Friday, January 16, 2009

sesuatu bernama " anak "

Tahun 2009 ini genap sudah pernikahan gue menginjak angka 7 dan umur gue menginjak angka 35.
Satu hal yang kerap menghantui gue adalah sesuatu bernama " anak ".
Punya anak selalu hadir disetiap doa-doa gue. Punya anak selalu masuk dalam resolusi gue, nomor satu malah. Tapi punya anak kayaknya gampang-gampang susah ternyata.
Gue bingung sama temen gue yang gampang banget hamil. Tapi banyak juga temen gue yang sampai detik ini juga punya masalah seperti gue, yaitu susah hamil.

Suami gue iritasi tiap kali nerima email " kelahiran " di email kantornya. Saking iritasinya, tiap kali ada email tersebut datang pasti langsung dia delete dari inboxnya. Sementara gue? bukan cuma kuping, tapi hati gue sangat tersilet-silet ngedenger " kok belum hamil juga, si itu udah hamil tuh...? ".
Udah jutaan kali gue bilang kalo gue udah masuk masa 'kebal' ditanya. Tapi sebenernya udah milyaran kali air mata gue tumpah kalo ngomongin masalah ini. Gimana ga tumpah? seringkali orang, siapapun mereka ngomongin masalah ini tapi lebih banyak men-judge guenya. Yang katanya gue ga berdoalah, gue ga berobatlah, gue ga berusahalah....
Jujur, ini adalah sesuatu yang berat gue buat omongin ke orang-orang. Mungkin cuma orang-orang yang diposisi yang sama seperti gue yang bisa ngerasain apa yang gue rasain sekarang. Sakit banget kalo dibilang gue ga usaha.... emangnya apa yang gue kerjain harus gue laporin? berapa banyak duit yang gue habisin perlu gue kasih unjuk?

Kalo kayak gini, rasanya gue butuh sesuatu buat gue jadiin pegangan atau sandaran. Karena gue ngerasa ga mampu menahannya sendiri. Karena seringkali pertanyaan, atau tuduhan tersebut datang disaat yang teramat tidak tepat. Soalnya hati gue sendiri, walaupun kebal tapi kadangkala ga siap untuk diserang dengan pertanyaan seperti ini.

Urusan seperti ini pernah bikin gue marah sama Tuhan. Kenapa sih Tuhan kasih gue cobaan begini? kenapa sih Tuhan bikin gue digunjingin orang? dituduhin yang engga-engga sama orang?
Tapi akhirnya gue sadar, Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk gue. Gue tahu, suatu hari Tuhan pasti akan kasih yang terbaik buat gue.

Kadang-kadang gue mikir tentang sesuatu bernama " anak " ini. Perlukah gue akan kehadirannya? 11 dari 10 dihati gue menyatakan gue PERLU akan kehadirannya. Gue pernah berkata sama sahabat gue, hal-hal sederhana yang ingin gue rasakan dengan sesuatu bernama " anak " ini : Pengen ngerasain ada yang nendang-nendang didalam perut gue, pengen ngerasain melahirkan secara normal dan pengen ngadain ulang tahun anak gue yang pertama. Simple kan?

Walaupun kadang-kadang mimpi gue berubah menjadi liar dengan tambahan improvisasi. Misalnya, gimana kalau anak gue kembar 4? gimana kalo gue dikasih kesempatan melahirkan 2x sama Tuhan tapi gue melahirkan anak kembar 6? dan impian-impian lainnya :-)

Gue tahu saat gue nulis ini, hati gue sedang teriritasi oleh pertanyaan akan sesuatu bernama " anak " tersebut. Itu juga yang membuat gue memilih mengurung diri menjalani hari-hari. Karena gue capek akan pertanyaan akan sesuatu bernama " anak " tersebut. Karena tidak ada seorangpun yang lebih mengerti kondisi gue daripada diri gue sendiri. Dan sekarangpun gue masih bertanya-tanya mengapa sakit flu dan batuk yang gue derita masih belum sembuh juga hingga saat ini.

No comments: