Tuesday, December 24, 2013

Pekerjaan

Suatu ketika saya pernah asyik ngopi dan ngobrol dengan seorang teman tentang pekerjaan. Ceritanya, teman saya iri sama saya yang akhirnya mendapatkan pekerjaan baru dekat dengan rumah. Bukan rahasia lagi, macetnya Jakarta yang sangat luar biasa membuat kita malas dan capek untuk memburu pekerjaan yang lokasinya jauh dari rumah. Apalagi untuk orang-orang macam saya dan teman saya yang sudah lewat masa produktif dan punya pikiran bercabang (anak, lokasi rumah yang jauh, penumpang kendaraan umum, dll, dll) Jadinya urusan lokasi kerja yang tidak jauh dari rumah jadi satu hal mutlak. Kecuali kalau misalnya usia muda.

Nah....

Saya dan teman saya ini adalah mantan pekerja wilayah Sudirman. Saya menghabiskan waktu tahun 1996 - 1999 dan 2005 - 2011 menjadi warga Sudirman sementara teman saya lebih lama lagi.
Memang, dahulu, wilayah Sudirman sangat prestige. Tapi sekarang sudah berbeda.
Tetapi teman saya menganggap kalau masih muda, semua harus dicoba. Minimal kalau sudah tua dan ditanya sama anak-cucu kita. Kita bias menceritakan pengalaman bekerja kita dimana-mana.

Teman saya geregetan. Banyak teman atau bahkan adik temannya yang tidak semangat mencari kerja. Sepertinya hidupnya udah cukup segitu-gitu aja. Bukan masalah uang, tetapi pengalaman.
Bagi teman saya yang merupakan manager HRD, alangkah sayangnya kalau masa produktif kita tidak dipakai untuk berjuang mencari pekerjaan dan banyak pengalaman. Malah dengan ketus teman saya bilang " kalo elu masih muda tapi terjebak sama area comfort zone, kerja gitu-gitu aja. Bukan kerja namanya. Kalau masih muda harus merasakan berbagai pengalaman. Ibaratnya kalau masih muda tapi belum pernah ngerasain kerja ala romusha yang dibantai abis-abisan belum afdol namanya. Apalagi kalau masih mudah tapi udah terjebak di comfort zone "

Teman saya mencontohkan kerja dibantai habis-habisan ala anak-anak advertising atau macam auditor.

Saya pernah menjadi satu diantara mereka beberapa tahun lalu. Saya menikmati pengalaman saya dahulu. Jadi sekarang ibaratnya, boleh dong kalau saya menutup karir saya dengan bekerja dilokasi yang tidak jauh dari rumah setelah sebelumnya saya pernah berkantor di : Bogor, Sudirman, Slipi, TB Simatupang, Sudirman dan akhirnya Bintaro

Monday, December 23, 2013

Niat di 2014

Saya adalah orang yang paling rajin menulis keinginan-keinginan yang hendak saya raih di tahun depan. Hal ini sudah saya kerjakan sejak beberapa tahun lalu.
Keinginan saya selalu hal yang simple. Misalnya pengen bisa lebih banyak minum air putih. Pengen lebih rajin lagi minum vitamin atau pengen punya waktu berolah raga yang lebih banyak lagi.

Tahun lalu selain keinginan utama punya momongan. Salah satu keinginan saya adalah hidup yang lebih sehat. Ini adalah hal paling sederhana tapi paling sulit dijalani.

Memulai tahun 2013 saya masih dalam kondisi jobless. Bisa dibilang hidup saya sangat sehat saat itu. Makan teratur, saya sering olah raga, kulit terawat dan hal-hal yang  bagus lainnya.

Lalu saya kembali masuk kedunia kerja. Hal pertama yang terjadi adalah, kulit saya rusak parah. Mendadak jerawar bermunculan diwajah. Saya sampai pusing 7 keliling dengan masalah jerawat ini. Ampuuunn deh...

Solusi awal yang saya jalankan adalah membeli  satu set skincare dan make up khusus untuk kulit berjerawat. Gimana engga? Tiap kali bertemu dengan teman atau saudara, pertanyaan mereka adalah " kok jerawatan gitu sih? " Huhuhuhuhu :((

Lalu hal lain yang saya lakukan adalah saya rajin minum vitamin dan minum air putih. Lebih rajin membersihkan wajah dan memakai produk perawatan kulit. PS : produk perawatan kulitnya standar dan bisa dibeli di drugstore biasa. Karena saat itu kondisi keuangan saya masih berantakan akibat pregnancy program.

Ternyata usaha saya tidak sia-sia. Dua bulan kemudian jerawat-jerawat tersebut pelan-pelan mulai berkurang. Puncaknya waktu dibulan Agustus saya bertemu dengan beberapa teman lama dan mereka menyangka saya memakai perawatan kulit mahal. Padahal setelah dibuka, make up pouch saya isinya, Wardah dan Bodyshop :))

Jadinya memasuki tahun 2014 ini, resolusi saya adalah hidup sehat dengan cara sederhana. Olah raga serta mengkonsumsi makanan/minuman sehat. Ternyata sehat itu sebenarnya tidak susah-susah amat. Yang penting, niatnya bulat!!
 

Thursday, October 17, 2013

Diet

Ceritanya saya dan beberapa teman lagi duduk bareng sambil ngopi disebuah kedai kopi. Obrolannya adalah soal diet.
Apa sih obrolan 4 cewek kalau bukan diet? shopping dan keluarga? Kali ini yang di highlight adalah soal diet.

Teman A
Lagi menjalankan diet OCD. Baru seminggu sudah turun 1.5 kg dan mengklaim dietnya enak, santai dan engga bikin lemes.

Teman B
Lagi menjalankan diet raw food. Udah ampir sebulan dia lebih banyak mengkonsumsi sayur/buah segar. Ada yang dimakan langsung ada yang dioleh menjadi juice / smoothie. Katanya kadangkala suka males bikin smoothie/juice buahnya dimakan langsung. Atau harus waktunya makan buah tetapi ngiler pengen liat pizza.

Teman C
Lagi menjalankan diet karbo. Dia mengurangi konsumsi gula, garam dan nasi hingga 90%. Sebagai gantinya dia makan protein nabati dan hewani saja. Kalau kebelet pengen karbohodrat, dia menggantinya dengan oat.

Saya
Saya lagi tidak menjalankan diet apa-apa. Pokoknya santai aja. Saya hanya mengurangi asupan kopi, teh dan lebih banyak mengkonsumsi air putih. Saya makan malam sebelum jam 7 malam dan baru makan lagi saat sarapan pagi. Semenjak bekerja disekolahan ini, saya lebih banyak bergerak (karena sekolah ini luasnya 18 ha).
Berat badan saya hanya berkurang 1.5 - 2 kg dari semanjak saya mulai bekerja 6 bulan yang lalu. Tetapi saya merasakan perut saya jauh lebih ramping karena banyak celana yang awalnya tidak muat karena kekecilan sekaramg sudah muat lagi dan bisa dikancing.

Kita tidak melakukan perhitungan diet siapa yang paling bagus. Bagi kita berempat. kurus itu compliment, tetapi sehat adalah yang lebih penting dari hal lainnya. 

Friday, October 11, 2013

Mencoba sehat bag. 2

Semenjak masuk dan bekerja di sekolahan. Saya sering banget ditegur sama sesame teman saya, " kok makannya engga pake sayur sih? " Hadeeehh....

Urusan sayur ini adalah sesuatu yang sangat berat saya lakukan. Saya sih masih bias makan gado-gado atau pecel. Tetapi saya masih pilih-pilih dalam memakan sayuran.

Sekarang saya lebih suka makan sayuran yang tidak terlalu dimasak berlebihan. Misalnya dicampur santan. Saya lebih suka memasak sayuran yang dimasak tumis sederhana. Misalnya hanya dicampur dengan bawang putih dan ditumis dengan minyak saja misalnya seperti buncis. Ternyata lebih enak.
Sayurnya pun masih segar dan tidak terlalu overcooked. jadi kalau dimakan masih ada suara kriyes... kriyes... Enaaaakkk :D

Saya juga lebih banyak mengkonsumsi jus. Sedikit-sedikit dulu secara bertahap.
Satu hal yang juga saya kurangi adalah konsumsi gula.
Haduh ini paling berat. Saya mulai mengganti gula dengan madu atau gula anti diabetes. Pelan-pelan yaaa... semua bertahap.

Saya sih tidak berharap menjadi kurus mendadak. Tapi saya lebih kepengen menjadi orang yang sehat tanpa terganggu penyakit tiap sebentar :))

 

Mencoba sehat

Udah beberapa tahun ini saya sedang mencoba hidup sehat.
Awalnya tahun 2007 sewaktu saya niat pengen banget mengurangi konsumsi softdrink. Saya adalah penggemar berat softdrink. Sementara saya rawan kena diabetes. Akhirnya dengan banyak usaha saya mengurangi konsumsi softdrink secara bertahap hingga saya akhirnya bias mengurangi sampai 90%.

Sekarang mau makan dimanapun saya lebih memilih minum air mineral. Sesekali masih minum es the manis. Tapi lebih banyak air mineral atau jus.

Saya pernah mencoba bertahan selama seminggu hanya mengkonsumsi buah-buahan. Dulu saya sempat dikenal sebagai orang yang baru mau hidup sehat kalau ada maunya. Misalnya reuni.
Jadi kalau diakhir minggu akan ada reuni, saya akan mulai diet dari seminggu sebelumnya.
Saya hanya akan mengkonsumsi buah-buahan saja tanpa yang lainnya. Waktu itu saya dibantu oleh Melilea semacam supplemen sehat. hasilnya jangan ditanya.
Seminggu berdiet, kulit saya terasa segar. Tidak ada jerawat maupun minyak.
Kalau niat banget, saya bisa memulai diet dari dua minggu sebelumnya.

Sekarang, terinspirasi dari account instagramnya Nadya Hutagalung dan program greensmoothienya Sophie Navita saya pengen banget hidup sehat dengan banyak makan buah dan sayuran. Teman saya yang udah jadi seorang vegetarian malah lebih sadis lagi untuk mengubah cara makan saya menjadi seorang vegetarian.

" Banyak makan buah dan sayuran, lebih sehat " demikian katanya.

Haduuuhh... saya sanggup gak ya??

Pelan-pelan saya akan saya coba pokoknya. Ini niat saya. Kalau waktu itu saya udah sukses mengurangi konsumsi softdrink hingga 90%, pasti saya akan bisa juga memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.

Saya adalah orang yang susah banget makan sayuran. Walaupun bukan seorang picky eater. Tapi jujur buat sayuran saya masih pilih-pilih. Sayuran yang kurang saya suka? Brokoli....!!!

Inside my Bag

Ga ada fotonya....

Pada dasarnya saya orang yang ga mau diribetin sama urusan tas dan bawaan.
Dulu banget waktu jamannya suami belum suka bawa sling back kecil. Semua bawaannya dipaksa masuk kedalam tas saya :(

Inget banget pernah baru seminggu beli tas baru tau-tau tasnya sobek dan bentuknya udah nyaris bullet tidak menyerupai bentuk tas lagi. Isinya pun berat.
Pas saya check, ya ampuuunnn... HP suami, charger, dompet. Waktu itu HPnya masih Nokia Communicator. Trus waktu suami pake PDA phone (jauh sebelum masanya BB apalagi iPhone). Pernah charger docking diempet-empet masuk kedalam tas. Ga salah kalau si tas menjerit kesempitan dan resletingnya pun jebol :((

Semenjak suami ikutan bawa tas sendiri. Jadi isi saya gak pernah ribet-ribet lagi sama suami. Dia bawa urusannya sendiri demikian juga saya.

Tas :
Tas yang saya pakai sekarang belinya di Tajur. Sebenernya ini tas yang saya beliin buat mama saya waktu saya ke Tajur akhir tahun lalu. Ujung-ujungnya malah saya yang pake karena tas batik saya sobek :D

Isi :
1.  Dompet (Nine West) isinya standard : ATM, Credit Card, Kartu Rumah Sakit (RSPI, RS Premier Bintaro, RS Sari Asih Ciputat, RS Primamedika), bon-bon pemnbayaran dengan debit/CC, KTP

2.  Make up pouch (hadiah dari teman dari Cina) isinya :  pelembab, lotion dan concelear keluaran Bodyshop (teatree oil), foundation, bedak, liptick (2 bh), eyeshadow, blush on dari Wardah, pinsil alis Viva, lipstick PAC dan gunting kuku

3. Dompet obat (beli di Strawberry) : isinya ada Mylanta, neuralgin, minyak angin fresh & care, antangin, panadol biru, koyo (yup! koyo is a must item for me), tissue basah dan hand sanitizer meditol

3. Dompet HP (belinya juga di Strawberry) : isinya BB, HP Esia, charger BB (secara BB udah diusia uzur), 2 power bank, kunci laci kantor dan kunci rumah.

4. Payung (beli di Ace Hardware) --> penting bagi pengendara kendaraan umum

5. Eau de Toilette Wardah : Flame dan hand and Nail Moisturizernya Mark & Spencer : Lavender

Itu yang saya bawa tiap hari ke kantor. Kalo misalnya ke mall tinggal dirubah dikit isinya. Payungnya dikeluarin dan masukin mukena. Bisa juga ditambahin syal kalau misalnya ada acara sampe malem atau nonton (maklum umur).

Dulu saya juga bawa buku didalam tas. Saya senang baca buku diperjalanan pergi/pulang kantor naik kereta. Sepanjang jalan saya habiskan dengan membaca. Banyak buku yang saya baca dikereta.
Sekarang saya kadangkala membawa Samsung Galaxy Tab2. Biasanya saya bawa Tab2 ini kalau misalnya janjian sama suami. Maklum beda jam pulang kantor kami lumayan jauh. Jadi di mall sambil nunggu suami, saya suka main game atau browsing dengan Tab2 ini.

Kalo misalnya pergi santai saya suka pake tas kecil. Belinya di Butik Naraya di Bangkok. Walaupun kecil tapi roomy. Bisa bawa banyak barang. Tapi kotak make upnya gak bisa dibawa semuanya. Cuma bawa lipstick 1, bedak dan pinsil alis.

Tapi mau apapun tasnya. Yang jelas ada satu isi yang engga boleh ketinggalan. Minyak angin dan Antangin. Lipstick boleh ketinggalan tapi minyak angin tidak! :))

Thursday, October 10, 2013

bekerja disekolah

yang paling saya suka dari kantor saya sekarang adalah. Kantor saya adalah sebuah sekolah. Yup! Sekolah! Sekolah International tepatnya

Bekerja disekolah bagi saya ternyata sangat menyenangkan. Sekolah tempat saya bekerja sangat besar. Luasnya sekitar 18 hektar dengan fasilitas yang lengkap. Kolam renang ukuran Olympic atau sarana-dan prasarana berstandar international lainnya.

Intinya, uang yang dikeluarkan para orangtua untuk menyekolahkan anaknya disini sesuai dengan fasilitas yang didapatkan.

Yang menyenangkan lagi. Melihat anak-anak murid mulai dari pre-school hingga kelas 13 hilir mudik didepan saya. Seru dan menyenangkan.

Kalau saya stress, tinggal liat aja tuh anak-anak kecil yang berseliweran. Mendengar mereka mengoceh, ngobrol dengan gaya khas mereka bikin stress hilang.

Yang jelas, bagi saya bekerja disekolah sama saja dengan bekerja dikantor-kantor lain. Ga ada istilah santai. Pokoknya kerja ya kerja :)
 

Kembali bekerja

Setelah melalui masa interview, akhirnya saya mendapatkan pekerjaan tersebut.

Saya ingat hari dimana saya diberi tahu bahwa saya mendapatkan pekerjaan tersebut adalah hari dimana seharusnya saya mengantarkan suami ke dokter karena dia sedang sakit.
Jadi pihak kantor menelpon saya dan meminta saya datang. Tapi saya bernego, boleh tidak kalau saya datangnya setelah mengantar suami ke dokter? Sekitar waktu habis makan siang. Dengan pertimbangan, nunggu dokter dan nunggu obat diracik.

Setelah urusan saya dan suami selesai, saya menuju kantor. Final interview dan tau-tau saya diterima!! Seneng? Pasti dong.....
Lucunya lagi, begitu habis diteria, saya langsung disuruh masuk kantor keesokan harinya. Pengen nawar kok ga enak ya.... Udah nganggur setahun lebih, masih nawar-nawar juga. Nanti dikira tidak antusias sama pekerjaan yang ditawarkan. Akhirnya saya setuju.

Jadilah setelah sekitar 15 bulan menganggur saya kembali lagi bekerja. Berangkat pagi lagi... untungnya kantor yang sekarang benar-benar dekat dengan rumah. Cuma 20 menit perjalanan yang saya tempuh dengan menyetir mobil.

Hari pertama saya, diisi dengan mikir. Haduuuh... kalau masih nganggur, jam segini saya masih nonton film ini. Trus jam segini biasanya saya mulai mencuci baju, trus jam segini saya mau tidur siang huhuhuhu... :D:D
Ternyata cobaan saya belum selesai sampai disitu. Hari pertama saya diisi dengan training. Ngantuknya jangan ditanya. Sebentar-sebentar saya melirik jam. Jam 11... jam tidur siang saya!!!

Tidak terasa sekarang sudah enam bulan saya bekerja. Makin lama makin menyenangkan. Semoga saya betah bekerja disini. Doakan yaaaa....
 

Kantor deket rumah

Semenjak suami kasih izin boleh kerja lagi awal tahun 2013 kemarin. Saya langsung sibuk nyari-nyari kesana-kesini. Saya sih ga ngoyo-ngoyo amat mau balik kerja. Pokoknya kalau dapat ya syukur, engga juga tidak apa-apa.

Tapi ternyata suami pake sejuta syarat bagi saya tiap kali apply kerjaan.
Yang paling utama adalah, kantornya tidak boleh jauh-jauh dari rumah. Walaaahh .....

Saya ingat cuma mengirim kurang dari 10 CV ke beberapa kantor disekitar Bintaro. Nunggu berbulan-bulan kok belum ada yang manggil juga. Ah... mungkin belum jodoh kali yaaa...

Tau-tau saya dipanggil sebuah sekolah besar berskala international. Sempat bolak balik interview akhirnya terpaksa saya tolak karena hal lain.

Sekarang saya kerja di sebuah sekolah juga. Sekolah asing yang ada dikawasan Bintaro. Lokasinya masih dekat dengan rumah saya. Jadinya semuanya amat nyaman dan menyenangkan. Gak pakai acara stress kena macet, kereta yang schedulenya selalu berantakan, atau hal-hal lain yang bikin saya stress dan emosi. Sekarang, stressnya buat kerja aja. Urusan pergi dan pulang kantornya tidak pakai stress.

Ada alasan kenapa suami saya keukeuh meminta saya bekerja tidak jauh dari rumah. Lalu lintas di Jakarta semakin hari semakin memprihatinkan. Saya sering lait teman-teman saya mengeluh di status BBM, atau menulis di Twitter tentang betapa kacaunya lalu lintas di Jakarta. Atau tentang perjalanan pergi-pulang kantor yang kacau, kurangnya waktu bertemu dengan anak dan alasan-alasan lainnya. Yang paling penting, menjauhi stress adalah hal paling penting dalam kehidupan saya. Supaya hormon saya tidak ajrut-ajrutan lagi.

Ternyata tidak sia-sia saya menuruti kata-kata suami. Punya kantor dekat rumah memang benar-benar enak!!!!!

Masa-masa menganggur

Ada yang bilang jadi pengangguran itu enak. Ada yang bilang jadi pengangguran gak enak karena ga punya duit.

Saya?
Bagi saya, jadi penganggurannya ada enak dan gak enaknya.

Enaknya?
Punya banyak waktu me-time dirumah. Misalnya kayak nonton semua acara TV sampai menjajal semua resep masakan. Atau misalnya cuma pengen santai macam baca buku sambil menikmati secangkir kopi susu atau menyetrika baju sambil nonton TV tanpa harus diburu-buru. Pokoknya santai aja.

Gak enaknya?
Ya itu.... ga punya duit. Suka sebel kalau denger temen yang lagi ada outing acara kantor. Haduuuuhhh.... :((

Untuknya saya orangnya simple. Saya lebih suka me-time sendirian dirumah. Untuk berhemat saya mulai memilah-milah, acara dengan teman-teman yang harus saya hadiri. Kalau penting banget, saya pergi. Kalau engga begitu penting atau saya males pergi. Ya saya stay aja dirumah. Simple.

Waktu akhirnya saya dapat kerja lagi. Saya sampe bingung. Haduuuh... apa schedule masuk kerjanya saya mundurin aja lagi yaaa??? Tapi kantor saya udah tahu kalau saya pengangguran. Masak udah nganggur setahun lebih masih ngerasa kurang juga?

Sekarang saya udah bekerja selama 6 bulan. Udah ga tidur siang lagi. Udah ga nonton TV siang hari. Udah ga ribet lagi nyari-nyari buku mana yang mau saya baca hari ini. Semuanya udah balik normal lagi seperti dulu. Jadi wanita pekerja.

Kemana Aja?

Kemana aja?

Disini-sini aja kok :D
Beneran....
Saya gak kemana-mana. Yang jelas saya baru kembali menjadi wanita pekerja lagi.
Kenapa bilangnya gak kemana-mana?
Soalnya kerjanya deket banget sama rumah.
Bayangin yaaa... rumah di Bintaro, kantor di Bintaro. Super nyaman kan?
Jadi gak salah kan kalau saya bilang saya gak kemana-mana?

Sunday, April 14, 2013

Mengumpat

Coba deh ngaku siapa yang ga gemes sama angkot dan motor yang berserakan di jalan??  Motor yang suka saling salip menyalip trus tiba-tiba nabrak spion atau menggores mobil kita? Atau angkot-angkot yang suka berhenti seenaknya karena nurunin penumpang.

Dulu yaaaaa.... waktu masih pacaran, masih jaim-jaimnya. Kalau salah satu dari kita lagi nyetir trus disalip motor atau ketahan angkot yang ngetem sembarangan, biasanya kita cuma naris nafas trus bilang " Astagfirullah.... " atau " ya ampuuuuunn.... "

Makin lama pacaran dan masalah jaim makin hilang, lama-lama kata-kata yang keluar udah menjadi " sialan " atau " gila " dll dll....

Saya paling sebel denger hubby mengumpat. Bukan apa-apa. Ga enak didenger dikuping. Apalagi kalau nanti udah ada anak. Apa jadinya kalau kita lagi jalan bareng anak trus mobil kita disalip motor abis itu hubby mengumpat sementara ada anak didalam mobil. Bisa kacau tuh. Saya yang jadi penengahnya " sabar... sabar... " sambil tepuk-tepuk punggungnya dia. Waktu itu status saya masih pacar. Jadi secara tidak langsung saya memberikan kesan sebagai wanita yang sabar pada calon suami saya hehehehe :))

Waktu baru seminggu nikah, saya pergi dengan hubby naik mobil saya (waktu itu mobil saya Toyota Kijang Grand). Saya yang nyetir, hubby duduk disebelah. Lagi nyetir tenang-tenang, mendadak saya dipepet sebuah motor yang membuat saya kaget. Belum selesai disitu si pengendara motor sempet nyenggol kaca spion saya. Alhasil, saya langsung buka kaca mobil, menjulurkan kepala saya keluar dan berteriak keras " WOOOOYYY.... NGEPET LUUUUU.... !!!! " Hubby saya langsung kaget dengan perbuatan saya.

Trus dia bilang " kok aku disuruh sabar-sabar, kamu begitu? " huahahahahahaha....

Trus masa jaim udah abis, dan saya sempet lupa sama niat saya dulu. Ga mau mengumpat. Tapi apa daya, motor dan angkot sering bikin tensi kita naik drastis.

Sekarang kalau kebetulan saya sedang nyetir, trus ada hal yang bikin saya pengen mengumpat, hubby langsung bilang " eh jangan mengumpat, malu sama jilbabnya tuh " Hihihihihi :))


Setahun berhijab

Alhamdulillah.... sudah setahun saya berhijab!! Tidak terasa.... Ada dukanya tapi lebih banyak sukanya. Ada cobaannya tapi banyak juga nikmatnya.

14 April 2012 adalah hari pertama saya berhijab. Waktu itu memulainya tanpa sengaja karena saya dapat undangan seminar tantang Halal di kantor pusat Wardah. Berhubung di brosurnya, semua peserta yang pernah ikutan seminar tersebut berhijab, saya pun mau tidak mau harus berhijab juga.

Walaupun waktu itu udah niat banget pengen berhijab tapi saya kayak nunggu moment, apa sih yang bikin saya berhijab? dan seminar itu jawabannya.

Hari ini, gak terasa udah setahun saya berhijab. Hijab saya sudah satu kontainer plastik ukuran besar. Pelan-pelan baju muslim juga makin banyak. Sampai sekarang juga masih banyak yang ngedoain dan support supaya saya tetap terus berhijab. Alhamdulillah.....


Ragu-ragu

Sebenarnya saya sangat senang berada ditoko buku. Tapi saya sering merasa bersalah. Bersalah karena dirumah saya masih banyak setumpuk buku-buku yang belum saya baca.

Soal buku, sebut saya impulsif buyer atau apalah namanya. Saya suka dan cinta buku. Saya pernah menjadi orang yang menenteng-nenteng novel didalam tas saya. Saya bisa membaca dimana saja, kapan saja. Dikereta, dikafe, sambil menunggu, dirumah. Me-time saya banyak saya habiskan dengan membaca buku.

Tadi sore saya mampir kesebuah toko buku di sebuah mall di kawasan Cinere. Sempat pegang-pegang beberapa buku tapi ragu-ragu. Beli atau tidak ya?

Mau dibeli tapi suka bingung kapan bacanya? Tapi kalau ga dibeli kok rasanya sayang banget. Saya ragu-ragu.

Aaaahhhh.... beli atau engga ya????

Jalan Jend Sudirman

Duluuuu... waktu baru lulus kuliah dipertengahan tahun 90-an. Impian saya adalah bekerja di wilayah Sudirman. Bagi saya dulu, kayaknya keren kalo ditanya orang " kantornya dimana? " trus kita jawab " Sudirman ". Rasanya gimana gitu...

Jalan Sudirman sempat jadi kawasan elit perkantoran di Jakarta. Gedung-gedung tinggi disepanjang jalan tersebut seperti magnet yang memanggil-manggil kita. Saya mikir, keren ya kalau saya kerja di wilayah Sudirman, pake blazer dan rok pendek lengkap dengan stocking dan high heels. Karena seperti itulah yang saya lihat orang-orang yang bekerja di Sudirman masa itu.

Akhirnya saya menjadi warga Sudirman diawali tahun 1997. Kantor saya di gedung Chase Plaza. Keren banget. Jam makan siang jadi waktu yang paling saya dan teman sekantor saya tunggu karena saat itulah kami bisa berinteraksi dengan warga Sudirman lainnya. Ngintip dandanannya, busana kerjanya, sepatu yang mereka pakai, dll....

Yang kedua tahun 2005, setelah berpindah-pindah ke beberapa kantor di beberapa wilayah Jakarta, akhirnya saya kembali lagi ke Sudirman hingga tahun 2010 dan berkantor di gedung Landmark.

Tapi itu dulu......

Sekarang kawasan Sudirman sudah tidak kuat lagi magnitnya menarik saya seperti dulu. Sudirman menjadi kawasan yang menimbulkan trauma bagi saya. Apalagi kalau bukan soal macetnya yang menurut saya makin lama makin tidak waras?

Makanya mohon maaf kalau beberapa bulan terakhir saya menjadi sangat pemilih dalam menerima pekerjaan. Bukan karena saya tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, bukan. Tapi jujur, saya sudah tidak sanggup lagi kalau harus berkantor di Sudirman. Capek dan stress!!
'
Macet, angkutan umum yang masih kacau, antrian busway, kereta yang sering bermasalah membuat saya berpikir ratusan kali, apakah saya masih mau kembali ke Sudirman. Dan jawabannya adalah tidak. Sudirman tidak memiliki magnet lagi ke diri saya. Impian perkantoran keren di Sudirman pupus sudah kalau mengingat bahwa lebih banyak hal yang membuat saya susah dan stress.

Mohon maaf kawasan Sudirman, tapi cinta saya sudah hilang padamu...

Mengendarai Mobil


Mungkin sudah 20 tahun lebih saya bisa nyetir mobil. Masalahnya adalah kondisi jalanan di Jakarta dahulu belum separah sekarang. Dulu, waktu masih jadi newbie dalam masalah nyetir menyetir, saya paling suka kalau disuruh nyupir. Kemana aja saya jabanin. Dan Jakarta dahulu, macetnya belum separah sekarang.

 Tapi itu dulu..... Sekarang??? Saya paling males disuruh nyetir. Pilihan saya mendingan naik kendaraan umum. Tinggal nyetopin angkot, bajaj, taksi. Beres. Sekarang nyetir adalah pilihan buruk bagi kesehatan jasmani dan rohani kita. Apalagi dengan kondisi jalanan Jakarta yang macetnya sudah dalam stadium akut.
Nah ceritanya ada seorang teman yang ngomong kalau dia mau belajar nyetir mobil karena sama suaminya akan dikasih hadiah mobil. Teman saya ini ngajak saya untuk belajar nyetir. Waktu pertama kali dia bilang mau nyetir, yang ada dikepala saya adalah " gila yaaaaa.... baru mau belajar nyetir mobil hari gini???? ". Tapi belum sempat saya bilang, teman saya udah ngeluh duluan soal lalu lintas Jakarta.

Dia tanya saya, sekarang saya nyetir kemana aja? Jawaban saya? sekitar komplek atau sekitar Bintaro aja. Kesalon, ke ATM, ke supermarket. Selebihnya suami saya yang nyetir. Saya mah udah gak sanggup lagi...Kapan terakhir saya nyetir sendiri ke tengah kota Jakarta? Mungkin 5 tahun yang lalu. Sekarang sih balik lagi ke atas, kalau saya harus nyetir nembus kemacetan Jakarta? Maleeeeesss.... mendingan naik kendaraan umum aja. Akhirnya teman saya bisa nyetir juga dan punya SIM A ditangan.

Tetapi pengalaman nyetir pertamanya adalah dihadang macet selama dua jam sewaktu pergi kerumah mertuanya dan langsung membuat teman saya kapok abis-abisan. Padahal normalnya hanya memakan waktu 45 menit maksimal. Barusan dia BBM saya, " berat juga ya kalau nyetir sekarang ini. Nyesel juga gue minta hadiah mobil ". Hehehehehe.... Suami saya dulu juga pernah ngomong gini " ntar kalau ada rezeki, saya pengen beliin kamu mobil supaya kamu ga perlu naik kendaraan umum lagi ".  Trus saya jawab " kalau boleh hadiah mobilnya satu paket sama supir ya....  "





Engga Nangis?

Ceritanya beberapa waktu yang lalu saya beres-beres rumah dan menemukan VCD pernikahan saya. OK.... saya menikah 11 tahun yang lalu dan pada jaman itu video pernikahan masih ditransfer ke VCD belum jamannya DVD.

Iseng-iseng saya pasang VCD tersebut dimulai dengan video Akad Nikah saya dan hubby. Di video itu terlihat betapa saya dan hubby banyak ngobrol sambil bisik-bisik, sesekali kita ketawa lalu muka kita tegang saat akad nikah dimulai. VCD ke-2 beisi video resepsi. Nah disini isinya saya dan hubby lebih banyak ngobrol dipelaminan. Trus saya mikir, kenapa saya ga ada nangis-nangisnya di acara pernikahan saya?

Bukan kejadian aneh yang namanya pernikahan, apalagi akad nikah pasti selalu dibumbui dengan cucuran air mata. Sepupu-sepupu saya, sahabat saya yang menikah selalu terdengar isakan tangisnya. Tetapi tidak dengan kami berdua.

Nervous. Ini adalah hal pertama yang membuat saya lupa menangis. Perasaan nervous dimulai saat mobil orang tua saya terjebak macet sewaktu kami hendak menuju gedung lokasi pernikahan. Saya sudah nangis duluan dimobil. Gimana kalau penghulunya keburu kabur karena pengantin wanitanya belum sampai juga ke gedung? Huhuhuhu...

Nervous kedua sewaktu saya sudah selesai didandani untuk menuju lokasi akad nikah. Saya adalah orang yang selalu berharap hari pernikahan kami cepat datang supaya bisa cepat-cepat melewati masa persiapan pernikahan yang melelahkan. Saking nervousnya, sewaktu saya dipanggil untuk datang ke lokasi akad nikah, saya sampai pengen (maaf) BAB!!! Bayangin aja, saat itu saya sudah memakai baju ada Minang mendadak harus melakukan 'panggilan alam' karena nervous. Saya ingat saya sampai dicubit salah satu tante saya sambil dia berkata " yang penting sekarang kamu kawin dulu, abis itu boleh ke toilet!!! " Huahahahahaha :))

Nervous ketiga, sewaktu saya sampai dikursi tempat saya akan melakukan akad nikah dengan hubby (waktu itu statusnya masih pacar). Trus saya menemukan lembaran ijab kabul dimeja didepan hubby. Lah katanya sudah hafal? Mendadak hubby bilang " kemarin aku hafal, sekarang blank semua. Nervous kali ya? " Haduuuuhhh.....

Gimana kalau hubby lupa? Kan gak lucu kalau ijab kabulnya harus diulang. Tetapi ternyata memang boleh naruh contkan ijab kabul di meja. Kirain dulu saya mikir, calon pengantin cowok harus hafal kata-kata tersebut diluar kepala :D

Hal lain yang bikin saya lupa menangis mungkin karena saya masih tidak percaya akhirnya saya menikah juga. Dengan proses pacaran yang benar-benar pas 1 tahun (kita jadian Agustus 2001 dan menikah Agustus 2002) rasanya kayak mimpi aja " Ini beneran ya gue kawin hari ini? "

Mungkin itu adalah hal-hal yang bikin saya lupa menangis saat pernikahan saya berlangsung. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Dan walaupun tidak pakai menangis, semoga pernikahan saya langgeng hingga akhir hayat. Amiiinn