Friday, September 3, 2010

Darah

Tanggal 30 Agustus kemarin saya mendapat berita mengejutkan. Kakak sepupu saya mendadak harus dirawat dirumah sakit akibat miom besar yang ada dirahimnya.

Saya ingat hari itu saya pulang kantor, memasak masakan untuk berbuka puasa, membuat teh, memasak nasi dan menunggu hubby pulang.
Setelah berbuka, kami shalat magrib berjamaah dan nonton TV.

Tanpa saya sadari keponakan saya memanggil saya lewat blackberry " tante, ada yang punya gol. darah B? ibu masuk RS dan harus transfusi darah karena hbnya tinggal 3.6 "
Saya lupa kalau suami saya bergolongan darah B (saya ingatnya AB). Seselesainya hubby menunaikan shalat tarawih, saya bertanya padanya, dan dia bilang golongan darahnya B. Saat itu juga kami sepakat berangkat ke rumah sakit dengan hubby sebagai salah satu donornya.

Sampai di RS ternyata sepupu saya yang lain juga datang. Dan ia bergolongan darah B juga.

Sambil menunggu kepastian kami menemani sepupu yang terbaring lemah. Lalu salah satu perawat meminta kami menuju RSUD Depok di untuk mengambil 5 kantong darah (gak perlu tukar donor, karena stocknya banyak disana). Jam 12 malam hubby, adik saya dan keponakan saya berangkat menuju lokasi mengambil darah. Kata hubby pelayanannya lambaaaann... padahal kami butuh cepat. Sambil menunggu darah datang saya dan sepupu-sepupu perempuan saya nongkrong di McD Pondok Cabe.
Hampir 3 jam kemudian rombongan pengambil darah pulang dan 5 kantong darah segarpun tersedia.

Saya baru tahu, sekantong darah tsb dihargai Rp. 263.000,- (belum termasuk administrasi).
Tapi nilai tersebut tidak ada artinya untuk orang yang amat sangat membutuhkan darah seperti sepupu saya saat itu. Dengan keadaan itu, saya jadi lebih semangat lagi mendonorkan darah saya (selama ini saya mendonorkannya males-malesan). Saya harap suatu hari nanti sekantong darah yang saya sumbangkan bisa berguna untuk seseorang.

No comments: