Tuesday, September 14, 2010

Lebaran #2 makanan enaknya

Buat saya dan beberapa orang lainnya, lebaran bisa dianggap sebagai perbaikan gizi. Ketupat dengan teman-temannya yang beraneka ragam dan rasanya lezat. Bukan cuma ditemani opor ayam, sambal goreng ati atau rendang saja. Tapi ada juga tauco kacang panjang, atau tauco Medan yang pedas, semur lidah, kering kentang, udang goreng balado khas padang dan berbagai macam lauk lainnya.

Itu baru lauk, bagaimana dengan snacknya??

Lupakan kue standar macam nastar, kaastengel hingga putri salju. Favorit saya adalah mesubah atau kue khas dari Palembang. Kue yang sekilas hampir mirip kue lapis legit ini rasanya luar biasa enak dan sangat manis. Konon katanya kue ini dibuat hanya dengan sedikit tepung terigu dengan banyak gula, banyak susu kental manis dan banyak telur lalu dioven selama 6 jam. Berhubung salah seorang tante saya adalah orang Palembang, kue ini tidak pernah ketinggalan meramaikan bursa makanan enak saat lebaran dikeluarga saya.

Dulu waktu alm bude saya masih ada, setiap hari lebaran ke-2 kami selalu berkunjung dan berkumpul dirumahnya. Tidak seperti yang lainnya bude saya malah menyajikan rawon lengkap dengan sambal hasil ulekan tangannya yang pedas dan mantap. Cocok untuk orang yang sudah jenuh makan ketupat. Belum lagi dengan bacem tempe/tahunya lalu lalabannya. Puaskaaann??

Berhubung bude saya sudah meninggal, acara open house dipindahkan kerumah orang tua saya. Tahun ini mama saya menyajikan bakso sebagai alternatif ketupat. Itu terbukti sukses, buktinya baksonya lebih laris daripada ketupat. Bahkan salah seorang sepupu saya makan hingga 4 mangkok!!!

Jadi ga salah kalo saya bilang lebaran juga bisa dibilang sebagai salah satu ajang perbaikan gizi!

Lebaran #1 Tradisi turun temurun

Lebaran ga pernah membuat saya bosan. Dengan takbir dimalam Takbirannya, makanan-makanan enaknya, dengan kumpul-kumpul keluarganya, hingga pakaian barunya. Saya selalu menikmati tiap detik moment lebaran tiap tahun tanpa pernah merasa bosan.
Tradisi turun temurun adalah saling memberi salam tempel kepada anak-anak. Jadi para anak-anak kecil dikeluarga saya hingga mereka yang belum menikah, berbahagialah karena akan mendapat angpau.
Dulu waktu saya masih kecil, saya biasa meminta angpau kepada om dan tante saya. Tapi seiring berjalannya waktu dan saya sudah bekerja, saya tidak mendapat jatah angpau lagi tetapi saya hari memberi adik-adik, sepupu atau keponakan saya yang masih kecil atau belum bekerja.

Proses pembagiannya pun seru. Anak-anak kecil yang rata-rata belum mengerti uang, cuek saja saat pembagian berlangsung, sebaliknya orang tua mereka yang ribut meminta sana-sini. Lucunya lagi setiap anak sudah bersiap-siap membawa dompet. Saat pembagian salam tempel selesai, saya sempat menghitung uang salah satu keponakan saya dan ia mendapat Rp. 575.000,- hanya dihari pertama lebaran.

Uang yang dibagian juga beraneka ragam. Untuk om dan tante saya yang keuangannya sangat bagus, biasanya mereka memberikan uang pecahan paling besar (Rp. 100.000,-). Sementara kami (saya dan para sepupu) bisa membagikan antara 10 ribu sampai 30 ribu rupiah kepada para ponakan ini. Itulah kenapa saya sudah sibuk menukarkan uang jauh-jauh hari sebelum lebaran.

Ini tradisi lama yang tidak pernah ketinggalan dikeluarga saya, dan saya harap tradisi ini tidak akan hilang seiring perjalanan waktu

Hari terakhir puasa

Hari terakhir puasa sering dibilang papa saya sebagai hari makanan berantakan. Apa pasal? mama saya udah sibuk dengan masakan ketupat dan teman-temannya (baca : opor ayam, sambal goreng ati, daging asam padeh, rendang sampe goreng kerupuk). Segitu banyaknya masakan masih berantakan? Iya, soalnya mama melarang kami menyentuh makanan tersebut. Dimakannya besok setelah shalat Idul Fitri.
Jadi hari terakhir puasa, biar makanan seabrek-abrek tetap aja kita keleleran nyari makanan diluar.

Tapi itu duluuuu.....

Sekarang, mama saya memperbolehkan kami mencicipi makanan khas lebaran tersebut. Tapi.... *tetap ada tapinya*. Pasti akan ada teriakan " awas ya rendangnya jangan banyak-banyak, ayamnya satu aja ga boleh nambah lagi, sayur buncisnya secukupnya aja jangan kebanyakan ngambilnya ". Hihihihihi....

Dulu waktu hari terakhir puasa, sampai tengah malam saya ga berenti-berenti beresin rumah. Ini dipel, itu dilap, disana disapu. Malamnya saya tidur dengan badan kecapean dahsyat. Sementara mama saya dari sahur sampe tengah malam masih berkutat dengan dapurnya.

Sekarang mama saya udah ga kaya dulu lagi. Lebih santai. Makanan udah dimasak dua hari sebelum lebaran lalu disimpan di freezer. Rumah sudah rapih juga dari H-2 sebelum lebaran. Jadinya waktu saya datang H-1 sebelum lebaran, saya bisa main-main internet dulu. Bahkan saya bisa ke salon :)

Karena itulah kita merencanakan buka puasa keluarga dihari terakhir puasa tersebut. Pilihannya Sushi!. Hmmm.... memang bukan pilihan yang bagus. Tapi semua setuju dan kita pilih Nigiri Sushi di Binplaz.

Saya bukan pemakan sushi yang addict. Apalagi sushi-sushi mentah. Pilihan saya Yakimeshi dan Crunchy Roll (ada udang gorengnya). Kami makan, order ini-itu. Setelah makan, saya mengunjungi BodyShop mencari moisturerizer favorit saya. Lalu bermula dengan adik laki-laki saya " belanjanya jangan kelamaan dong, gue mules nih ". Ternyata bukan cuma adik saya, mama saya, hubby hingga saya sendiri juga mules. Hmmm... buka puasa dengan sushi bukan pilihan terbaik, ternyata :))

Friday, September 3, 2010

Puasa

Puasa tahun ini seperti dua tahun sebelumnya saya tidak rantangan lagi dengan mama! Yay! udah besar soalnya... hihihi
Seperti biasa saya sudah merencanakan apa saya yang hendak saya masak untuk sahur dan berbuka.
Alhamdulillah tahun ini kantor saya meng-adjust jam kantor menjadi jam 7 (masuk) dan jam 4 (pulang). Sehingga saya bisa langsung naik kereta jam 4.20 untuk pulang. Penuhnya? Jangan ditanya.

Dengan jam kerja yang diatur sedemikian rupa membuat saya lebih mudah membuat masakan berbuka puasa. Lebih santai dan tidak terburu-buru. Kalau biasanya hubby yang terlebih dahulu sampai dirumah dan menyiapkan minuman dan teh. Kali ini saya, tapi lengkap dengan lauk-pauknya, nasi, teh sampai es kelapanya. Hubby bilang saya lebih multitasking daripada dia :)

Terbukti hingga hari ke-24 puasa, saya sudah banyak mencoba memasak berbagai macam resep masakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jadinya masakan yang disajikan dimeja makanpun menjadi lebih variatif. Kalau hubby senang, saya lebih senang lagi pastinya.

Darah

Tanggal 30 Agustus kemarin saya mendapat berita mengejutkan. Kakak sepupu saya mendadak harus dirawat dirumah sakit akibat miom besar yang ada dirahimnya.

Saya ingat hari itu saya pulang kantor, memasak masakan untuk berbuka puasa, membuat teh, memasak nasi dan menunggu hubby pulang.
Setelah berbuka, kami shalat magrib berjamaah dan nonton TV.

Tanpa saya sadari keponakan saya memanggil saya lewat blackberry " tante, ada yang punya gol. darah B? ibu masuk RS dan harus transfusi darah karena hbnya tinggal 3.6 "
Saya lupa kalau suami saya bergolongan darah B (saya ingatnya AB). Seselesainya hubby menunaikan shalat tarawih, saya bertanya padanya, dan dia bilang golongan darahnya B. Saat itu juga kami sepakat berangkat ke rumah sakit dengan hubby sebagai salah satu donornya.

Sampai di RS ternyata sepupu saya yang lain juga datang. Dan ia bergolongan darah B juga.

Sambil menunggu kepastian kami menemani sepupu yang terbaring lemah. Lalu salah satu perawat meminta kami menuju RSUD Depok di untuk mengambil 5 kantong darah (gak perlu tukar donor, karena stocknya banyak disana). Jam 12 malam hubby, adik saya dan keponakan saya berangkat menuju lokasi mengambil darah. Kata hubby pelayanannya lambaaaann... padahal kami butuh cepat. Sambil menunggu darah datang saya dan sepupu-sepupu perempuan saya nongkrong di McD Pondok Cabe.
Hampir 3 jam kemudian rombongan pengambil darah pulang dan 5 kantong darah segarpun tersedia.

Saya baru tahu, sekantong darah tsb dihargai Rp. 263.000,- (belum termasuk administrasi).
Tapi nilai tersebut tidak ada artinya untuk orang yang amat sangat membutuhkan darah seperti sepupu saya saat itu. Dengan keadaan itu, saya jadi lebih semangat lagi mendonorkan darah saya (selama ini saya mendonorkannya males-malesan). Saya harap suatu hari nanti sekantong darah yang saya sumbangkan bisa berguna untuk seseorang.

31 Agustus 2010

Tanggal 31 Agustus kemarin saya dan hubby merayakan ulang tahun pernikahan ke-8. Saya hanya berharap, saya dan hubby cepat diberikan momongan dan selalu diberikan kebahagiaan oleh Allah. SWT.

Tahun lalu, tepat di tanggal 31 Agustus ini saya kehilangan salah satu eyang saya. Beliau meninggal karena sakit dan dimakamkan di TMP Kalibata. Saya ingat saya hampir pingsan akibat dehidrasi karena panasnya cuaca dan saat itu saya sedang berpuasa. Alhamdulillah saya bisa berpuasa hingga magrib.

Tahun ini seperti biasa tidak ada yang spesial selain karena tanggal 31 jatuh pada hari Selasa. Biasanya kami hanya merayakannya berdua dengan makan malam biasa. Sama seperti makan malam - makan malam sebelumnya. Karena menurut hubby bukan perayaannya. Tetapi bagaimana kita menyikapi usia pernikahan yang semakin bertambah ini.

Saya merasa pernikahan kami berjalan lancar-lancar saja. Pasang surutnya, marah-marahnya, ga teguran pasti ada. Tapi kebahagiaan, kegembiraan dan kenyamanannya juga tiada henti. Happy 8th Wedding Anniversary dear hubby. I love you more and more each day!

Tour rumah sakit

Entah kenapa bulan Agustus kemarin saya melaluinya dengan tour di beberapa rumah sakit. Sebut saja : omnya suami yang terbaring di ruang ICCU RS Siloam Gleneagles Karawaci, adik yang operasi jantung di RS Jantung Harapan Kita dan sepupu yang harus operasi miom di rahimnya di RS Bhinneka Bakti Mulia Pd. Cabe.

Semua terjadi bulan Agustus kemarin. Itu belum termasuk ibunya kakak ipar saya yang masuk RS Pondok Indah karena jatuh. Saya ga sempat nengok karena masih sibuk ngurus adik dan kakak ipar bilang bahwa mamanya jangan dibesuk terlalu banyak orang karena tekanan darahnya masih belum stabil.

Akhirnya adik saya pun berangsur-angsur sembuh, sepupu masih berjuang dengan hasil operasinya, ibunya kakak ipar saya pun juga berangsur-angsur sehat. Sementara omnya suami meninggal dunia tanggal 1 September lalu. Innalillahi wa innailaihi rojiuuuunn......

Sekarang kita sudah memasuki bulan September, sebentar lagi lebaran. Insya Allah bukan September ini semuanya menjadi normal. Yang sakit segera disembuhkan oleh Allah SWT. Saya cuma berharap tidak ada lagi tour rumah sakit seperti kemarin. Amiiin...

Arah positif

Abis ngobrol sesuatu yang positif dengan seorang teman pertengahan Agustus lalu. Dia membuka mata saya lebar-lebar tentang banyak hal. Tentang hidup, tentang bisnis onlennya dia, tentang ini-itu yang ga pernah kepikiran oleh saya sebelumnya.

Setelah ngobrol sama dia saya jadi semangat. Dan saya punya banyak hal yang mau saya kerjakan. Ayo Semangat!!!!!!!