mau nurunin melon tersebut, " toh besok dibawa lagi ". Ya udah deh saya ga mau ribut. Besok paginya sewaktu hendak berangkat, hubby sayang dengan malu-malu bilang " kayanya harus beli buah lagi deh, mungkin karena kepanasan melonnya meletus ". Selesai sampai disitu? beluuuuuuumm... Melon yang meletus itu meninggalkan bau busuk dan juga spot hitam besar persis seperti bekas ompol bayi. Senengnya, karena kejadian itu saya jadi bisa omel-omelin hubby seharian penuh " Tuh kan apa aku bilang? mestinya melonnya diturunin semalem biar ga meletus. Bikin mobil bau lagi.... tuh bekasnya, kaya ompol bayi!!! ".

2. Servis AC sialan
AC si Mungil bermasalah. Ada bunyi kletek-kletek kalau ACnya udah dipasang lama. Akhirnya, hubby memutuskan membawa si Mungil ke bengkel AC. Saat di servis, dan karena hari itu adalah hari Jumat, hubby memutuskan pergi shalat Jumat dan meninggalkan saya yang duduk di jok belakang sambil onlen internet.
Saat itu yang lagi nanganin si Mungil ada 3 orang. Satu orang di bagian depan (kap mesin), satu orang dibawah dashboard depan sebelah kiri. Sementara yang satu lagi mondar-mandir bantuin salah satu temannya. Senengnya, karena lagi servis AC makanya AC si Mungil di setel kencang dan jendela ditutup. Jarang-jarang saya ngerasain AC si Mungil dingin semriwing begitu (maklum usia si Mungil udah agak uzur).
Lalu bagian nyebelinnya adalah, salah satu tukang servis yang tadi mondar-mandir duduk dibangku supir (disuruh temannya) " tekan gasnya penuh ". Tapi eeehhh.... lho...lho...lho... kok si tukang servis malah ketiduran??? ketiduran dengan bersandarkan pada stir sementara badannya mengeluarkan bau yang cukup bikin saya pusing (karena posisi saya yang sedang duduk dibangku belakang). Lucunya begitu hubby selesai shalat Jumat, si tukang tidur ini mendadak bangun dan keluar dari mobil saya. Oh my.....

3. Kotak makanan di tempat sampah
Saya ingat beberapa hari yang lalu saat sedang menaiki si Mungil, hubby bertanya " kamu nyium ga? ". Berhubung saat itu hidung saya sedang mampet akibat pilek. Saya cuma menggelengkan kepala dan malah bertanya " bau apaan emangnya? ".
Kata hubby, ada yang ngebuang styrofoam pembungkus makanan dikotak sampah yang memang kami sediakan didalam mobil. Maksudnya, mengajak orang yang ikut mobil kami untuk tidak membuang sampah sembarangan (bungkus permen, tissue). Tapi baru kali ini kasusnya ada yang ngebuang bekas makanan.
Waktu akhirnya hidung saya sembuh dari mampet, barulah saya bisa mencium bau yang dimaksud dan memang, baunya busuk banget. Makanya, saya sampai meminta pembantu untuk mencuci tempat sampah berkali-kali dengan sabun. Malah saya bilang hubby " bilangin dong sama temen kamu yang nebeng, kalo kotak makanan kaya gitu, jangan ditaruh didalam mobil. Bikin bau. Tolong buang kek pas dia turun "

Hmmm... mungilku sayang, penderitaan kamu luar dalam ya ternyata!!!

si Kunyuk

gara-gara baca tulisan saya sebelumnya, saya mendapat 'sentilan' lumayan keras dari seseorang yang lebih senang saya panggil Kunyuk. Kenapa Kunyuk? emang dia Kunyuk banget orangnya. Dan entah kenapa saya senang memanggilnya begitu, entah kenapa juga bertahun-tahun saya memanggilnya Kunyuk, dia juga ga pernah marah :-)

Anywaaaaayyy.......

Si Kunyuk ini emang sahabat yang menjengkelkan, gayanya mirip jelangkung. Datang tak diundang, pergi semaunya sendiri. Kalau datang suka mendadak tapi ngeselin.

Saya ingat waktu saya termehek-mehek di tahun 2004 lalu, waktu saya lagi memusuhi Tuhan karena membuat orang lain hamil sementara saya tidak. Si Kunyuk ini yang nemenin saya bercucuran air mata di salah satu cafe di Citos. Ditemani lemon tea dia menemani saya sambil sesekali dia menghembuskan asap rokoknya kearah saya.

" Bagian mana sih yang lu bilang Tuhan ga sayang ama elu? gara-gara orang lain hamil elu engga? Lu mikir dong, kurang sayang apa Tuhan sama elu? lu punya kerjaan bagus, gaji lumayan, punya suami yang sayang ama elu, bentar lagi mau beli rumah, punya mobil...blablabla... bagian mana jahatnya Tuhan sama elu? punya anak kan cuma masalah waktu. Yang penting Tuhan sayang ama elu, rejeki elu bagus melulu, suami ga selingkuh. Apalagi yang kurang coba??? " demikian kata-katanya waktu itu.
Saya terdiam, emang sih. Itu cuma tuduhan saya aja ke Tuhan yang jelek. Si Kunyuk ini, walaupun menjelaskannya dengan cara nyebelin tapi dia bisa membuka mata saya. Walopun habis itu saya terpaksa harus ngebayarin total kerusakan yang dia lakukan (dua gelas lemon tea, beberapa slice kue dan rokok yang kalo dibeli di cafe harganya jadi melonjak drastis).

Lalu kalau saya lagi adem, si Kunyuk ini menghilang dari peredaran jagat dunia. Kembali lagi kalau saya sedang punya masalah. Tapi dia tidak pernah menghitung-hitung kebaikannya dalam menghibur saya. Du'uh gue sayang banget ama lu 'Nyuk....

Lalu tahun 2008 dia datang lagi sambil membawa resolusi. Katanya dia mau berhenti merokok. Dan dia mencaci maki saya waktu mondar-mandir dihadapannya membawa sebungkus rokok Sampoerna Mild Hijau. " Sialaaaann......... gue kan mau berhenti ngerokok!!! ". Ini kan ujian, tandanya dia ga lulus ujian. Akhirnya, saat kami bercakap-cakap sepulang kantor, rokok yang saya beli berpindah tangan. Satu persatu mulai dihisapnya. Sementara saya tertawa tergelak-gelak melihatnya gagal test merokok.

Tahun 2o09 baru dimulai. Si Kunyuk ini melihat satu keberhasilan saya, bahwa saya bisa meninggalkan kebiasaan saya minum teh botol dan minuman bersoda lainnya. Sementara keinginannya masih sama, berhenti merokok. Dan dia, rupanya sudah bisa menghilangkan kebiasaannya merokok hampir 90%. Not bad 'Nyuk......
Terbukti, saya kembali saya berulah mondar-mandir dihadapannya sambil membawa rokok favoritnya. Tidak ada keinginan sedikitpun darinya untuk mulai mengisap. Akhirnya bungkusan rokok itu malah berpindah keseorang tukang parkir.

Saat dia membaca lagi blog saya, lengkap dengan perasaan saya yang (lagi-lagi) sedang teriritasi akibat masalah anak. Si Kunyuk datang lagi pada saya. Saya ungkapkan segala kesedihan saya pada dia. Tentang tuduhan sepihak yang ditujukan pada saya.

Komentar si Kunyuk sederhana, " lu pasang foto lu saat baru nikah!! ". What?? foto waktu berat badan saya cuma 48 kg? saya aja ngeri ngelihat foto saya waktu itu. Kok saya bisa sekurus itu?
Lagi-lagi si Kunyuk cuma berkomentar sederhana " buat nunjukkin ke orang-orang bahwa akibat USAHA elu supaya bisa hamil, maka elu harus merelakan bentuk badanlu yang dulu kurus menjadi tak berbentuk seperti sekarang ini. Berapa berat badanlu sekarang? 60? 65 kilo? Berapa? itu kan terjadi akibat lu suntik-suntik hormon kan? Jadi siapa bilang lu ga ada usaha pergi ke dokter? Kalo ga ada usaha, badanlu masih kurus aja kaya dulu. Iya kan?? "
Saya kembali terdiam. Kata-katanya memang pedas, tapi tepat sasaran. Saya memang tidak berhenti berusaha. Badan saya rusak karena usaha saya mendapatkan anak. Lagi-lagi si Kunyuk benar, walaupun hati saya sakit mendengar kata-katanya.

Sekali lagi sahabat saya yang bermulut tajam ini membuka hati saya. Buat apa saya harus terusik dengan kata-kata orang lain? Saya punya dunia sendiri, dimana hanya saya yang tahu apa isinya.

Terima kasih Kunyuk sayang, kamu memang sahabat saya yang terbaik..... (walaupun saya sebal dengan kata-kata kamu!!!)

sesuatu bernama " anak "

Tahun 2009 ini genap sudah pernikahan gue menginjak angka 7 dan umur gue menginjak angka 35.
Satu hal yang kerap menghantui gue adalah sesuatu bernama " anak ".
Punya anak selalu hadir disetiap doa-doa gue. Punya anak selalu masuk dalam resolusi gue, nomor satu malah. Tapi punya anak kayaknya gampang-gampang susah ternyata.
Gue bingung sama temen gue yang gampang banget hamil. Tapi banyak juga temen gue yang sampai detik ini juga punya masalah seperti gue, yaitu susah hamil.

Suami gue iritasi tiap kali nerima email " kelahiran " di email kantornya. Saking iritasinya, tiap kali ada email tersebut datang pasti langsung dia delete dari inboxnya. Sementara gue? bukan cuma kuping, tapi hati gue sangat tersilet-silet ngedenger " kok belum hamil juga, si itu udah hamil tuh...? ".
Udah jutaan kali gue bilang kalo gue udah masuk masa 'kebal' ditanya. Tapi sebenernya udah milyaran kali air mata gue tumpah kalo ngomongin masalah ini. Gimana ga tumpah? seringkali orang, siapapun mereka ngomongin masalah ini tapi lebih banyak men-judge guenya. Yang katanya gue ga berdoalah, gue ga berobatlah, gue ga berusahalah....
Jujur, ini adalah sesuatu yang berat gue buat omongin ke orang-orang. Mungkin cuma orang-orang yang diposisi yang sama seperti gue yang bisa ngerasain apa yang gue rasain sekarang. Sakit banget kalo dibilang gue ga usaha.... emangnya apa yang gue kerjain harus gue laporin? berapa banyak duit yang gue habisin perlu gue kasih unjuk?

Kalo kayak gini, rasanya gue butuh sesuatu buat gue jadiin pegangan atau sandaran. Karena gue ngerasa ga mampu menahannya sendiri. Karena seringkali pertanyaan, atau tuduhan tersebut datang disaat yang teramat tidak tepat. Soalnya hati gue sendiri, walaupun kebal tapi kadangkala ga siap untuk diserang dengan pertanyaan seperti ini.

Urusan seperti ini pernah bikin gue marah sama Tuhan. Kenapa sih Tuhan kasih gue cobaan begini? kenapa sih Tuhan bikin gue digunjingin orang? dituduhin yang engga-engga sama orang?
Tapi akhirnya gue sadar, Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk gue. Gue tahu, suatu hari Tuhan pasti akan kasih yang terbaik buat gue.

Kadang-kadang gue mikir tentang sesuatu bernama " anak " ini. Perlukah gue akan kehadirannya? 11 dari 10 dihati gue menyatakan gue PERLU akan kehadirannya. Gue pernah berkata sama sahabat gue, hal-hal sederhana yang ingin gue rasakan dengan sesuatu bernama " anak " ini : Pengen ngerasain ada yang nendang-nendang didalam perut gue, pengen ngerasain melahirkan secara normal dan pengen ngadain ulang tahun anak gue yang pertama. Simple kan?

Walaupun kadang-kadang mimpi gue berubah menjadi liar dengan tambahan improvisasi. Misalnya, gimana kalau anak gue kembar 4? gimana kalo gue dikasih kesempatan melahirkan 2x sama Tuhan tapi gue melahirkan anak kembar 6? dan impian-impian lainnya :-)

Gue tahu saat gue nulis ini, hati gue sedang teriritasi oleh pertanyaan akan sesuatu bernama " anak " tersebut. Itu juga yang membuat gue memilih mengurung diri menjalani hari-hari. Karena gue capek akan pertanyaan akan sesuatu bernama " anak " tersebut. Karena tidak ada seorangpun yang lebih mengerti kondisi gue daripada diri gue sendiri. Dan sekarangpun gue masih bertanya-tanya mengapa sakit flu dan batuk yang gue derita masih belum sembuh juga hingga saat ini.

Thursday, January 15, 2009

Sesak

Sesak. Saya sedang sesak!!

Saya sesak dengan pertanyaan dari orang-orang yang amat mengganggu. Sebenarnya sih ga ada hal apa-apa, cuma karena saya sesak. Jadinya saya lebih mudah tersinggung jadinya.

Saya jadi ingin buru-buru weekend! Hmm.. weekend besok saya mau ngapain ya???
Ga ada yang spesial yang mesti saya kerjain sejujurnya. Tapi saya ingin menggunakan waktu saya untuk menangis dan bertanya pada Tuhan, apa hikmah dari sakit saya kemarin *teteup*
Mengapa saya tetap merasa, Tuhan memberikan saya sakit diwaktu yang salah?? Walaupun saya tahu, tidak ada yang pernah salah bagi Tuhan. Yang alpa hanya manusia semata.

Saya sesak mendengar pertanyaan orang. Lalu saya juga sesak apabila mendengar ceritanya. Apalagi yang membuat saya sesak? gangguan telpon yang tiada henti. Gurau tawa mereka juga membuat saya sesak. Membuat saya ingin (kembali) sendiri.

Sudah cukup saya bermuka dua sejak akhir tahun lalu, sekarang saya ingin kembali ke dunia saya. Dunia sendiri saya yang sepi........

komunikasi

Saya punya masalah dengan komunikasi.
Entah kenapa, saya susaaaaaahh banget mengungkapkannya. Walaupun yang saya ingin ungkapkan sudah ada diujung lidah saya.

Saya takut apabila saya mengungkapkannya, ada satu pihak yang merasa terganggu. Tapi kali ini saya yang terganggu dengan batin saya sendiri.

God, please help me!

Hikmah

Saya tahu, kalo Tuhan yang memberi kita segalanya. Dari sakit hingga rezeki.......
Tapi beberapa kali saya ngerasa, Tuhan kasih saya sakit diwaktu yang salah. Saya kehilangan 'itu' saat saya sakit kemarin.
Banyak yang bilang, ambil hikmahnya saja. Hikmah yang mana?
Saya sudah kehilangan beberapa hal karena sakit.
Sekarang saya sedih, dan saya masih menunggu hikmah yang diberikan Tuhan kepada saya lewat sakit saya kemarin.

Wednesday, January 7, 2009

Surat Miskin

ngelanjutin obrolan diatas......

Beberapa hari yang lalu, pembantu saya minta izin libur karena harus mudik ke kampungnya di Parung untuk menengok bapak mertuanya yang sakit tumor.

Dia (D), Saya (S)
D : Bapak mertua sakit tumor mbak, tumor dipundaknya udah gede dan bau karena berair melulu
S : Udah dibawa ke dokter belum??
D : Pernah dibawa ke orang pintar dan pak Haji di Serang, tapi malah makin parah.
S : Kedokter dong, ke puskesmas
D : Udah mbak, tapi puskesmas ga bisa katanya alatnya ga ada mesti dibawa kerumah sakit di Jakarta. Tapi ga punya duit
S : Coba kamu urus surat keterangan miskin, waktu itu saya liat di TV. Siapa tahu kamu dikasih murah, sukur-sukur dikasih gratis.
D : Suratnya udah diurus mbak, tapi ga diterima sama RS di Jakarta
S : Kenapa?
D : Katanya surat keterangan miskin saya alamatnya di Parung, bukan Jakarta. Kalo mau berobat disana, harus PAKE surat miskin ALAMAT JAKARTA
Saya : HEH???
D : Trus saya disuruh urus surat miskin alamat Jakarta, HARUS BAYAR 300 ribu!

orang miskin dilarang sakit........

dokter dan rumah sakit di Indonesia

Makan siang tadi saya dan teman-teman rame-rame ngomongin pengalaman mereka soal dokter dan rumah sakit di Indonesia.

Teman 1
" gue udah semaput di UGD rumah sakit ******* bukannya dikasih pertolongan, eh susternya masalh nanya : Ibu mau bayar pake apa???. Gue lempar aja kartu debit gue sambil bilang NIH GESEK!!. Trus lu tau ga susternya malah bilang apa?? disini ga bisa pake debit atau kartu kredit, harus cash. Rasanya tuh rumah sakit mau gue bakar!!!!!!! "

Teman 2
Ayahnya sedang dirawat karena stroke. Tiba-tiba ditengok oleh dokter jaga yang bilang " bapak ginjalnya juga bermasalah nih ". Sehingga si bapak malah makin stress dan makin drop. Begitu teman saya menkonfrontasikan dengan dokter yang bersangkutan, dengan entengnya si dokter malah bilang " ooo, saya ga baca track recordnya, ternyata ginjalnya ga papa tuh. Soalnya saya dokter jaga dari lantai lain ". DZIGH!!!

Teman 3
Ibu teman saya kecelakaan dan harus dioperasi. Saat sang ibu mau masuk ruang operasi, teman saya diajak suster ke sebuah ruangan dan diberikan rincian "pembayaran awal" yang harus dibayar sebelum operasi dimulai.
Tindakan operasi Rp. ......
Dokter Rp. ......
Anestesi Rp. .........
Obat-obatan Rp. .........
Total 11 juta. Begitu dibayar, operasi baru dilakukan.

Teman 4
Ginjal kanannya terasa sakit. Dua kali berobat di Indonesia, para dokter memvonis bahwa " ginjal kirinya menciut dan harus dilakukan operasi pengangkatan ginjal ". Teman saya ga percaya karena dia merasa, ginjal kanannya yang sakit kenapa harus dilakukan tindakan pada ginjal kiri? Akhirnya dia berobat ke Penang dan dokter di Penang mengoperasi GINJAL KANANnya karena ginjal tersebut mengalami pembengkakan akut. Jadi bukan ginjal kirinya yang menciut!!!!!

Pengalaman saya :
Beberapa tahun yang lalu saya demam. Oleh hubby saya dibawa ke sebuah rumah sakit swasta besar untuk berobat ke dokter umum. Selesai diperiksa, saya ingat dokter tersebut malah bercerita pengalamannya jalan-jalan ke Hongkong (can you imagine that?????). Saya diberi 5 jenis obat (demam aja obatnya segabreg). Begitu minum obat saya sembuh. Selesai??? belum!!! Saya merasa SANGAT SEHAT!! Saking sehatnya saya sampai tidak bisa tidur hingga 3 hari. Tidak ada rasa ngantuk sama sekali. Setelah lewat hari ke-3 saya malah stress, ga bisa tidur tapi ga ngantuk, ga lemes juga. Saya ingat saya sampe marathon nonton DVD Lords of The Ring 1-2-3. Akhirnya saya NYIKAT KAMAR MANDI!! Hubby sampe ngomel-ngomel pas tahu saya nyikat kamar mandi. Saya bilang " aku lagi bikin badanku capek supaya bisa tidur ". Kamar mandi sudah disikat, kamar sudah dibersihkan dan dipel tapi saya belum ngantuk juga. Hari ke-4 saya pingsan. Lalu saya dibawa ke dokter lain. Oleh dokter yang baru saya disuruh menghentikan konsumsi obat. Saya baru bisa tidur nyenyak!!!

Tuesday, January 6, 2009

solusi macet

Buat saya transportasi paling enak yang saya rasakan sekarang ini (walaupun ga enak-enak banget juga sih) adalah kereta express. Minimal, saya ga perlu ngerasain 2 jam dijalanan karena macet untuk sampai Bintaro. Sebelnya kalau keretanya udah ngadat. Rusaklah, molorlah, inilah-itulah. Kayaknya ya, hidup di Jakarta tuh emang disaster banget. Mau bawa mobil sendiri kena macet, naik kendaraan umum juga ga enak.

Jadi kalau sekarang ini pemerintah lagi mencari solusi macet. Saya pinjem bahasa temen saya aja " ampe botak juga ga bakal ketemu solusinya ". Gimana mau ketemu? jalanan di Jakarta segitu-gitu aja, tapi pertambahan kendaraannya tiap tahun mencapai 11%.

Saya bakal tertawa terbahak-bahak kalau ada perumahan yang menawarkan " bebas macet ". Bebas banjir aja saya ga percaya, apalagi bebas macet. Kemaren teman saya misuh-misuh karena dilarang pacarnya beli rumah di Cibubur. " Padahal kan rumahnya lucu-lucu " kata dia. Saya cuma bilang " yah, kalau elu punya helikopter sih ga papa beli rumah disana, bagus dong pacar lu ngelarang beli rumah di Cibubur, soalnya gue pernah ngerasain pulang dari salah satu perumahan mewah di Cibubur ke Bintaro selama 4 jam!! "

Soal ngerubah jam masuk anak sekolah? saya angkat bahu dulu deh. Soalnya saya baca di Detik.com katanya lebih banyak nyusahin si anaknya. Yang masih ngantuklah, yang malah makin telatlah...
Trus saya juga baca kalau pemerintah mau mengatur jam masuk karyawan kantor. HEH???? Jadi karyawan di Jakarta A dan B masuk jam 7, lalu karyawan Jakarta C masuk jam 8, karyawan Jakarta D dan E masuk jam 9. Kalau kaya gini sih ujung-ujungnya paling ga jalan dengan semestinya.

Kalau saya sih cuma berharap, kereta express yang biasa saya naikin ga bermasalah. Biar saya bisa pulang cepat sampai dirumah, masak makan malam lalu makan malam sama suami saya.
Lucunya walaupun berita tentang kemacetan Jakarta kayanya ga habis-habis diomongin, tapi pendatang yang masuk Jakarta tiap tahun juga makin banyak. Hmm......





Monday, January 5, 2009

Akhirnya

......... tahun baru kali ini saya ikutan keluarga besar mama di Sudirman Park apartemen (punya adiknya mama). Seruuuuu....
Walaupun harus bobok dempetan. Tapi ketawa melulu. Seru pokoknya!!
Apartemennya lumayan besar (3 bedrooms). Pesertanya? mama-kakaknya mama-4 sepupu-saya-hubby-2 adik saya-1 ipar-1 keponakan. Totalnya 12 orang!!! Belum termasuk sepupu yang datang tapi ga nginep.

Saya baru confirm mau join tanggal 31 siang. Lagi enak-enak nonton DVD " Supernatural season 3 " tiba-tiba ditelpon mama dan diajak join. Ya udah deh, sekali-kali saya barengan mereka.
Disuruh bawa makanan!! Aduh, masak apa ya???
Tunggu tukang sayur aja trus liat-liat masih ada apa. Pilihan saya : bakwan jagung dan tortilla.

jam 3 tanggal 31 Dec saya ninggalin rumah. Jemput mama dulu, makan siang, dll, dll. Akhirnya baru berangkat jam 17.30. Alhamdulillah lancar banget. Padahal saya dan hubby sempet takut ada pengalihan jalan di Sudirman. Sampai di Sudirman Park kita ke Dunkin Donuts dulu sambil nunggu sepupu yang pegang kunci. Waktu di telpon katanya udah di Komdak. Satu persatu pada datang akhirnya. Tante dan sepupu saya dari rumah mereka di Bekasi, adik saya dan suaminya dari kantor.

Masuk apartemen langsung bongkar bawaan buat makan malem. Dasar ya orang Padang. Makanannya berlimpah. Dari mulai mie goreng, perkedel jagung, asam padeh tongkol, balado telur sampai ayam goreng. Selesai makan, saya keluarin notebook mau nonton lanjutan Supernatural, tapi batal karena langit Jakarta udah mulai ramai dengan kembang api yang terlihat jelas banget dari jendela apartemen kita. Malamnya sepupu ada lagi yang datang, sambil bawa bantal extra, kasur lipat dan bedcover dari rumahnya. Apartemennya si oom malah jadi keliatan kayak barak penampungan :-))

Sampai jam 12 kita nonton TV, ngobrol, ketawa-ketawa, cela-celaan sambil nontonin langit Jakarta yang makin rame sama kembang api dan makin meriah. Jam 1 pagi baru deh saya tidur.

Tanggal 1 Januari kita berenang dulu. Abis berenang, mandi trus jalan-jalan ke Mall Ambassador beli DVD lanjut ke Grand Indonesia yang amit-amit penuh banget!! Mau makan siang aja susah! Akhirnya kita dapat tempat duduk di Gado-gado Boplo. Tapi pelayanannya nyebelin. Kayanya waitressnya ga siap untuk tamu yang membludak. Sepupu saya nyaris marah-marah karena jengkel. Dari GI mobil diarahkan ke menteng. Sebenarnya mau nyari KFC (mau beli pake ayam seember itu). Tapi ternyata KFC ada di Sarinah Thamrin. Akhirnya kita arahkan mobil ke Sarinah. Beli ayam di KFC dan es krim buat ibu-ibu (mama dan tante) yang ditinggal di apartemen, beli Rotiboy, Aqua dan HappyToss lagi...

Tanggal 2 Januari pagi. Oom yang punya apartemen datang buat ngajak sarapan. Belum ada yang buka!!! Ke Citywalk baru J.Co dan Starbucks doang. Ke Oakwood malah belum ada yang bukan sama sekali. Puter-puter malah berakhir di Soto Kudus Blok M cabang Tebet. Hihihihihi....
Tadinya malamnya kita mau karaokean, tapi semuanya pada kecapean. Termasuk saya. Malah hubby badannya pegel-pegel saking hotnya berenang tadi pagi. Jadilah saya tidur disebelah hubby sambil mijitin tangannya dia.

Balik ke apartemen kita berenang lagi :-))
Siangnya, kita lunch di Orange Resto di Citywalk. Baru deh abis lunch kita pulang ke rumah masing-masing.



Tahun baru lagi.......

Makasih ya Allah untuk tahun 2008 yang penuh warna!

Saya ingat diawal 2009 saya dan suami terlibat pembicaraan dapur. Saya duduk di meja makan sementara suami cuci piring. HEH? ga terbalik? engga! beneran nih! *hihihihi*
Dia tanya, apa yang sudah saya capai di tahun 2008? saya bilang " minum air putih yang banyak ". Dia ngangguk.

Seperti yang udah saya bilang, saya ga mau menyimpan harapan terlalu tinggi. Takutnya kalau ga kesampaian nanti sedih, kalau jatuh nanti sakit. Maunya yang sedang-sedang aja, yang penting bisa diraih. Tahun ini saya pengen banyak olahraga. Saya sih belum kepikiran ikut kelas aerobik atau jadi member tempat gym. Soalnya alat fitness dirumah aja dipakenya sekali-sekali aja tuh :-)
Tapi saya pengen bisa lebih banyak lagi jalan pagi disaat weekend! Itu aja kok!
Mudah-mudahan kesampean..... *simple kan?*