Tuesday, July 8, 2014

lagi-lagi capres

Emang ya masalah pemilihan capres ini udah hits banget beberapa minggu terakhir ini.
Kayanya semua orang pada sibuk menjagokan pilihannya. Mau Prabowo atau Jokowi?

Saya sebagai satu dari masyarakat Indonesia yang lahir dan besar di Jakarta cuma berharap pengennya presiden nanti jauh lebih baik dari presiden-presiden sebelumnya.
Bersih, ga memperkaya diri sendiri dan keluarga, gak kejam dan menjadi dictator, bikin Indonesia maju, hebat, aman dan setumpuk keinginan-keinginan lainnya.

Itu kan idealnya.

Seperti percakapan yang saya dengar siang tadi. Membandingkan Indonesia dengan Cina. Negara Cina yang berani memberi hukuman mati pada koruptor. Atau obrolan macam " bodo amat dengan system pemerintahannya mau komunis kek, mau kerajaan kek yang penting ga ada lagi orang miskin di Indonesia, ga ada lagi anak-anak kecil yang mengemis di jalanan, gak ada lagi orang miskin ga ga diterima di rumah sakit, ga ada lagi anak-anak yang ga bisa sekolah karena mahal. Padahal gue ga pernah golput. Selalu milih tiap kali Pemilu atau Pilkada!!! "

Kita udah capek denger janji-janji palsu. Kita pun cukup sabar menunggu sebuah proses perkembangan Indonesia. Tapi kalau pada kenyataannya, udah sabar menunggu tapi ujung-ujungnya  yang kita dapatkan cuma berita anggota dewan yang tersangkut masalah korupsi... haduuuuhhh.... cape deeehh....

Jadi mungkin kata-kata diatas adalah ungkapan seorang yang udah cape melihat Indonesia yang makin terpuruk. Jadi udah ga peduli lagi sama system pemerintahan. Asal Indonesia maju dan berubah.

Monday, July 7, 2014

Pilih siapa?

Kalo kemarin saya misuh-misuh soal 'kotor'nya halaman path dan facebook saya oleh para jurkam kagetan. Kalau sekarang saya pengen nulis yang serius. Mengenai siapa yang akan saya pilih sebagai orang nomor 1 di negara ini.

Didalam hati masih ada pergolakan. Mau pilih A dengan alasan ini-itu. Atau pilih B juga dengan alasan berbeda. Ada hal dari dua capres ini yang bikin saya harus banyak baca, nonton berita dan membaca banyak artikel tentang 2 capres ini.

Jujur aja, sekarang saya sekarang lagi banyak belajar. Agar supaya pilihan saya tepat sasaran. Minimal saya gak main asal coblos aja sembarangan atau karena ngikut suami atau orang tua atau karena dengar pendapat orang. Saya maunya pilihan saya benar-benar datang dari lubuk hati yang paling dalam dan saya pun akan mendoakan orang yang saya pilih agar supaya beliau bias menjadi pemimpin yang benar-benar membawa Indonesia kepada kebaikan.

Saya suka bagaimana sebuah berita mengupas karakter seseorang tanpa menjatuhkan orang tersebut dengan berita-berita picisan.

Contoh Jokowi :
Sebagai mantan pengusaha mebel, suka music rock. Menjabat sebagai walikota Solo hingga duduk sebagai Gubernur Jakarta. Sepak terjangnya. Saya suka bagaimana sebuah artikel bisa membuat saya mikir kenapa saya harus pilih Jokowi?
Tapi bukan cuma menyerang soal agamanyalah, status Cinanya, soal kerjanya yang ga pernah beres dalam menduduki jabatan tertentulah. Bukan itu. Pasti ada alasan positif dari seorang Jokowi sampai ia bisa dipercayakan rakyat untuk nyapres.

Lalu Prabowo :
Selama ini saya hanya mendengar berita buruknya saja tentang beliau. Kasus penculikan hingga sosoknya yang katanya temperamental. Tapi membaca beberapa artikel dimajalah atau koran ternyata masih banyak sisi positif dari beliau. Simplenya gini, kalau memang beliau ini sedemikian buruknya, pasti beliau ga akan ada yang mendukung. Tapi buktinya masih ada juga yang percaya pada beliau.

Nah, sebagai orang yang sangat buta politik. Udah barang tentu saya butuh pengetahuan. Saya butuh banyak artikel di koran atau majalah, berita TV untuk memberikan ilmu pada saya. Saya gak mau hanya mendengar pendapat dari si A yang abis-abisan mendukung Prabowo tapi kerjaannya cuma posting kejelekan Jokowi atau sebaliknya.
Atau si B yang cinta mati saya Jokowi tapi cuma bisanya posting artikel 'gak penting' kayak misalnya cuma pengen ngebuktiin Jokowi merakyat, berita soal Jokowi makan nasi bungkus aja dijadiin headlines.

Masih ada 2 hari lagi. Dan sekarang sedang masa tenang. Waktu yang paling baik bagi kita untuk banyak belajar dan berdoa sebelum menentukan pilihan. Mungkin aja kemaren udah ngebet pilih capres tertentu trs tau-tau dapet 'wangsit' atau mimpi setelah menunaikan shalat Istikharah dan memilih capres satunya. Semua bisa terjadi kan?

Saya gimana? Yang jelas saya lagi banyak 'belajar' dan berdoa (kayak mau ujian aja). Bagi saya semua capres sama baiknya. Tapi mungkin ada yang lebih baik dari yang lain sehingga rakyat percaya pada beliau.

Yang jelas sebelum nyoblos saya mau bilang " Bismillah " dulu dan ngebatin Insya Allah orang yang saya pilih benar-benar bisa membawa Indonesia pada kebaikan. Amin....

Wednesday, July 2, 2014

Kisah sepatu lari

Sekitar bulan September - Oktober 2013 lalu, teman saya dengan semangat mengajak saya ikutan lari.
Yup, lari sekarang lagi jadi hits dan semua orang lagi kecanduan lari.
Rencana besarnya pengen ikutan marathon yang lagi sering diadain di Jakarta. Jadi sebelum marathon, kita latihan dulu.
Seperti biasa, saya yang orangnya punya masalah ikut-ikutan jadi kepengen juga.
Yang pertamakali saya beli? sepatunya dong.
Padahal sepatu gym saya masih bagus banget. Tapi ini harus beda. Sepatu lari, bukan sepatu gym.
Akhirnya saya beli juga sepatu lari. Biar gampang dimatchingin sama bajunya, sepatunya saya pilih warna gelap.
Trus yang saya inget saya batal lari karena sakit. Selanjutnya lari hanya tinggal rencana.
Boro-boro mau ikutan marathon secara latihannya aja gak pernah.

Bukan April saya mau berangkat ke HK. Saya butuh sepatu yang enak diajak jalan seharian disana. Kepikiran beli sepatu jalan lagi. Tapi tiba-tiba saya menemukan kotak sepatu yang masih bersih.
Isinya? sepatu lari sayaaaaa......
Jadi walaupun sepatu itu belum pernah diajak lari. Tapi sepatu ini udah diajak keliling HK. Jalan ke Disneyland HK, ke Macau. Terakhir udah saya pake jalan disekitar Marina Bay. Rencananya, bulan Oktober sepatu ini malah mau diajak jalan ke Dieng dan motret sunrise disana.

Jadi kapan ya ini sepatu diajak lari beneran?