Thursday, December 27, 2012

Jalan-Jalan 2

Empat tahun kemudian (tepatnya awal Desember kemarin) saya kembali membawa 50 orang ibu-ibu arisan dengan tujuan Bogor.

Kali ini tim kami lebih solid dengan persiapan yang lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.
Sejak persiapan hingga keberangkatan hanya memakan waktu 1 bulan. Itu pun masih diselingi dengan tingkah dan polah ibu-ibu calon peserta yang unik-unik.

Dengan dana yang terbatas kami berhasil memberangkatkan mereka menggunakan sebuah bis AC besar. Supaya seru saya minta para ibu menggunakan dresscode berwarna biru hihihihihihi.... Otomatis mereka heboh lagi. Malah ada yang udah spesial membeli baju dengan warna lain untuk acara jalan-jalan tersebut, terpaksa harus membeli lagi baju yang lain yang berwarna biru.

Tujuan pertama Kebun Raya Bogor. Jangan ditanya kapan terakhir saya kesini. Untungnya dengan kemajuan teknologi kita bisa mendapatkan semua hal tentang KRB (termasuk harga karcis tanda masuk hingga apa saja yang ada didalamnya lewat internet). Supaya enak, para ibu kita ajak keliling KRB dengan mobil khusus plus ada guidenya juga yang menjelaskan seluk beluk KRB. Saya jadi ikutan belajar. Kita ditunjukkan pohon-pohon yang usianya sudah lebih dari satu abad, kuburan Belanda, makan keramat yang konon katanya masih ada hubungan dengan kerajaan Siliwangi, Istana Bogor, bunga-bunga pemberian Putri Belgia dll.

Setelah puas berkunjung ke KRB selanjutnya makan siang. Restaurant yang saya buking juga atas dasar referensi via teman dan internet. Pokoknya teman bilang Restaurant De'Leuit, langsung saya cari di internet. Banyak yang bilang enak dan tempatnya bagus. Langsung kita buking. Alhamdulillah para ibu ga ada yang memberi komentar negatif.

Tujuan selanjutnya adalah Tajur. Disini saya sudah tidak nafsu belanja karena asma saya kumat. Tetapi para ibu dengan heboh belanja tas, koper, travelling bag, sepatu hingga dompet. Saya yang ditarik kesana-kesini untuk dimintakan pendapatnya. Saya sih iya-iya aja padahal nafas saya udah ngak-ngik-ngok karena asmanya kumat :D

Terakhir berbelanja roti unyil dan asinan. Saya ikutan membeli sebagai 'syarat' mengunjungi Bogor untuk keluarga dirumah. Selain membeli asinan dan roti, ternyata ada ibu-ibu yang melenceng membeli talas atau pisang tanduk.Terserah saja.... saya masih ngak-ngik-ngok nafasnya.

Jam 6 sore kami sudah sampai lagi di Bintaro. Saat turun dari bis tidak ada acara ribut-ribut teriak sana-sini karena saya sudah meminta para ibu untuk melabeli plastik belanjaan mereka dengan nama mereka masing-masing. Jadi begitu sampai di Jakarta mereka bisa langsung ambil barang belanjaan masing-masing tanpa takut tertukar. Semua berjalan dengan lancar.

Jalan-jalan kali ini memang lebih rapih dibanding 4 tahun lalu. Sabar saya kembali diuji hingga 150 % untuk mengurus para ibu dengan polahnya masing-masing. Yang menyenangkan adalah begitu acara selesai mereka memberikan banyak pujian dan mengucapkan banyak terimakasih karena sudah diajak jalan-jalan. Yang kurang cuma satu..... ternyata empat tahun berlalu, dulu saya belum sadar punya penyakit asma, sementara tahun ini asma saya harus kumat ditengah acara... hihihihi

Thursday, December 13, 2012

Jalan-Jalan-1

Salah satu rutinitas arisan di RT saya adalah jalan-jalan. Ada uang arisan yang kita sisihkan dan masuk kedalam kas, nah uang inilah yang kita pakai untuk membiayai perjalanan kita.

Empat tahun lalu saya ikut jalan-jalan pertama dengan grup arisan RT saya. Tujuannya Bandung.

Saya sebagai ketua rombongan membawa 50 orang ibu-ibu seusia mama saya. Berhubung membawa ibu-ibu, tujuannya ga jauh-jauh dari urusan ibu-ibu. Apalagi kalau bukan belanja panci di pabrik panci Bima, ke Kartikasari, belanja tas di Elizabeth dan berakhir dengan belanja di factory outlet.

Sayangnya dulu bis yang membawa kita pakai acara mogok segala, sehingga kita sempat terlunta-lunta selama 3 jam menunggu bus pengganti.

Yang paling unik adalah saya harus memakai sabar saya hingga 150%. Maklum bawa ibu-ibu yang seusia mama saya. Kalau 1 aja bikin pusing, ini 50 orang!!. Semua punya keinginan macem-macem. Kalau mau sesuatu harus berhenti saat itu juga. Engga peduli ada di jalan raya yang mobilnya ngebut-ngebut. Pokoknya kalau liat FO harus stop. Sementara banyak diantara mereka yang turun naik bis aja mesti dituntun. Tapi sih, saya seneng-seneng aja. Jadi kesannya banyak.

Dulu untungnya ada temen saya yang bisa dimintain tolong untuk menkonvoy bis kami. Jadi si supir bis hanya tinggal mengikuti mobil teman saya itu.

Walaupun masalahnya banyak, tetapi Alhamdulillah lancar semua. Itu empat tahun lalu......

Arisan

Siapa sih yang ga pernah ikutan arisan? Seumur-umur, saya pernah beberapa kali ikutan arisan.
Arisan pertama saya sekitar tahun 2001 dikantor lama. Lalu pernah ikutan arisan bareng temen-temen kuliah, temen SMP tapi semuanya engga berlanjut lama.
Arisan paling lama yang saya ikutin adalah arisan di RT. Arisan ini udah saya ikutin dari sejak pertama kali pindah kerumah saya ini (tahun 2005).
Maksud awalnya ikut arisan supaya kenal dengan warga (terutama para ibu-ibu). Sekalian bersilaturahmi. Mengingat waktu itu saya masih kerja dan kalau harus silaturahmi satu persatu kerumah tetangga kayaknya ribet. Maka dari itu, saya pilih ikut arisan aja.

Lewat arisan saya jadi lebih mudah mengenal para ibu-ibu warga RT tempat saya tinggal. Walaupun status saya paling kecil usianya tapi tidak sulit bagi saya berbaur.

Setelah lama ikut arisan RT, saya jadi makin mudah berinteraksi dengan warga lain. Kalau ada yang bikin acara keriaan, saya pasti diundang. Kalau ada yang meninggal saya bisa ikut serta membantu.

Yang paling seneng dulu waktu masih kerja adalah, saya suka minta titip jagain rumah ke para tetangga. Dan dengan senang hati mereka mau. Untungnya saya kenal dengan mereka. Coba kalau saya cuek-cuek aja ga mau berinteraksi dengan tetangga, mungkin kalau saya mintain tolong, mereka juga cuek-cuek juga.

Jadi kalau ada yang bilang arisan RT buang-buang waktu, saya sih ga ngerasa begitu. Toh rutinitas arisannya cuma 1x sebulan. Waktunya paling-paling 2 jam. Ga susah kan? Sesibuk-sibuknya kita, masa sih ga bisa ngeluangin waktu sebentar aja? Kalau emang sibuk banget, saya juga sering skip arisan. Atau datang sebentar kasih uang trus pergi lagi (kalau harus pergi). Kalau ga ada apa-apa, saya ikut acara arisan tersebut hingga selesai.

Kalau harus ketempatan juga ga ribet. Mungkin saya pada dasarnya bukan orang yang suka membuat segala sesuatunya jadi ribet, saya sih happy-happy aja kalau ketempatan arisan. 

Jadi bagi saya arisan RT adalah salah satu sarana silaturahmi yang paling efektif untuk bersosialisasi dengan lingkungan kita. 

Friday, November 30, 2012

Belanja Bulanan

Duluuuu.... jamannya masih numpang tinggal sama mertua pas baru-baru nikah. Kalau mampir ke hypermart trus liat troli pasangan suami istri yang lagi belanja bulanan rasanya iri deh. Soalnya kalo liat troli mereka, ada sabun cuci, ada minyak goreng, ada sayur, daging-dagingan. Sementara troli saya? Palingan sabun, shampoo, odol doang. Walaupun gaya, biar belanja dikit, tetap pake troli ga mau keranjang hehehehe...

Pas punya rumah. Mulai deh saya ngerasain suka dukanya belanja bulanan. Sabun cuci, pelembut pakaian, minyak goreng, bawang merah, cabe giling sampe daging-dagingan. Belum lagi kalau suami saya sibuk juga 'belanja' cemilan kesukaannya. Dimulai dari minuman soda, jagung turbo, crackers keju, kacang-kacangan atau coklat. Pokoknya kalau troli ditinggal melipir sebentar, tau-tau.... mendadak ada coklat, biskuit yang ga saya ambil dari raknya. Sementara diujung sebelah sana, ada suami saya yang lagi asyik pilih-pilih permen atau kacang.

Jadi kalau saya hanya berputar disekitaran daging, bumbu dapur, buah-buahan, sabun-sabunan ( keperluan ibu rumah tangga) sementara suami akan sibuk muter-muter dibagian cemilan.

Duluuuuuu.... jamannya baru punya rumah (tahun 2005) belanja bulanan kita selalu stabil diangka 300 ribu. Kalau melesat hingga 500 ribu artinya ada hal lain yang kita beli, misalnya panci, gelas, ember atau cemilan suami yang over dosis. Tapi kalau kisarannya hanya 300 - 400 ribu, artinya yang kita beli cuma sayur, daging-dagingan plus keperluan buat cuci mencuci.

Sekarang ini saya dan juga ibu-ibu rumah tangga lainnya seringkali ngeluh dengan naiknya bahan kebutuhan pokok.
Perasaan belanjanya segitu-segitu aja kok angkanya nyaris menginjak angka 1 juta rupiah. Padahal barang-barang yang dibeli kurang lebih sama. Malah kadangkala kalau suami ribet nyari cemilan, saya suka pelototin. Maksudnya biar cemilan yang diambil ga banyak-banyak alias secukupnya aja.

Nah sekarang belanjaan utama saya adalah bahan makanan. Maklum, saya harus masak setiap hari untuk bekalnya suami ngantor. Minimal dikulkas ada ayam dan daging. Setelah itu yang ga boleh gak ada adalah berbagai bumbu dapur sebagai senjata masak saya. Abis itu telor juga mesti tersedia di kulkas sebagai makanan kala terjepit.

Setelah itu sabun cuci dan teman-temannya. Malah saya selalu managed supaya pembantu bisa belajar berhemat dalam penggunaan sabun (walopun susahnya setengah mati).

Nah segini aja pasti udah nembus angka 300 ribuan. Makanya saya suka jutek sama suami kalau dia berlama-lama di rak cemilan. Pokoknya harus dipilih, mau crackers coklat atau keju? Mau kacang kulit atau kacang pedas? Tidak boleh ambil semuanya.

Yang paling berasa, selain suami adalah adik saya. Kalau mereka datang kerumah, tinggal buka kulkas, semuanya ada didalam. Atau mereka udah tau rak tempat saya menyimpan aneka cemilan. Semenjak harga naik dan saya sedang melakukan penghematan, mereka sering bilang " Yaaah.... kok ga ada keripik lagi? Kok ga ada biskuit coklat lagi? Kok ga ada minuman soda lagi? "

Maaf ya, untuk sementara semuanya ditiadakan dulu. Semua demi diet dompet dan diet badan :))

Friday, October 12, 2012

Dapur Baru

Semenjak jadi fullttime housewife, salah satu kesenangan saya adalah memasak. Semua resep saya coba. Masakan hingga membuat kue. Memasak itu menyenangkan.

Suatu ketika saya mikir, dapur saya sangat sederhana. Enak banget kali ya kalau memasak didapur yang modern dengan alat-alat lengkap. Akhirnya saya sempat hunting liat-liat majalah rumah untuk melihat model dapur.
Dapur favorit saya adalah dapur yang tidak terlalu besar, ada islandnya, tempat penyimpanan yang banyak serta praktis. Impian saya adalah punya dapur yang ada lemari penyimpanannya kayak Chef Michael Smith atau Nigella Lawson. Satu lemari besar yang mirip seperti sebuah kamar kecil yang hanya berisi rak-rak berisi berbagai botol bumbu.

Renovasi dapur pasti butuh dana besar. Tapi boleh dong kalau iseng nyari-nyari dari sekarang?? Siapa tahu kalau nanti ada rezekinya saya bisa bikin dapur impian saya.

Waktu Membaca

Beberapa hari lalu saya sengaja menurunkan beberapa tumpuk novel dari rak buku di lantai atas rumah saya. Niatnya cuma 1, pengen membaca.

Akhir-akhir ini saya agak susah punya waktu membaca. Rasanya gangguannya semakin banyak. Mulai dari TV, BB, hingga ngobrol ngalur ngidul sana sini dengan orang-orang. Susah banget rasanya menghabiskan waktu sebentar aja buat membaca.
Dulu saya bisa menghabiskan novel-novel tebal hanya dalam hitungan 2-3 hari maksimal. Apalagi kalau novelnya seru dan bikin bacanya ga mau berhenti macam Harry Potter atau novel-novelnya James Patterson.
Saya bisa membaca dimana aja. Dirumah, nyolong-nyolong waktu istirahat kantor hingga membaca di kereta. yup membaca di kereta memang paling enak. Ga terasa tau-tau udah dekat rumah aja.
Membaca paling cepat yang pernah saya lakukan adalah waktu membaca novel Harry Potter : Order of Phoenix. Selain karena waktu itu novelnya pinjeman, ceritanya seru bikin susah berhenti. Saya ingat suami saya ngamuk nyuruh berhenti membaca hanya karena saya sampai lupa makan hingga tidur. Membaca teruss....

Saya pengen kayak dulu lagi. Tanpa sebentar-sebentar di distract sama BB yang bunyi tang-ting-tung dan bikin tangan gatel buat mencet-mencet. Cek BBM, Twitter dll dll. Saya pengen tenang aja saat membaca kaya dulu yang saya lakukan. Bikin kopi susu, nyalain AC kamar, atur bantal buat duduk. Lalu membaca dengan tenang.

Beberapa hari lalu saya bisa membuat diri saya tenang membaca. Saya silent BB, matiin TV trus mulai membaca. Sebagai pemanasan, saya mulai dengan novel-novel yang tidak terlalu tebal dahulu. Enak juga yaaa... dalam waktu 2-3 jam saya bisa menyelesaikan novel tersebut.
Tapi repotnya adalah sewaktu ngecek BB setelah disilent elama 3 jam adalah beberapa menerima PING dari  orang plus diteriakin " Intaaaaaaaaaannnnnnn.... lagi tidur yaaaaaaaaaaaaaaaaaaa????

Haduuuuhhhhh :(( 

Korea

Sekarang ini orang-orang lagi kecanduan hal-hal yang berbau Korea. Demikian juga saya.
Tapi saya bukan kecanduan serial-serialnya, bukan pula kecanduan grup musiknya, bahkan bukan kecanduan cowo-cowonya yang dimata saya terlihat 'cantik'. Bukaaaannn.....

Saya kecanduan makanannya.

Sebenarnya saya belum terlalu banyak merasakan masakan Korea ini. Baru beberapa kali saja. Dibandingkan masakan Cina atau Thailand yang udah berkali-kali saya akan. Saya udah bisa menyebut masakan-masakan Cina atau Thailand mana saja yang merupakan favorit saya.

Saya baru mengenal masakan Korea ini beberapa bulan lalu. Awalnya dari TV. Entah kenapa masakan-masakan Korea yang ditayangkan di TV membuat liur saya menetes. Kayaknya enaaaakk banget. Awalnya saya menonton acara yang disiarkan di Natgeo Adventure berjudul Kimchi Chronicle. Acara ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Marja yang merupakan keturunan Amerika - Korea yang mudik ke kampung halamannya di Korea Selatan dan melakukan wisata kuliner keliling Korea Selatan. Tiap masakan yang dia makan rasanya gimanaaa gitu. Mulai dari Kimchi, segala macam sup-sup hingga aneka barbekyu.
Lalu cerita dari teman saya menambah rasa penasaran saya pada masakan Korea ini.

Teman saya cerita dia pernah hampir 2 bulan tinggal di Korea Selatan untuk mengerjakan sebuah project. Awalnya, rekan Koreanya yang datang ke Jakarta. Dia bilang, si orang Korea ini wajahnya liciiiinnn banget tanpa polesan make up. Pokoknya bersih. Karena penasaran dia tanya ke rekannya itu : jawabannya adalah makanan Korea yang bikin mereka sehat. Waktu akhirnya dia berkesempatan di kirim ke Korea dia bilang ke temannya itu. Pokoknya bikin saya sehat yaaaa.... tentu dengan catatan bahwa teman saya tidak makan babi dan makanan haram lainnya dan tidak minum minuman keras.

Sampai d Korea dia dikasih makan Kimchi. Pagi-Siang-Sore-Malam makan Kimchi. Selain itu ada juga Kimchi yang di taruh didalam rebusan sup. Lalu ada juga makanan yang memakai sistem fengshui. Pokoknya selama ga pakai bahan yang diharamkan, teman saya makan. Sepulang dari Korea banyak perubahan. Biasanya kalau pergi keluar negeri makanan tidak terkontrol, tapi tidak terjadi selama ia di Korea. Dia merasa sehat, berat badan stabil dan kulit terasa sehat. Sayangnya begitu pulang makanannya sembarangan lagi. Agak susah menemukan makanan Korea di Jakarta karena belum begitu popular dan biasanya harganya agak mahal.

Suatu ketika saya berkesempatan makan makanan Korea bareng hubby. Kimchi yang kalau diliat di TV rasanya segar dan menggugah selera ternyata rasanya anyep aja. Apa beda ya rasa Kimchi Korea dengan Kimchi yang dibuat di Indonesia?

Intinya walaupun belum menemukan restaurant Korea yang paling pas. Sekarang saya lagi kecanduan nonton acara yang membahas tentang makanan Korea. Salah satunya juga adalah di channel LI (Live Inspired) judulnya Korea, Country of Great Tastes. Rasanya masakan yang ditampilkan diacara tersebut benar-benar membuat liur menetes....




Tuesday, September 25, 2012

Difoto dong

Salah satu hobby saya adalah memasak. Memasaknya juga untuk kebutuhan pribadi. Hobby terakhir yang saya tekuni setahun terakhir adalah baking. Saya suka ngebaking. Secara dulu banget udah kebelet pengen ngebaking tapi selalu gagal hanya karena ga punya oven. Akhirnya tahun lalu saya dibeliin oven dan dengan senang hati saya meng ' abuse ' oven kecil saya dengan bermacam-macam resep.

Bicara soal masakan yang paling saya sering liat adalah orang-orang seneng banget memfoto hasil masakannya kemudian diposting diblog mereka. Ada yang postingnya standar dan sederhana, ada juga yang niaaaatttt banget. Misalnya kaya salah satu sahabat saya Mindy Jordan yang niat banget memfoto hasil masakannya. Apa aja. Masakan lokal Indonesia, masakan Amerika Latin, masakan Eropa sampai kue-kue yang dia baking.
Saking niatnya Mindy ini sampe punya koleksi barang-barang untuk mempercantik fotonya. Peralatan makan khusus yang dipakai sebagai bagian dari property fotonya. Kalau liat foto-foto masakan begini bisa ngiler pastinya walaupun belum tahu rasanya. Foto itu kan bisa membuat sesuatu jadi menarik banget, apalagi kalau yang memfoto juga pintar kaya sahabat saya ini. Gara-gara urusan foto, Mindy dan beberapa teman-temannya pernah punya kasus saat foto-foto pribadi masakan mereka dicatut seseorang dan diterbitkan menjadi buku masakan dan dijual bebas.

Awalnya saya niaaaaattttt banget pengen kaya sahabat saya ini. Tapi apa daya. Walopun udah sering masak tapi rasanya maleeesss untuk mempostingnya. Boro-boro posting. Buat memfotonya aja malesnya setengah mati. Apalagi kalau udah kecapean masak, udah ga kepikiran lagi mau difoto atau diposting.

Makanya banyak orang yang ga percaya kalau saya bisa masak. Soalnya ga pernah ada buktinya. Kecuali buat keluarga dan teman-teman yang suka datang kerumah saya dan menikmati hasil masakan saya. Sisanya cuma bisa bilang " ga ada foto ga percaya " Haduuuuhhh.....
Apalagi kalau saya bilang bahwa saya udah nyoba satu resep dan rasanya enak. Pasti ga langsung dipercaya kalau tidak ada fotonya.
Yang paling simple adalah mempostingnya via Instagram. Tapi apa daya.... seringnya udah lupa atau males. Jadinya pas baru pengen memfoto kalau masakanya udah hampir abis. Huhuhuhu :(
Di Blackberry saya pun juga ga banyak foto hasil masakan saya. Itu lagi gara-gara si capek dan si males yang sering mengganggu. Jadi kalau misalnya ada temen saya yang bilang " gue ga percaya kalau ga ada fotonya ". Dalam hati saya palingan mengucap " yaaahh... paling engga Tuhan tahu gue ga bohong " Hehehehe...


Halal

Moment pertama saya berhijab adalah pada tanggal 14 April 2012 saat saya ikutan seminar Halal is My Way di kantor pusat Wardah kosmetik. Saat itu saya mendapat banyak pencerahan soal masalah halal ini. Apalagi banyak sekali wilayah abu-abu yang sering kita temui kalau membicarakan soal halal.
Setelah saya ikutan seminar tersebut, hal pertama yang saya lakukan adalah mendownload produk-produk yang sudah diakui halal oleh MUI. Ini sangat penting dan berpengaruh pada kebiasaan belanja bulanan saya.
Beberapa produk yang saya beli sudah ada sertifikasi Halalnya. Ada juga yang belum. Ada produk yang sudah saya ganti dengan produk lain yang sudah bersertifikasi. Alasannya, biar tenang aja.

Masalah abu-abu di urusan halal ini emang ga abis diomongin. Banyak produk yang kita tahu tidak memakai produk yang haram tapi belum ada sertifikasinya. Banyak restaurant yang tidak memakai bahan-bahan haram atau masakan babi tapi belum ada sertifikasinya. Urusan ini saya masih banyak belajar. Sesekali saya suka nanya ke twitternya Halal Corner (@halalcorner) kalau misalnya pengen tanya-tanya apakah produk A atau restaurant B udah ada sertifikasi halalnya.

Setelah menyesuaikan produk-produk yang sering saya beli saat belanja bulanan. Pelan-pelan saya beralih ke kosmetik. Ada beberapa kosmetik yang sudah mendapat sertifikasi halal. Salah satunya Wardah tadi.
Saya beruntung punya kulit yang sangat tahan banting dan ga nyusahin. Saat saya mulai beralih ke produk-produk kosmetik halal, kulit saya menerimanya dengan baik. Tidak ada acara perih, merah, jerawat. Semuanya berjalan dengan mulus dan lancar. Jerawat sesekali ada, tapi kondisinya sama seperti saat dulu sebelum memakai produk halal. Jadi ga masalah banget buat saya.
Satu kosmetik yang juga sudah mendapat sertifikasi halal adalah Sariayu. Saya mendapat kesempatan ikutan acara Sariayu saat bulan Ramadhan lalu di FX. Jadi satu demi saya makin banyak produk kosmetik yang berlabel halal.

Saya masih belajar soal halal ini. Jadi kalau mau tahu detilnya bisa download di websitenya MUI. Tapi intinya memakai sesuatu yang sudah jelas halal memang bikin hati tenang. Kalau hati tenang, Insya Allah ibadah juga makin lancar kan?

Ada yang bilang saya 'terlalu keras' pada diri saya sendiri dalam urusan halal ini. Sementara area abu-abunya masih terlalu banyak. Saya merasa tidak terlalu keras, tapi kapasitas saya disini pun masih dalam tahap belajar. Yang saya tekankan pada diri saya sendiri adalah : Halal itu Penting! Jadi saya sih tidak merasa keras terhadap diri saya. Justru saya menjalaninya dengan santai. Melakukan perpindahan produknya juga tidak frontal dan ekstrem. Tapi melakukan masa transisi secara perlahan. Karena banyak yang harus disesuaikan. Bukan hanya masalah panca indra, tapi juga urusan kantong (uang). Setelah melewati masa transisi akhirnya saya mulai tahu produk apa saja yang harus saya beli yang ada sertifikasi halalnya.

Hampir 6 bulan saya berhijab, satu demi satu produk yang saya dan suami pakai juga bersertifikasi halal. Selain hati tenang, yang paling menyenangkan adalah beberapa produk halal (terutama kosmetik) memiliki harga yang sangat terjangkau dibandingkan make up saya dulu. Makin senang dong saya jadinya. Suami juga makin senang, soalnya ga pernah ada lagi argumentasi ga penting macam " HAH?? lipstick aja harganya 200 ribu??? " Hehehehe....

Pembantu..... oh Pembantu....

Ceritanya beberapa waktu lalu saya dan 2 orang teman ketemuan. Seperti biasa kalau tiga orang ibu rumah tangga ketemuan salah satu bahan obrolannya adalah pembantu. Kita bertiga nampaknya secara engga sengaja punya sedikit kesamaan : punya pembantu yang udah lama kerja sama kita.

Kisah kita pun kurang lebih juga sama. Masing-masing dari kita punya pembantu atau asisten rumah tangga yang udah kerja sama kita lebih dari 5 tahun. Mereka juga sama-sama perusak....
Teman saya cerita kalau pembantunya kerjanya kasar sekasar-kasarnya. " Ampuuuun deh, piring makan, cangkir, mug pasti ada sompel-sompelnya " keluhnya. Udah dikasih tahu berulangkali seperti masuk telinga kanan trus mental lagi keluar. Ga nempel. Inget cuma sebentar trus diulang lagi. Masalahnya si asisten udah sangat terpercaya dan sebenernya kerjaannya juga rapih. Cuma kasarnya itu yang ga tahan. Nyuci piring suaranya heboh. Brang-breng-brong.... sampe temen saya pernah secara khusus nongkrongin pembantunya yang yang lagi cuci piring. Kalau ditongkrongin kerjanya halus. Begitu temen saya meleng lagi, kerjanya kembali ribut. Haduuuuhhh.....

Teman kedua punya kisah lain. Si pembantu ini apa temenan sama Agung Hercules atau mungkin Superman ga tau deh. Tenaganya kuaaaaattt banget.... tapi seringkali dia ga ngukur kekuatannya sendiri. Ceritanya pernah suatu ketika teman lagi ngatur ulang dekorasi rumahnya. Trus dia punya meja kayu jati (ukuran sedang) yang dilapisi kaca bagian atasnya. Teman saya bilang ke pembantunya mau pindahin meja itu ke sudut lain dirumahnya, tapi temen saya mau panggil supirnya dulu untuk membantu karena dia tahu mejanya agak berat. Baru aja dia berjalan beberapa langkah ninggalin si pembantu yang ada dirunag keluarga untuk manggil si supir tau-tau terdengar suara GUBRAAAAKKKK... disusul dengan bunyi PRAAAANNGGG...
Buru-buru teman saya balik keruang tengah dan menemukan si meja sudah terguling. Apa pasal??? ternyata si pembantu mencoba mengangkat meja tersebut sendirian!!! Alamaaakkk...
Temen saya marah besar. Selain karena meja antiknya boncel-boncel dan kacanya pecah, satu hal lagi adalah bagaimana kalau meja tersebut menindih si pembantu?? Minimal si pembantu bisa mengalami patah tulang akibat tertindih. Begitu ditanya kenapa si pembantu ga mau sabar menunggunya memanggil si supir, jawabannya adalah "  saya pikir saya kuat bu ". Oalaaaahhh....
Jawaban saya pikir saya kuat atau saya bisa kok bu ngerjain sendiri adalah jawaban yang paling sering keluar dari mulut pembantunya. Tanpa mikir atau nyoba dulu apakah dia benar-benar kuat. Selain meja beberapa barang lain juga rusak oleh 'kekuatan' si pembantu atau kecerobohan si pembantu ini. Olalaaaaa...

Lain cerita teman, lain cerita saya. Pembantu saya mungkin kombinasi dari keduanya. Urusan mecahin piring mah seriiiiing banget. Papan setrika saya aja bisa bolong sama dia. Terakhir dia merusak mesin cuci milik saya 2x dalam waktu 1 bulan!!! Sama dengan 2 teman saya diatas, pembantu saya juga sudah lama bekerja dengan saya. Tepatnya sejak saya membeli rumah ini 7 tahun yang lalu.

Memang sih kata ibu saya, punya pembantu kadangkala serba salah. Punya yang terlalu pintar suka ngelunjak. Yang rada kurang pintar, bikin kita makan ati. Pusing deeehh....
Kata ibu saya " kalau mereka pinter, mereka ga akan jadi pembantu dong ". Waktu saya ngomel-ngomel saat pembantu saya merusak dryer mesin cuci. Ampuuuunn...
Padahal udah seringkali saya bilangin untuk mengatur cucian yang akan dimasukkan kedalam dryer supaya ga terlalu tergoncang-goncang mesinnya. Tapi apa daya... semakin sering dikasih tahu semakin lupa. Maunya cepet-cepet aja. Mungkin juga karena ga ikutan ngeluarin uang untuk beli mesin cucinya makanya pembantu saya menggunakannya asal-asalan. Yang penting kerjaannya selesai.

Aduuuhh.... pembantuuuuuu.....


Monday, August 13, 2012

10 tahun

sebentar lagi 10 agustus 2012. Artinya saya dan hubby sudah menikah selama 10 tahun. Kalau ditambah sama masa pacaran jadinya 11 tahun. Soalnya baik pacaran maupun nikah sama-sama berlangsung di bulan Agustus.

10 tahun udah banyak banget yang terjadi. Dan saya bisa bilang hubby adalah partner yang terbaik bagi saya. Kita kompaaaaakkk banget rasanya. Kalau saya marah, hubby yang diem. Kalau hubby yang senewen, saya yang diem. Kalau kita sama-sama marah, kita juga sama-sama diem. Hehehehe....
Intinya hidup kita santai dan ga pernah ribet deh. Cuma seringnya diribetin orang aja. Entah kenapa.

Biasanya saya selalu lupa sama moment wedding anniversary. Pernah karena lagi pindahan rumah, tahun lalu malah kita anniversary pas lagi lebaran. Tapi tahun ini saya ga mau lupa begitu aja. Pokoknya mau spesial. 10 tahun soalnya.

Ga ada perayaan khusus atau hadiah istimewa. Sampai detik ini juga belum kepikiran mau ngapain. Soalnya saya dan hubby bukan orang romantis.

Kalau ditanya 10 tahun rasanya gimana. Panjaaaaaannnggggg ceritanya. Ada ngambeknya, marah-marahnya, sedihnya. Tapi paling banyak senengnya. Seneng ngejalanin hidup yang santai dan apa adanya. Seneng karena Tuhan (Insya Allah) ga beri kita cobaan yang berat-berat selama menikah. Seneng karena kita dikasih sehat terus sehingga (Insya Allah juga) bisa menikmati pernikahan ini sampai tua.

Bagaimana dengan anak? Saya percaya Allah pasti kasih yang terbaik bagi umatnya. Saya dan hubby sudah melakukan berbagai hal demi hadirnya buah hati. Sakit, nyeri, pusing, badan rusak semua udah saya jalanin. Obat ini-itu sudah pernah saya minum. Jadinya saya tinggal terus berusaha dan ga berhenti berdoa kepada Tuhan. Tapi yang paling penting dari semuanya. Suami saya tetap sayang sama saya apapun keadaannya.

Jadi yang dulu pernah bilang " gak takut diceraikan suami karena belum ngasih anak? " atau berbagai alasan ini-itu yang konyol tentang diri saya, suami saya dan calon buah hati kami. Jawaban saya " PERSETAN KALIAN SEMUA!!!!!!! Saya tidak peduli kalian. Kalian cuma bisa menghina bukan mendoakan saya. Jadi selama suami saya tetap sayang sama saya. Cuma itu yang saya butuhkan.

Saya bukan tipe istri yang butuh suami sempurna.Yang saya butuhkan adalah suami yang bisa menemani saya saat sakit sama baiknya ketika menemani saya jalan-jalan di mall. Yang memijiti badan saya saat sedang sakit seenak saat dia memeluk saya kalau kita lagi nonton TV/DVD bareng. Cuma itu kok.

Happy Wedding Anniversary dear hubby. I love you more each day!

Saturday, July 7, 2012

Gadget Freak-2

Tiga tahun lalu sebelum akhirnya saya memutuskan menggunakan Blackberry saya masih memakai HP Nokian 6600 hitam saya.HP tersebut sangat tahan banting dan cukup mewakili kebutuhan saya saat itu. Saya sempat merasa sedih bin kesal kalau ada orang yang mengolok saya tentang HP tersebut. Memang HP saya cukup antik. Lalu suatu ketika saya pernah ketemuan dengan beberapa teman. Semuanya memakai HP yang lebih canggih daripada saya. Bahkan ada yang pegang Blackberry, HP sampai iPod segala. Canggih pokoknya. Dia menasehati saya untuk tanggap teknologi. Bagaimana ya? Jujur aja kenapa saya engga tanggap teknologi ada alasannya. Yaitu saya keterbatasan dana. Untuk menjadi seorang yang tanggap teknologi pasti butuh dana banyak. Memperbaharui teknologi yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Sementara cadangan dana yang saya miliki sangat terbatas. Untungnya juga, saya tidak terlalu suka sama teknologi. Akhirnya beberapa bulan kemudian saya pun memakai Blackberry juga karena HP Nokia saya memang sudah layak dipensiunkan. Saya pakai BB juga akhirnya. Beberapa bulan kemudian saya berte,u dengan teman saya si " tanggap teknologi ". Kami tukeran pin. Dia dieeeemmmm aja waktu liat saya pake BB juga. Padahal saya tahu, BB yang saya pakai adalah yang paling rendah dikelasnya. Beberapa waktu kemudian saya dapat gossip dari teman saya yang lain. Si Tanggap Teknologi sekarang udah tidak tanggap teknologi lagi. Apa pasal? Olalaaaaaaa..... ternyata si tanggap teknologi putus dari pacarnya dan dia mengembalikan semua gadget yang pernah diberikan oleh pacarnya. Pokoknya dari mulai BB, notebook, iPod sampe Digicam dibalikin semua. Saya jadi pengen ketawa..... Itu mah bukan tanggap teknologi namanya. Tapi mungkin lebih tepatnya dibilang sebagai " Aji Mumpung " dong. Kalau dia engga pacaran sama orang kaya, mungkin dia akan menjadi orang yang gagap teknologi juga macam saya.... hahahaha....
















catatan pemilihan pemimpin

Sebagai rakyat Indonesia saya sudah mengikuti berbagai pemilihan pemimpin negara ini sejak tahun 1992. Dari jamannya masih 3 partai hingga multi partai pernah saya alami.

Ceritanya sejak beberapa minggu lalu setiap kali saya berte mu dengan orang lain salah satu pokok obrolan kami adalah pilkada dki. Berhubung saya bukan pemegang KTP DKI awalnya saya cuek dengan urusan ini. Tapi berhubung tiap bertemu orang lain, lawan bicara saya selalu berkoar koar tentang jagoannya, akhirnya saya mulai mencari tahu siapa saja yang bakal bertarung tanggal 11 Juli besok.

Saya cek twitter sebagai media yg paling mudah diakses. Hasilnya? seru!!!! banyak orang yg dengan jelas2 memberikan dukungan terhadap calon tertentu. Bahkan ada yang sampai niat bikin kultwit segala tentang jagoannya dan program-programnya bahkan ada yang juga dengan terang-terangan mengejek lawannya. Rame pokoknya.

Bagi saya yang buta politik, pemilihan pemimpin ini laksana memilih kucing dalam karung. Sukur2 yang didapat kucing anggora yang bagus. Kalo ternyata dapatnya kucing kampung yang bulunya pitak2 dan badannya korengan gimana?
Yang lebih frongal malah bilang politik kaya (maaf) tai kucing. Bukan kucingnya lagi yang diomongin tapi udah ke kotorannya. Mungkin ini adalah ungkapan mereka yang kecewa. Dikasih janji ini itu tapi hasilnya NOL besar.

Katanya ahli ngurusin macet dan banjir, kenyataannya? Macet di Jakarta udah seperti kanker stadium akut. Gak ada obatnya lagi. Tiap kali hujan tetap aja genangan air semata kaki hingga setinggi atap rumah selalu menjadi tamu warga Jakarta.

Katanya kader partainya bersih dan slogan partainya anti korupsi. Kenyataannya? baru setahun-dua tahun terpilih kadernya tersangkut kasus korupsi.

Maka dari itu banyak yang memilih jadi golput aja daripada sakit hati. Masa bodoh si anu yang jadi presiden atau si itu yang jadi gubernur. Soalnya dia yang makin kaya, kita tetap susah. Dia mah enak hilir mudik kesana kesini pake pengawal. Tinggal tutup jalan lalu para pemimpin melenggang tanpa macet. Sementara kita? teteeeeeuupp desak2an dikendaraanumum atau kalo yg naik kendaraan roda dua atau empat tetap juga kena parkir gratis yg bikin tensi naik dan pinggang mau patah huhuhuhu

Kita susah2 bayar pajak tapi situ enak2an jalan2 keluar negeri, pake bawa keluarga pulak!!!!

Friday, July 6, 2012

gadget freak-1

Ceritanya beberapa minggu lalu saat saya lagi nunggu suami disebuah toko buku. Saya sedang asyik membaca sebuah majalah tentang gadget, tiba-tiba seorang teman menegur. Kami pun akhirnya ngobrol lalu tiba-tiba teman saya menoleh kearah majalah yg sedang saya baca. " wah sekarang udah jadi gadget freak ya? bacaannya tentang gadget nih ". Saya bilang iseng karena saya baru punya sebuah komputer tablet android makanya saya iseng beli sekalian ingin tau aplikasi apa aja yang bagus.

temen saya langsung berdecak kagum dan saya tau decakannya sebenarnya adalah sebuah sindiran. Dia bilang dia ga perlu teknologi yang terlalu canggih.....blablablabla.... pokoknya gue cuma butuh HP yang begini-begini ajah... blablabla.... Saya sampai males mendengarnya.

Trus dia nanya, buat apa saya beli tab? apa gunanya untuk saya? saking udah keselnya saya bilang ooohh..... itu hadiah ulang tahun saya dari suami. Suami saya juga ga peduli kok mau saya pake tab itu untuk main game doang soalnya suami saya ngerti kalau saya gagap teknologi akut. Trus kenapa? Sebel saya, jadi orang kok nyinyir?

Saya juga ga ngerti kenapa teman saya nuduh saya gadget freak hanya karena dia liat saya membaca majalah tentang gadget? Toh orang beli buku masak juga belum tentu harus jagoan masak kan? Lagian juga banyak yang lebih freak dari saya kalau bicara teknologi. Bela-belain ngantri kalau ada Blackberry atau teknologi apapun yang lebih canggih. Sementara saya engga. Dan saya termasuk orang yang telat kalau berurusan dengan teknologi. Saya baru pake BB saat hampir semua orang di keluarga saya sudah memakainya. Tab ini juga termasuk telat saya miliki. Sementara orang lain punya yang lebih baru atau canggih dengan type yang beragam.

Waktu saya cerita ke suami tentang teman saya ini, dengan santai suami saya bilang  " Ah itu mah jawaban orang defense doang, dia ga punya kali makanya dia bilang begitu. Coba kalo misalnya dia punya sesuatu yang lebih canggih dari kamu, pasti dia ngomongnya lain lagi. Orang kaya gitu sih tipikalnya sok rendah diri aja tapi pengen ninggiin mutu "

Hihihi saya jadi lega denger suami saya. Bener juga ya... coba kalau dia punya sesuatu yang lebih canggih atau lebih mahal dari barang yang saya punya bukan tidak mungkin kata-kata yang keluar dari mulutnya akan berbeda.

Saturday, June 16, 2012

Pasar Cipulir

Suatu ketika saya lagi asik ngetik sendirian dirumah, BBM saya bunyi dan masuk sebuah pesan " besok kalau ga ada acara, kita kepasar Cipulir yuk. Ada si A, B, C dan D ikutan juga ".
Berhubung besok saya tidak punya acara apa-apa. Saya jawab aja " Oke ". Setelah itu obrolan berlanjut soal rencana besok. Kemudian saya lanjut ngetik lagi.

Besok pagi beberapa teman mulai berdatangan kerumah saya. Kita sarapan bubur ayam dan teh panas. Sebelum pergi kekantor paginya, hubby sempat pesan " coba di cek dulu, kayaknya acara TV Inbox bikin acara di Pasar Cipulir ". OK lah, teman-teman saya setuju. Kita liat situasi dulu.

Sempat telat menyalakan TV karena keasyikan ngobrol. Sebelum Inbox berakhir pukul 9 saya baru menyalakan TV. Ternyata benar, acara tersebut ada di Pasar Cipulir. Jadilah kita memilih bersantai dan melanjutkan ngobrol. Baru jam 10-an kita berangkat.
Rame-rame naik angkot D-18 dari rumah saya, melintasi Bintaro-Bintaro Permai-Ulujami. Lalu kita turun di pertigaan Perdatam dan lanjut jalan kaki. Cuma 45 menit dari rumah saya ke Cipulir.

Buat saya Cipulir tidak seperti Tanah Abang yang barang-barangnya melimpah. Beberapa barang yang saya liat di Tanah Abang, juga dijual di Cipulir tapi dengan harga yang sedikit agak mahal. Saya memilih tidak berbelanja, hanya membeli 2 buah kerudung. Sisanya saya sibuk membantu teman yang sibuk memilih kerudung yang sesuai dengan contoh kebaya yang ia bawa. " Adik gue mau nikah minggu depan, engga rame-rame sih. Gue udah males ke Tanah Abang jadinya beli disini aja deh ". Selain kerudung kami tidak membeli apa-apa lagi. Cipulir tidak secihuy Tanah Abang pokoknya.

Jam 3 kita pulang. Kembali menumpang angkot dengan nomor yang sama. Kami berpisah di Bintaro. Walaupun saya sedikit kecewa, tapi minimal ada pengalaman menginjak Pasar Cipulir ini deh.

Memasak Kue

Beberapa waktu sebelum hubby ultah saya sempet bilang sama hubby, " ntar kalau kamu ultah gak usah pesan kue apa-apa. Aku aja yang masak ".
Semenjak dibeliin oven tahun lalu saya selalu menantang diri saya untuk bikin sesuatu dengan oven tersebut. Kali ini saya mau bikin kue untuk ultahnya hubby.
Sesuai tradisi dikantor, kalau ada yang ultah pasti akan bawa kue. Biasanya tiap tahun saya udah ribet kalau hubby nanya " ultahku besok, bawa apa ya? " Mulai dari donat Jco, berbagai kue basah pernah saya order untuk dibawa kekantor hubby. Tahun ini saya kan udah ga kerja dan ga ribet lagi. Jadi apa salahnya kalau saya bikin aja?

Tadinya mau bikin pie susu Bali, tapi detik terakhir malah berganti sama apple pie. Satu lagi bikin macaroni schotel.

Persiapannya udah dari beberapa hari sebelumnya. Beli cup aluminium foil buat macaroni schotelnya di toko plastik deket rumah.

Yang keluar dari skenario mendadak satu hari sebelum hari H, hubby ngajak saya memperbaharui SIM. Aduuhhh..... Padahal saya udah niat mau mulai masak dari siang. Akibatnya, saya baru bisa mulai membuat adonan mulai jam 5 sore.
Masalah lain adalah, kecilnya kapasitas oven saya. Jadi cup-cup apple pie hanya bisa masuk per-12 cup saja. Sementara saya harus membuat 30-an. Jam 11 malam Apple pie selesai dan selanjutnya tugas hubby yang menata dikotak kue. Biar cantik, apple pienya saya taruh disebuah cup kertas sebelum ditaruh didalam kotak.

Keesokan subuh saya mulai membuat macaroni schotel. Alamaaakkk.... masalah kembali terulang. Kapasitas oven!!!!. Hubby mau engga mau rada telat berangkat ke kantor berhubung saya baru selesai memasak pukul 7 pagi. Supaya pas saya sediakan sendok plastik kecil dan sambal sachet.

Sampai di kantor, kata hubby banyak yang udah kasih selamat. Tapi berhubung hubby harus meeting, dia langsung teriak " silahkan ambil kuenya ya " trus langsung meeting.

Saat makan siang kue ludes. Kata hubby ada yang udah makan 2-3-4 buah. Teman-teman dari departemen lain juga ikutan ngambil dan meninggalkan ucapan selamat dan terimakasih via SMS atau BBM.

Lucunya ada yang udah pake nanya harga aja kalau misalnya saya mau jualan. Trus ada juga yang walaupun udah makan dua buah, saat melihat hubby masih menyimpan 1 macaroni schotel di mejanya, si teman ini bertanya " maaf pak, itu macaroni schotelnya masih mau ga? kalau engga buat saya aja ". Waktu hubby tanya apa tadi dia belum kebagian, dia bilang udah makan 2. Tapi berhubung enak dia masih mau lagi. Hahahaha.....

Dulu saya pengen banget punya usaha kue. Kayaknya lucu juga ya?? Belajar lagi aaaahhh....

Saat Sabar lagi dicoba

Sebagai orang yang punya tingkat kesabaran sangat tipis.... beberapa waktu yang lalu Tuhan menguji tingkat kesabaran saya. Sebenarnya engga heboh-heboh amat mengingat kalau dibandingkan orang lain, ujian saya kemaren gak ada apa-apanya. Tapi buat saya si Miss Heboh ini??

Saya sampe senewen. Pokoknya antara mau ngamuk sama berusaha sabar rasanya gonta-ganti. Berulang kali BBM sampe nelpon hubby, jawabnya cuma " sabar... istigfar ". Haduuuhh...

Trus saya diam dan bolak balik tarik nafas panjang. Menyemangati diri sendiri yang nyaris pecah amarahnya. " Yuk, kamu pasti bisa. Bismillah... " sambil inhale-exhale diselingi zikir berulangkali. Akhirnya saya bisa sabar juga.

Waktu saya cerita ke beberapa orang, mereka bilang ini adalah ujian dari Allah kepada saya. Apalagi saya masih newbie dalam berhijab. Sesekali pasti ada aja gangguannya. " Banyakin zikir aja.... " demikian nasehat seorang teman. Saya lakukan apa yang ia nasehatkan kepada saya dan ampuh!!!

Pelan-pelan tingkat kesabaran saya kembali mulai menebal. Kalau mulai drop lagi, buru-buru zikir sambil tarik nafas panjang.
Ada yang bilang mau naik kelas tuh. Insya Allah.... Tapi tiap kali shalat dan berdoa, salah satu permintaan yang sering saya panjatkan kepada Allah adalah " tolong jangan berikan saya cobaan yang melebihi batas kemampuan saya ". Tapi Allah mungkin sesekali mengujinya sedikit. Kalau saya beneran bertaqwa kepada-Nya, pada saat cobaan datang, saya akan lebih dekat lagi pada-Nya bukannya malah menjauhi-Nya.

Ya Allah.... berikan kesabaran pada hamba.....

Sunday, May 27, 2012

Tanah Abang

Kapan terakhir ke Tanah Abang?
Kalo lewat aja sih sering waktu masih ngantor di Sudirman. Kan kereta Sudirman Express yang saya naikin pasti transit di Tanah Abang. Tapi, kapan terakhir shopping di Tanah Abang? Kalau ga salah sih beberapa tahun lalu, rame-rame perginya sama mama dan adik serta suami. Ceritanya nyari baju lebaran. Tapi abis itu tradisi ke Tanah Abang hilang dan saya praktis ga pernah nginjek-injek pasar Tanah Abang lagi.


Ceritanya seorang teman ngajakin saya ke Tanah Abang. Dia nyari bahan kebaya trus ngerayu saya " kan elu mau nyari-nyari kerudung? " Yuk ke Tanah Abang aja " katanya sambil ngedip-ngedip.
Ya udah saya mau. Langsung minta izin suami dan janjian deh sama si temen.


Kebetulan kita sama-sama anak Bintaro, jadi kita bisa berangkatnya naik kereta. Sengaja naik jam 08.30 dengan harapan keretanya udah ga penuh-penuh amat. Tetapi semenjak Sudirman Express ditiadakan dan berganti dengan Commuter Line. Jadilah kereta berAC tersebut tetap terasa sauna. Tapi gak apa, dibandingin harus naik bis? Belum macetnya, belum harus turun naik gonta ganti bis. Biar sumpek, kereta lebih cepat dan jam 9 lewat saya sudah sampai di Stasiun Tanah Abang.


Berhubung santai, saya dan teman ga ikutan berdesak-desakan ditangga peron. Saat semua orang sibuk dorong-dorongan, saya milih nunggu dulu. Baru pas tangga keluar udah sepi, saya dan teman keluar dari stasiun.


Dari stasiun ada gang senggol untuk tembus ke arah pasar. Di gang senggol ini udah ada banyak lapak yang jualan. Baju, sepatu, kerudung sampai pakaian dalam. Kita jalan terus sampai ujung gang senggol.
Berhubung teman saya mau beli bahan kebaya kita menuju Blok A Pasar Tanah Abang. Sama seperti di gang senggol tadi, jalan menuju arah Blok A penuh dengan lapak-lapak. Bandana kerudung yang biasa dijual di bazaar seharga 20ribuan/buah, disini bisa dapat 2. Ada yang 5ribuan, 10 ribuan/2 buah. Saya langsung gatel buat beli. Buat bandana dan ciput, total kerusakan saya sekitar 50 ribu rupiah. Tapi dapatnya sampai 7 buah.
Abis itu giliran kerudung. Di Tanah Abang mau cari kerudung apa aja ada. Yang ada hiasan koin-koin, bola-bola, kerudung paris, pashmina berbagai corak tersedia. Saya beli 3 kerudung paris polos dengan harga 7000/buah warna yang saya ambil orange, ungu tua dan coklat muda. Abis itu kerudung segitiga motif ada yang pakai hiasan bola, ada yang pakai hiasan koin. Harganya 12 ribuan (di bazaar dibandrol harga 20-25ribuan). Saya beli beberapa dari beberapa lapak. Ada juga yang belinya grosiran bareng temen saya (kebetulan dia juga pakai hijab) sehingga lebih murah lagi. Trus beli pashmina blink-blink buat pesta, dapat murah cuma 20ribu, saya ambil warna hitam dan abu-abu silver.
Abis itu saya beli manset. Manset ini dalaman baju. Berhubung saya cuma punya 3 manset (hitam, coklat kulit dan abu-abu tua). Saya pilih manset warna putih, abu-abu muda dan coklat tua.
Setelah itu perjalanan kami lanjutkan didalam gedung pasar Blok A buat mencari bahan kebaya teman saya. Sempat liat-liat beberapa toko akhirnya ditoko terakhir dia mutusin beli kebaya yang udah jadi aja daripada ribet mesti jahit lagi. Dua kebaya dia pilih berikut manset yang sudah dimodifikasi dengan total kerusakan 470ribuan. Saya baru ngeh, ternyata banyak juga toko yang menawarkan kebaya yang sudah jadi dengan berbagai model. Bahkan menurut penjaga toko banyak langganannya adalah salon yang menyewakan kebaya untuk pengantin. Pokoknya lengkap deh. Mau yang bagian belakang kebayanya menjuntai panjang ada. Mau yang lehernya ada kayak kerah sayapnya juga ada. Mau warna apa aja komplit tersedia. Jangan takut, mereka juga menyediakan beskap dengan warna senada untuk pengantin prianya lengkap dengan selop hingga topinya.


Jam 12 kita makan siang dulu di food court Blok A lantai 8. Setelah makan dan istirahat, lanjut lagi wisata belanjanya. Tujuan selanjutnya ke toko perlengkapan haji buat beli celana serut buat hubby. Dapat dengan harga 50ribu. Trus kita nyari baju. Saya sih ga niat beli baju kemarin cuma mau beli kerudung aja. Tapi berhubung ada sale baju-baju murah saya ikutan beli. Baju dengan lengan batwing @ 50ribuan. Saya juga beli dress panjang dengan harga yang sama. Teman saya juga ikut-ikutan.Saya bilang buat nambah-nambahin baju saya berhubung hijabers pemula, banyak baju-baju saya yang belum pas. Apalagi kemarin pas mutusin berhijab, saya sempat ngosongin lemari. Ngeluarin baju-baju lama yang dirasa ga pas lagi (tank top dan sejenisnya). Jadi boleh dong diisi lagi hehehehe....


Berhubung udah sama-sama cape kita mutusin pulang. Sambil jalan balik ke stasiun Tanah Abang, kita masih beli bros peniti buat hijab dengan harga 10ribu / 4buah. Saya ambil 2, teman saya 2.
Sampe distasiun udah ada kereta ekonomi jurusan serpong. Buru-buru beli karcis dan naik kereta. Alhamdulillah dapat tempat duduk. Jam 14.30 saya udah sampe dirumah lagi. Hubby aja sampe kaget, dia kira saya bakalan sampe rumah sekitar jam 5 sore.


Total kerusakan? sekitar 350 ribu rupiah.
Resultnya? 1 buah dress, 1 buah baju lengan batwing, 6 bandana (sudah termasuk ciput juga), 3 jilbab paris polos, 3 manset, 1 celana haji buah hubby, 2 pashmina blink-blink, 2 kerudung segitiga, 6 kerudung segi empat motif, seporsi mie yamin Bandung + Teh Botol, tiket kereta PP (Commuter Line dan Ekonomi), Ojek.


Sampe rumah saya langsung mencuci hasil belanjaan saya supaya weekend bisa dipakai. Trus telpon-telponan sama teman yang juga melakukan hal yang sama (kecuali kebaya yang akan dia masukkan ke laundry). Terakhir dia ngomong " bulan depan wisata belanja lagi yuk ". Dalam hati saya jawab " liat nanti ya, Insya Allah kalau ada rejeki kita wisata belanja lagi "


Yang bikin saya senang sih koleksi kerudung saya jadi makin banyak. Hmmm.... kayaknya udah cukup deh saat ini belanja kerudungnya.

Monday, May 21, 2012

Hubungan Tanpa Status

HTS atau Hubungan Tanpa Status lagi beredar di Facebook saya. Salah seorang teman di Facebook saya yang masih ABG dan kebetulan adalah keponakan dari seorang teman saya sedang menjalani hubungan tanpa statusnya. Hampir tiap hari dia mengupdate kelanjutan hubungannya tersebut. Memang dia tidak mengungkapkannya dengan terbuka, tapi sejak awal karena kebetulan saya membaca status-statusnya. Saya jadi bisa menangkap makna yang ia tulis pada tiap status Facebooknya.

Jauh sebelum saya menikah dulu, saya pernah duduk, ngobrol sambil menikmati makan malam bersama seorang teman disebuah restaurant di sebuah mall di Jakarta. Waktu itu status saya sedang jomblo sementara teman saya sedang membina hubungan barunya.
Sebagai orang yang sedang menderita akibat jomblo (lebay....) dia pun mau menghibur saya. Lalu kita ngobrol ngalor-ngidul. Sebagai sama-sama orang yang sudah memasuki usia "wajib menikah" otomatis pertanyaan berikut terlontar dari mulut saya.
" Jadi sama yang ini serius ya? Kalau gitu sebentar lagi elu nikah ya sama dia? ". Trus teman saya diam. Loh??
" Gue sih lagi HTS-an sama dia. Gak tau deh lanjut apa engga " jawabnya pendek.

Sekarang giliran saya yang bingung. HTS? Apa sih? Lalu dengan sabar teman saya menjelaskan singkatan aneh tersebut.
" Gue lagi HTS-an sama dia. HTS itu Hubungan Tanpa Status. Kita engga pernah declare kalau kita jadian tapi kita dekat aja kayak pacaran. Makanya gue engga tahu apakah hubungan ini bakal berlanjut lebih serius atau engga. Namanya juga HTS " jelasnya.
Yang saya bingung. Udah tahu begitu kok masih dilanjutin sih? Sebagai orang yang sudah didesak-desak oleh orang tua untuk menikah, jenis hubungan seperti ini pasti akan saya jauhi. Ngapain juga nyusah-nyusahin diri? Ngabis-abisin waktu buat menjalani hubungan yang engga jelas juntrungannya?
" Soalnya gue dan dia ngerasa nyaman aja dengan hubungan ini "
Semakin dikasih jawaban menggantung begitu, saya juga semakin menjadi-jadi bertanya pada teman saya ini. Intinya, dia dan pasangannya merasa nyaman. Mereka pun sama-sama single. Jadi kalau pun berlanjut ya syukur, kalau tidak ya sudah. Simple.

Singkat cerita saya menikah duluan. Maklum udah kebelet nikah. Sementara teman saya ini masih santai dengan Hubungan Tanpa Statusnya. Waktu datang ke pernikahan saya, dia datang dengan si HTS.
Beberapa bulan setelah menikah, saya bertemu lagi dengan teman saya itu direstaurant yang sama. Saya memancingnya untuk menceritakan soal Hubungan Tanpa Statusnya, apakah sudah naik status menjadi HDS (Hubungan Dengan Status). Dia menggelengkan kepala. " Masih begini aja " jawabnya lagi.

Saya yang makin gregetan dan menghujaninya dengan cerita-cerita indah soal pernikahan. Tapi tampaknya dia tidak bergeming. Dengan dalih 'masih nyaman' dia masih tetap menjalankan HTSnya.

Beberapa tahun kemudian, sepucuk undangan saya terima. Teman saya akhirnya menikah. Dengan siapa dia menikah? Dengan si HTSnya ituuuu..... Aaahhh.... akhirnya naik pangkat juga si Status ini.
Dengan wajah berseri-seri dia mengucapkan terima kasih sewaktu saya menyalaminya diatas pelaminan. Setelah tiga tahun dijalani, akhirnya hubungan yang awalnya dia jalani tanpa status kini menjadi jelas. Statusnya mereka menjadi suami-istri yang syah secara agama dan negara.

Jadi nampaknya hubungan apapun namanya. Selama kita menjalankannya dengan yakin untuk mencapai satu tujuan yang baik pasti akan berakhir dengan baik pula. Selamat ya temanku sayang.

Buat teman ABG saya. Selagi masih muda, gak usahlah menjalani hubungan tanpa status ini. Jalani aja hubungan yang normal aja. Nikmati masa remaja. Nanti kalau kalian sudah mulai memasuki usia 'rawan' seperti saya dan teman saya dulu. Mulailah mencari hubungan yang jelas dan serius. Kalau masih mau menjalankan hubungan tanpa status seperti teman saya dulu? Silahkan aja. Yang penting kalian merasa nyaman, tahu baik-buruknya. Tapi kalau kalian udah sama-sama yakin, kenapa juga masih pasang status HTS? Mendingan buru-buru dinaikkan statusnya. Kalau udah begini enak, selain status udah jelas. udah resmi pula!

Friday, April 27, 2012

Berhijab

Bulan April ini ada satu hal baru yang terjadi pada saya, yaitu berhijab. Ya, sejak tanggal 14 April kemarin saya akhirnya memutuskan menggunakan hijab untuk menutup helai rambut saya.

Berhijab seringkali terlintas dikepala saya sejak tahun 1999 lalu, itulah saat pertama kalinya saya terlintas untuk berhijab. Awalnya karena saya memiliki seorang teman yang terlihat sangat cantik saat menggunakan hijab. Saya pun kepengen juga berhijab jadinya.
Tapi seiring berjalannya waktu, niat berhijab turun naik. Kadang pengen, tapi seringkali malah engga. Mungkin karena pekerjaan dan pergaulan.

Saya sempat ingin lagi berhijab tahun 2007. Tapi niat dimulut aja walaupun saat itu saya sempat beberapa kali membeli kerudung. Tapi berhubung tidak pernah dipakai akhirnya kerudungnya saya hibahkan ke teman/saudara yang memakai hijab.

Semenjak saya memutuskan berhenti bekerja, niat berhijab malah hilang sama sekali. Dan niat tersebut baru timbul mungkin sekitar 1-2 bulan sebelum akhirnya saya memutuskan berhijab.

Awalnya saya berkenalan dengan seorang teman baru dari komunitas hijabers. Kami bertemu disebuah mall. Lucunya saat itu kami bertemu berlima dan hanya saya seorang yang tidak memakai hijab. Teman-teman baru saya ini datang dengan pakaian muslim yang modis dan keren. Kami duduk dan ngobrol berjam-jam membicarakan banyak hal tapi malah tidak membicarakan soal hijab sama sekali.
Lalu kami saling bertukar account twitter dan saya mulai memfollow teman-teman baru ini. Lalu mereka seringkali memberikan account-account twitter Islami untuk saya follow.

Mungkin inilah hikmahnya saya berhenti bekerja. Saya bisa menikmati membaca twitter tentang Islam dengan tenang. Banyak hal yang akhirnya membuka mata saya. Sebelum saya memutuskan berhijab saya sempat ngobrol dengan ibu saya dan meminta izin pada suami. Lalu saya juga banyak berdiskusi dengan teman-teman baru saya. Niat saya semakin bulat. Mau berhijab.

Setelah izin dari suami dan support dari mama saya sudah saya dapat kembali saya bingung. Kapan memulainya?? Mungkin Allah mendengar isi hati saya dan saya membaca soal seminar mengenai halal di twitter. Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 14 April di kantor utama Wardah Kosmetik di wilayah Jakarta Selatan. Untuk itu saya harus berhijab. Tapi saya baru menyadari, hijab saya cuma 1. Itu pun hijab yang saya dapatkan dari acara 40 hari meninggalnya om dari suami.
Lalu saya sempat membeli sebuah inner dan bandana juga sebuah kerudung berwarna pink. Setelah itu saya belajar memakai hijab dari mama. Besoknya saya memakai hijab dan menghadiri seminar tersebut. Selanjutnya Insya Allah hijabnya tidak dicopot-copot lagi alias terus terpasang dikepala saya. Amin.

Kali ini saya berhijab bukan cuma karena hijab dan baju muslim masa kini terlihat sangat cantik dan modis. Tapi mungkin 'sudah waktunya' bagi saya untuk akhirnya berhijab. Saat ini sudah tidak ada tekanan bagi saya untuk tidak menggunakan hijab. Saya tidak bekerja lagi. Jadi sebenarnya saya bisa berhijab kapan saja saya mau sekarang ini.

Sewaktu teman saya bertanya apakah saya sempat mengalami kontemplasi atau kejadian tertentu sebelum akhirnya memutuskan berhijab. Saya jawab tidak. Tidak ada kejadian apa-apa. Intinya, saya cuma pengen aja berhijab dan saya sudah berniat. Saya juga tidak mau Allah sampai harus menegur saya dengan keras supaya saya sadar. Maunya sih sebelum teguran Allah datang, saya sudah sadar hihihihi....
Hidayah bisa datang dari mana saja. Kalau saya, mungkin saya mendapat hidayah dari twitter.

Suami saya juga tidak kalah mendukung. Selain mendapat banyak kerudung dari hasil 'menguras' lemari mama saya. Suami juga membelikan beberapa kerudung baru. Dia juga sering mengingatkan kalau misalnya baju yang saya pakai terlalu ketat atau tidak sesuai.

Lalu ada juga cobaannya. Tapi saya sih berusaha menghadapi dengan tenang saja. Cobaan diawal memang banyak, kata teman saya. Kalau kita kuat dan bisa melewatinya, selanjutnya lancar. Jadilah saya sekarang Insya Allah sudah berhijab dan berniat akan berhijab terus sampai seterusnya. Doakan saya ya....

BBM Bahagia

Setelah saya menerima SMS yang menyakitkan. Beberapa hari kemudian saya menerima BBM dari seorang teman. Teman saya ini baru saja menikah untuk ke-2 kalinya beberapa bulan lalu. Pernikahan pertamanya dilakukan tahun 2003 tapi berakhir tahun 2007. Lalu ia menikah lagi tahun 2011 kemarin. Suatu ketika dia cerita ke saya bahwa sebentar lagi ia akan merayakan ulang tahun pernikahan ke-2nya yang pertama. Trus dia tanya ke saya," lu udah berapa tahun menikah? ". Saya baru menyadari, tahun ini adalah tahun ke-10 pernikahan saya dan suami.  Waktu saya bilang " 10 tahun ".Saya mendapat balasan BBM yang sangat menyejukkan hati.

Intinya teman saya memuji kehidupan saya. Bukan takabur, 10 tahun menikah banyak cobaan datang menghampiri. Tapi mungkin Allah masih sangat sayang pada saya dan tidak memberikan cobaan yang terlalu berat untuk saya dan suami hadapi.

Teman saya sering menjadikan saya sebagai acuan. Bagi teman saya, hidup saya seperti suami nampaknya asyik-asyik saja seperti orang yang masih pacaran. Sebenarnya ia pun tahu bahwa cobaan terbesar kami adalah soal anak. Tapi saya dan suami berusaha menjalankan hari-hari kami dengan gembira. Kalau kami selalu memikirkannya, bukan tidak mungkin malah bisa berimbas ke hal-hal yang lain dalam kehidupan kami.

" Gila ya Tan, 10 tahun. Semoga gue dan mas Rudi bisa mencapai 10 tahun seperti elu ya ".

Dear temanku sayang, saya akan mendoakan pernikahan kalian langgeng sampai kakek-nenek. Saya pun juga sering berdoa pada Allah SWT supaya Allah menguatkan tali pernikahan saya setiap saat. Amin 

Antara Saya dan Khloe Kardashian :)

Saya menulis ini setelah menonton tayangan Khloe and Lamar (season 2) yang ditayangkan di channel E. Khloe Kardashian yang merupakan adik kandung dari Kim Kardashian dan menikahi pemain basket LA Lakers Lamar Odom pada tahun 2009 lalu. Di season 2 Khloe dan Lamar ini lebih banyak bercerita soal kepindahan mereka ke Dallas karena secara mendadak Lamar dipindahkan ke klub Dallas Maverick.
Mengikuti suaminya yang pindah, Khloe pun pindah juga ke Dallas dan mulai mempersiapkan kehidupan barunya disana. Lalu datanglah Kim, salah satu kakaknya. Dan entah kenapa di episode ini saya melihat pertengkaran antara Kim dan Khloe soal kehamilan. Bukan cuma Kim tapi saat itu media di US sepertinya sedang sibuk mengusik-usik kehidupan Khloe dan Lamar.

Nah ceritanya beberapa waktu yang lalu saya mendapat kiriman SMS dari seseorang. Dan jujur aja, setelah menerima kiriman SMS tersebut saya malah merasa 'lebih baik saya tidak mengenal orang itu'. Bunyi SMSnya begini :
" Hai Tan, apakabar? Elu belum hamil juga ya? Kenapa sih elu susah banget hamil? Lu dulu menunda kali ya? Akibatnya sekarang pas elu udah ngebet banget jadinya susah. Padahal hamil gampang loh "

OK!!! yang ngirim ini teman saya yang sudah punya 3 orang anak. Saya kesal membacanya? IYA!! SAYA BENCI SMS ITU!!

Saya memilih tidak membalas SMS tidak berguna tersebut dan mendiamkannya. Mungkin tindakan saya, membuatnya jadi tidak enak hati dan dia mengirimkan SMS ke-2.
" Duh sorry ya, bukan maksud gue nuduh. Mungkin elu harus kedokter atau ke alternatif ". SMS yang ini pun tidak saya balas. Ujung-ujung saya memilih menghapus orang tersebut dari phonebook saya. Habis perkara.

Masalah hamil dan punya anak sebenarnya udah menjadi masalah yang membuat  hati saya iritasi sejak bertahun-tahun lalu. Dan hingga saat ini saya masih berusaha menata hati saya bila berurusan dengan masalah ini. Berat? Sangat berat! Sedih? Saya udah ga bisa cerita seberapa sedihnya saya.

Saya ingat ada seorang teman yang baru saja menikah 2 tahun lalu dan masih belum hamil hingga kini. Sewaktu saya bertemu dengannya di salah satu restaurant di PIM beberapa waktu lalu dia sampai minta maaf sama saya. Lho? Ternyata dia mengalami apa yang pernah saya alami. Dua tahun menikah, belum hamil dan ditanya-tanya oleh seluruh keluarganya. " Maaf ya, kalau dulu gue sering becandain elu. Gue juga ga nyangka ternyata hamil itu susah juga ya " demikian katanya. Saya cuma senyum aja.

Soal kiriman SMS bernada memvonis pun sudah ratusan kali saya terima. Saya sampai heran kenapa ya ada orang yang engga 'care ' sama perasaan orang lain? Mungkin maksud mereka memberi semangat, tapi pilihan kata-kata yang dilontarkan kepada saya lebih banyak membuat saya terpuruk saat membaca atau mendengarnya ketimbang bersemangat.
Saya pernah dapat perkataan " kamu ga takut ya suami kamu bakalan menceraikan kamu dan kawin lagi sama perempuan lain yang bisa memberikan dia anak? " atau kata-kata macam " mungkin elu kurang berdoanya sama Tuhan " atau macam ini " lu makan apa sih? kok bisa mandul? ". Astaganagaaaaa...... apa ini kata-kata yang memberikan semangat????

Masak saya harus laporan kalau saya habis shalat Tahajjud atau shalat Dhuha? atau saya harus laporkan bahwa saya menjalankan shalat fardhu beserta shalat sunnahnya juga? Trus saya harus lapor kalau saya lagi ke dokter kandungan? lagi cek lab? lagi suntik? lagi Hydroturbasi? Lagi nebus obat yang mahalnya bikin kantong nyaris bolong? Begitu?

Kalau aja Khloe ada di Jakarta, pasti dia udah saya ajak ketemuan dan ngobrol bareng di Citos. Saya akan tunjukkin ke dia SMS yang dikirimkan orang-orang pada saya. Saya percaya, kita bisa jadi teman baik untuk soal ini :))

Saya juga setuju dengan kata-kata Khloe, bahwa kenapa sih hanya soal hamil aja yang diutak-atik? Toh saya dan Khlue sangat bahagia dengan kehidupan kami sekarang. Apakah kami pengen punya anak? 100% ingin. Kami sudah melakukan banyak cara supaya bisa hamil. Kalau saya hamil semudah menjentikkan jari tangan, saya akan jentikkan jari tangan saya berkali-kali.

Saya bahagia dengan kehidupan saya. Saya cinta suami saya yang menerima saya apa adanya. Hidup kami juga berjalan lancar seperti aliran air. Saya sangat mensyukuri hidup saya sekarang. Tidak ada yang kurang. Kehadiran anak sudah jelas akan memberikan tambahan kebahagiaan bagi saya dan suami. Tapi saya percaya Tuhan yang lebih tahu kapan waktu yang tepat bagi saya dan juga Khloe Kardashian.




Wednesday, April 11, 2012

Pernikahan si Adek

Jadi ceritanya tanggal 10 Maret kemarin, adik laki-laki saya (akhirnya) menikah juga....
Setelah berbagai macam 'kejadian' dengan berbagai mantan-mantannya dulu. Akhirnya dia menikah juga. Alhamdulillah.....

Persiapan menikah juga penuh dengan drama. Yang ini dan itu, berbagai macam. Sampai 2-3 minggu sebelum hari H, saya, mama dan adik cewe sempet bolak-balik ngobrol " aduuuhh ini jadi nikah ga ya? ini kok masalahnya berat banget ". Yah, saya ga mungkin ceritain disini bagaimana dramanya. Tapi intinya apa sih masalah yang sering dihadapi tiap kali akan menikah?

Saat itu awalnya kita semua tenang-tenang aja menghadapi pernikahan ini. Soalnya kan kita pihak cowo dan yang biasanya yang bikin pesta kan pihak cewe. Tapi karena satu dan lain hal akhirnya kita jadi ikutan rempong juga deh. Haduuuuhhh......

Tapi akhirnya tanggal 10 Maret mereka nikah juga. Saya udah janji ga mau ikutan rempong lagi. Ga mau ribet lagi. Walaupun saya GATEEEEEELLLLLLL....... hihihihihi. Pokoknya kalau udah mulai gatel, langsung dipelototin hubby biar saya diem. Jadi kalau saya liat ada sesuatu yang gak pas. Rasanya pengen nyemprot aja mulut ini. Tapi berhubung takut dipelototin sama hubby akhirnya saya diem aja deh.

Sehari sebelum hari H kita adain pengajian dulu untuk si adek. Next daynya baru deh kita siap-siap. Sempet berencana buka kamar di Century bahkan hotel Mulia segala mengingat kondisi jalanan Bintaro yang macet gila-gilaan tiap hari Sabtu. Tapi akhirnya rencana batal tanpa sebab. Dan dengan Bismillah kita ninggalin rumah. Mana saat itu hujan derass turun dan kita sempet harap-harap cemas dengan lalulintas yang pasti makin berantakan kalau hujan turun. Jam 12 kurang kita berangkat dari rumah Bintaro menuju venue lokasi yaitu di Wisma Menpora Senayan. Jalanan Alhamdulillah bersahabat. Jam 1 kita udah sampai di lokasi.

Dari awal saya dan adek cewe udah janjian. Gak mau disanggul-sanggul. Akhirnya awal Februari kemarin saya potong rambut sampai cepak . Modal kita cuma satu. Bando bling-bling. Malah tadinya saya sempet mau beli bando dengan aksen pita-pita besar macam CherryBelle... hehehe

Jam 4 akad nikah dimulai. Lancar sampai selesai. Abis akad saya makan dulu. Sempet males makan apa-apa tapi salah seorang kakak sepupu menyuruh saya makan. Setelah itu resepsi dimulai dan berlangsung hingga pukul 21.00. Yang melegakan adalah awalnya orang tua saya agak meragukan akan tamu-tamu yang kami undang. Sebagian besar tamu adalah tetangga komplek orang tua saya. Tapi banyak juga yang datang. Sebagian datang pada saat akad nikah berlangsung.

Selesai acara kita pulang satu mobil rame-rame. Sementara kedua pengantin pulang dengan mobil lain menuju rumah keluarga cewe. Alhamdulillah lancar acaranya.
Sampai rumah baru terasa capeknya. Pakai sepatu hak tinggi berjam-jam bikin kaki saya nyut-nyutan. Saya bersyukur ga usah pakai acara disanggul-sanggul karena ga perlu ribet ngurusin rambut dengan sisa sasakan dan hairspray.
Yang jadi masalah cuma bulu mata!!! Soalnya saya emang paling ga suka pakai satu hal ini...

Tuesday, March 6, 2012

Film Cinta

Sejak dulu saya paling ga suka nonton film cinta. Jangan tanya kenapa, pokoknya gak suka. Titik!

Saya lebih suka nonton film-film Thriller yang seru. Demikian juga dengan film-film serial. Serial macam Glee atau Desperate Housewife tidak pernah saya tonton satu episode pun. Tapi saya akan serius nonton film serial macam 24 atau NCIS (I love Leroy Jethro Gibbs!).
Bukan ga pernah nonton sama sekali yaaaa..... tapi tidak pernah nonton secara full. Makanya saya suka bingung ditanya tokoh-tokoh macam Kurt, Rachel atau Santana :))

Beberapa tahun yang lalu saya sempat punya 2 film cinta favorit saya. Elizabethtown dan The Holiday. Waktu HBO mengulang-ulang memutarnya saya ga bosen-bosen menontonnya.

Sekarang saya juga senang menikmati beberapa film cinta. Saya menikmati waktu saya dengan serius menonton Eat. Pray, Love hingga Leap Year. Ahhhhh...... saya jadi berubah sekarang :).
Sebenarnya ada satu film lagi yang tidak pernah bosan saya tonton. Apalagi kalau bukan 50 First Dates. Saya menikmati berbagai cara tokoh yang diperankan Adam Sandler berusaha menarik perhatian tokoh Drew Barrymore yang punya masalah dengan otak.

Tidak tahu apakah saya akan punya kecenderungan jadi doyan film cinta, atau ini hanya cinta sesaat saya saja dengan film-film tersebut. Kita lihat saja nanti.

Monday, February 20, 2012

Cake Boss

Cake Boss adalah salah satu tontonan favorit saya saat ini. Cerita tentang kehidupan imigran Italia yang tinggal di Hoboken New York yang memiliki toko roti secara turun temurun.
Toko roti Carlo sudah berdiri lama, didirikan oleh ayah dari Buddy Valastro.

Buddy Valastro (tokoh sentral cerita ini) adalah satu-satunya anak laki-laki dari lima bersaudara. Buddy bersama ibunya (ayahnya sudah meninggal sejak Buddy berusia belasan tahun), dan empat orang saudara perempuannya menjalankan toko kue ini.

Sebagai reality show, udah sepantasnya dong kalau acara ini gak melulu menjual yang bagus-bagus aja. Tapi ada yang nyebelin, lucu sampe sedih. Ditoko ini Buddy juga dibantu oleh para iparnya (para suami dari saudara perempuannya) juga para sepupunya. Ada yang bertugas sebagai tukang aduk adonan, dekorator sampai supir yang mengantar kue ke pemesan.

Yang paling saya suka adalah banyak banget kue-kue yang bentuknya aneh-aneh pesanan klien toko kue Carlo sesuai dengan event yang mereka buat. Misalnya ada sepasang pengantin yang minta dibuatkan kue pengantin berbentuk menara miring Pisa karena mereka mempunyai kenangan tentang Italy atau perusahaan pencipta Sesama Street yang memesan kue untuk merayakan ultah 40 tahun Sesame Street, Buddy dan teamnya menciptakan kue berbentuk jalanan Sesame dengan para tokoh didalamnya. Ada kandangnya Big Bird, tong sampahnya Oscar dll, dll. Atau ada juga yang keren waktu NASA memesan kue pada Toko Kue Carlo dimana Buddy membuatkan sebuah kue berbentuk pesawat ulang alik yang akan lepas landas. Pokoknya keren-keren semua.

Buat saya yang sedang belajar bikin kue, acara ini bisa jadi semacam inspirasi. Memang ga muluk-muluk membuat kue-kue ukuran besar macam si Buddy ini. Tapi saya suka banget dengan inspirasi dari Buddy Valastro ini. Ahhh.... Insya Allah bisa punya toko kue seperti Buddy Valastro. Amiiiinn....

Thursday, January 26, 2012

Tata Cara Berbusana

Jangan tanya saya cara berbusana yang baik dan benar. Gaya berbusana saya awur-awuran :D
Tapi yang mau saya ceritain disini adalah tata cara berbusana yang sesuai tempatnya. Kalau disuruh datang ke sebuah pesta, kita pasti akan dandan abis-abisan kan? Kebaya atau gaun atau mengikuti dresscode yang ditulis diundangan. Semua bakal kita ikuti.

Tapi ceritanya seorang teman ngeBBM saya. Dan ngajak ke pasar Tanah Abang buat nyari sesuatu. Yuk deh, mumpung lagi ga ada acara, saya mau aja.
Jam 7 pagi saya dijemput sama dia. Alamaaaakkkk..... pas dia turun dari mobil didepan rumah saya, saya liat dia pake celana pendek, lumayan pendek dan flat shoes. Trus dia bilang " santai aja kan? gue pake sepatu teplek gini aja ya? ". OK!
Tapi saya tanya, bener nih mau ke Tanah Abang pake celana pendek gini? Dia bilang gak apa, ya sudah. Saya naik mobilnya. Kostum saya hari itu adalah jeans 7/8, kaos dan sendal fitflop Silver andalan yang nyaman banget.

Sebelum ke Tanah Abang kita mampir dulu ke beberapa tempat dan akhirnya sampe di tanah abang jam 11-an. Aawalnya santai aja kita nyusurin gedung baru pasar Tanah Abang. Lama-lama temen saya gerah juga. Entah berapa pasang mata yang melototin paha putihnya dia. Atau sengaja disuit-suitin sama orang-orang disana. Berhubung yang mau dilakukan masih banyak, jadilah teman saya ngalah dah beli celana baru disana. Jangan tanya warna dan modelnya. Yang penting pas. Trus dia tuker di kamar mandi dan kita melanjutkan urusan.

Pas makan siang di Foodcourt Tanah Abang, temen saya ngegerutu " disini emang ga ada yang pake celana pendek ya? Masa gue disuit-suitin dari tadi? "
Dalam hati saya bilang " kalo di PIM sih ga apa elu pake baju begitu. Tapi ini Tanah Abang gitu loooooooohhh.... "

Wednesday, January 25, 2012

Obat Mahal vs Obat Murah part 2

Udah beberapa hari hubby sakit, ada semacam bisul tumbuh dibadannya. Kalau waktu kita kecil dulu bisulan, pasti beberapa hari akan timbul mata bisulnya. Tapi tidak dengan bisul hubby. Semua matanya tidak mau keluar alias masih ngumpet dibawah kulit. Kalau dipegang ada sekitar 10 lebih mata bisul dibawah kulit. Sakitnya jangan ditanya. Badan hubby sampe meriang.

Karena saya pernah trauma ke RS besar, rupanya nular ke hubby. Dia ga mau juga dibawa kesana. Pilihannya ke klinik kecil dekat rumah aja. Dapat salep dan antibiotik. Tapi.... tiap kali obatnya habis, kembali hubby senut-senut disekitar bisulnya. Kali ke-2 tetap ke dokter yang sama, dikasih obat lagi. Tapi begitu obat habis habis, kembali kumat lagi.

Ketiga kalinya saya udah ga mau tahu. Apapun yang terjadi hubby harus ke RS besar. Apalagi suatu ketika sepulang kantor, suami saya berjalan tertatih-tatih seperti orang stroke. Saya sampe ga bisa tidur malam itu. Badan hubby panas. Ke kamar mandi mesti dituntun. Kasihan pokoknya.
Akhirnya saya bilang besok ke RS!

Besoknya saya bawa hubby ke RS. Lucunya, kita dapat parkir persis didepan pintu UGD. Trus saya tuntun hubby masuk RS setelah mengunci mobil (ya, bahkan buat nyetir aja hubby ga bisa saking sakitnya). Eeehh.... petugas UGD dengan ramah menawarkan " mau pake kursi roda pak?? ". Langsung ditolak sama hubby! Malu katanya hihihihihi....
Wajar pak petugas menawarkan kursi roda melihat hubby berjalan tertatih-tatih begitu.

Ketemu dokter, dapat obat mahal (1.2juta buat bisul doang) kita pun pulang. Sampe rumah hubby makan trus lanjut minum obatnya. Abis itu bisulnya saya kasih salep made in dokter RS besar ini.
Sambil nunggu salep kering, saya dan hubby nonton TV. Tau-tau saya liat.... bisulnya pecah!!! Bisul yang kemaren tidak pernah muncul matanya, tau-tau pecah aja. Nanahnya buanyaaaakkkk!!!!
Cuma butuh waktu 2 hari bagi dokter RS besar ini untuk menyelesaikan penyakitnya hubby. Sekarang hubby saya udah sehat lagi.

Sekarang saya jadi bingung. Salah ga ya kalau saya masih trauma dengan RS besar??

Obat Murah vs Obat Mahal

Saya sudah pernah cerita betapa traumanya saya dengan rumah sakit besar berskala Internasional. Gara-gara saya pernah 2x dapat obat yang paling tinggi dosisnya. Biar inget lagi, saya ulang ceritanya ya.... :)

Awalnya saya cuma sakit demam biasa. Trus pergi ke RS besar, ketemu dokter dan disuruh tebus obat yang harganya mahal (pokoknya tiap saya sakit demam biasa dan berobat ke RS besar, nilai obatnya ga pernah kurang dari angka 500rb rupiah).
Setelah ditebus dan mulai mengkonsumsi obatnya, penyakit saya langsung sembuh. SEMBUH!!! Tapi... ada tapinya, pasti ada masalah lain yang mengikuti kesembuhan saya itu.
Pertama kali saya kena masalah badan segar bugar. Kok masalah? Iyalah... gara-gara badan kelewat segar bugar, saya sampe ga bisa tidur 3 hari!!!! Badan saya segar banget, kata orang minum obat gitu. Ga ngantuk, ga capek. Pokoknya segar sehat. Masalah selesai waktu saya jatuh pingsan dihari ke-3. Buru-buru dibawa hubby ke klinik kecil. Tau-tau dokternya bilang " ini obatnya paling tinggi dikelasnya, badan ibu ga kuat ". Kasus pertama.

Kasus kedua hampir sama seperti kasus pertama, demam. Sama hubby dibawa lagi ke RS besar (tapi beda dengan RS diatas). Ketemu dokter, dikasih obat mahal trus sembuh. Tapiiiiiii.... kali ini mendadak saya ga bisa makan. Demam turun, pilek ilang, batuk sembuh. Tapi kok ga bisa makan? Boro-boro makan nasi sepiring. Makan roti setangkup aja susah. Akhirnya... lagi-lagi saya dibawa hubby ke klinik kecil. Trus kembali dokternya bilang " ini obat yang paling tinggi dikelasnya. Maag ibu kena sekarang. Obatnya jangan dimakan lagi. Tapi tebus obat ini ya ". Si dokter ngasih saya obat seharga 45.000 rupiah.
Begitu saya tebus dan minum obat itu. Perut saya normal lagi. Dan saya bisa makan nasi padang setelahnya.

Itulah yang bikin kenapa saya trauma berat sama RS dan obat mahal.....

Thursday, January 12, 2012

Persiapan pernikahan

Gara-gara adik saya mau menikah, saya jadi de ja vu :)

Adik saya (akhirnya) akan menikah. Dan mama meminta saya mewakilinya untuk membantu persiapan pernikahan si adik. Saya sih seneng-seneng aja dan mau bantu. Buat saya moment persiapan pernikahan ini adalah moment yang paling menyenangkan.

Saya ingat dulu saya menelpon puluhan gedung untuk menentukan gedung mana yang akan kita pilih untuk menjadi venue acara. Lalu setelah mendapatkan data-data gedung, saya tinggal mendiskusikannya dengan orang tua saya dan orang tua suami.

Setelah itu memilih pelaminan dan catering. Membeli seragam untuk keluarga inti dan keluarga lain. Membeli cincin kawin. Memesan undangan dan souvenir. Semua saya dan hubby lakukan sendiri. Kecuali bagian catering dan pelaminan dimana orang tua kami ikut campur mengurusinya karena mereka juga membantu membayarkan :)

Yang paling menyenangkan adalah sewaktu berbelanja seserahan. Saya merasa seperti dimanjakan oleh hubby. Membeli semua kebutuhan saya dari mulai make up, sepatu sampai underwear.

Setelah itu kami mulai mengurus penghulu hingga membagikan undangan. Untungnya persiapan pernikahan kami tidak mepet dan memakan waktu 5 bulan. Apalagi kami berdua hanya bisa mempersiapkannya saat weekend saja karena keterbatasan kendaraan dan waktu. Tetapi saya selalu menyempatkan diri berdiskusi dengan orang-orang. Alhamdulillah bantuan pun datang dengan lancar.

Saya ingat sewaktu membagikan undangan, mobil hubby sudah seperti rumah. Karena kami pergi seharian sehingga mobil penuh dengan makanan dan Aqua. Yang paling lucu juga adalah sewaktu kami terkena macet disepanjang Radio Dalam, hubby bertemu dengan 5 temannya dan teman-temannya bertanya " emang bener ya, lu mau nikah? " Hihihihihi

Makanya sekarang saya seperti mengulang hal yang saya lakukan hampir 10 tahun yang lalu. Bedanya kalau dulu, saya bisa 'sedikit' memaksakan keinginan saya, kali ini tidak. Masalahnya ini kan pernikahan orang lain, bukan pernikahan saya.

Jadilah sekarang saya jadi WO merangkap penasehat merangkap tukang nawar (kalau ada yang harus dibeli). Tapi saya sih, seneng-seneng aja ngejalaninnya :)

Tebet dan Bintaro

Saya menjadi warga Bintaro sejak bulan January 1987. Jadi sudah 25 tahun saya tinggal di Bintaro sejak kami meninggalkan Tebet.

Ceritanya beberapa waktu lalu saya jalan-jalan ke Tebet. Dan saya kaget banget, Tebet udah maju dan rame banget. Banyak kafe kecil-kecil didekat sekolah saya SMP 115 dulu. Pasar andalan saya waktu kecil, pasar PSPT juga udah berubah banget. Bakmi Berdikari udah bukan warung tenda kaya dulu.

Waktu saya ninggalin Tebet ada sedihnya juga. Karena saya meninggalkan teman-teman saya. Dan 25 tahun lalu Bintaro belum seperti sekarang. Dulu jam 7 malem, Bintaro rasanya udah sepiiiiii banget. Malah masih ada suara jangkriknya. Beda sama Tebet.
Dulu kalau misalnya ga punya buku gambar, mesti beli penggaris atau urusan sekolah lainnya. Saya tinggal jalan kaki ke Pasar PSPT ini. Tebet masih ramai dan sepertinya tidak tidak pernah tertidur walaupun malam sudah datang.

Lalu pelan-pelan Bintaro pun mulai berkembang. Dibanding 25 tahun lalu, memang sudah banyak banget perkembangan di Bintaro tempat saya tinggal. Bintaro juga tidak sepi lagi seperti dulu. Kalau dulu banyak yang bilang, Bintaro seperti tempat jin buang anak, saking sepinya. Sekarang tidak.

Buat saya Bintaro tidak jauh lagi seperti dulu, karena banyak wilayah lain yang lebih jauh dari Bintaro mulai berkembang. Misalnya Serpong atau Karawaci. Kendaraan umum pun sudah 24 jam melintasi kawasan rumah saya. Sepertinya Bintaro sekarang tidak pernah tidur.

Waktu saya berkunjung ke Tebet, rasanya pengen melihat rumah kami dulu. Tapi lucunya saya sudah tidak merasa homey lagi di Tebet. Mungkin karena sudah lama sekali meninggalkan Tebet. Tapi memang banyak sekali kenangan saya di Tebet ini. Makanya waktu jalan-jalan ke Tebet kemarin saya jadi sangat norak.

Bukan apa-apa, saya bisa dibilang jarang sekali berkunjung ke Tebet ini. Hanya karena ada kesempatan tertentu saja saya bisa berkunjung ke Tebet. Bukan seperti Blok M yang bisa saya lintasi setiap saat. Tetapi tetap saja, tiap kali berkunjung ke Tebet pasti ada kenangannya. Bagaimanapun, saya pernah menjadi warga Tebet bahkan pernah bersekolah di Tebet hingga bangku SMP.

Baking membaking

Setelah punya oven dan mulai belajar baking baru menyadari. Baking itu susah tapi menyenangkan hihihihihi...

Pertamakali ovennya di'abuse' bikin puding roti. Eh sukses. Abis itu bikin apple pie. Hasilnya not bad. Abis itu cupcake. Enak rasanya. Hihihihi...
Malah saya udah dapet order bikin cupcake tahun baru kemaren dari mama. Berhubung mama dan papa mau tahun baruan sama temen-temennya. Catet ya, orang tua saya punya acara tahun baruan, saya engga!
Jadilah saya bikin sekitar 30 cupcake. Ada yang mocca ada yang coklat. Sukses!

Setelah itu saya makin semangat ikut kursus kue. Kalau dulu ga semangat karena ga punya oven. Sekarang semangat dong, soalnya udah bisa praktek.

Rencananya tanggal 22 Januari besok mau ikutan kursus cake dasar di toko Jojo Bintaro dan yang ngajar dari NCC.

Semoga abis kursus besok ngebakingnya makin rajin dan makin banyak resep kue yang saya kuasai. Soalnya kata hubby kalo ovennya lebih banyak nganggur, ntar ovennya mau disimpen digudang aja huhuhuhu :(

Yang senengnya lagi, mama saya mulai melungsurkan cetakan-cetakan lamanya. Waktu saya kecil dulu mama saya hobby bikin kue. Dan juga buku resepnya yang tebel banget juga udah dikasih ke saya. Ah makin semangat aja ngebakingnya. Doakan saya ya...