Thursday, May 20, 2010

masalah dengan janji-2

Gara-gara posting saya tadi pagi, ada seorang teman yang bilang " hmmm... mungkin teman kamu ga punya handphone kali, jadinya dia bermasalah dengan janji ". Saya kasih tahu yaaaa.... temen saya punya 2 (DUA) buah handphone! satu GSM dan satu lagi CDMA (yang iklannya 1000 perak / jam itu :p).

Dulu banged, adiknya pernah bilang ke saya, " saya juga ga tau apa yang dia (kakaknya) kerjain, tapi kok kayaknya sibuuuukk... aja ". Memang sih, semenjak lulus SMA kami berpisah karena saya masuk universitas di Depok sementara dia memilih bekerja. Tapi kalau ditilik, temen saya ini emang gayanya 'sibuuuuuuukk' banget. Kadang-kadang saya sampe bingung liat kesibukannya.
Kerja dikantor (OKE), Pengajian (OKE), Kuliah lagi (OKE) tiga hal ini yang menurut saya masih wajar.
Lalu suatu ketika dia baru keluar dari rumah sakit karena DB, sebagai seorang teman yang baik, seminggu kemudian saya menelponnya menanyakan kabarnya. Dia bilang " gue baru aja jatuh dari motor " HAH??? baru keluar dari RS sekarang malah jatuh dari motor??? kenapa???
" Jadi gini, waktu itu gue janjian sama temen gue mau main tenis, karena buru-buru kita naik motor. Ternyata disalip mobil dan temen gue hilang keseimbangan trus kita jatuh dari motor ". Okeeeeyy.... Err... main tenis?? sejak kapan dia main tenis?? Karena menemukan 'keanehan' soal main tenis ini, saya jadi lupa menanyakan kondisinya karena jatuh dari motor itu. " Hmmm... lu bisa main tenis sekarang? hebat dong " kata saya. Tau jawaban apa yang saya terima dari dia?? " Hmmm... sebenernya sih gue ga main, cuma nemenin doang dipinggir lapangan ". Oalaaaaaahh.... *garuk-garuk aspal*

Semalam saya ngobrol sama temen saya yang psikolog. Kata temen saya, sifat temen saya ini udah habit yang mendarah daging. Mungkin orang tuanya ga seperti dia, tapi sifat seperti ini bisa saja muncul pada siapapun. Mungkin karena temen saya belum pernah berada dilingkungan yang 1) strict dengan waktu atau, 2) lingkungan resmi dan formal. Sehingga dia merasa tiap hari waktunya santai dan dijalankan seperti maunya dia saja.
Trus soal ke'sibuk'an temen saya yang super ajaib ini??
Balik lagi temen psikolog saya bilang kemungkinan teman saya datang dari kondisi yang biasa-biasa saja. Biasa dalam kehidupan sehari-hari, biasa dalam pertemanan, biasa dalam pekerjaan. Sehingga ada kalanya dia pengen terlihat atau mungkin "exist" dimata teman-temannya yang lain. Pengen kelihatan gaul, pengen kelihatan banyak acara.
Dan saya cuma diminta, lebih banyak pengertiannya untuk temen saya yang bermasalah itu. Well... that's what friend are for, right??

No comments: