Thursday, December 23, 2010

Timnas Indonesia

Saya bukan penggemar fanatik sepak bola. Apalagi sepak bola lokal yang lebih banyak tinjunya. Sebut aja, wasit ditonjok, antar pemain saling memukul. Buuuuhh....... saya sebal sepak bola. Kalau saat weekend, ada stasiun televisi yang menayangkan sepak bola, buru-buru saya ganti channelnya.
Kata hubby, saya penggemar bola musiman. Lagi piala dunia, saya nonton sepotong-sepotong. Timnas main, malah ga pernah sekalipun saya tonton.
Lalu ada piala AFF ini. Jujur aja, saya ga pernah tau tentang piala AFF ini. Gara-garanya waktu itu saya sedang dirumah ipar dan menemani keponakan saya main dikamarnya, sementara yang lain sedang nonton bola diruang tengah. Tiba-tiba tiap beberapa menit selalu ada teriakan " Goooooollll....... ". Lalu beberapa menit kemudian " Gooooolll.... ". Saya sampai mengutus keponakan saya yang sedang asyik main internet untuk keluar kamar dan menyelidiki, ada apakah gerangan?? Oh ternyata Indonesia sedang melawan Laos.

" Gilaaaa.... tante Intan, kita menang udah 4 kosong loh " demikian lapor keponakan saya.
Saya bergegas keluar kamar. Suami saya sedang nonton bersama kakaknya, iparnya, saudara kembarnya dengan muka sumringah. " Hebat Indonesiaaaaaa.... " Dan kita semua tahu kisahnya. Indonesia membabat Laos dengan 6-0. Hebat!!!
Setelah itu saya jadi ketagihan menonton timnas Indonesia ini. Suami saya yang memang gibol (gila bola) tulen sampai bilang " Enak nih nonton Timnas yang sekarang, mainnya bagus, oper-operannya keren. Kemampuannya merata semua ". Saya juga mengakuinya. Malah saya ngerasa, dengan timnas yang sebagus ini, waktu 90 menit permainan bola rasanya ga cukup buat saya. Belum apa-apa sudah habis.

Lawan Thailand juga begitu. Kata hubby dari jaman dulu, kita selalu kalah dari Thailand. Tahun ini kita bisa menang 2-1. Lalu Filipina kena getahnya. Dua kali melawan Indonesia, selalu kalah. Saya jadi penasaran, ada apa sih dengan timnas sekarang??
Weekend kemarin saya mencari tahu apa yang terjadi dengan timnas kita. Baru saya tahu, ada sosok hebat dibalik timnas kita sekarang. Sang kepala pelatih Alfred Riedl (AR).
Sosok ini memang luar biasa. Kalau disorot kamera saat pertandingan mukanya tanpa ekspresi, persis boss saya yang British dulu. Anak asuhnya memasukkan gol, dia biasa aja. Tidak heboh lompat-lompat seperti pelatih lainnya. Kalau anak buahnya kebobolan gol dari lawan, dia juga ga menunjukkan ekspressi sebal atau marah. Sama aja, tanpa ekspresi. Hobbynya mencatat. Mungkin kesalahan yang dilakukan anak asuhnya untuk diperbaiki dikemudian hari.
Yang bikin saya makin penasaran, sosok AR ini nyaris dipecat PSSI karena tabiatnya yang kaku. Pihak yang tidak ada kepentingannya dengan timnas dia usir untuk menjauh, pemain yang tidak disiplin, dicoret dari skuadnya. Makanya PSSI sampai sebal dengan si AR ini.
Tapi semakin saya membaca tentang AR ini saya banyak mendapatkan cerita bahwa sosok ARlah yang dibutuhkan timnas kita. Ada cerita yang bilang bahwa timnas kita sering ga disiplin sampai kemampuan fisik dan skillnya yang dibawah rata-rata. Makanya waktu pertamakali dilatih AR ini para pemain sempat muntah-muntah hebat akibat terlalu lelah.
Semoga pak AR ini benar-benar merubah wajah timnas kita yang sudah coreng moreng karena sering buruk permainannya. Saya juga setuju pak AR ini sering memasang muka jutek dan tanpa ekspresinya agar dia tidak diganggu-ganggu oleh internal PSSI yang banyak banyak masalah dan korupsi.
Sekarang saya tinggal menunggu dan berdoa, supaya timnas dengan hasil racikan pak AR ini bisa mengalahkan Malaysia di partai final dan mengangkat piala AFF.
Ini berita yang enak dilihat dan dibaca.... daripada cuma nonton berita korupsi yang tidak pernah jelas ujung pangkalnya :)

Wednesday, December 8, 2010

Kemajuan jaman

Saya ga pernah bosan membahas soal kemajuan jaman. Ada internetnya, ada pembangunan dimana-mana (mall lagi... mall lagi). Saya pun ikut dalam perkembangan jaman sekarang ini. Sebut saja saya punya BB. Saya bukan orang yang mengikuti teknologi atau orang yang gagap teknologi amat. 50% : 50% deh. BB saya juga bukan BB yang paling canggih di typenya. Masuk di barisan paling bawah malah hehehe... cuma saya memakai fungsinya. Minimal bisa BBM-an, check FB, Twitter, 4Sq, bisa browsing pada saat saya perlu, buka email, cukup buat saya.
Soalnya ada teman saya yang memakai BB canggih dikelasnya tapi cuma buat BBM-an dan FB-an doang.

Kemajuan jaman membuat jarak yang jauh jadi dekat. Seperti saya dan teman saya di Venezuela jam terpisah oleh jarak ribuan kilometer dan perbedaan waktu hampir 12 jam. Tapi kami tetap bisa bercakap-cakap melalui Yahoo Messenger (saya pagi hari, dia malam hari atau sebaliknya).

Lucunya kemajuan jaman bisa membuat teman saya yang ada di nun jauh di belahan dunia sana bisa tau apa yang saya lakukan kemarin. " Tan, enak ya soto kudus itu? pengen deh nyoba kalo gue mudik " kata teman saya di Milan. Heee....??? kok dia tahu saya makan soto kudus. Oh ternyata dia melihat dari check-in saya (4Sq) di warung soto kudus tersebut. Pantas aja....

Tapi kemajuan jaman sering kali membuat orang jadi 'celamitan' (apa ya bahasanya???). Maksudnya gini, saya ga pernah urusan liat status teman saya, check in2nya dia di 4Sq atau isi UberTwitternya. Maksudnya, itu hidupnya, suka-suka dia aja yang ngejalaninnya. Silahkan aja....
Makanya ada aja yang kesal kalau tiba-tiba ada yg bilang " bete deh, kenapa sih ada orang yang ngurusin gue kesana-sini, status-status gue atau check in-an gue? " Hmmm......

Kemajuan jaman mungkin membuat kita harus lebih hati-hati dalam bertindak. Menaruh status, memberitahukan lokasi (lewat 4Sq) harus lebih bijaksana lagi. Kalau orang lain banyak yang celamitan sama status/check-in-an kita. Bukankah sebaiknya kita juga harus lebih hati-hati menaruh status dan memberitahukan posisi kita???

Thursday, November 25, 2010

si Mungil

Sehubungan dengan hubby yang lagi tugas ke Solo, dua hari ini saya akan kekantor berduaan dengan si Mungil aja. Btw, buat yang belum tau, Mungil ini nama mobil saya Daihatsu Classy keluaran tahun 1995. Dinamain Mungil sama hubby, karena bentuknya yang mungil seperti saya :))

Udah lama banget saya ga pergi berduaan sama si Mungil. Duluuu banget circa 2004 - 2005 saya masih hilir mudik sama si Mungil berduaan kemana-mana. Pulang malem, tengah malam sampai pulang menjelang pagi berdua. Hilir mudiknya kemana-mana dari mulai Thamrin-Sudirman-Gatot Subroto sampai daerah Senen. Semuanya berdua sama si Mungil. Kalo mau pergi berduaan sama si Mungil, saya selalu bilang " Mungil sayang, kita mau pergi berdua nih. Kamu jagain saya ya... jangan sakit ya ". Alhamdulillah si Mungil selalu jagain saya.

Semenjak pindah rumah ke Bintaro, si Mungil lebih sering dibawa sama hubby ke kantor karena saya memilih mengganti transportasi saya dengan kereta yang lebih cepat. Semenjak itu makin jarang aja saya pergi berdua sama si Mungil. Paling-paling kalo pergi berdua hanya seputaran Bintaro aja (salon-ATM-supermarket).

Lalu lintas yang makin parah membuat saya juga makin dilarang oleh hubby nyetir jauh-jauh lagi. Kalo keinginan pengen nyetirnya keluar trus bilang hubby, pasti jawabannya "ga usah deh, aku aja yang nyetir. Kamu duduk aja tenang-tenang "

Sekarang kantor saya udah pindah, trus hubby harus tugas kantor ke luar kota. Jadi saya berkesempatan lagi berkencan dengan si Mungil. Tadi pagi aja saking takutnya kena macet, saya memilih berangkat kantor jam 6 pagi dan alhasil saya bisa sampai dikantor jam 06.45 aja :))

Tinggal nanti sore, besok pagi, besok sore lalu weekend dimana saya memilih ga pergi kemana-mana selama hubby keluar kota.

Mungil sayang, jagain aku yaaa....

Friday, November 19, 2010

Kenapa ya?? -part 2-

Setelah tadi pagi saya ngomongin soal cerita sedih pembagian daging hewan qurban. Sampe mewek deh nonton berita di TV sambil sesekali ngomong " Masya Allah Ed, Masya Allah Ed... " ngeliat ibu-ibu gendong bayi, nenek-nenek atau kakek-kakek tua rebutan daging.

Saya paling ga tahan sama anak-anak kecil dan pengemis yang udah nenek/kakek. Duh ngebayangin anak2 kecil usia 3-4 tahun udah harus nyari nafkah dijalanan. Naik turun angkot buat ngamen atau mengemis diantara mobil-mobil di lampu merah tanpa takut tubuh kecil mereka bisa celaka karena tersambar kendaraan. *Sambil elus-elus perut* saya selalu berdoa semoga anak kami nanti bisa kami penuhi segala kebutuhannya sehingga dia bisa hidup cukup kelak. Kalau nenek/kakek pengemis, saya selalu sedih ngeliatnya. Maksudnya, kebayang ga sih? seharusnya diusia tua seperti itu mereka harusnya udah duduk dirumah aja, main sama cucu, dan ga usah nyari nafkah lagi??

Satu hal yang pernah saya dengar adalah. Kalau aja pajak yang kita bayarin berada dijalan yang benarm Indonesia bisa mengurangi kemiskinannya. Atau, kalau aja semua zakat dijalankan dengan benar, pasti deh banyak orang miskin yang terbantu.
Kalau bicara soal pajak, haduuuuhh..... saya suka gemas sama negeri ini. Plis deh, semenjak kasus Gayus terbongkar, banyak suara yang ngomong " gaji kita ga seberapa, dipotong pajak. Mending pajaknya masuk kas negara untuk membiayai pembangunan, eh malah dibawa kabur mafia pajak ". Kesel kan??

Waktu masih naik kereta kemarin, saya suka sedih kalo di st Tanah Abang liat anak2 kecil yang ngerokok dan ngomong dengan kata2 kasar dan jorok. Mestinya di jam saat kereta saya masuk st Tanah Abang, mereka harus udah ada di sekolah dan belajar. Gak punya duit buat sekolah?? Hmmm..... bukannya kalo ga salah ada tuh undang-undangnya bahwa mereka ditanggung negara??
Trus belum lagi pengemis kakek-kakek dan nenek-nenek yang sering mengemis di sekitar stasiun Pd. Ranji. Sediiiihh banget. Apalagi kalau saat itu lagi gerimis, kasian. Takutnya abis mengemis mereka malah sakit.
Nah kalau sakit pasti butuh biaya besar buat berobat.

Tapi disatu sisi saya juga gemas denger ada istilah ' Kampung Pengemis' dimana mayoritas penduduk kampung itu adalah pengemis. Padahal dikampung itu mereka sudah tinggal dirumah bagus, punya sawah, punya kambing, dll tetapi tetap aja ga mau usaha mencari nafkah dibidang lain. Tetap aja maunya mengemis. Kasian deh buat pengemis benerannya.

Kenapa ya ada yang begitu? emang segitu gampangnya mengemis dengan mengharapkan simpati dari orang lain? Kasian dong mereka yang pengemis betulan, apalagi kalau mereka sudah berusia senja.
Trus apa benar sekarang negara udah ga menanggung anak-anak terlantar lagi? Apa petinggi negara kita ga pernah bertemu dengan pengemis dijalanan? apa mereka ga pernah nonton TV yang mengangkat berita atau reality show tentang kemiskinan?
Semoga mereka (petinggi negara kita) bisa dibukakan hatinya. Amin

Kenapa ya??

Tadi pagi waktu sarapan sekitar jam 6 kurang, saya nonton TV sama hubby. Saya kan paling tahan/tega liat yang namanya kemiskinan. Nah tadi pagi tuh beritanya soal pembagian daging kurban. Yang bikin saya makin mewek, adalah ada nenek-nenek tua yang kejepit di pagar atau kakek-kakek tua yang nyembul lewat kaki / selangkangan seorang. Udah gitu headlinenya berita itu adalah " bertaruh nyawa demi sedikit daging dan tulang ". Haduuuhh... sedih ga sih??

Alhamdulillah saya dan hubby bisa berqurban Tahun ini, dan seperti tahun-tahun sebelumnya saya dan hubby memilih 'mengirimkan' qurban kita ke wilayah miskin atau wilayah bencana. Insya Allah disana lebih banyak yang memerlukannya ketimbang disini.

Saya pengen cerita ya, sejak beberapa tahun lalu papa saya selalu sibuk dalam urusan qurban ini. Maklum deh, papa kan aktivis (halaaah...) mushalla. Yup papa saya selalu ikutan mengurus mushalla dekat rumahnya bersama para bapak-bapak pensiunan lainnya. Udah ga kehitung deh yang namanya kupon daging qurban selalu dipool dirumah kita. Pernah nih dulu, mama nyuruh saya dan adik ke lapangan utk ngecek apakah kambing mama udah disemblih atau belum. Baru aja buka pagar rumah, tau-taunya udah ada segerombolan orang yang antri didepan pagar rumah kita dan teriak-teriak "minta kuponnya mbak... minta kuponnya mbak ". Keruan aja saya sama adik milih masuk lagi kedalam rumah dan mama yang keluar dan bilang "kupon akan diberikan nanti setelah panitya memberi izin...blablablabla.... " baru deh massa tenang. Pheeww...

Pernah juga nih, saya ikutan nemenin hubby yang diajak papa ikut jadi tukang bagi-bagi daging. Hehehe... seharian itu hubby jadi tukang daging deh pokoknya dari mulai motong2in daging kambing yang udah bersih dikuliti dan dikeluarin isi perutnya menjadi potongan2 kecil yang kemudian dimasukkan kedalam plastik. Nah saya merhatiin ada aja orang yang curang mengharap jatah lebih. Saya sampe bisik-bisik ke hubby dan papa " ibu-ibu itu kok udah ngantri lagi? tadi kan udah? ". Udah gitu yang bikin saya gemes adalah, mereka mengharapkan daging qurban dan ngantri ke mesjid/mushalla/lokasi pemotongan hewan qurban tapi naik motor baru, atau dengan pakaian yang keren bahkan ada yang pake gelang emas bertumpuk-tumpuk. Kenapa sih 'memiskinkan' diri sendiri demi seplastik daging qurban yang padahal masih banyak yang lebih membutuhkannya dibandingkan mereka??

Kemarin waktu hari Raya Idul Adha kebetulan mama saya ikut qurban 1/7 sapi dan adik ipar ber qurban kambing di mushalla dekat rumah. Karena ikut berqurban, makanya mama dapat jatah sekitar 8 kupon daging dari panitya. Tapi mama memilih membagikan kupon-kupon jatahnya kepada pembantu kami beserta keluarganya. Alasannya " kita udah sering makan daging kan? si Rum itu hidupnya susah, boro-boro mau makan daging ". Saya sih salut sama mama saya yang memilih ga menikmati sedikit dari sapi/kambingnya dengan alasan tersebut. Dan kenapa ya, ga semua orang yang hidupnya sebenernya ga susah-susah amat, mau berpikir kaya mama saya. Dan memberikan jatah daging kambing/sapinya ke orang lain yang lebih membutuhkan??

Monday, November 15, 2010

Pindah Kantor

Terhitung tanggal 8 November kemaren, saya resmi meninggalkan wilayah Sudirman dan pindah kantor ke wilayah Cilandak.
Senengnya : karena sekarang pergi dan pulang kantor bisa bareng sama hubby!!! bisa ngelayap dulu ke PIM, Citos, Poins Square.
Ga naik kereta lagi yang sering bikin hormonku ajrut ajrutan kaya fluktuasi dollar :))
Udah seminggu pulang dan pergi barengan hubby, saya jadi lebih semangat ngantor. Biasanya di drop doang di Stasiun Pd. Ranji trus didadah dadahin hubby. Saya antri karcis kereta, hubby berangkat kantor naik si Mungil (mobil kita).
Trus hubby bilang, dia ikutan stress kalo saya nelpon dia dan bilang " tau ga, kereta bermasalah! ". Apalagi kalo kejadiannya pas pulang kantor. Itu alamat saya pulang kantor jadi makin malem, trus sampe rumah udah capeee banget. Kata hubby, kalo udah kecapean gitu saya jadi jutek. Ditanya dikit, marah. Diajak diskusi langsung ngamuk.
Jadinya sekarang hidup saya (Insya Allah) lebih tenang dan hormonnya ga berantakan lagi.
Kita pindah ke Cilandak Commercial Estate. Saya belum mengexplore wilayah ini. Tapi yang paling penting sekarang, kantor saya udah dekat dari rumah. Jadi saya ga setakut kemaren kalo ada masalah banjir atau macet total.

Friday, October 22, 2010

Macet

Bicara macet di Jakarta tarafnya udah stadium 4. Udah berat banget.
Pertumbuhan mobil-mobil yang semakin banyak, sementara kondisi jalan yang tidak bertambah. Belum lagi kondisi jalan yang makin hari makin mengenaskan karena bolong-bolong menambah keruwetan saat macet.
Belum lagi kalau ditambah cuaca hujan, macet pun makin menjadi-jadi.
Saya ingat tahun 2008 lalu, waktu itu kantor saya kedatangan 8 orang tamu dari kantor pusat di Jerman dan China. Semuanya bule. Mereka mendarat di Jakarta pukul 17.30. Saya sudah standby di hotel Ritz Carlton menunggu boss dan tamu-tamu saya datang. Saya ingat waktu itu cuaca gerimis. Saya pikir mereka akan sampai di hotel sekitar pukul 19.00. Kenyataannya..... mereka baru sampai di hotel pukul 20.30 setelah 3 jam perjalanan dari Bandara. Saya yang menunggu sampai terkantuk-kantuk. Untung saya membawa sebuah novel dan memesan segelas coklat hangat. Setelah kejadian itu, boss-boss dari kantor pusat di Jerman agak kapok mengunjungi Indonesia :D

Teman saya bilang, dia juga mendadak jadi pengidap darah tinggi akibat keseringan menempuh macet. Iyalaaahh.... kondisi jalanan yang ga gerak, belum lagi sesekali kaca spion tersenggol motor yang menyelip diantara mobil yang parkir. " Pokoknya kalo engga klakson, kalo engga gue teriakin aja tuh motor. Soalnya abis nabrak mereka kabur, sementara gue ga bisa apa-apa ". Gak salah kan kalo dalam beberapa bulan tensinya naik dengan cepat???

Boss saya yang orang Aussie juga pernah komplain. Waktu itu tanpa sengaja dia melihat kearah jalan Sudirman menuju semanggi dari jendela kantor kami lalu mulai mengumpat-ngumpat kecil. OK, udah macet boss. Trus mau apa??? Ternyata dia punya pengalaman lucu, suatu hari dia pergi nonton bersama keluarganya di Senayan. Selesai nonton jam 9 malam, begitu keluar dari Plaza Senayan sudah dihadang macet. Yang dia bingung adalah saat itu sudah pukul 10 malam, kok masih macet juga??? Saya cuma bilang ini Jakarta, kota yang ga pernah tidur. Emang Las Vegas aja yang bisa bikin julukan begitu?? :D

Untuk para pengguna Twitter, salah satu account yang wajib follow adalah @infoll atau @lewatmana. Walaupun saya jaraaang banget bawa mobil sendiri, tapi saya juga follow dia account diatas itu. Sangat berguna banget, terutama saat weekend.
Tapi bicara mengenai 2 account yang saya sebut diatas. Saya suka stress bacanya. Istilah : Parkir Gratis selalu jadi headline utama di timeline 2 account tersebut.

Sampai sekarang, kemacetan Jakarta belum ada solusinya. Meskipun ada busway, kereta tetapi masih belum bisa meredam kedahsyatan macet di Jakarta. Perjalanan pulang kantor jadi bagaikan mimpi buruk dan lebih menyeramkan ketimbang film horor manapun. Maka beberapa minggu, sebuah televisi swasta sempat mengangkat berita soal kemacetan yang bisa melumpuhkan Jakarta dalam waktu 5 - 10 tahun yang akan datang. Trus mau gimana???

Jakarta tetap menjadi gula bagi para pendatang. Tiap selesai lebaran, para pendatang di Jakarta malah bertambah. Semua kegiatan bisnis, investasi, hiburan, apapun itu selalu dipusatkan di Jakarta. Makanya Jakarta tidak pernah gagal menarik para pendatang baru.
Sehingga Jakarta makin sempit dan sesak. Kalau sudah begini, harus bagaimana ya???


Friday, October 15, 2010

Facebook

Hari gini ga punya facebook?? mungkin orang yang mutusin ga mau punya facebook bisa dihitung dengan jari. Jaraaaanng banget orang ga punya facebook atau ga mau punya facebook.

Buat saya, Facebook membantu saya menemukan teman-teman saya yang sudah lama hilang. Dari jaman SD-SMP-SMA-Kuliah, satu persatu saya temukan di facebook ini. Silaturahmi jadi lebih lancar lewat bantuan facebook.

Tapi beberapa kali saya menemukan 'kasus' dari keberadaan facebook ini. Banyak anak-anak ABG menjadi korban penculikan lewat facebook. Mereka berkenalan dengan seseorang lewat facebook lalu menghilang. Tadi pagi sewaktu sarapan pagi dengan hubby, saya menonton berita yang menyiarkan bahwa ada anak remaja (usia 13 tahun) yang hilang setelah berkenalan dan bertemu dengan kenalannya lewat facebook. Dari sahabat si anak ini, sang ibu mengetahui bahwa putrinya diiming-imingi akan diberikan Blackberry dan uang jajan 50 ribu rupiah perminggu oleh kenalannya di facebook itu.

Saya ingat, ada salah satu sahabat saya yang keras terhadap anaknya. Dia sempat beberapa kali menulis status di FBnya yang mengatakan kepada seluruh orang tua bahwa facebook bukan untuk anak-anak.
Selain itu dia juga tidak membuka facebook dikomputer rumahnya. Dia menutup networksnya sehingga dia hanya bisa meng-add dan bukan di-add oleh orang lain. Bukan apa-apa, dia bilang dia sempat kesal karena teman-teman anaknya yang banyak meng-add dirinya. Padahal disatu sisi dia strict banget melarang anaknya ikutan bermain facebook. Alasannya cuma ngeri karena berita-berita yang beredar mengenai kejahatan lewat facebook. Dia merasa tidak bisa mengontrol siapa yang diadd dan mengadd anaknya.
Saya juga heran, banyak orang tua yang malah membuatkan facebook untuk anak-anak mereka. Mungkin banyak yang bilang " saya ngomong begini karena saya belum punya anak, jadi saya sirik pada mereka yang punya anak ". Hmmm.... saya cuma sering baca koran dan menonton TV yang sering menyiarkan berita tentang kejadian tersebut. Saya juga pernah muda dan menjadi ABG labil (ababil). Jadi saya tahu dan saya gak pengen anak saya seperti itu. Apalagi, jaman saya masih ABG dan masa ABG sekarang semuanya sudah berubah. Kenakalan-kenakalan saat saya masih ABG dulu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan ABG sekarang. Semuanya ada karena pengaruh media, kehidupan sosial, pergaulan yang sudah demikian berubah 10-15 tahun terakhir ini. Sebut aja, jaman saya dulu TV swasta baru beberapa, jaman sekarang udah banyak dengan berbagai macam acara yang beragam. Jaman saya, mall bisa dihitung dengan jari, jaman sekarang hampir disudut Jakarta ada mall yang menawarkan berbagai kesenangan. Terus terang, saya cuma ngeri aja.

Kembali ke kasus facebook ini, saya kasihan kepada kedua orang tuanya. Anak semata wayang mereka hilang. Setelah diselidiki menurut berita yang saya baca, anaknya berkenalan dengan seorang pria berusia 24 tahun.
Saat itulah saya teringat cerita teman saya, bahwa dia tidak bisa mengontrol teman-teman anaknya yang ada di facebook. Apalagi semakin banyak teman, keliatannya makin keren. Ada yang sampai 1000 lebih, 2000 lebih. Siapa saja yang meng-add, langsung di approve. Sementara kita (saya dan teman saya), kalau ada yang meng-add tapi orangnya ga jelas, pasti langsung di reject. Habis perkara. Kalau masih samar-samar digantung dulu sampe kelihatan jelas mutual friendnya. Kalau jelas langsung diapprove, kalo masih ga jelas di gantung dulu lebih lama lagi.

Di facebook saya ada keponakan teman yang saya approve jadi teman saya. Awalnya saya sempat lama menggantung dia. Lalu teman saya menelpon saya dan minta saya mengapprove keponakannya. " baru join facebook tuh, kasian belum ada temennya. Lu approve deh biar temennya banyak ". Ya udah deehh... saya approve dia.

Dengan adanya dia di facebook saya, setiap kali saya membuka facebook saya selalu melihatnya bergonta ganti status. Lengkap dengan kekhas-an remajanya. Tulisannya dengan huruf besar-kecil kadang-kadang dicampur dengan angka (katanya ini bahasa Alay). Yang membuat saya membutuhkan waktu membacanya. Status-statusnya pun beraneka ragam. Kesal dengan teman, kesal dengan pacar, dengan guru, pelajaran yang susah, tugas atau PR sekolah yang banyak. Bahkan habis-habisan membantah sewaktu ada gossip mengenai Justin Bieber yang katanya seorang berumur 50 tahun!!! Iyaa... tiap jam dia mengupdate statusnya yang menyatakan berita tersebut adalah hoax :D

Buat saya, apa yang dia lakukan hanya lucu-lucuan saja. Tapi tanpa disadari keponakan teman saya ini, dari status-statusnya dia bisa menciptakan musuh. Kalau dia kesal dengan temannya, lalu menaruh status di FB. Setelah itu ada temannya yang pro terhadapnya tapi bukan berarti pasti ada yang kontra juga kepadanya. Lalu malah timbul permusuhan. Yaaahh... kadang-kadang kita juga suka mengungkapkan kekesalan di status facebook. Tapi mungkin kita bisa lebih 'wajar' dalam menulis status dan tidak berusaha menyerang individu tertentu (kecuali kalo kesalnya udah diubun-ubun) hihihihi...
Padahal bukannya social networking should be fun???

Jadi saya bisa memahami kenapa teman saya sedemikian strictnya pada si anak dengan melarangnya ikut-ikutan ber facebook dan ia meminta para orang tua bisa lebih bijak memantau, membolehkan dan mengontrol anak-anak mereka. Apalagi bila sudah berhubungan dengan dunia maya.

Tuesday, September 14, 2010

Lebaran #2 makanan enaknya

Buat saya dan beberapa orang lainnya, lebaran bisa dianggap sebagai perbaikan gizi. Ketupat dengan teman-temannya yang beraneka ragam dan rasanya lezat. Bukan cuma ditemani opor ayam, sambal goreng ati atau rendang saja. Tapi ada juga tauco kacang panjang, atau tauco Medan yang pedas, semur lidah, kering kentang, udang goreng balado khas padang dan berbagai macam lauk lainnya.

Itu baru lauk, bagaimana dengan snacknya??

Lupakan kue standar macam nastar, kaastengel hingga putri salju. Favorit saya adalah mesubah atau kue khas dari Palembang. Kue yang sekilas hampir mirip kue lapis legit ini rasanya luar biasa enak dan sangat manis. Konon katanya kue ini dibuat hanya dengan sedikit tepung terigu dengan banyak gula, banyak susu kental manis dan banyak telur lalu dioven selama 6 jam. Berhubung salah seorang tante saya adalah orang Palembang, kue ini tidak pernah ketinggalan meramaikan bursa makanan enak saat lebaran dikeluarga saya.

Dulu waktu alm bude saya masih ada, setiap hari lebaran ke-2 kami selalu berkunjung dan berkumpul dirumahnya. Tidak seperti yang lainnya bude saya malah menyajikan rawon lengkap dengan sambal hasil ulekan tangannya yang pedas dan mantap. Cocok untuk orang yang sudah jenuh makan ketupat. Belum lagi dengan bacem tempe/tahunya lalu lalabannya. Puaskaaann??

Berhubung bude saya sudah meninggal, acara open house dipindahkan kerumah orang tua saya. Tahun ini mama saya menyajikan bakso sebagai alternatif ketupat. Itu terbukti sukses, buktinya baksonya lebih laris daripada ketupat. Bahkan salah seorang sepupu saya makan hingga 4 mangkok!!!

Jadi ga salah kalo saya bilang lebaran juga bisa dibilang sebagai salah satu ajang perbaikan gizi!

Lebaran #1 Tradisi turun temurun

Lebaran ga pernah membuat saya bosan. Dengan takbir dimalam Takbirannya, makanan-makanan enaknya, dengan kumpul-kumpul keluarganya, hingga pakaian barunya. Saya selalu menikmati tiap detik moment lebaran tiap tahun tanpa pernah merasa bosan.
Tradisi turun temurun adalah saling memberi salam tempel kepada anak-anak. Jadi para anak-anak kecil dikeluarga saya hingga mereka yang belum menikah, berbahagialah karena akan mendapat angpau.
Dulu waktu saya masih kecil, saya biasa meminta angpau kepada om dan tante saya. Tapi seiring berjalannya waktu dan saya sudah bekerja, saya tidak mendapat jatah angpau lagi tetapi saya hari memberi adik-adik, sepupu atau keponakan saya yang masih kecil atau belum bekerja.

Proses pembagiannya pun seru. Anak-anak kecil yang rata-rata belum mengerti uang, cuek saja saat pembagian berlangsung, sebaliknya orang tua mereka yang ribut meminta sana-sini. Lucunya lagi setiap anak sudah bersiap-siap membawa dompet. Saat pembagian salam tempel selesai, saya sempat menghitung uang salah satu keponakan saya dan ia mendapat Rp. 575.000,- hanya dihari pertama lebaran.

Uang yang dibagian juga beraneka ragam. Untuk om dan tante saya yang keuangannya sangat bagus, biasanya mereka memberikan uang pecahan paling besar (Rp. 100.000,-). Sementara kami (saya dan para sepupu) bisa membagikan antara 10 ribu sampai 30 ribu rupiah kepada para ponakan ini. Itulah kenapa saya sudah sibuk menukarkan uang jauh-jauh hari sebelum lebaran.

Ini tradisi lama yang tidak pernah ketinggalan dikeluarga saya, dan saya harap tradisi ini tidak akan hilang seiring perjalanan waktu

Hari terakhir puasa

Hari terakhir puasa sering dibilang papa saya sebagai hari makanan berantakan. Apa pasal? mama saya udah sibuk dengan masakan ketupat dan teman-temannya (baca : opor ayam, sambal goreng ati, daging asam padeh, rendang sampe goreng kerupuk). Segitu banyaknya masakan masih berantakan? Iya, soalnya mama melarang kami menyentuh makanan tersebut. Dimakannya besok setelah shalat Idul Fitri.
Jadi hari terakhir puasa, biar makanan seabrek-abrek tetap aja kita keleleran nyari makanan diluar.

Tapi itu duluuuu.....

Sekarang, mama saya memperbolehkan kami mencicipi makanan khas lebaran tersebut. Tapi.... *tetap ada tapinya*. Pasti akan ada teriakan " awas ya rendangnya jangan banyak-banyak, ayamnya satu aja ga boleh nambah lagi, sayur buncisnya secukupnya aja jangan kebanyakan ngambilnya ". Hihihihihi....

Dulu waktu hari terakhir puasa, sampai tengah malam saya ga berenti-berenti beresin rumah. Ini dipel, itu dilap, disana disapu. Malamnya saya tidur dengan badan kecapean dahsyat. Sementara mama saya dari sahur sampe tengah malam masih berkutat dengan dapurnya.

Sekarang mama saya udah ga kaya dulu lagi. Lebih santai. Makanan udah dimasak dua hari sebelum lebaran lalu disimpan di freezer. Rumah sudah rapih juga dari H-2 sebelum lebaran. Jadinya waktu saya datang H-1 sebelum lebaran, saya bisa main-main internet dulu. Bahkan saya bisa ke salon :)

Karena itulah kita merencanakan buka puasa keluarga dihari terakhir puasa tersebut. Pilihannya Sushi!. Hmmm.... memang bukan pilihan yang bagus. Tapi semua setuju dan kita pilih Nigiri Sushi di Binplaz.

Saya bukan pemakan sushi yang addict. Apalagi sushi-sushi mentah. Pilihan saya Yakimeshi dan Crunchy Roll (ada udang gorengnya). Kami makan, order ini-itu. Setelah makan, saya mengunjungi BodyShop mencari moisturerizer favorit saya. Lalu bermula dengan adik laki-laki saya " belanjanya jangan kelamaan dong, gue mules nih ". Ternyata bukan cuma adik saya, mama saya, hubby hingga saya sendiri juga mules. Hmmm... buka puasa dengan sushi bukan pilihan terbaik, ternyata :))

Friday, September 3, 2010

Puasa

Puasa tahun ini seperti dua tahun sebelumnya saya tidak rantangan lagi dengan mama! Yay! udah besar soalnya... hihihi
Seperti biasa saya sudah merencanakan apa saya yang hendak saya masak untuk sahur dan berbuka.
Alhamdulillah tahun ini kantor saya meng-adjust jam kantor menjadi jam 7 (masuk) dan jam 4 (pulang). Sehingga saya bisa langsung naik kereta jam 4.20 untuk pulang. Penuhnya? Jangan ditanya.

Dengan jam kerja yang diatur sedemikian rupa membuat saya lebih mudah membuat masakan berbuka puasa. Lebih santai dan tidak terburu-buru. Kalau biasanya hubby yang terlebih dahulu sampai dirumah dan menyiapkan minuman dan teh. Kali ini saya, tapi lengkap dengan lauk-pauknya, nasi, teh sampai es kelapanya. Hubby bilang saya lebih multitasking daripada dia :)

Terbukti hingga hari ke-24 puasa, saya sudah banyak mencoba memasak berbagai macam resep masakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jadinya masakan yang disajikan dimeja makanpun menjadi lebih variatif. Kalau hubby senang, saya lebih senang lagi pastinya.

Darah

Tanggal 30 Agustus kemarin saya mendapat berita mengejutkan. Kakak sepupu saya mendadak harus dirawat dirumah sakit akibat miom besar yang ada dirahimnya.

Saya ingat hari itu saya pulang kantor, memasak masakan untuk berbuka puasa, membuat teh, memasak nasi dan menunggu hubby pulang.
Setelah berbuka, kami shalat magrib berjamaah dan nonton TV.

Tanpa saya sadari keponakan saya memanggil saya lewat blackberry " tante, ada yang punya gol. darah B? ibu masuk RS dan harus transfusi darah karena hbnya tinggal 3.6 "
Saya lupa kalau suami saya bergolongan darah B (saya ingatnya AB). Seselesainya hubby menunaikan shalat tarawih, saya bertanya padanya, dan dia bilang golongan darahnya B. Saat itu juga kami sepakat berangkat ke rumah sakit dengan hubby sebagai salah satu donornya.

Sampai di RS ternyata sepupu saya yang lain juga datang. Dan ia bergolongan darah B juga.

Sambil menunggu kepastian kami menemani sepupu yang terbaring lemah. Lalu salah satu perawat meminta kami menuju RSUD Depok di untuk mengambil 5 kantong darah (gak perlu tukar donor, karena stocknya banyak disana). Jam 12 malam hubby, adik saya dan keponakan saya berangkat menuju lokasi mengambil darah. Kata hubby pelayanannya lambaaaann... padahal kami butuh cepat. Sambil menunggu darah datang saya dan sepupu-sepupu perempuan saya nongkrong di McD Pondok Cabe.
Hampir 3 jam kemudian rombongan pengambil darah pulang dan 5 kantong darah segarpun tersedia.

Saya baru tahu, sekantong darah tsb dihargai Rp. 263.000,- (belum termasuk administrasi).
Tapi nilai tersebut tidak ada artinya untuk orang yang amat sangat membutuhkan darah seperti sepupu saya saat itu. Dengan keadaan itu, saya jadi lebih semangat lagi mendonorkan darah saya (selama ini saya mendonorkannya males-malesan). Saya harap suatu hari nanti sekantong darah yang saya sumbangkan bisa berguna untuk seseorang.

31 Agustus 2010

Tanggal 31 Agustus kemarin saya dan hubby merayakan ulang tahun pernikahan ke-8. Saya hanya berharap, saya dan hubby cepat diberikan momongan dan selalu diberikan kebahagiaan oleh Allah. SWT.

Tahun lalu, tepat di tanggal 31 Agustus ini saya kehilangan salah satu eyang saya. Beliau meninggal karena sakit dan dimakamkan di TMP Kalibata. Saya ingat saya hampir pingsan akibat dehidrasi karena panasnya cuaca dan saat itu saya sedang berpuasa. Alhamdulillah saya bisa berpuasa hingga magrib.

Tahun ini seperti biasa tidak ada yang spesial selain karena tanggal 31 jatuh pada hari Selasa. Biasanya kami hanya merayakannya berdua dengan makan malam biasa. Sama seperti makan malam - makan malam sebelumnya. Karena menurut hubby bukan perayaannya. Tetapi bagaimana kita menyikapi usia pernikahan yang semakin bertambah ini.

Saya merasa pernikahan kami berjalan lancar-lancar saja. Pasang surutnya, marah-marahnya, ga teguran pasti ada. Tapi kebahagiaan, kegembiraan dan kenyamanannya juga tiada henti. Happy 8th Wedding Anniversary dear hubby. I love you more and more each day!

Tour rumah sakit

Entah kenapa bulan Agustus kemarin saya melaluinya dengan tour di beberapa rumah sakit. Sebut saja : omnya suami yang terbaring di ruang ICCU RS Siloam Gleneagles Karawaci, adik yang operasi jantung di RS Jantung Harapan Kita dan sepupu yang harus operasi miom di rahimnya di RS Bhinneka Bakti Mulia Pd. Cabe.

Semua terjadi bulan Agustus kemarin. Itu belum termasuk ibunya kakak ipar saya yang masuk RS Pondok Indah karena jatuh. Saya ga sempat nengok karena masih sibuk ngurus adik dan kakak ipar bilang bahwa mamanya jangan dibesuk terlalu banyak orang karena tekanan darahnya masih belum stabil.

Akhirnya adik saya pun berangsur-angsur sembuh, sepupu masih berjuang dengan hasil operasinya, ibunya kakak ipar saya pun juga berangsur-angsur sehat. Sementara omnya suami meninggal dunia tanggal 1 September lalu. Innalillahi wa innailaihi rojiuuuunn......

Sekarang kita sudah memasuki bulan September, sebentar lagi lebaran. Insya Allah bukan September ini semuanya menjadi normal. Yang sakit segera disembuhkan oleh Allah SWT. Saya cuma berharap tidak ada lagi tour rumah sakit seperti kemarin. Amiiin...

Arah positif

Abis ngobrol sesuatu yang positif dengan seorang teman pertengahan Agustus lalu. Dia membuka mata saya lebar-lebar tentang banyak hal. Tentang hidup, tentang bisnis onlennya dia, tentang ini-itu yang ga pernah kepikiran oleh saya sebelumnya.

Setelah ngobrol sama dia saya jadi semangat. Dan saya punya banyak hal yang mau saya kerjakan. Ayo Semangat!!!!!!!

Friday, August 13, 2010

Sakit

Beberapa minggu lalu saya berpetualang dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya.

Ke Siloam Gleneagles waktu oomnya hubby dirawat di ICCUnya akibat masalah jantung. Kasian banget, karena saya mengenal oomnya hubby ini sebagai orang yang sangat kharismatik. Saya inget dulu waktu menikah, saat lagi ngeliat foto-foto pernikahan, saya bilang ke hubby " oom kamu yang ini kharismatik banget ya ". Sekarang kita ngeliat dia terbaring ga berdaya diruang ICCU. Duh emang bener ya kata orang, sehebat-hebatnya seor
ang manusia, saat dia sakit. Dia akan tidak berdaya. Cepat sembuh ya oom...

Ke RS Harapan Kita waktu adik saya operasi jantung. Ini pengalaman pertama saya nginep (dalam rangka berjaga) dirumah sakit. Alhamdulillah saya juga belum pernah masuk RS *Alhamdulillah wa Syukurillah* jadi kali ini nginep di RS dalam rangka adik yang baru operasi jantung.

Kita berangkat hari Jumat pagi (saya ambil cuti hari itu) lalu adik masuk ruang operasi jam 13.00. Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan adik masuk ICU 1x24 jam. Malamnya saya memutuskan untuk jaga barengan hubby dan suami si adik. Mama-Papa dipulangin kerumah. Hari Sabtu siang si adik pindah ke ruang Intermediate, malamnya saya memutuskan ga pulang lagi. Sialnya.... lagi-lagi saya lupa bawa jaket. Sementara ruang tunggu Intermediate ini lebih dingin dari ruang tunggu ICU dengan keluarga penunggu yang lebih banyak. Akhirnya malam harinya saya dan hubby sibuk mencari kapling untuk tidur dan ternyata.... dibawah lubang AC!!!! Jadi jangan ditanya dinginnya kayak gimana -_-"
Lesson learnt lagi, kalau mau nginep gini, selain bawa jaket jangan lupa juga bawa kaos kaki!!!!

Setelah dua malam berjaga di RS saya ngerasa saya yang mulai down with flu :(
Mana mau mulai puasa, mana pilek.... duh saya ga berhenti-berhenti minum obat dan menjaga asupan vitamin.
Insya Allah cepat sembuh sakit saya... *Amin*

Sukabumi part-2

Dari trip Sukabumi kemarin saya banyak belajar. Kalau dalam pernikahan itu butuh tenggang rasa. Baru mau menjalin tali silaturahmi sudah butuh tenggang rasa diawal begitu pun seterusnya.
Ada hal lain lagi yang diperlukan soal pesta. Mbok yaaaa.... kalo dana ga ada ga ada, jangan maksain pesta mewah. Yang penting dikenang dan diomongin yang baik-baiknya.
Jangan diomongin yang negatifnya.

Kasian juga liat tante saya, sepupu saya. Kita semua ga berhenti ngomongin semua masalah negatif di pesta pernikahan kemarin. Kasian.....

Syukur Alhamdulillah semua berjalan lancar.

Malamnya kepulangan saya ke Jakarta sempat tertunda. Ada mobil sepupu yang mogok. Dua kali ke Sukabumi ga pernah saya rasain dinginnya. Tapi malam itu, Sukabumi dingin banget plus ditambah hujan. Sementara saya ga prepare jaket, hanya kaos lengan panjang, legging plus selembar pashmina. Lesson learnt : kalau mau kedaerah yang dingin, lain kali bawa sweater atau jaket.

Wednesday, July 21, 2010

Sukabumi Trip (omel-omelan)

Sukabumi Trip ini adalah yang ke-2 kalinya. Pertama kalinya dulu waktu proses melamar (sekitar bulan April). Dan kali ini adalah proses pernikahannya.

Sejak awal urusan ini jadi masalah yang diomongin sama seluruh keluarga besar saya. Dari pihak keluarga calon mempelai wanita yang tidak ada tenggang rasanya dengan keluarga kami. Bayangkan aja, kami harus menempuh perjalanan 5-6 jam untuk sampai di Sukabumi belum lagi usia tante saya (ibu mempelai pria) yang sudah mencapai 60 tahun lebih. Tanpa mengurangi rasa hormat, kami hanya minta pengertiannya aja. Tidak lebih tidak kurang. Tapi tidak ada respon dari keluarga pihak perempuan. Dan semuanya tanpa alasan yang jelas. Pokoknya akad nikah tanggal 17, dan resepsi tanggal 18. Titik.

Ditanya baik-baik soal baju seragam keluarga tapi tidak ada respon. Padahal keluarga kami hendak membuat semuanya menjadi sesimple mungkin. Dan karena kita tidak segampang itu mau memakai baju sewaan. Apalagi untuk orang tua macam mama saya yang ukuran badannya lumayan gemuk. Daripada nanti mama saya ribut " kesempitan " atau " kelonggaran ". Mendingan dari awal kita bilang tidak memakai seragam. Toh akan mengurangi biaya dari pihak mereka juga. Tapi mereka tidak peduli. Semua pertanyaan kita tidak pernah diberikan respons.

Urusan pernikahan digedung sudah jadi makanan sehari-hari keluarga kita. Saya, adik, kakak sepupu hampir semuanya menikah digedung. Memang sih, jangan samakan antara pernikahan gedung ala Jakarta dan Sukabumi. Tapi plis deh, gedungnya kotor, karpetnya kotor. Padahal pernikahan tersebut bisa menjadi cerminan keluarga si pengantin kan?? Kan malu kalo jadi cemoohan tamu.

Lebih baik pernikahan tersebut diadakan sederhana daripada mau mewah tapi jadinya berantakan. Siapa juga sih yang malu kalau bukan keluarga si pengantin??

Tuesday, July 13, 2010

Road Trip

Weekend ini kemungkinan saya akan road trip lagi ke Sukabumi. Sebenarnya karena ada sepupu yang menikah disana, jadilah kita dari Jakarta boyongan kesana.
Kalo sudah soal packing-mempacking, hubby jauh lebih pro dari saya. Selain karena dia lebih sering dapat tugas keluar kantor, hubby jauh lebih telaten daripada saya :D

Dia hanya menyuruh saya menyiapkan handbag beserta isinya. Urusan koper / travelling bag jadi bagiannya. Itupun masih berkali-kali dia ingatkan kesaya. Ini jangan lupa, itu jangan lupa. Kalo road trip begini yang ga boleh ketinggalan adalah obat tolak angin, minyak kayu putih, pashmina dan segepok tissue. Okaaaayyy.... saya gampang masuk angin kalo perjalanan. Bukan rahasia lagi, tolak angin dan minyak kayuputih ada didalam makeup pouch saya. Berbaur dengan lipstick, blush on dan mascara LOL

Urusan road trip ini sebenarnya susah-susah gampang. Sukabumi ditempuh dalam waktu 5-6 jam dari Jakarta (dengan kondisi macet disepanjang Lido dan jalanan yang rusak serta melewati beberapa pasar disepanjang perjalanan). Sebenarnya waktu sepupu saya memutuskan menikah, kami agak kecewa dengan keluarga pacarnya. Bukan apa-apa, tahu bahwa kami harus menempuh perjalanan berjam-jam dari Jakarta, tapi tidak ada tenggang rasanya untuk membuat semuanya menjadi mudah dan simple. Mereka memaksa harus A, B, C, D,.... Z tanpa memikirkan kami yang datang dari Jakarta.
Untung waktu itu kakak sepupu saya bilang " untung bukan elu yang jadi MCnya waktu lamaran kemaren, bisa ngamuk kali elu ya ". Hihihihi.... saya gemas aja. Bisa-bisanya si bapak calon mempelai wanita minta pernikahannya dilangsungkan hari Rabu. HAH??? sementara hampir semua dari kami adalah orang bekerja.

Anywaaaayyy.... Insya Allah road trip akan tetap berlangsung. Buat saya sih, saya nikmatin aja perjalanannya. Bercanda2 dengan para sepupu saya disepanjang perjalanan atau merekam perjalanan tsb dengan kamera pocket digital saya. Sementara mulai hari Kamis, hubby akan mulai packingnya. Agar tidak ada yang tertinggal.

Monday, July 12, 2010

Twilight Saga : Eclipse

Hari Sabtu kemaren saya menonton film ini. Hmmm... bisa dibilang Eclipse ini jauh lebih seru ketimbang dua film sebelumnya. Apalagi New Moon yang saya anggap seperti nonton Bella yang dalam masa labil karena kerjaannya cuma menghayal, jerit-jerit, nangis kayak besok mau mati aja :D

Tahun lalu, saya menonton film Twilight sebelum memutuskan membaca bukunya. Gara-gara hubby bilang dia punya film baru di komputernya. " Pasti kamu suka deh ". Gak taunya Twilight. Saya nonton cerita soal si vampir tampan ini. Setelah itu? saya beli bukunya semua dan saya tuntaskan membacanya dalam waktu 2 bulan lebih sebagai teman perjalanan saya dikereta tiap hari.

Saat New Moon mulai diputar, saya ga bela-belain nonton. Kalau keburu nonton OK, kalo ga keburu gak apa-apa. Lalu Eclipse datang....

Sejak awal Eclipse mulai diputar dibioskop-bioskop Jakarta, saya mengajak hubby nonton. OK.... hubby nolak!!! Tanpa tedeng aling-aling dia langsung bilang " ENGGA MAU ". Tapi saya tetap maksa hihihi...

Tau-tau pertengahan minggu lalu dia mendadak mau. Malah dia sering minta saya ngecek di Bintaro Plaza udah main belum??? Dan kenyataannya sampe weekend kemarin Bintaro Plaza 21 belum main juga itu film Eclipse. Masih kalah pamornya sama film Pocong Keliling rupanya :))

Weekend kemaren hubby ngajak saya nonton di Pondok Indah Mall. Saya sampai terkejut-kejut ga nyangka. Ada apa dengan si hubby yaaa....
Jam 1 siang kami berangkat ke PI Mall. Lalu membeli tiket jam 16.35 karena pertunjukkan jam 14.10 udah mulai berjalan.

Saat nonton saya perhatiin si hubby banyak senyum-senyum atau cekikikan sendiri. Kalau ngeliat si Jacob yang lebih sering topless hilir mudik kesana-kemari disepanjang film. Pertikaian antara Edward dan Jacob yang makin seru. Hmmmm.....

Selesai nonton waktu kita makan, saya tanya sama hubby. Kenapa dia mau saya ajak nonton?? Jawabannya sederhana. Hubby saya kepincut nonton Eclipse karena membaca sinopsisnya di majalah Tempo. Leila S Chudori menulis sinopsis dengan sangat lucu dan menarik sehingga membuat hubby saya penasaran ingin menontonnya. Seperti apa sih dadanya Jacob yang katanya six pack seperti parutan keju?? atau apa benar kata-kata Edward kepada Bella sewaktu mereka bertemu Jacob dan Edward berkata " dia ga pakai baju? " :))
Hubby saya senyam-senyum melihat Jacob yang hilir mudik hanya dengan celana pendek saja memamerkan dada parutan kejunya bahkan hingga dipuncak gunung bersalju sekalipun. Pantesaaaaaaannn......

Jadi siapapun yang hendak memaksa pacar/suami kalian nonton Eclipse tapi ditolak. Sodorin aja majalah Tempo tersebut dan minta pasangan kalian membaca sinopsisnya, mungkin bisa bikin mereka penasaran untuk menonton film tersebut juga :D

Friday, July 2, 2010

Persaingan

Suka sadar ga sih kalau dari kecil kita udah hidup dalam persaingan?
Waktu kita baru lahir, sudah ada persaingan. " Kok bayinya kecil amat sih bayi saya beratnya normal tuh? " atau " Itu bayinya gede amat? masak baru lahir udah obesitas? pasti ibunya diabetes deh ".

Waktu kita mulai besar, urusan gigi yang terlambat tumbuh atau soal telat belajar jalan aja jadi obyek persaingan. " Kok udah umur segitu masih belum bisa jalan? anak saya cepet loooh... sekarang malah udah bisa lari ". Trus soal minum susu dibotol, soal makanan, soal tidur siang. Itu belum dalam masa sekolah loh.

Dalam masa sekolah, persaingan menjadi lebih kejam lagi. Dari urusan pelajaran, nilai ulangan, bikin PR, nilai raport, kerapihan buku catatan atau urusan diluar urusan sekolah tersebut seperti sepatu bermerk, tas sekolah, masa liburan, uang jajan dan hal-hal lainnya. Kalau dulu persaingan hanya milik orang tua atau keluarga saja. Dimasa sekolah ini persaingan menjadi 'hak' semua orang. Sebut aja, teman, orang tua, orang tua teman bahkan guru. Semua orang boleh menjadi hakim, atau juri dalam lomba persaingan ini. Tanpa kita sadari kita pernah menjadi bagian dari persaingan itu sendiri.

Masuk dunia kerja persaingan akan lebih dahsyat lagi. Kadang-kadang malah bisa menelan korban. Menjilat, dijilat, memfitnah menjadi asesoris utama dalam persaingan ini. Korban yang jatuh beraneka ragam. Dari yang cuma diam saja sampe ada yang memutuskan keluar dari pekerjaannya akibat engga tahan berada dalam lingkungan tersebut.

Persaingan memang hal lumrah yang terjadi didunia ini. Namanya juga orang hidup pasti ada persaingan. Ada yang bilang juga kalau persaingan membuat kita fokus dalam menjalani hidup, ini buat persaingan positif yaaa.... misalnya kita fokus mau meraih juara kelas disemester ini. Pastinya kita akan belajar mati-matian untuk meraihnya. Fokus mau meraih gelar pegawai teladan, pasti kita akan kerja mati-matian untuk meraihnya.

Tapi pernah tahu ga kalau persaingan itu bisa melahirkan trauma? apalagi buat para anak yang sejak kecil sudah dibanding-bandingkan dengan anak lain? Misalnya gini :

Waktu kecil misalnya dia susah makan, disuruh makan aja sampe setengah mati nyuruhnya :
" kamu gimana sih? disuruh makan aja susah. Liat tuh si Anu pinter. Makannya gampang, makan sayurnya banyak, makanya dia jadi pinter ".

Lalu si anak ga bisa naik sepeda :
" Masak naik sepeda aja ga bisa sih? si Anu tuh udah pinter naik sepeda. Makanya kamu makan yang banyak biar pinter naik sepeda "

Trus si anak ga bisa berhitung :
" Masak kamu ga bisa menghitung perkalian 1 sampai 10 sih? tuh si Anu udah bisa sampai perkalian 12. Kamu naik sepeda aja ga bisa, apa lagi ngitung perkalian "

Terus berlanjut hingga dewasa, saat si anak cuma masuk kuliah dengan jurusan yang standar.
" Tau ga, si Anu kuliahnya udah jurusan Teknik Fisika, udah selesai S2nya. Sekarang dia lagi ngambil S3. Trus sekarang aja di udah diminta banyak perusahaan top lho. Gak kayak kamu kuliahnya begitu-begitu aja ".

Pernah ngerasa ga kalo ada yang tertekan disini? Sadar ga kalau persaingan tersebut bisa menimbulkan trauma? Saya juga baru tahu ini setelah saya membaca sebuah artikel tentang persaingan ini. Saya jadi sadar kadangkala saya melakukan itu pada keponakan saya atau siapapun mereka. Susah makan, susah minum susu, susah tidur siang, gak mau belajar, maunya main PS terus pasti saya bilang itu. Duh jadi ngerasa bersalah.

Jadi para orang tua, calon orang tua dan siapapun yang membaca ini. Berilah nasehat yang baik pada anak dan jangan sampai menimbulkan trauma pada mereka dikemudian hari :)

Thursday, July 1, 2010

Males apa emang ga bisa???

Saya sebal sama orang yang belum apa-apa udah bilang " ga bisa!! " atau begitu ditawarin kerjaan sesuatu langsung bilang " males!! ". Gemes banget rasanya.
Beberapa hari belakangan ini saya sering berhadapan dengan orang-orang macam begini.

Dasarnya saya berusaha ringan tangan membantu. Tapi kok yang dibantu malah keenakan ya? ibaratnya dikasih hati minta jantung. Ditolong abis-abisan malah memanfaatkan keadaannya.

Ga bisa sama males cuma dibatasi niat. Walopun ga bisa tapi niatnya masih mau belajar, suatu hari pasti bisa. Gak mungkin dong kita ga bisa terus, masak ga ada perubahan? Suatu hari pasti bisa, dan saya yakin itu.
Kalau males, ini udah berat banget. Saya juga udah ga mau ngapa-ngapain kalo rasa males udah menyerang semua pembuluh darah saya. Maunya tiduran aja ditempat tidur ditemani AC yang dingin dan remote TV. Mau makan aja males. Untung Tuhan masih menciptakan rasa lapar sehingga mau gak mau saya terpaksa mengangkat badan saya dari tempat tidur dan mencari makanan kedapur. Coba kalo engga? bisa-bisa saya seharian aja di tempat tidur.

Nah balik lagi kemasalah saya saat ini, saya memberikan bantuan kepada seseorang. Awalnya dia memang minta dibantu, maka saya bantu dia. Tapi kok lama-lama jadi saya yang sibuk ya? sementara dia? asyik-asyik aja ngurusin urusannya yang ga berhubungan dengan sesuatu yang kita sedang kerjakan berdua. Huh! saya jadi sebal!

Lalu pelan-pelan saya bertanya pada dia, dan mulai memberitahunya apa-apa yang sudah saya kerjakan. Maksudnya biar dia juga tahu apa yang sudah saya kerjakan dan dia jangan cuma diam saja.

Tapi jawaban yang saya terima " ah, elu aja deh. GUE GA BISA ". Lalu kembali saya memberitahunya pelan-pelan. Kalau dia ga bisa, saya akan membantunya. Membuat tulisannya, mengirim ke emailnya, sehingga tulisannya tersebut hanya tinggal dia copy-paste saja. Tapi jawaban yang saya terima dari dia, " gak mau ah, GUE MALES!! ".
AHA!! Jadi judulnya dia MALES dan bukan GAK BISA.

Memang sih, gak bisa dan males hanya dibatasi oleh sebuah garis tipis bernama niat. Sekarang pilihannya, kamu itu gak bisa atau memang malas??


Tuesday, June 22, 2010

Happy Birthday to me :)

Ga terasa kemarin tanggal 21 Juni lagi. Dua tahun ini adalah ultah saya yang paling menyenangkan karena saya merayakannya dengan teman-teman. Tahun lalu masih ada tiup lilinnya di Urban Kitchen Sency. Tahun ini tanpa kue dan lilin. Tapi saya kembali berada diantara mereka, teman-teman saya semasa kuliah dulu.

Tanggal 20 Juni saya membaca twitter dan mendapatkan berita gembira dari twitter. Lalu tanggal 21 Juni saya bertemu dengan teman lama di kereta dan dia adalah orang kedua yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya setelah hubby.

Setelah itu semuanya berjalan seru. Boss saya, teman-teman dikantor, ucapan selamat via FB, YM, BBM, Twitter berlangsung sahut-sahutan. Bisa dibilang tanggal 21 Juni kemarin Blackberry saya harus terpaksa saya silent karena bunyi terus. Tring... tring... tring...

Sorenya saya kembali bertemu dengan teman-teman ex UI di Plaza Semanggi. Ketemu Shinta yang sekarang tinggal di Bali dan sudah berubah menjadi lebih coklat kulitnya dibanding masa kuliah dulu. Analila, Joy, Ira serta Boy yang sekarang menjadi tetangga komplek saya.
Semuanya berlangsung seru hingga larut malam. Tertawa, gossip, saling mencela semua ada.

Terima kasih Tuhan untuk hari ulang tahun yang seru untuk saya :)
Terima kasih untuk teman-teman yang baik, perhatian dan seru :)
Terima kasih untuk hubby yang rela mengalah semalam agar supaya saya bergembira dengan teman-teman saya :)

Friday, June 11, 2010

Another reuni lagi....

Facebook benar-benar membantu mengikat kembali tali silaturahmi yang terputus. Karena saya reuni lagi, kali ini dengan teman-teman SMP.
Berlokasi di Planet Hollywood Jakarta, tanggal 6 Juni kemarin. Saya yang amnesia mendadak dengan teman-teman SMP berusaha mengingat-ingat kembali mereka. Hmmm....
Lumayan butuh waktu juga, maklum sudah 21 tahun yang lalu saya tinggalkan bangku SMP, wajar kalau lupa :D

Sekali lagi terima kasih Facebook, akhirnya saya bisa reuni lagi dengan teman-teman yang sempat terputus hubungannya semenjak kami lulus SMP 21 tahun yang lalu!!

Friday, June 4, 2010

sebuah cerita

Saya suka bercerita dan mendengarkan cerita. Waktu saya bertemu dengan teman saya si Antisocial di Citos hari Jumat minggu lalu, saya mendapat sebuah cerita dari dia. A simple nice story. Tentang arti sebuah kata maaf dan memaafkan.
Dia tahu, saya sering beraaaattt memaafkan seseorang. Tapi ceritanya dia benar-benar menggugah saya. Intinya, apapun yang terjadi kita harus bisa memaafkan seseorang sebesar apapun salahnya. Memaafkan secara tulus dari dalam hati. Karena selalu ada rahasia tersembunyi dari Tuhan dibalik maaf tulus kita pada seseorang.

Teman saya memiliki dendam pada seseorang. Bertahun-tahun dendam tersebut bersemayam dihatinya. Berat baginya memaafkan orang tersebut. Berat banget.
Lalu dia mulai melakukan banyak hal dalam hidupnya. Bekerja dan bekerja. Menyenangkan hatinya dan keluarganya. Lalu dia lupa pada dendamnya.

" Kerja keras membuat gue lupa pada dendam gue "
" Lu udah memaafkan dia? "
" Udah "
" Tulus? "
" Tulus banget "

Dia memaafkan dengan tulus delapan tahun setelah masalah tersebut terjadi. Butuh waktu, yang penting maafnya tulus. Empat belas tahun setelah masalah tersebut berlalu ada yang mengingatkannya lagi. Tapi dia bilang, dia sudah memaafkannya. Tulus dari lubuk hati yang paling dalam. Lalu ia mendapat berkah yang besar yang tidak dia sangka-sangka. " Mungkin Tuhan tahu, gue udah memaafkannya dan Tuhan memberi gue berkah ini ".

Hanya dengan sepotong maaf yang selalu sulit saya dan (mungkin kita semua) ucapkan...
Saya jadi mengingat-ingat, kapan saya tulus memaafkan seseorang ya?

Thursday, June 3, 2010

Antisocial

Salah seorang teman perempuan saya mengaku dirinya Anti Social. Memang orangnya rada aneh. Facebooknya dibatasi hanya orang-orang yang menurutnya dekat dengannya saja. Mau teman jaman SD, SMP hingga kuliah yang dulu pernah bersekolah bersamanya belum tentu diapprovenya kalau meng-addnya sebagai teman. Lucunya, saya malah akrab banget dengan dia dan menurut saya, dia orang yang hangat dan jauh dari istilah Anti Social yang selalu dia labelkan ke dirinya sendiri.

Kami bertemu dan makan dimsum di Citos. Lalu seperti jaman dulu semasa kuliah, semua cerita mengalir dari mulut kami berdua. " Kita ini bagai Yin dan Yang, makanya cocok banget " demikian salah satu kata-katanya. Entah kenapa saya tidak merasa dia antisocial tapi saya merasa dia justru sebaliknya. Apa karena saya sedemikian akrab dengannya??

Berbagai cerita mengalir dari mulut kami berdua. Saya akui, saya si extrovert dan dia si introvert membuat kami sangat cocok satu dengan yang lain. Berbagai keanehan yang saya rasakan dengan sifat antisocialnya hilang saat kami bertemu, menikmati dimsum dan saling bercerita hingga tertawa. Seperti masa dulu, saat kami masih duduk dibangku kuliah.

" You're not antisocial, you are a nice person "
" Gue antisosial, elu juga tau "
" Iya, tapi gue ga ngerasain loh. Bener deh "

Lalu kembali kami saling bercerita, tertawa dan mengulang memori indah saat kuliah dulu. Sayang semua dibatasi waktu.

" Next time kita ketemuannya harus lebih lama ya. Janji ya!! "
" OK "
" BTW, gimana ya, si XX ga sengaja gue approve di FB gue. Pengen gue delete deh "
" Loh dia kan temen kita juga "
" Tapi kan gue ga DEKAT sama dia, dan gue ngerasa dia ga sedeket gue seperti dengan elu. Delete aja ya? "
" Terserah deh "

Sampe ketemu bulan Juli nanti ya....

Monday, May 24, 2010

Pancake, Cupcake dan Hubby Birthday-2

Percobaan pertama saya bikin pancake sukses banget, tapi tidak diikuti dengan cupcakenya. Gara-gara salah pake cetakan, cupcake saya malah sukses menjadi.... bolu kukus. Saya akui, saya seneng banget memasak, semua resep yang saya rasa saya mampu bikin pasti saya coba. Gak mau taukk!! dari keasinan, hambar, bantet semua pernah kejadian. Jadi pada dasarnya saya seneng nyoba. Kita tidak pernah tau kemampuan kita sampai kita mencobanya kan?

Kalau dipikir-pikir, saya termasuk orang yang 'kurang berani' mengambil keputusan. Hmm... takut resikonya, apalagi saya termasuk orang yang moodnya kurang stabil. Kadang naik, kadang turun. Hubby sih udah paham bener, dari mood saya pengen ngelukis. Udah dicukupin semuanya sama hubby abis itu blass.... hilang disapu angin. Pengen jadi tukang kue, belum apa-apa moodnya udah ajrut-ajrutan. Mau belajar menyulam, hubby senyam-senyum doang. Mau belajar jahit, hubby udah bosen ngeliat saya yang bosenan kalo udah salah benang, jari ketusuk, salah jahit. Tapi untungnya, hubby tetap baik sama istrinya yang ga stabil ini. Hihihi....

Terakhir hubby turun tangan waktu saya mau bikin kaos anak. Memaaaanng sense of art saya jelek banget dibandingkan dia. Tapi untuk kaos anak ini adalah impian saya sejak 2 tahun lalu. Makanya begitu awal Februari kemarin saya liat design saya dipajang dan siap dijual saya sampai lompat-lompat kegirangan.

Untuk kaos ini saya mati-matian menjaga mood saya yang ga stabil. Masalahnya ini impian saya, saya yang memodali dan saya yang mendesainnya sendiri. Ini 'bayi' yang saya tunggu-tunggu kelahirannya sejak beberapa tahun lalu. Sekarang 'bayi' saya sudah lahir dan tugas saya adalah membesarkannya. Seperti orang tua lainnya yang memiliki anak, saya ingin bayi saya ini tumbuh besar dan sehat. Makanya saya hati-hati banget menjaga supaya anak saya ini tidak sakit. Hubby sebagai ayah juga telaten menjaganya. Untuk urusan ini saya kasih 2 jempol buat hubby. Senengnya lagi hubby mensupport saya (seperti yang sudah-sudah sebelumnya) untuk berbisnis dikaos bayi ini. Dari mulai mensupply kebutuhan bazaar, mengantar saya kesana-kesini untuk berjualan hingga menjajakan jualan keteman-temannya tanpa malu. Biar dicela-cela dia lempeng aja jualan. Alhamdulillah, ada aja pesanan tiap hari.
Untuk urusan ini hubby bisa dibilang turun tangan juga dalam membidani kelahiran ' bayi kami ' dan hubby adalah ayah teladan dan juga partner bisnis saya yang paling hebat.

Eeehh... jadi lupa mau cerita pancake, cupcake dan ulang tahun hubby lagi :((



Pancake, Cupcake & Hubby Birthday

Udah lamaaaa banget sejak terakhir saya bikin pancake buat sarapannya hubby. Kapan ya terakhir?? Ceritanya udah 2 minggu terakhir ini saya bikin pancake lagi. Kali ini toppingnya lebih banyak strawberry syrup, coklat hingga susu.
Duluuu banget waktu belum punya rumah, saya pernah berangan-angan. Kalau punya rumah pengen sering undang orang makan pagi atau siang atau malam dirumah saya yang saya dandani seperti yang saya mau. Saya mau seperti apa dandanin rumahnya?? yang paling penting sesuai budget kantong.
Trus kesampean deh, punya rumah yang sesuai bujet kantong saya dan hubby dan isinya sesuai dengan apa yang kita mau. Berhubung saya suka banget warna biru diisi deh dengan perabotan warna biru. Berhubung hubby lebih pintar merancang interior, jadilah soal interior ditangani hubby. Sama sekali ga ada acuan kemana-mana. Dasarnya saya dan hubby dari dulu suka koleksi buku yang berhubungan sama rumah aja. Rumah-rumah mungil terutama.

Dulu waktu kepikiran punya rumah, saya ga mau aneh-aneh mengisi rumah saya. Saya juga ga mau bilang kalo isi rumah saya adalah barang-barang lungsuran yang saya dandanin ulang. Maklum kalo beli baru ga terjangkau. Alhasil setahun pertama, furniture ruang tamu saya ada noda-noda itemnya, ada bekas pipis kucingnya (tapi udah ga bau lagi cuma ninggalin spot ompol yang lumayan besar). Trus waktu ada rejeki, saya ganti joknya deh. Alhamdulillah, sekarang semua furniture dirumah udah baru semua (kulit luarnya) :D

Lucunya berhubung saya ga punya acuan 'mendisain dan mengisi rumah' sesuai dengan buku interior. Kalo ada yang nanya soal rumah saya mungkin saya cuma bisa bilang " campur-campur ". Ada barang minimalisnya, ada tradisionalnya (namanya juga barang lungsuran). Yang penting lagi rumah tersebut membuat saya merasa nyaman. Mau baca sambil santai, bisa. Mau masak, bisa. Mau ngundang orang, orang yang diundang merasa nyaman.

Loh mana cerita pancake, cupcake dan hubby birthday ya??

[to be continued]





Thursday, May 20, 2010

masalah dengan janji-2

Gara-gara posting saya tadi pagi, ada seorang teman yang bilang " hmmm... mungkin teman kamu ga punya handphone kali, jadinya dia bermasalah dengan janji ". Saya kasih tahu yaaaa.... temen saya punya 2 (DUA) buah handphone! satu GSM dan satu lagi CDMA (yang iklannya 1000 perak / jam itu :p).

Dulu banged, adiknya pernah bilang ke saya, " saya juga ga tau apa yang dia (kakaknya) kerjain, tapi kok kayaknya sibuuuukk... aja ". Memang sih, semenjak lulus SMA kami berpisah karena saya masuk universitas di Depok sementara dia memilih bekerja. Tapi kalau ditilik, temen saya ini emang gayanya 'sibuuuuuuukk' banget. Kadang-kadang saya sampe bingung liat kesibukannya.
Kerja dikantor (OKE), Pengajian (OKE), Kuliah lagi (OKE) tiga hal ini yang menurut saya masih wajar.
Lalu suatu ketika dia baru keluar dari rumah sakit karena DB, sebagai seorang teman yang baik, seminggu kemudian saya menelponnya menanyakan kabarnya. Dia bilang " gue baru aja jatuh dari motor " HAH??? baru keluar dari RS sekarang malah jatuh dari motor??? kenapa???
" Jadi gini, waktu itu gue janjian sama temen gue mau main tenis, karena buru-buru kita naik motor. Ternyata disalip mobil dan temen gue hilang keseimbangan trus kita jatuh dari motor ". Okeeeeyy.... Err... main tenis?? sejak kapan dia main tenis?? Karena menemukan 'keanehan' soal main tenis ini, saya jadi lupa menanyakan kondisinya karena jatuh dari motor itu. " Hmmm... lu bisa main tenis sekarang? hebat dong " kata saya. Tau jawaban apa yang saya terima dari dia?? " Hmmm... sebenernya sih gue ga main, cuma nemenin doang dipinggir lapangan ". Oalaaaaaahh.... *garuk-garuk aspal*

Semalam saya ngobrol sama temen saya yang psikolog. Kata temen saya, sifat temen saya ini udah habit yang mendarah daging. Mungkin orang tuanya ga seperti dia, tapi sifat seperti ini bisa saja muncul pada siapapun. Mungkin karena temen saya belum pernah berada dilingkungan yang 1) strict dengan waktu atau, 2) lingkungan resmi dan formal. Sehingga dia merasa tiap hari waktunya santai dan dijalankan seperti maunya dia saja.
Trus soal ke'sibuk'an temen saya yang super ajaib ini??
Balik lagi temen psikolog saya bilang kemungkinan teman saya datang dari kondisi yang biasa-biasa saja. Biasa dalam kehidupan sehari-hari, biasa dalam pertemanan, biasa dalam pekerjaan. Sehingga ada kalanya dia pengen terlihat atau mungkin "exist" dimata teman-temannya yang lain. Pengen kelihatan gaul, pengen kelihatan banyak acara.
Dan saya cuma diminta, lebih banyak pengertiannya untuk temen saya yang bermasalah itu. Well... that's what friend are for, right??

Orang paling bermasalah dengan janji

Untuk kali ini saya harus punya stok sabar yang lebih dari cukup untuk menghadapi orang ini. Nyebelinnya lagi dia salah seorang yang deket sama saya (kita berteman sejak SMA). Jadi biarpun saya udah ngamuk abis-abisan dia cuma cengengesan trus ngaku salah tapi mengulanginya lagi dikemudian hari. Doh!!

Untuk masalah janji saya emang ga strict banget, kadang-kadang masih berlaku jam karet tapi ga segawat teman saya ini. Habitnya ini udah diketahui oleh banyak teman, udah disindir sampe dimarahi tapi tetap ga berubah.

Akhir-akhir ini saya banyak banget punya masalah sama dia. Mau dimusuhi, masak sih harus putus silaturahmi cuma gara-gara masalah ini aja? Tapi beneran deh saya udah ampun-ampunan sama dia. Makanya pas ngamuk kemaren, saya sampe bilang " elu itu tolol, gila apa bodoh sih? kok tabiat buruk elu ga berubah-berubah juga??? "

Ada beberapa kejadian yang menurut saya konyol. Waktu itu sekitar tahun 2000-an dimana teman saya ini sedang dalam posisi jobless. Berhubung saya tahu dia sarjana sastra Inggris, saya pun memberikan sidejob sebagai penterjemah (saya ingat cuma 6 lembaran kertas ukuran A4 yang harus dia terjemahkan) dan harus selesai dalam waktu 1 minggu. Cukup dong?
Saat makan siang saya menelpon dia dan kami bikin janji bertemu sepulang saya dari kantor. Janjiannya di Bintaro Plaza jam 19-an. Jam 18.30 saya telpon dia, dia bilang mau mandi dulu trus shalat magrib dulu. Saya sih bukan minta dia ga shalat magrib, tapi plis deeeehh... bisa kan mandinya rada sorean (jam 5-an gitu), kenapa jam 18.30 baru bilang " gue mandi dulu trus magrib dulu ya ". Kepala saya mulai panas.
Jam 19.05 saya sampai di Binplaz dan sudah saya tebak, teman saya BELUM berangkat dari rumahnya. Saya pun menunggu disebuah restaurant. Sampe saya selesai makan, temen saya belum datang juga!!! Akhirnya jam delapan lewat saya bayar makanan saya dan berjalan keliling Bintaro Plaza. Sampai jam 20.30 saya telpon lagi dia. Dimana sih? tadi katanya udah deket. Trus apa jawabannya??? " Tan, gue Hero dulu yaaaa.... nyokap gue minta dibeliin jeruk nih " katanya tanpa rasa bersalah. Sementara saya?? rasanya ada bara api dikepala saya yang bisa dipakai buat memanggang sosis. Begitu bertemu, ga bak-bik-buk lagi kertas kerjaannya saya lempar aja kemukanya dia dan saya langsung pulang naik taksi. Dimana sih otaknyaaaa????

Selesai sampai disitu?? Belum dong!!
Satu minggu kemudian, saya telpon dia dan menanyakan soal kerjaan yang saya berikan kedia. Ternyata BELUM SELESAI bahkan satu halamanpun belum selesai diterjemahkan Alasannya?? SIBUK!!! padahal ibu dan adiknya juga ga tau dia sibuk apa. Weleeehh....

Kejadian ke-2 bisa dibilang hampir mirip dengan kejadian pertama. Masih soal lowongan kerja, tapi janjiannya di Plaza Senayan. Waktu itu saya masih pacaran dengan hubby saya dan saya hendak memberi tahu beberapa lowongan kerja kedia. Janjian jam 7 lagi-lagi molor. Begitu ditelpon jawabannya " bentar yaaa... gue ke Hero dulu ". Lagi-lagi tanpa rasa bersalah. Hubby yang waktu itu baru pacaran sama saya sampe komentar " itu orang geblek amat sih, bukannya bertemu kita dulu kok malah ke Hero dulu?? ".

Kejadian ke-3 baru beberapa bulan lalu, dia bikin janji mau ketemu saya hari Sabtu siang untuk beli tas yang saya jual. Saya bilang " Sabtu siang gue ada di Bintaro Plaza, mau cari anti gores buat buat BB ". Dia pun setuju. Bahkan dia bilang kalau kita ketemu jam 12-an sekalian makan siang bareng. Jam 11 dia SMS saya " Tan, ketemuannya jam 1-an deh, ada temen gue datang nih ". Saya masih sabar, toh saya pikir saya ga ada rencana kemana-mana. Jam 1 siang dia telpon katanya udah mau jalan dari rumah. Berhubung udah berkali-kali punya pengalaman buruk dengan dia. Saya bales SMSnya dan bilang " Kalo udah deket Bintaro Plaza bilang gue ya, gue baru jalan dari rumah ". Dia menjawab OK. Sepuluh menit kemudian dia telpon lagi, " Tan gue udah di sektor 2 ". Saya pun mengeluarkan mobil dari garasi lalu menuju ke Bintaro Plaza. Sampe di Bintaro Plaza, saya telpon dia lagi, jawabnya " bentar gue sampe, dikit lagi nyampe nih ". Saya beli anti gores dulu bersama hubby. Selesai beli anti gores, kok temen saya ga telpon-telpon sih?? Akhirnya saya duluan yang telpon dia. Dan saya mendapat jawaban paling konyol " Gue udah di Solaria, abisnya gue laper sih, jadinya langsung ke Solaria aja. Lu kesini aja, gue ama temen-temen gue nih ". Alamaaaakkk... sumpah rasanya saya pengen BUNUH dia!!!!! Ga bisa ya nelpon saya dulu???

Kejadian ke-3 baru aja terjadi tadi malam. Lagi-lagi dia yang bikin janji. " Ketemu ya hari Rabu malam di Bintaro Plaza, soalnya hari Kamisnya gue ada urusan ". FINE... saya pikir sambil ketemu dia, saya bisa mampir ke Hero dan belanja sedikit.
Lagi-lagi... berhubung saya berhubungan dengan orang yang punya masalah dengan janji, hari Rabu sore saya telpon dia menanyakan janji kami malam nanti. Dan kembali saya mendapatkan jawaban konyol " Duuuhh... sorry Tan, kita ketemunya hari Jumat aja soalnya gue hari ini masih sibuk ". Tuh kaaaann.... untung saya telpon dulu dia.
Hubby yang sudah meluncur menuju Bintaro Plaza langsung saya hubungi. Untung saja belum kelewatan dan hubby bisa membelokkan mobilnya. Dikereta saya ngamuk sama dia sampai ibu-ibu yang duduk disebelah saya sampai risih mendengar saya marah-marah (maaf ya Bu, teman saya ini memang manusia langka yang punya tabiat buruk). Kembali dengan cengengesan dia bilang " sorry gue lupa ngasih tau elu, soalnya gue sibuk ". Tapi dia mikir ga sih?? bagaimana kalau saya udah langsung menuju Bintaro Plaza dan nungguin dia tanpa kejelasan?? Lagipula (ini mengutip kata-kata seorang teman yang pernah punya masalah dengan teman saya yang worst ini) " semua orang juga sibuk, bukan cuma elu aja. Tapi kita masih bisa menghargai sebuah janji dibanding elu ".

Selain cerita diatas, sebenernya masih banyak lagi kejadian tapi saya lupa saking banyaknya. Demikian juga teman-teman saya yang juga sering punya pengalaman buruk dengan dia. Enaknya orang kaya gini diapain yaaa....???



Tuesday, May 18, 2010

kecewa

Saya lagi kecewa aja.
Dan ga tau gimana cara melampiaskan kekecewaan saya. Ada yang tau? Huh, jadi kepengen sendirian deh :(

Monday, May 17, 2010

pengganti 3 in 1

Setiap pagi sambil bersiap-siap berangkat ke kantor, saya dan hubby selalu menyempatkan nonton TV. Standar sih, paling-paling berita. Tapi kalau udah bosen, channelnya dipindahin ke TV kabel. Apalagi kalo berita-berita yang diulang-ulang melulu tapi ga jelas ujung pangkalnya, kaya Century, Lapindo, KPK, Susno, dll, dll. Ah, cuma bikin pusing aja :D

Tapi pagi sambil sarapan, TV saya pasang di salah satu TV lokal yang sedang menyiarkan berita. Yang menarik adalah, mengenai rencana pemerintah membuat wilayah berbayar menggantikan 3 in 1 yang dinilai ga sukses. Plis deh pemerintah, wong tiap pagi aja joki-joki 3in1 'bertebaran' disepanjang mulut pintu masuk jalan protokol kok. Didepan kantor aja banyak tuh berdiri berjejeran, tiap pagi dan sore.

Wilayah berbayar ini akan menerapkan tarif Rp. 20.000 untuk mobil dan Rp. 7.500 untuk motor. Niatnya adalah untuk mengurangi para pemakai kendaraan pribadi supaya beralih ke kendaraan umum.
Saya adalah orang yang jaraaaaaannng banget memakai kendaraan pribadi ke kantor. D'uh, jujur ya, saya aja yang pemakai kendaraan umum reguler lebih banyak kecewanya dengan transportasi umum kita sekarang ini, apalagi orang yang tadinya pakai kemdaraan pribadi trus 'dipaksa' menggunakan kendaraan umum?

Sebut saja Transjakarta. Proyek yang (katanya) dinilai bisa mengurangi macetnya Jakarta pernah nyaris membuat saya darah tinggi dan keram kaki. Kenapa???
Dari menunggu bisnya yang amburadul, berebut naik dan terjepit-jepit. Hingga menunggu bisnya yang baru datang 45 menit - 1 jam lagi. Padahal dulu katanya bisnya akan datang 5 menit sekali. Yeah right!! :p
Trus apalagi?? Para pemilik kendaraan pribadi yang menerobos jalur busway yang membuat Transjakarta juga kena macet. Rekor saya? dari halte Landmark Sudirman jam 17.30 hingga halte Departemen Pertanian jam 20.30 nyaris 3 jam. Itu sudah termasuk, lama menunggu Transjakartanya, kena macet sepanjang Kuningan-Mampang-Buncit. Apa gunanya ada Transjakarta coba??

Bis-bis yang beredar di Jakarta juga tidak menawarkan kemudahan dan kenyamanan bari penumpangnya. Memang sih kalau pengen nyaman jangan naik bis. Loh saya kan cuma informasi aja. Maksudnya kalau meminta semua pengguna kendaraan pribadi naik kendaraan umum, mbok ya kendaraan umumnya dirapihin dulu :)
Contohnya beberapa waktu lalu saat kereta bermasalah, saya naik bis MetroMini dari Blok M untuk pulang kerumah saya di Bintaro. Duuuhh.... udah ngetem melulu (sampai saya kira bisnya mogok :p). Bis yang sudah penuh sesak masih dijejali oleh penumpang masih ditambah tukang ngamen lagi.

Bis-bis patas juga tidak memberikan kenyamanan. ACnya lebih baik tidak disebut AC. Kursinya juga udah sobek-sobek. Sesaknya penumpang juga ditambah pengamen yang beraneka ragam. Dari yang pengamen individu menyanyi sambil membawa gitar hingga yang berkelompok (2-3 orang), yang membaca puisi hingga yang curhat colongan (" saya baru keluar dari penjara... blablablabla.... ").

Sampai saat ini transportasi andalan saya memang cuma kereta Express AC. Dari sisi waktu memang lebih cepat cuma butuh waktu 45 menit sampai 1 jam untuk sampai ke kantor dari rumah saya dipinggiran Jakarta. Kalau keretanya tepat waktu, sih enak. Yang sebel kalau keretanya mendadak dibatalkan karena mengalami kerusakan. Kata temen saya " iya dong, mesti dibatalkan daripada nanti ada sesuatu yang tidak diinginkan ". Iya sih, tapi masak dibatalkan bisa 2-3 kali seminggu dengan alasan rusak, masalah sinyal, kereta anjlok, dan berbagai masalah pembatalan lainnya. Kayanya pihak PT. Kereta Api gampaaaaanng deh ngebatalin schedule kereta. Ga kasian apa sama penumpang yang bertumpukkan distasiun??? Kalau tiap denger pengumuman di stasiun bunyinya hanya " kami mohon maaf atas keterlambatan " sampe bosen dengernya :(

Jadinya tadi pagi saya sama hubby jadinya pesimis deh soal jalur berbayar ini demi memaksa para pengguna kendaraan pribadi untuk naik kendaraan umum. Saya sih udah jadi pengguna kendaraan umum dari beberapa tahun lalu dan selalu kecewa dengan fasilitas angkutan umum kita. Tapi mau gimana lagi? Ga ada pilihan yang lebih baik soalnya :(

Monday, May 10, 2010

si Adek mau nikah

Adik saya (usianya lebih muda 2 tahun dibawah saya) mau menikah. Entah ini sudah rencana yang keberapa saya juga lupa. Saking seringnya dia selalu berencana lalu tiba-tiba mendadak putus dengan pacarnya.

Kali ini dia bilang (lagi-lagi) serius. Mama dan papa support. Kita (saya, hubby, adik bungsu dan suaminya) juga support. Insya Allah ini yang terakhir kali.

Sejak tahun 2005 saya sudah seringkali diajak berkenalan dengan keluarga pacarnya. Seperti biasa, mama pasti paling ribut " jangan lupa beli cakenya ya, cakenya yang ini belinya ditoko kue itu ". Belum lagi sekeranjang buah. Sudah kenalan, si adek dan pacarnya mulai merencanakan pernikahan, lalu tiba-tiba rencananya hilang tersapu angin " ah males ah, gue putus aja ama dia " kata suatu ketika sewaktu saya tanya sudah sampai mana persiapannya.

Pernah lagi suatu ketika, kami berbondong-bondong datang berkenalan dengan pacar barunya. Seperti biasa dengan cake dan sekeranjang buah-buahannya. Sudah saling berkenalan, kedua orang tua sudah mulai menjalin silaturahmi sebagai calon besan. " maaf ya bu, anak saya sering ngambek sama anak ibu " demikian salah satu kata-kata dari ibu pacar adek kepada mama saya. Hubby sebagai jubir sudah mengeluarkan kata-kata wasiatnya " semoga perkenalan hari ini bisa berlanjut ke hubungan yang lebih serius lagi... blablablabla... ". Tapi lagi-lagi terjadi. " Udah putus gue ". Mama kami tugaskan untuk menginterogasi si adik. Lalu keluarlah alasan-alasan dari si adik kenapa dia memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi hubungannya dengan sang pacar.

Kali ini (kemarin tepatnya) si adek mengumpulkan kami lagi sekeluarga. Tujuannya pun sama, berkenalan dengan keluarga pacarnya. Reaksi dari keluarga

Hubby : Males aaahhh.... malu aku, soalnya aku kan selalu jadi jubir
Mama : Kali ini kamu serius ya, mama udah pusing deh kenalan-kenalan melulu
Adek cewe : Ga percaya gue!!
Papa : Awas ya, jangan sampe kenalan sekarang trus awal Juni kamu putus!
Adik ipar : Kenalan gampang, yakin dulu 1200%
Saya : Gue ga mau beliin kue lagi. Yang dulu aja belum elu ganti :p

Minggu sorenya, adik saya hilang!! Di BBM ga jawab, di telpon ga diangkat.
Siang-siang saya sampai dirumah mama, tapi saya mendapati rumah kosong. Papa pergi melayat tetangga yang meninggal. Mama pergi kerumah kakaknya di Cirendeu. Adik cewe dan suaminya pergi kerumah mertuanya. Saya bengong. Hubby ngamuk " gimana mau nikah? ngurusin yang kecil gini aja berantakan!!! "

Usut punya usut adik saya ternyata sedang reuni dengan teman-teman SMAnya dan si pacar dia ajak serta. Namanya reuni biasanya ada mulut-mulut jahil yang membuka kejelekan masa SMA kita. Belum lagi saat reuni, bagi yang membawa pasangan biasanya para pasangan ini menjadi kaum minoritas. Si pacar pun ngambek sewaktu teman-temannya si adek membuka aib si adek semasa SMA dulu. Tahu si pacar makin ngambek, teman-temannya malah makin jahil.

Akhirnya acara perkenalan yang sudah ada didepan mata mulai berantakan. Si adek bertengkar dengan pacarnya. Kembali mama yang turun tangan. Duuuhh....

Kata adek yang cewe, " mungkin uda (kakak laki-laki, bahasa Minang) harus MINUM air kembang kali bukan sekedar mandi lagi ". Ngedengernya aja saya udah ngakak guling-guling.
Kata hubby " lu harus kasih pengertian sama pacarlu. Harus saling percaya. Kalau caranya begitu terus, ya susah "
Papa memilih skip kekamar dan nonton TV
Kata Mama " ...... " (susah nulisnya soalnya seperti biasa namanya juga ibu-ibu ngocehnya panjaaaaaaaannngg)

Walopun kita semua sering mengolok si adek cowo ini, tapi intinya kita sayang padanya dan kita selalu menginginkan dia mendapat yang terbaik.

Makanya dek, banyak shalat Dhuha biar dilancarkan semua urusannya.

Friday, May 7, 2010

Perjalanan Pulang Kantor - 2

Kemarin sewaktu twitter memberitahu bahwa ada kereta anjlok di stasiun Manggarai, saya mulai kasak-kusuk mencari tebengan. Tebengan sampai Bintaro jelas susah didapat. Tapi dapat tebengan sampai Blok M. Lumayaaann... saya pikir setengah kemacetan sudah kita lewati. (ternyata salah!!!!)

Saya turun didepan Pasaraya Blok M, niatnya mau naik taksi tapi menimbang-nimbang lalu lintas macet. Saya piluh naik bis. Yup, bisnya Metro Mini S74 kendaraan favorit saya semasa SMA dulu :)

Naik dari depan Pasaraya tersebut, belum apa-apa bisnya udah jalan tersendat-sendat. OK lah macet lampu merah. Diperempatan Melawai, bis belok kanan dan mulai menyusuri jalan Melawai. Saya terkenang-kenang dengan masa kejayaan Melawai semasa SMP dulu. Banyak yang berubah nampaknya. Lagi asyik terkenang-kenang, baru saya sadari.... Looohh kok bisnya ga jalan?? celingak-celinguk, eeehh... supirnya hilang!!!
Saking lamanya bisnya diam ditempat itu, saya sampai nanya ke ibu-ibu sebelah saya " bu, ini bisnya mogok atau ngetem ya? kok lama amat?? ". Ternyata emang begitu, kalo di Melawai ini sering ngetem lama. Saking lamanya sampai supirnya bisa turun dulu dan merokok, weleeehh....

Dari Melawai bis menuju wilayah Barito. Dari bundaran Barito (deket taman Barito) bis belok kanan menuju arah Mayestik. Agak tersendat sedikit, biasa deh turun naik penumpang. Dari Mayestik menuju arah kebayoran lama lalu masuk jalan arteri Pd. Indah. Macet lagi. Duuuhh.....
Baru normal diwilayah Kostrad menuju Tanah Kusir. Sewaktu memasuki wilayah Tanah Kusir, hubby menelpon saya, kebetulan dia masih dalam perjalanan pulang dari kantor. " Mau dijemput dimana? ". Berhubung sudah Tanah Kusir, dengan semangat saya bilang " ketemuan di Soto Kudus yuk, sekalian makan malam. Aku udah di Tanah Kusir nih, sebentar lagi sampai ". Bis jalannya tersendat-sendat banget, tapi saya masih sabar. Sepuluh menit kemudian, bis belum beranjak jauh dari tempat sebelumnya dan hubby sudah menelpon lagi, " aku udah sampai, kamu pesan nanti aja ya ". tapi saya tetap bersikeras " pesan langsung aja, aku soto kudus pisah sama teh manis hangat ".

Begitulah, restaurant soto kudus yang harusnya bisa dicapai dalam waktu 15 menit dari tanah kusir dicapai dalam waktu hampir 45 menit. Tapi ga apa-apa, begitu tiba, soto kudus dan teh saya sudah terhidang walaupun mulai agak dingin. Dan saya mengenang kembali perjalanan dengan Metromini teman seperjuangan semasa SMA dulu :)

Perjalanan Pulang Kantor - 1

Pulang kantor bisa menjadi " bencana " buat saya yang berkantor di wilayah Sudirman. Begitu jam menunjukkan angka 5, dan kita melangkah keluar kantor yang nampak didepan mata hanyalah antrian mobil-mobil yang melawan kemacetan. Untungnya saya pengguna kereta. Saya tidak perlu stress atau lelah dijalan menghadapi kemacetan. Dengan kereta hanya memakan waktu 45 menit untuk sampai dirumah saya diwilayah 'luar' Jakarta.
Bagaimana kalau kereta ga ada??? Ini yang terjadi pada saya kemarin.

Waktu twitter menginformasikan bahwa ada kereta anjlok di Manggarai, kami (saya dan teman-teman pengguna kereta lainnya) mulai bingung. Semua perjalanan kereta bermasalah. Bekasi, Serpong dan Bogor.

Naik taksi?? bukan pilihan bagus. Berapa ongkos yang kami habiskan? Sebut saja teman saya yang tinggal dikawasan Bekasi bisa menghabiskan Rp. 120.000 untuk perjalanan pulangnya yang dilengkapi dengan kemacetan. Saya mungkin berkisar 60 - 70 ribu (atau bisa juga lebih tergantung kondisi jalan). Rasanya ga rela aja menghabiskan uang segitu banyak hanya untuk sekali perjalanan pulang. Alternatif lain? mencari tebengan. Begitu tau kereta bermasalah, saya udah sibuk telpon sana-sini nyari tebengan. Kadang beruntung, kadang tidak.

Biasanya saya mencari tebengan keluar dari wilayah Sudirman
setelah itu perjalanan saya hanya tinggal sisanya menuju Bintaro walaupun kondisinya tidak jauh lebih baik juga.

Makanya waktu boss saya memutuskan mau memindahkan kantornya kepinggiran Jakarta Selatan ada rasa seneng tapi sedih juga. Senangnya karena tidak membutuhkan perjalanan jauh menuju kantor, saya masih bisa menyetir kendaraan sendiri menuju kantor nantinya. Sedihnya, susah kalau bikin janji. Seperti biasa kita sering bikin janji pulang kantor dengan teman. Entah sekedar ngopi, entar makan malam atau nonton. Kalau berkantor dipinggiran agak malas pastinya. Udah deket rumah kok malah pergi lagi.

Ga tau deh gimana jadinya, yang jelas perjalanan pulang kantor itu memang mengerikan :(

Friday, April 30, 2010

National Geographic

Di blog ini saya pernah menuliskan kesenangan saya akan menonton TV. Saya pernah addict banget sama serial CSI (NY, Miami hingga Vegas), serial Criminal Mind hingga Supernatural.
Saya juga pernah seneng banget nonton Jon & Kate plus Eight hingga Food Jammer. Atau dari Nigella Bites hingga Miami Ink.

Beberapa bulan terakhir ini saya sedang suka nonton National Geographic. Favorit saya Theme Week (saya mulai jatuh cinta sewaktu hari bumi kemarin tentang Shark Eden), Wild Wednesday hingga Mega Thursday. Hubby saya malah ketagihan nonton Monkey Thieves hingga Mega Factory.

Saya suka menonton Shark Men tentang sekumpulan seorang ilmuwan yang mempelajari kehidupan ikan hiu bersama sekumpulan nelayan yang menangkap dan menandai ikan-ikan hiu disepanjang pantai Guadalupe Mexico. Atau tentang awal mula, perkembangan hingga situasi pabrik Ikea langsung dari pusatnya di Swedia.

Satu lagi favorit saya adalah tentang About Asia (juga di National Geographic). Disini kita bisa mengetahui pesatnya perkembangan di Korea Selatan yang berbanding 360 derajat dengan saudaranya si Korea Utara yang teramat miskin.
Di About Asia ini saya sedang asyik menikmati Somewhere in China (The Adventure of Hutchens Brothers) yang menceritakan tentang perjalanan kakak beradik Jeff dan Peter Hutchens yang berprofesi sebagai fotografer dan pembuat film. Kedua kakak beradik ini besar di Cina, sehingga mereka pun memutuskan kembali ke Cina dan berpetualang hingga pelosok-pelosok Cina.

Mungkin sampai beberapa bulan kedepan saya masih jatuh cinta dengan National Geographic ini dan channel TV saya akan tetap terpasang disini. Belum tau selanjutnya saya suka pada apa lagi.

Friday, April 9, 2010

menjual Indonesia....

Udah berapa hari ini saya sering mantengin channel TV National Geographic di TV Kabel dirumah. Saya suka nonton Monster Fish, Shark Men, Mega Factories hingga Theme Week yang mysteries. Tiap kali saya nonton dan dijeda iklan (tapi bukan iklan kaya TV lokal sini yaa...) ada satu yang yang bikin saya gemes. Iklannya Tourism Malaysia. Gemes kenapa???
Soalnya hampir semua budaya yang dijual Malaysia di iklan itu adalah budaya Indonesia!!
Bahkan monyet Bekantan yang jadi lambangnya Dufan juga udah diaku-aku sama Malaysia.

Trus saya sering juga nonton Discovery Travel and Living. Saya sering nonton negara Thailand yang di explore baik dari segi makanannya, budayanya, gaya hidupnya. Singapura juga sering disebut-sebut. Malaysia juga banyak dibedah sama Discovery Travel & Living. Tapi Indonesia jaraaaanng banget. Kayanya semua mentok sampe Singapura aja, abis itu lompat ke Australia deh. Indonesia dilewatin begitu aja.

Beberapa waktu lalu, di AXN ada acara tentang pesulap Jepang yang namanya Cyril yang beraksi dijalanan di beberapa kota Asia. Waktu udah sampe Singapura, hubby bilang " wah minggu depan dia di Indonesia kali yaa... ". Ternyata engga tuh. Si Cyril malah balik arah menuju ke Taiwan. Amazing race juga gitu, sering ke Singapura tapi ga ke Indonesia. Cuma sekali aja Amazing Race Asia yang mampir ke Indonesia waktu season pertama dulu kalo ga salah.

Di channel Li (Live Inspired) juga ada acara yang namanya Luke Mangan. Ceritanya si Luke ini adalah Chef terkenal dari Australia dan pemilik sebuah restaurant yang namanya Glass. Nah si Luke ini datang ke kota-kota Asia (Singapore, Thailand, Malaysia, Vietnam) kemudian dia balik ke Australia lalu memasak ulang masakan-masakan Asia tersebut tapi disesuaikan dengan lidah orang Australia, dan lagi-lagi ga mampir ke Indonesia. Soalnya saya nontonin terus acaranya dan ga ada tuh explore makanan Indonesia. Gemes ga sih???

Yang paling sebel lagi adalah beberapa waktu lalu di Animal Planet ada acara soal kehidupan orangutan. Tapi naratornya ga bilang pulau Kalimantan. Dia bilang " Borneo Island ". Haduuuhh... sementara dari SD dulu kalo ulangan IPS ada pertanyaan " darimana kah asalnya orangutan? pasti jawabannya Kalimantan bukan Borneo. Emang siiihh... Borneo kan nama lamanya Kalimantan. Tapi kenapa Borneo melulu yang diucapin?? susah ya bilang Kalimantan???

Padahal yaa... kalo para crewnya Travel & Living datang ke Indonesia, pasti mereka kagum sama keindahan Indonesia. Tapi kenapa sih Indonesia jarang diexplore?? mungkin kalo dihitung-hitung, lebih sering mereka menjelajah Thailand daripada Indonesia. Monster Fish aja sempet-sempetnya bikin acara di Thailand waktu mereka menyelidiki soal kehidupan ikan pari raksasa air tawar yang hidup di sungai-sungai di Thailand. Oh ya, Indonesia bukan cuma Bali aja. Soalnya Bali sering disebut tapi Indonesianya jarang. Ironisnya banyak yang nyangka Indonesia adalah bagian dari Bali :(

Waktu saya ngobrol sama temen soal 'kegemesan' saya ini. Temen saya bilang " kan udah ada program Visit Indonesia, Tahun Kunjungan Wisata.... blablablabla.... ". Tapi saya bilang, saya ga pernah liat tuh di TV.
Iklan kita jaraaaanng banget muncul di TV, kalah dibanding iklannya Malaysia, Thailand, Korea sampai India.
Sekalinya yang sering banget muncul itu kan visit Jakarta (pantes Jakarta jadi makin macet aja). Tapi itu pun ga 'nendang' sama sekali. Yang lucunya, salah satu yang dijual di iklan tersebut adalah Planet Hollywood. Kenapa sih bukan museum-museum Jakarta yang dijual??
Jawabannya adalah banyak museum di Jakarta yang engga terawat. Sayang banget.

Padahal kita semua pasti bangga banget kalo nama Indonesia disebut-sebut didalam acara TV Internasional kan?? tapi bukan disebut karena abis dibom sama teroris, bukan disebut karena hal-hal negatif.
Pasti kita bangga dong kalo misalnya Pulau Komodo masuk dalam acara di Natgeo atau acara Karapan Sapi di Madura masuk di Discovery Travel and Living.

Gimana ya cara menjual Indonesia?? Yang paling penting semua warisan budaya tersebut tetap ada ditangan kita dan ga diaku-aku orang lain.


Tuesday, March 30, 2010

butuh : WAKTU

Lagi keasyikan menjalani hidup nih sampe lupa nulis :D
Kemarin dapat project kecil bikin goodie bag buat adik yang mau resign dari kantornya. Alhamdulillah sukses.
Ngerjainnya pas lagi Earth Hour sambil nonton Max Payne dan ngemilin roti abon yang Breadtalk look-a-like. Sorga dunia banget ga sih???

Bayangin aja, udah berusaha menyelamatkan bumi dengan ikutan program Earth Hour, makan enak plus ada project kecil lagi. Oh iya, ngomong-ngomong soal Earth Hour, seperti biasa kayanya cuma rumah saya aja yang ikutan. Soalnya pas jam 20.30 waktu saya dan hubby matiin lampu. Kita sempat ngintip rumah tetangga dari teras atas. Kok kayanya rumah kita aja yang gelap?? Ga papa deh, yang penting kan kita ngejalanin. Insya Allah para tetangga bisa join Earth Hour tahun depan.

Bisnis kaosnya tetap berjalan. Alhamdulillah batch ke-2 udah siap diluncurkan ke pasar. Seru juga bikinnya. Soalnya saya dan si pembuatnya beda kota. Jakarta - Bandung. Tapi Alhamdulillah lancarrr....

Entah kenapa saya lagi pengen banget berenang. Pengen snorkeling segala malah. Gara-gara ada temen baru pulang snorkeling saya jadi kepengen juga. Tuuuh kaaann... saya paling gampang dirayu :(

Ada temen bisa bikin kue, saya kepengen. Ada temen snorkeling, saya juga kepengen.

Long weekend besok Insya Allah saya ke Sukabumi dalam rangka ada sepupu yang akan lamaran. Udah dapat penginapan di Salabintana. Insya Allah syerrruuuu....
Pengen berenang juga sih di apartemennya iparku di Rasuna. Udah lama ga berenang. Terakhir waktu tahun baru 2009 kayaknya *sigh*

Trusss... masih belum baca Lost Symbol (duh) tapi kepengen nonton Teach your Dragon yang versi 3D. Jadi yang saya butuhkan adalah : WAKTU!!!!

Wednesday, March 17, 2010

Kursus Mambuat Kue

Ceritanya saya mengisi liburan Nyepi dengan mengikuti kursus membuat kue. Hubby sih seperti biasa selalu mendukung. Apalagi pas saya bilang " kalo udah ikut kursus, ovennya jadi dibeliin ya? ". Hubby mengangguk " Beres!! ". Sip-sip-sip. Saya jadi makin semangat ikut kursus.

Hari Rabu saya bangun pagi, mandi dan sarapan lalu berangkat kursus. Ga bawa apa-apa, cuma bawa pulpen aja. Soalnya saya emang ga punya peralatan membuat kue. Belum, maksudnya! Hehehe

Sampai ditempat kursus, parkir mobil lalu menuju kelasnya. Pesertanya cuma 6 orang. Dan seperti biasa saya yang paling muda. Lima peserta yang lain para ibu. Rata-rata sih udah mulai mengerti soal perkue-an. Sementara saya blank sama sekali. Makanya saya masih agak-agak bingung waktu ada istilah, sponge cake, butter cake, cotton cake atau soal margarine dan mentega. Tapi senengnya, saya bisa nyobain memasak kue sendiri (walopun asistennya segerobak). Selain praktek ada juga teorinya. Serulaaah... apalagi buat pemula yang buta sama sekali soal kue seperti saya. Soalnya saya kan cuma tau makannya aja :D

Tapi ada juga yang bikin kesal, selain karena paling muda kayanya saya emang bener-bener ga ada persiapan apa-apa. Waktu ditanyain soal loyang cake. Saya bilang ga punya. Waktu saya salah ngebedain antara loyang cupcake atau loyang muffin, saya bilang " saya ga punya keduanya ".

Sebelnya lagi ada ibu-ibu yang katanya udah menerima pesanan kue, tapi tetap ikut kursus kemarin. Yang bikin dongkol, ibu ini selalu memotong penjelasan dari pengajarnya. Misalnya soal memasukkan mentega paling akhir pada adonan. Ibu itu yang menjelaskan lebih lanjut. Soal oven, ibu itu cerita soal oven yang dia pake dirumah. Atau soal pesanan kuenya " Hari ini aja saya ada pesanan 10 loyang lhoooo ".
Ga papa sih kalo masih mau belajar, tapi jangan mengganggu dong. Apalagi buat yang masih buta kaya saya. Terganggu banget jadinya.

Trus waktu saya ditanya pake oven apa dirumah. Walaaahh.... boro-boro, ovennya belum dibeli. Tapi bu gurunya bilang " ga papa belajar dulu, nanti udah tau apa aja yang harus dibeli " Saya juga baru sadar kalo mau serius menjadi tukang kue, butuh modal yang lumayan besar untuk investasi loyang, mixer, oven dan segala pernak-pernik membuat kue lainnya.

Belum tau sih apakah saya akan serius bikin kue. Tapi bukan berarti suatu hari nanti saya bisa bikin kue tart dengan tangan saya sendiri. Amiiiinn *doa yang kenceng*