Monday, May 17, 2010

pengganti 3 in 1

Setiap pagi sambil bersiap-siap berangkat ke kantor, saya dan hubby selalu menyempatkan nonton TV. Standar sih, paling-paling berita. Tapi kalau udah bosen, channelnya dipindahin ke TV kabel. Apalagi kalo berita-berita yang diulang-ulang melulu tapi ga jelas ujung pangkalnya, kaya Century, Lapindo, KPK, Susno, dll, dll. Ah, cuma bikin pusing aja :D

Tapi pagi sambil sarapan, TV saya pasang di salah satu TV lokal yang sedang menyiarkan berita. Yang menarik adalah, mengenai rencana pemerintah membuat wilayah berbayar menggantikan 3 in 1 yang dinilai ga sukses. Plis deh pemerintah, wong tiap pagi aja joki-joki 3in1 'bertebaran' disepanjang mulut pintu masuk jalan protokol kok. Didepan kantor aja banyak tuh berdiri berjejeran, tiap pagi dan sore.

Wilayah berbayar ini akan menerapkan tarif Rp. 20.000 untuk mobil dan Rp. 7.500 untuk motor. Niatnya adalah untuk mengurangi para pemakai kendaraan pribadi supaya beralih ke kendaraan umum.
Saya adalah orang yang jaraaaaaannng banget memakai kendaraan pribadi ke kantor. D'uh, jujur ya, saya aja yang pemakai kendaraan umum reguler lebih banyak kecewanya dengan transportasi umum kita sekarang ini, apalagi orang yang tadinya pakai kemdaraan pribadi trus 'dipaksa' menggunakan kendaraan umum?

Sebut saja Transjakarta. Proyek yang (katanya) dinilai bisa mengurangi macetnya Jakarta pernah nyaris membuat saya darah tinggi dan keram kaki. Kenapa???
Dari menunggu bisnya yang amburadul, berebut naik dan terjepit-jepit. Hingga menunggu bisnya yang baru datang 45 menit - 1 jam lagi. Padahal dulu katanya bisnya akan datang 5 menit sekali. Yeah right!! :p
Trus apalagi?? Para pemilik kendaraan pribadi yang menerobos jalur busway yang membuat Transjakarta juga kena macet. Rekor saya? dari halte Landmark Sudirman jam 17.30 hingga halte Departemen Pertanian jam 20.30 nyaris 3 jam. Itu sudah termasuk, lama menunggu Transjakartanya, kena macet sepanjang Kuningan-Mampang-Buncit. Apa gunanya ada Transjakarta coba??

Bis-bis yang beredar di Jakarta juga tidak menawarkan kemudahan dan kenyamanan bari penumpangnya. Memang sih kalau pengen nyaman jangan naik bis. Loh saya kan cuma informasi aja. Maksudnya kalau meminta semua pengguna kendaraan pribadi naik kendaraan umum, mbok ya kendaraan umumnya dirapihin dulu :)
Contohnya beberapa waktu lalu saat kereta bermasalah, saya naik bis MetroMini dari Blok M untuk pulang kerumah saya di Bintaro. Duuuhh.... udah ngetem melulu (sampai saya kira bisnya mogok :p). Bis yang sudah penuh sesak masih dijejali oleh penumpang masih ditambah tukang ngamen lagi.

Bis-bis patas juga tidak memberikan kenyamanan. ACnya lebih baik tidak disebut AC. Kursinya juga udah sobek-sobek. Sesaknya penumpang juga ditambah pengamen yang beraneka ragam. Dari yang pengamen individu menyanyi sambil membawa gitar hingga yang berkelompok (2-3 orang), yang membaca puisi hingga yang curhat colongan (" saya baru keluar dari penjara... blablablabla.... ").

Sampai saat ini transportasi andalan saya memang cuma kereta Express AC. Dari sisi waktu memang lebih cepat cuma butuh waktu 45 menit sampai 1 jam untuk sampai ke kantor dari rumah saya dipinggiran Jakarta. Kalau keretanya tepat waktu, sih enak. Yang sebel kalau keretanya mendadak dibatalkan karena mengalami kerusakan. Kata temen saya " iya dong, mesti dibatalkan daripada nanti ada sesuatu yang tidak diinginkan ". Iya sih, tapi masak dibatalkan bisa 2-3 kali seminggu dengan alasan rusak, masalah sinyal, kereta anjlok, dan berbagai masalah pembatalan lainnya. Kayanya pihak PT. Kereta Api gampaaaaanng deh ngebatalin schedule kereta. Ga kasian apa sama penumpang yang bertumpukkan distasiun??? Kalau tiap denger pengumuman di stasiun bunyinya hanya " kami mohon maaf atas keterlambatan " sampe bosen dengernya :(

Jadinya tadi pagi saya sama hubby jadinya pesimis deh soal jalur berbayar ini demi memaksa para pengguna kendaraan pribadi untuk naik kendaraan umum. Saya sih udah jadi pengguna kendaraan umum dari beberapa tahun lalu dan selalu kecewa dengan fasilitas angkutan umum kita. Tapi mau gimana lagi? Ga ada pilihan yang lebih baik soalnya :(

No comments: