Monday, December 28, 2009

dirumah aja

Kalo tiga tahun terakhir kemarin tiap akhir tahun saya udah enjoy liburan, tapi tidak tahun ini.
Pertama karena cuti saya ampir abis gara-gara liburan ke Bangkok kemarin. Kedua karena hubby lagi ada project dari kantornya yang membuatnya selalu nunggu panggilan selama long weekend kemarin.
Yah, (pinjem kata-katanya ipar saya) demi semangkuk berlian. Kayanya belum cukup deh pulang malem tiap hari. Sehingga masih ditambah masuk saat liburan *sigh*.


Makanya pas hari Jumat (natal) saya udah seneng banget mau masak ayam bakar pake panci baru yang (sebenernya udah agak lama dibeli tapi belum sempat dipake) dibeliin hubby. Mendadak hubby dapat telpon dan saya denger kalimat menyebalkan itu " aku mesti ke kantor "
Langsung males bikin ayam bakarnya deh.

Trus belum sampai disitu. Jam 12-an hubby telpon saya dan bilang " ga lama kok, jam 3-an aku pulang ". Saya langsung masak nasi, masak daging bumbu bali (ayam bakarnya batal!!!!). Dan iseng-iseng, saya kembali nonton Criminal Mind. Sampe ketiduran, bangun lagi, ketiduran lagi, bangun lagi. Loooh... ko hubby belum pulang juga???? pas ditelpon, " aku masih nyelesein report nih ". Jam berapa hubby sampe rumah akhirnya?? Jam 10 malem aja!!! Jauh banget lewatnya dari jam 3 sore sampe jam 10 malem. Huuuu....

Untungnya..... masa liburan ini, biarpun saya ga cuti, biarpun hubby kerja terus. Tapi saya disubsidi penuh sama hubby. DVD baru bergeletakan dirumah, serial Criminal Mind udah beli dong season 4nya ^_^. Dibeliin buku My Stupid Boss 2 juga.

Trus saya laporan ke hubby " biar kamu kerja melulu, tapi weekend kemarin aku dikelilingi sama cowo-cowo ganteng tauuuuu... ada Josh Duhamel (Transformer 2 : Revenge of the Fallen), Channing Tatum (GI Joe) dan Chris Pine (Star Trek) " Hehehehe...

Thursday, December 24, 2009

sumpah pengemis

Seringkali saya mendapatkan email mengenai daerah rawan di Jakarta, diperempatan, dilampu merah. Semuanya mengerikan dan seram. Lalu saya mendengar cerita seorang teman....

Teman saya (perempuan) mengendarai mobilnya sendiri tanpa supir. Seringkali dilampu merah mendadak ada pengemis disamping mobilnya. " Kalau daerahnya aman, gue berani buka jendela dikit trus kasih uang. Kalau daerahnya ga aman, gue cuekin aja ". Menurutnya seorang teman kantornya pernah ada kejadian. Niat mulia malah jadi petaka. Niat mau ngasih sedekah malah dirampok. Uang dua ribuan yang sudah siap mau disedekahkan, berganti menjadi handphone yang diambil paksa. Belum sampai disitu, kaca spionnya juga ikutan dicongkel. Semenjak itu temannya jadi trauma. Siapapun yang mengemis disamping mobilnya pasti diacuhkannya. Takut kejadian lagi.

Belajar dari pengalaman temannya, teman saya juga mengikutinya.
Sudatu ketika disuatu wilayah Jakarta siang hari teman saya menghentikan mobilnya akibat lampu merah. Lalu mendadak ada pengemis disebelahnya. Bukannya ga mau memberikan sedekah tapi menurut teman saya wilayah itu termasuk ga tidak aman. Akhirnya si pengemis diacuhkannya sambil mengangkat tangan dan mengucapkan maaf. Tidak terima diacuhkan, mendadak si pengemis berkata " dasar orang kaya sombong, semoga kamu celaka!!!! " Teman saya kaget. Tapi berhubung lampu sudah berubah jadi hijau, dia kembali berjalan sembari berdoa semoga sumpah si pengemis tidak menjadi kenyataan.

Teman SMA saya pernah cerita. Semenjak ada peraturan pemerintah mengenai larangan memberikan uang pada pengemis yang dia acuhkan. Suatu ketika setelah memberikan sedikit uang pada si pengemis teman saya malah kena satpol PP. Saat berargumentasi, " ini kan uang saya pak, suka-suka saya dong mau diapain " kata teman saya. Si satpol PP bilang " lho kan udah ada peraturannya Pak, artinya bapak engga taat peraturan ". Ujung-ujungnya malah kena denda yang lumayan besar. " Sedekahnya ga seberapa, dendanya lebih gede. Sial ". katanya bersungut-sungut.

Karena pengalaman teman saya itu. Kalau mau bersedekah, jadi jadi jauh lebih hati-hati. Masalahnya tiap hari sepulang kantor, saya selalu berjalan kaki dari kantor saya menuju stasiun kereta. Kemarin malam, saya berjalan dengan 2 teman yang juga akan naik kereta. Ditrotoar dekat stasiun kereta selalu ada pengemis ibu-ibu tua yang gaya meminta-mintanya berlebihan. Yah, saya tahu dia ga punya uang, saya tahu dia belum makan. Tapi masalahnya ga jauh dari tempat dia meminta-minta ada polisi lalu lintas berjaga. Takut kejadian seperti teman saya, setiap kali saya dan teman saya melintasi si ibu kami selalu mengucapkan " maaf ". Ingin memberi tapi takut. Lalu, mendadak si ibu menjerit kepada kami " semoga kalian jatuh dari kereta ". Dia menyumpah. Saya, dan beberapa orang yang sedang berjalan mendadak berhenti dan memperhatikan si ibu.

Lalu saya bergumam, semoga Tuhan tahu mana yang benar dan mana yang salah. Amin.

Monday, December 21, 2009

bayar hutang dan quality time

Udah hampir sebulan ini saya sering banget sendirian. Pulang kantor sendirian, liburan sendirian. Bukan berantem sama hubby. Tapi ini karena hubby lagi ada project yang mau dilaunch tanggal 1 January 2010 besok.
Waktu saya lagi ke Bangkok, mama saya pernah bilang ke hubby, " nanti selama intan pergi, kamu makan dirumah mama aja ya ". Boro-boro sekalipun ga pernah mampir. Wong hubbyku pulangnya malam melulu.
Seminggu kemarin juga gitu. Ada yang pulang jam 23.00 ada yang jam 21.00 ada yang 21.30.

Karena saya dan hubby masing-masing pegang kunci rumah sendiri, pernah ada kejadian. Pas lagi keasyikan nonton, saya ketiduran. Saya kebangun pas denger ada suara kresek-kresek. Begitu saya buka mata Jreeeeeennnggg......!!!! ada orang lagi buka laci meja samping tempat tidur. Ga tau nya hubby yang baru aja pulang jam sebelas malam aja :(

Long weekend kemarin saya udah mikir, mau kemana ya??? tapi langsung lemes pas hubby bilang " hari Jumat aku ngantor, takutnya Sabtu-Minggu terancam masuk juga ". Tapi langsung lega pas baca nota dinas yang ditunjukkin hubby bahwa dia hanya masuk Jumat aja. Sabtu - Minggunya bebas.


Jumatnya dimulai dengan bawa saya ke dokter dulu. Semalaman saya ga berhenti batuk. Selesai urusan dokter, si hubby berangkat ke kantor. Sementara saya?? tiduuuurrr..... obat batuknya bikin saya tidur melulu. Pantesan si dokter bilang " 2 hari ini jangan nyetir dulu ya bu, soalnya pasti ibu akan ngantuk ". Mau nyetir kemana dok? wong mobilnya dibawa suami saya ngantor kok huhuhuhu :(

Jam 6 sore si hubby nelpon saya " bentar lagi aku pulang ya ". Saya yang udah happy-happy, gigit jari lagi. Sebentar lagi maksudnya si hubby 2 jam kemudian, 3 jam malah. Karena si hubby baru sampai rumah jam 9 malam!!!

Sabtu pagi, saya masih teler kena obat batuk. Siangnya malah hubbyku yang teler kecapean. Yowislah, kita sama-sama istirahat. Tapi sorenya, hubbyku bilang gini " ke BP (Bintaro Plaza-red) yuk " Saya tau dia cape, tapi dia pengen nyenengin saya kayanya :D
Diawali dengan makan pizza hut dulu, saya potong rambut, mampir Gramedia lalu beli beberapa barang di Hero. Semua waktunya buat saya di Sabtu sore itu. Asiiiiiikkk....

Minggunya dia mengajak saya jalan. " yuk ikut aku aja daripada kamu dirumah ". Jadilah saya ikut mengintili aktivitas hubby saya seharian dari pagi sekitar jam 9 pagi kita sudah meninggalkan rumah. Pulangnya saya masih merajuk mau ke Poins Square mau beli DVD Criminal Minds. Saya tau banget dia udah capek. Tadinya sempat mau batal karena kita ngeliat segerombolan Jak-Mania yang mau siap-siap nonton bola. Langsung check Twitter, dan kita baru tau kalo pertandingannya ada di Senayan. Artinya Lb. Bulus aman. Ternyata.......

Ternyata ada acara musik (lupa entah Dahsyat atau Hip-hip Hura) di Poins Square Lb Bulus. Nyari parkir susahnya setengah mati. Tapi berhubung saya pengen beli DVD Criminal Minds, dengan sabar cari parkir juga.
Minggu sore kita sudah sampai dirumah lagi dan saya sudah mulai menonton DVD Criminal Minds pertama saya.

Kata hubby semua dilakukan untuk bayar hutang waktunya ke saya. Karena menurut dia, akhir tahun gini saya pasti ambil cuti 1 minggu bersama dia. Tapi tahun ini tidak bisa. Bayar hutang, quality time benar-benar dilakukannya pada saya. Saya tau dia stress nyari parkir setengah mati susahnya di Poins Square. Tapi demi DVD Criminal Minds saya, dilakukannya juga. Makasyi hubby untuk bayar hutang atau quality timenya. Ga ada hutang kok diantara kita :-))

Monday, December 14, 2009

i hate war!

Malam minggu kemarin saya benar-benar hanya berurusan dengan dapur-kamar tidur-kamar mandi. Ke teras aja engga. Kata hubby, saya kaya vampir yang takut sinar matahari :D
Kenyataannya? saya masih ga enak badan! Malah hari minggunya hubby juga ikutan sakit.

Weekend kemarin saya sebenarnya rafting dengan teman kantor, tapi saya memilih ga ikut karena masih flu.

Malam minggunya saya asyik baca Sherlock Holmes, sementara hubby nonton Valkyrie (Tom Cruise) yang ceritanya mengenai kudeta para petinggi tentara Jerman untuk membunuh Hitler. Selesai nonton, channel TV saya utak-atik. Pilihannya jatuh pada National Geographic, isinya?? juga tentang perang dunia ke 2 (Apocalyse of World War II), setelah itu saya nonton Inside the Legion yang juga tentang perang. Pokoknya sampai tengah malam kita berdua nonton yang berbau-bau perang terus.

Saya benci perang! Perang itu jahat. Disalah satu narasi dikatakan bahwa, ada wartawan yang selalu mengikuti jalannya perang. Makanya saya bisa menonton perang secara asli. Saya menonton proses eksekusi. Saya menonton detik-detik akhir bangsa Yahudi dikirim ke Auswitch, sebelum mati digas. Saya melihat para tentara Jepang yang mati sia-sia. Yang paling sedih? Binatang aja bisa mati sia-sia akibat perang. Anjing-anjing yang dibawa para tentara untuk berperang, yang sengaja dibuat kelaparan lalu diajari menyerang truk / kemah lawan dengan dalih mencari makanan sementara ditubuh mereka dipasangi bom. Saya benci perang!

Terakhir saya bilang ke hubby, harusnya malam minggu kita senang-senang, nonton yang enak-enak. Kenapa juga nonton perang begini?

Friday, December 11, 2009

tukang ikut campur

Weekend kemarin saya memutuskan mau dirumah aja karena ga enak badan. Tadinya janjian sama temen mau kasih oleh-olah liburan, tapi berhubung saya ga enak badan, saya ajak aja dia kerumah. Eh dia mau...
Jam 3 sore, teman saya sudah sampai dirumah. Awalnya liat-liat foto liburan dulu, cerita-cerita soal liburan, ngobrolin resep masakan, paket murahnya Air Asia sampe soal kantor. Saya dapat cerita lucu dari dia.

Teman saya kerja disebuah perusahaan trading. Jabatannya marketing, yang membuatnya sering berurusan dengan banyak orang. Dia pun cukup handal membina hubungan baik dengan para kliennya. Urusan anak klien masuk rumah sakit, klien menikah, atau urusan tetek bengek lainnya bisa diurus juga dengan baik. " Gue cuma mempertahankan hubungan baik ini Tan, kayak gue sama elu deh " katanya sambil menyeruput secangkir teh.

Tapi yang namanya dunia kerja, adaaaaa aja yang nyebelin. Ada temen yang pengeeen tau aja apa-apa yang lagi dikerjain sama orang lain. Padahal yang dikerjain itu berhubungan sama urusan kerja.

" Gue lagi terima fax. Baru aja faxnya gue terima, lagi gue baca. Tiba-tiba temen gue ngedatangin gue dan nanya apaan sih isi faxnya. Padahal ya, dia bagian apa, gue bagian apa " ---kejadian 1

" Gue sedang berdebat dengan calon klien gue dengan nada yang agak tinggi. Padahal temen gue ini mau ke dapur mau bikin kopi, pas dia denger gue marah. Tiba-tiba dia batal kedapur dan malah berdiri disamping cubicle gue. Mendengarkan pembicaraan gue. Begitu gue matiin telpon, dia langsung nanya ada apa " ---kejadian 2

" Urusan gue beli bunga duka cita keluarga klien gue diributin sama dia, padahal boss gue udah approved. Lagian yang gue pake duit perusahaan bukan duit dia. Ini juga demi memaintain hubungan dengan klien " ---kejadian 3

Yang bikin saya ngakak, temen saya bilang kalo temennya yang reseh ini adalah seorang cowo. Padahal biasanya yang suka pengen tahu urusan orang adalah cewe. Cowo ini punya istri dan anak. Kerja dibagian yang berbeda dengan teman saya. Tapi punya rasa ingin tau yang demikian besar sampe orang lain jadi ngerasa sebal dengan kelakuannya.
Namanya juga kantor. Siapa teman siapa lawan cuma diberi batasan garis yang tipis. Tergantung bisa-bisanya kita menjaga diri. Ada yang punya pengalaman sama??







Tuesday, December 8, 2009

tempelan kulkas

Mungkin saya termasuk yang ga nyusahin kalo minta oleh-oleh. Kalo ada yang pergi keluar negeri dan mendadak ngasih saya parfum Thierry Mugler atau tas Miu Miu keluaran terbaru siy ga nolak juga :-))

Tapi, yang paling saya sering minta cuma satu. Tempelan kulkas. Satu aja cukup. Yang penting ada nama negaranya dengan jelas terpampang. Dikulkas saya dirumah, berbagai tempelan kulkas dari berbagai negara tertempel manis disana. Negara-negara Asia Tenggara macam Singapura, Thailand dan Malaysia sudah berjubel saking banyaknya. Lalu ada dari Korea, Taiwan, Jepang, Jerman, New Zealand, Belgia, Italy, Prancis, Spanyol, Austria hingga Venezuela terpampang disana. Itupun masih dibedakan dari kota-kotanya. Misalnya dari Cina saya punya Shanghai dan Guangzhou.

Karena itulah teman-teman saya selalu berbaik hati memberikan saya oleh-oleh tempelan kulkas ini.

Makanya waktu tetangga saya datang kerumah, ia takjub melihat semaraknya tempelan kulkas saya " wah, sering keluar negeri ya? ". Dengan malu-malu saya bilang " sebagian besar oleh-oleh kok Bu " :D

Monday, December 7, 2009

Liburan (day-5)

Hari ini adalah hari terakhir saya di Bangkok. Koper sudah dibereskan dan saya sudah siap pulang ke Jakarta. Sebelum pulang saya masih sarapan dulu dihotel D'uh saya akan kangen dengan Madelinenya Swissotel yang enak banget dan menjadi favorit sarapan saya.

Selesai sarapan, koper mulai diturunkan bellboy. Sambil menunggu peserta yang lain kami berfoto-foto dulu didepan hotel termasuk dengan Somporn, tour guide kita yang selalu menemani kita tiap hari.

Jam 9 pagi kami menuju Suvarnabhumi Airport yang didominasi warna abu-abu dengan tiang-tiang besi bergaya futuristik. Setelah mengurus koper yang akan dimasukkan kedalam bagasi, kami muter-muter dulu, berfoto atau keluar masuk butik yang ada didalam airport.

Jam 12.40 kami take off menuju Singapura dengan pesawat SQ. Good bye Bangkok, see you again!!

Jam 2 kurang kami sampai di Singapura. Kali ini kami akan transit selama 5 jam!!! Ini karena salah satu tante saya merasa homey berbelanja di Changi. Kami sempat mondar-mandir dari T2 ke T3. Sepupu saya membeli tas dan ikat pinggang Charles & Keith yang sedang diskon sementara saya memilih berbelanja coklat.

Kami makan siang di salah satu counter makanan bernama Kopitiam Whitney. Menurut saya, kari ayamnya enak dibandungkan fishballnya. Kalau dipikir-pikir, gaya juga saya. Pagi sarapan di Bangkok, makan siang di Singapura dan makan malam nanti saya sudah ada di Jakarta. LOL
Sambil menunggu, saya juga menyempatkan main internet yang tersedia di Changi. Membuka facebook, plurk hingga menyelesaikan panen di ladang Farmville saya, sekedar menghabiskan waktu hingga mencari tahu apa yang terjadi selama 5 hari saya hidup tanpa internet.

jam 20.30 kami take off dari Singapura menuju Jakarta dan mendarat dengan selamat di Jakarta pukul 22.05 waktu Jakarta. Alhamdulillah....
Saya pulang nebeng tante hingga Mc.Donald Bintaro sektor 9 dan dijemput hubby disana. Waktu menunjukkan waktu jam 00.05 waktu saya tiba dirumah. I miss you my home, my bedroom....


Liburan (day-4)

Pertanyaan pertama yang saya ajukan pada tour guide saya " Hari ini kita ga ke istana lagi kan? ga ke kuil-kuil lagi kan? saya boleh pake celana pendek kan? " Langsung dijawab " boleeehh... ". Hurraaa.... saya turun sarapan sambil dengan memakai atasan tanpa lengan, celana sedengkul dan flat shoes. Hari ini kita akan siap-siap belanja. Yaa.. B.E.L.A.N.J.A....

Tujuan pertama adalah pusat pengolahan madu. Disini dijual madu asli, bee pollen atau susu madu dan juga sari bunga. Dengan harga satu paket senilai sekitar 5000 bath. Saya memilih skip berbelanja disini. Lucunya, yang memberikan presentasi ditempat ini adalah seorang Thailand yang beragama Islam, pernah kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah (dekat rumah saya) dan pernah mengontrak rumah diwilayah Ciputat. Istrinya pun seorang Betawi asli. Pantas saja bahasa Indonesianya lancar banget!

Dari tempat pengolahan madu, kami menuju tempat makan siang. Lokasinya disebuah hotel bintang 5 tapi suasananya agak suram. Katanya ini termasuk hotel tua di Bangkok. Seperti biasa makanannya Thom Yam, nasi goreng khas Thailand. Tapi yang paling menarik adalah saya mencicipi beberapa kue khas Thailand. Kue ini sudah berkali-kali saya tonton di TV kabel (Discovery Travel & Living). Akhirnya kesampaian juga saya makan kue-kue tersebut. Favorit saya kue berasnya. Enak!

Sebelum belanja, kita mengunjungi Siam Ocean World dulu. Agak-agak miriplah dengan Seaworld kita tapi agak keren sedikit menurut saya. Serunya Ocean World ini terletak di basement sebuah mall besar di Bangkok yang bernama Siam Paragon. Setelah membayar tiket masuk (maaf saya ga tau berapa harganya, karena ini masih bagian dari tour kami) kami diberi sticker yang harus ditempel dibaju setelah itu kita memasuki wilayah " bawah laut ". Oh ya, sebelumnya kita foto dulu dengan latar belakang bawah laut. Tapi foto gratis tersebut malah lupa kita tebus waktu keluar dari Siam Ocean World @#$%^&*!!!!

Yang menarik perhatian saya adalah mobil chevrolet yang diisi air dan dijadikan akuarium, lalu ada juga kulkas, microwave, TV dan lemari tempat penyimpanan wine. Saya bisa memotret seekor penyu yang sedang bengong atau pinguin lincah yang mengikuti kemana tangan saya bergerak. Hal lain yang menarik, saat berada didalam tunnel (tapi ga ada ban berjalannya seperti di Indonesia), saya bisa memotret seekor ikan hiu besar yang sedang berenang pelan. Besaaaaarr banget. Sebelum keluar, kita foto-foto dulu didepan sebuah akuarium besar yang merupakan akuarium tempat pertunjukkan memberi makan ikan hiu. Diperjalanan keluar ada beberapa tabung yang berisi ikan-ikan aneh yang belum diklasifikasikan jenisnya. Bentuknya aneh-aneh.

Setelah puas didunia bawah laut. Kami naik kedunia " nyata ". Apalagi kalau bukan shopping! Kami memasuki Siam Paragon. Mirip-mirip deh dengan mall yang ada di Jakarta. Tetapi ada beberapa brand yang tidak masuk Indonesia. Sebagian rombongan berbelanja, sebagian lagi memilih duduk disebuah kedai kopi, sepupu saya memilih duduk di sebuah cafe internet. Sementara saya??? bolak-balik WC akibat kebanyakan makan salad mangga atau salad pepaya. Atau salad apapun jenisnya yang selalu menghiasi makan saya selama saya ada di Bangkok ini. Dengan kombinasi rasa manis-asam-pedas yang membuat kita susah untuk berhenti mencicipinya. Akibatnya, perut saya mulai berontak!!!!

Puas 'bertengger' di WC saya kembali kerombongan karena kami akan menuju MBK lagi. Di bis tour, saya dan Vera bosan dengan MBK dan merencanakan 'pelarian' kami ke mall yang lain. Sesampainya di MBK saya langsung bertanya pada tour guide saya kemana arah ke Dreamworld. Awad (tour guide kami) mengajarkan kami naik Skytrain menuju tempat yang dimaksud. " Dari terminal didepan MBK naik kearah Siam Stadium lalu turun, pindah jalur kearah On Nut naik lagi dan langsung turun distasiun berikutnya ". Awad malah tidak menyarankan kami naik taksi " nanti kalian diputar-putar jadinya, naik skytrain aja lebih cepat ".

Kami langsung menuju terminal yang terletak didepan MBK. Membeli karcis skytrain melalui mesin karcis dengan membayar 20 bath lalu kami naik ke peron. Seperti yang diajarkan Awad kami sampai di Dreamworld. Kesan saya tentang Skytrain? seperti yang sudah saya ceritakan di cerita pertama (day-1), terminalnya sangat bersih dan tidak ada coreta-coretan tangan nakalnya. Ada beberapa toko diterminal tersebut. Dan petunjuknya pun sangat jelas. Karena letak mall didaerah tersebut berdekatan, petunjuknya dibuat sedemikian detail. Sekali lagi, kalau aja di Jakarta ada skytrain ini....

Di Dreamworld kami langsung menuju Naraya, karena sepupu saya hendak membeli oleh-oleh untuk keluarganya di Padang sana. Saya juga sempat membelikan suami saya botol karet air panas. Lumayan buat ngmpres-ngompres perut kalo sedang masuk angin. Setengah jam berbelanja, kami kembali ke MBK dengan skytrain. Sempat putar-putar MBK sebentar sampai akhirnya saya memilih duduk karena kelelahan. Lucunya saat saya sedang istirahat, saya didatangi oleh research team MBK yang meminta saya mengisi angket. Hadiahnya? sebuah tas belanja. Lumayaaann....

Selesai shopping kami makan malam. Menu hari ini steamboat, nama restaurannya Yen Yen Suki. Akhirnya saya dapat juga sup Thom Yam ayam yang paling yummy selama saya ada di Bangkok ini.

Malam harinya kami mulai membereskan koper. Malam ini adalah malam terakhir di Bangkok. Semua belanjaan kami, pakaian kotor harus disusun rapih didalam koper. Sebelum tidur, tour leader kami masih sempat berkeliling ke tiap kamar peserta sambil membawa timbangan. Siapa tahu ada yang overweight. Untungnya walaupun saya bawa koper besar, masih dalam ambang normal 21 kg. Katanya SQ masih memperbolehkan hingga 25 kg.

Liburan (day-3)

Tujuan hari ini lagi-lagi ke istana. Padahal saya udah cukup gerah memakai celana panjang terus. Tapi berhubung mau ke istana, ga boleh pakai celana pendek. Kembali saya pakai celana panjang.

Istana yang saya kunjungi kali ini adalah istana milik raja Chulalongkorn atau Rama V atau raja ke-5 Thailand. Raja ini memiliki istri lebih dari 30 orang dan ratusan anak. Kalau pernah nonton film Ana & The King yang dibintangi Jodie Foster dan Chow Yun Fat. Nah film itulah yang menggambarkan mengenai kehidupan raja ini. Padahal kata tour guide saya, film tersebut dilarang diputar di Thailand.

Istananya terbuat dari kayu jati yang berbentuk rumah panggung. Kesan pertama saya?? sangat terawat. Duh kalo aja Indonesia bisa kaya begini. Sebelum memasuki istana, kita harus meninggalkan tas yang kita bawa. Mengambil foto pun tidak boleh. Jangan sampai ketahuan membawa kamera, bisa disita. Makanya foto-foto saya disitu hanya dibagian taman diluar istana saja. Sebelum memasuki kawasan istana, kita harus memasuki sensor dulu. Selesai disitu? belum! Setelah itu kita masih harus diperiksa dengan cara diraba-raba oleh penjaga museum. Yang cowo diperiksa penjaga cowo demikian sebaliknya.

Saat saya dan rombongan memasuki istana, bersamaan dengan murid-murid sekolah SD milik pemerintah Thailand. Yang lucu, semua potongan rambutnya seperti Cuplis difilm boneka si Unyil. Yaitu botak dan hanya menyisakan sedikit dibagian atas kepala. Memang seperti itulah potongan rambut murid sekolah rakyat. Sementara murud perempuan memiliki potongan rambut bob sekuping.

Yang pertama saya masuki adalah aula besar. Ada foto raja dengan istrinya. Menurut cerita hanya istri pertama dan kedua saja yang paling disayang oleh raja. Ada pula foto para istri-istrinya dengan pakaian kebesaran yang kuno. Lucunya semua istri atau mungkin para wanita Thailand masa itu memiliki rambut cepak. Oiyah, salah istri raja Chulalongkorn ada yang berasal dari Dago, Bandung!!!

Ruangan-ruangan lain ada yang khusus digunakan untuk menyimpan pedang koleksi raja, senapan koleksi raja. Ruang penyimpanan keramik karena raja ini mendapatkan pendidikan di Eropa. Maka koleksi keramik dan kristalnya didominasi dari kristal dan keramik Eropa. Ada ruangan yang menyimpan foto-foto beliau, termasuk foto saat beliau belajar di Eropa. Ada ruangan tempat beliau menerima tamu, ruang makan. Ruangan tempat beliau berbisnis. Ruang berkumpul anak-anak. Kamar tidur hingga kamar mandi. Semuanya terawat dengan baik. Ada beberapa ruangan yang tidak memperbolehkan kita masuk. Tetapi sekilas saya melihat semuanya sangat terawat. Berhubung istana tersebut terbuat dari kayu jati, termasuk juga lantainya. Sebelum memasuki istana. kami diminta melepas sepatu dulu dan menitipkannya ditempat penitipan.
Pemerintah Thailand juga merapihkan istana tersebut tanpa merubah bentuk aslinya dengan menambahkan beberapa lubang AC dilantai. Tapi bukti sewaktu Thailand sedang berperang dengan Birma dimana pasukan Birma pernah membom istana tersebut tidak diperbaiki sebagai bukti sejarah. Makanya ada beberapa atap museum ada yang rusak akibat perang.

Dari istana kami mengunjungi pusat permata Thailand. Sewaktu kami baru sampai kami mendapat softdrink sebagai welcme drink. Lalu kami menonton film tentang batu-batu permata Thailand dengan dinarasi dalam bahasa Indonesia. Setelah menonton film 7 menit itu kami masuk kedalam. Pertama kali kami melihat bagaimana batu-batu permata mentah digosok dan dijadikan batu yang sudah jadi dan bisa disematkan pada perhiasan. Masuk lagi kedalam, isinya seperti toko emas. Ada berbagai bentuk dan macam perhiasan yang dihias dengan berlian, ruby, amethys hingga zircon. Ada kejadian lucu disini, sewaktu saya dan sepupu saya memasuki wilayah berlian, kami dilarang oleh salah satu penjual dan meminta kami ke wilayah yang lain yang bukan berlian " Please go over there, this is for diamond ". @#$%^&*!!!!

Karena dilarang masuk ke wilayah berlian (sekilas saya memandang yang memasuki wilayah berlian hanya orang-orang tertentu saja yang memang kelihatan ' mahal'. Ok lah, saya dan sepupu saya pindah ke bagian yang menjual mutiara dan giok. Hasilnya? saya membeli sepasang anting mutiara, leontin dan cincin giok serta sebuah gelang dari batu-batuan.

Dari sini kita makan siang dulu. Saya lupa nama restaurantnya. Tetapi yang saya ingat, ayam bungkus daun pandannya endaaaaaannngg....

Selesai makan, tujuan kita adalah Reclining Buddha atau patung Buddha berbaring sepanjang 45 meter yang terbuat dari emas dengan mata yang terbuat dari mutiara. Untungnya disini kita boleh berfoto.

Setelah makan kita sampai di shopping time!!!
Tujuannya? MBK yang semalam kita masuki. Saya, sepupu dan tante langsung melipir masuk dan berkeliling MBK. Dari mulai jaket rajut, kaos-kaos masuk dalam daftar belanja saya. Kesan saya tentang MBK seperti ITC di Jakarta. Sama seperti tempat-tempat sebelumnya, kemampuan menawar kita harus abis-abisan. Kalkulator menjadi senjata utama disini karena tidak semuanya bisa berbahasa Inggris. Kalau kita menanyakan harga sebuah barang, mereka akan menunjukkan harganya dengan kalkulator. Kita bisa membalas dengan menunjukkan harga yang kita mau dengan kalkulator. Tawar setengahnya lalu pertahankan. Ini tips yang saya dapat dari seorang teman yang sering berbelanja ke Bangkok.

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 17.30. Saatnya makan malam. Kali ini makan malam kita ada di Bang Na dimana kita akan makan malam direstaurant seafood terbesar didunia dan tercatat di Guiness Book of Record. Katanya restaurant tersebut menempati lahan sebesar 12.000 m2 dengan 5.000 orang staff. Beberapa waiter / waitress melayani kami dengan sepatu roda. Ada juga pertunjukkan dimana seorang pelayan melintasi kolam yang ada ditengah restauran dengan kawat sambil membawa sup panas yang masih mengepul. Ini bukti betapa besarnya restauran ini. Cuma, berhubung restaurant ini terletak agak jauh dari pusat kota Bangkok sehingga makan malam kami hari ini agak telat. Belum lagi karena macett!!! Olala... macetnya Bangkok sama loh kaya Jakarta!


Liburan (day-2)

Hari ini tour dimulai dengan menuju sebuah kuil yang menurut saya baguuuuuss banget. Saya dan anggota rombogan berfoto-foto di kuil tersebut. Setelah itu kami menuju sebuah dermaga di sungai Chao Praya untuk menuju Wat Arun. Menurut tour guide saya, sungai Chao Praya ini adalah sungai yang dijadikan sarana transportasi oleh masyarakat Thailand. Saya juga menemukan beberapa perahu yang sengaja dijadikan perahu wisata bahkan dijadikan restaurant terapung. Mendekati Wat Arun, perahu kami berhenti disebuah kuil kembali. Kami membeli sebungkus roti dan memberikan makan ikan-ikan yang hidup disekitar dermaga tersebut. Ikan-ikan patin sepanjang tangan atau kaki orang dewasa dengan sigap memakan roti yang kami lemparkan. Selain ikan patin hitam, ada juga ikan patih putih. Menurut cerita apabila ikan patin putih tersebut memakan roti yang kita lemparkan, maka kita akan selalu sejahtera dan beruntung. Amiiiinn...
Masyarakat yang hidup disepanjang sungai ini juga tidak berani menangkap dan memakan ikan tersebut. Mereka menganggap ikan yang hidup di sekitar kuil ini sebagai ikan suci dan mereka, takut kualat!!!!!

Di Wat Arun kami melihat kuil besar yang dilapisi porselen. Tour guide kami meminta kami berhati-hati dalam menaiki kuil ini, Dengan anak tangga yang kecil dan curam, saya memutuskan hanya mampu menaiki 1/3 dari kuil ini. Repot kalau bisa naik tapi ga bisa turun :-))
Kata tour guide kami, kuil ini didominasi budaya Cina, karena porselen yang ditempelkan disekujur kuil ini adalah perselen dengan budaya Cina.

Di Wat Arun juga ada tempat berbelanja. Lucunya para pedagang disana bisa berbahasa Indonesia. Ini bukti bahwa para shopaholic disini didominasi oleh orang Indonesia. Istilah seperti " cape deeeehh " juga diketahui para pedagang ini, lengkap dengan gayanya menempelkan tangan didahi.

Selesai dari Wat Arun, kembali kami naik ke perahu menuju dermaga tempat bus kami menunggu. Setelah itu kami menuju restaurant di S.D Avenue hotel untuk makan siang. Makan siang kali ini baru terasa nikmat, masalahnya perut sudah benar-benar terasa lapar karena terakhir saya makan adalah saat breakfast di hotel.

Soal makanan bisa dibilang tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Saya sering makan-makanan peranakan yang nyaris sama dengan makanan yang saya temui di Bangkok ini. Hari ini favorit saya? Ayam yang ditumis dengan bawang bombay dan kecap dan dicampur dengan kacang mede :-))
Sayang disini, nasi gorengnya dicampur dengan babi.

Selesai makan siang, kami menuju Grand Palace atau istana raja Thailand. Untungnya sehari sebelumnya, tour guide kami meminta kami mengenakkan pakaian yang sopan karena akan berkunjung ke istana. Pakaian tanpa lengan atau celana pendek tidak boleh masuk kedalam istana. Untungnya pihak istana menyediakan sarung atau kemeja untuk pengunjung yang tidak mengenakkan pakaian yang pantas.
Disini saya (lagi-lagi) berfoto-foto diantara bangunan istana yang didominasi warna emas. Ada juga tempat sembahyang dimana terdapat emerald buddha. Tapi kami tidak boleh berfoto didalamnya.
Tidak lupa juga berfoto dengan para penjaga istana ini.

Sorenya kami kembali ke hotel.

Malam hari kami menuju Dreamworld mall dipusat kota Bangkok. Mallnya lebih kurang seperti Mall yang ada di Jakarta. Serunya lagi karena menjelang natal, sudah dipasang pohon natal besar dan juga kebetulan saat itu ada kegiatan kebudayaan Korea. Di mall ini saya berbelanja di sebuah toko bernama Naraya. Kata orang toko Naraya ini banyak didatangi oleh wisatawan Jepang. Dibandingkan toko yang lain, Naraya ini memang paling banyak pengunjungnya. Padahal yang dijual berbagai macam ukuran tas, berbagai macam dompet, sendal, celemek dan lain-lain. Yang unik, barang-barang tersebut dibuat dari kain seperti buatan rumahan.
Dari toko Naraya kami menuju butik Jim Thompson tempat dijualnya sutra kualitas no. 1 dari Thailand. Harganya? sudah pasti mahal lah...

Makan malam kami hari ini di Dreamworld mall disebuah restaurant bernama Shee Fah. Masakannya enak semua. Nasi gorengnya, ayamnya, sup thom yamnya yummy semua. Om saya pelanggan setia restaurant ini setiap kali beliau pergi ke Bangkok. Bulan November saja, dia sudah 3 kali mengunjungi Bangkok dan tidak lupa mempir untuk makan disini.

Berhubung malam ini kami " keluar " dari acara tour, maka selesai makan malam kami menuju Maboonkrong atau MBK dengan Skytrain. MBK ini juga merupakan pusat belanja yang diomongin orang-orang pernah ke Bangkok. Sayangnya saat sampai di MBK banyak toko sudah tutup, padahal jam baru menunjukkan waktu jam 21.10. Entah mereka memang taat peraturan yang mengharuskan tutup toko jam 21.00 atau hal lainnya.

Sebelum balik ke hotel kami pulang ke hotel tempat om saya tinggal. Beliau tinggal di Grand Sukhumvit hotel di tengah Bangkok. Dari MBK kami naik skytrain melewati 3 stasiun dan turun di deket hotel tersebut. Tadinya jalan kaki dari terminal skytrain tersebut menuju hotel hanya sekitar 5 menit, tapi berhubung kami mau kembali melihat-lihat dunia malam Bangkok kami mengambil jalan memutar. Saya lupa nama jalannya, tapi disepanjang banyak pub-pub yang ramai dikunjungi tamunya yang mayoritas bule-bule. Para pelacur menjajakan diri dengan pakaian super minim. Berkali-kali kami bertemu dengan para bule yang menggandeng 1-3 cewek lokal berpakaian minim. Belum lagi yang berciuman dengan hot dipinggir jalan. Masih ditambah lagi dengan beberapa penjual makanan pinggir jalan, penjual baju dan para pengemis yang menambah semarak jalan tersebut. Oh ya, saya sempat beberapa kali menemui penjual makanan yang menjual kecoa goreng, kalajengking, belalang hingga ulat goreng yang berjualan dengan gerobak besar.
Sebelum memasuki hotel kami masuk ke & Eleven supermarket yang menjamur diseluruh Bangkok. Beli minuman dingin dulu, lumayan jalannya rada jauh.

DAri Grand Sukhumvit hotel balik ke hotel kita (Swissotel Le Concorde) naik taksi 65 bath.



Liburan (day 1)

Tanggal 28 November kemarin saya pergi ke Bangkok dan menghabiskan waktu liburan 5 hari saya disana. Kesan saya tentang Bangkok? Hampir sama dengan Indonesia! Macetnya. Bedanya? Saya suka Skytrain yang ada di Bangkok. Saya juga sempat menyempatkan diri mondar-mandir naik skytrain tersebut. Agak norak juga, mengingat ga ada Skytrain di Indonesia. Mau naik busway? kecuali saat sepiiiiiii saya baru mau naik busway! Nunggunya itu loh ga tahan!!

Saya didrop hubby kerumah om saya di Rawamangun hari Jumat malam. Membereskan koper dan barang yang mau dibawa juga ngobrol dengan sepupu saya. Tak terasa sudah jam 3 pagi dan saya harus segera mandi mengingat kami harus naik pesawat SQ tujuan Singapura terlebih dulu.
Perjalanan menuju Singapura masih didominasi dengan obrolan dengan sepupu saya. Sementara penerbangan Singapura - Bangkok? saya tertidur mengingat saya belum memejamkan mata sejak semalam. Saya bangun hanya pada saat pramugari membagikan makanan :-))

Sampai di Bangkok dan selesai dengan urusan imigrasi, bis tour kami sudah siap sedia. Tujuan pertama?? Makan dulu!!!! Huaaaa.... makan lagi? soalnya perjalanan Jakarta - Singapura saya sudah makan nasi goreng di pesawat. Juga dalam perjalanan Singapura - Bangkok, SQ memberikan kami makan lagi (saya makan omelet). Makanya saat Somporn (tour guide kami) bilang " kita makan siang dulu ". Saya langsung lemes....

Memang kami sampai di Bangkok sekitar jam 11 lewat, sudah hampir makan siang memang. Makan siang pertama saya di Bangkok saya lupa nama restaurantnya tapi yang saya inget, saya jatuh cinta dengan Lemon Grass juice. Saya pun minum juice tersebut bergelas-gelas. Rasanya segeeerr....
Selesai makan, karena hari itu hari Sabtu, bus tour langsung menuju Chatuchak weekend market. Ini dia pasar yang sering diomongin orang-orang yang pernah ke Bangkok. Begitu turun saya, sepupu saya dan peserta tour lain langsung masuk kedalam pasar yang hanya buka pada hari Sabtu dan Minggu saja ini. Berbagai oleh-oleh masuk kedalam daftar belanjaan kami. Sebut saja, tempelan kulkas, gantungan kunci, dompet dan tas khas Thai semua saya beli. Dari Chatuchak, rombongan menuju Nopparath resto, apalagi kalau bukan? makan malam!!! padahal jam tangan saya masih menunjukkan waktu jam 6 sore.
Sambil menikmati makan malam kita dihibur oleh pertunjukkan tarian Thailand kayak cerita-cerita pewayangan gitu looohh... saya sih sibuk foto-foto aja, soalnya kostumnya bagus-bagus sih. Tarian tersebut juga dinarasi dengan 4 bahasa. China, Thai, Inggris dan Jepang.

Setelah makan malam (atau makan sore??) kami baru menuju hotel. Hotel kami namanya Swissotel Le Concorde agak diluar pusat kota Bangkok (namanya wilayah Chada). Selesai urusan check in kami kembali berkumpul di lobby hotel dan bersiap-siap menuju SuanLum Night market. Jadi kalau siang harinya kita belanja di pasar yang hanya buka hari Sabtu dan Minggu, malam harinya kita berbelanja dipasar yang hanya buka di malam hari. Belanjaannya?? selain belanja untuk diri sendiri, oleh-oleh juga bisa dibeli disini.

Sebelum pulang menuju hotel, supir bus tour kami mengajak kami berputar-putar Bangkok menikmati Bangkok diwaktu malam. Ternyata.... banyak tempat jajan pinggir jalannya!!!!!

Thursday, November 19, 2009

Lebih mandiri

Boss saya yang sekarang berbeda 180 derajat dengan boss saya yang dulu. Boss yang dulu, secara dia British, gayanya aristokrat banget. Istilah minum teh ala Inggris benar-benar diterapin sama dia. Hiburannya? kalo engga main golf, weekend dia habiskan minum teh dengan teman-temannya di hotel atau restaurant mahal. Mintanya tuh ga pernah yang aneh-aneh. Kalau menjelang weekend, palingan cuma minta " bookingin lapangan golf ini " atau " tolong booking di restaurant ini di hotel ini, saya mau undang teman-teman saya minum teh hari Sabtu sore ".

Nah begitu boss saya ganti jadi si Aussie ini. Bedaaaaaa banget. Pertama usianya lebih muda dari si British. ga muda-muda banget siih, mereka beda umur 6 tahun lebih muda si Aussie. Kedua, si Aussie ini lebih " gila-gilaan ". Kalau dulu saya cuma booking lapangan golf atau restauran. Dengan si Aussie ini lebih heboh lagi. Cariin track buat dia main motor trail, bengkel Ducati, Harley, perlengkapan trail, ini-itu yang jelas-jelas bagai bumi dan langit dengan si British.

Urusan makan juga lebih gampang Aussie ini. Saya sempat takjub waktu pertama kali si Aussie bilang " I want nasi with rendang! ". Sementara dulu, boss British saya sempat diare waktu dia makan rendang. Ternyata, makin lama perut si Aussie lebih meng-Indonesia lagi. Nasi with kari, nasi goreng, nasi uduk atau nasi kuning dari tumpengan bisa dia telan tanpa banyak komentar.

Si Aussie juga sangat mandiri dibandingkan si British. Urusan beli kopi Starbucks yang lokasinya berbeda gedung dengan gedung kantor kita, dilakoninya sendiri. Kalau dulu si British dulu minta kopi, artinya saya harus menyuruh office boy / girl untuk membelikannya. Tapi si Aussie? kalau mau kopi, dengan santai dia melenggang ke gedung sebelah. Jauh lebih mandiri.... hihihihi

Lalu masalah terjadi hari ini. Boss Aussie saya terjebak di gedung sebelah tidak bisa pulang. Kenapa??? hujan deras soalnya!!! Duh si boss, padahal tadi sempat saya tawari dibelikan kopi oleh office boy. Tapi dia tetap keukeuh mau beli sendiri. Kejebak hujan deh :)


Wednesday, November 18, 2009

Kutuan

Jadi ceritanya sekitar 2 minggu yang lalu dihari Sabtu, saya sedang asyik-asyik masak untuk makan siang. Tiba-tiba pembantu saya bilang gini :

P (pembantu) : mbak, anak saya kutuan. Obat pembasmi kutu yang bagus apa ya??
S (saya) : *langsung panik*. Ko bisa kutuan siy???
P : Disekitar rumah saya banyak anak-anak kecil kutuan, anak saya kan main sama mereka.
S : Hati-hati loh, kutuan bisa nular! Nanti saya cariin obat kutunya
P : Maklum deh mbak, kalo keramas kan ga pakai shampoo. Cuma pakai sabun aja.

Hubby yang mendengarkan percakapan ini langsung membisiki saya " besok kalo kamu ke supermarket, beliin aja deh si Rum shampoo yang ukuran besar, biar mereka pakai sekeluarga. Mungkin mereka ga mampu beli shampoo ".

Akhirnya saya pun mencari si obat kutu ini. Obat kutu merk Peditox ternyata sudah menjadi obat yang terlarang untuk dijual. Dari satu supermarket, ke drugstore semuanya bilang " udah ditarik dari pasar mbak ". Makasih ya buat mbak-mbak Century yang menyuruh saya membotaki kepala anaknya pembantu saya dan menyuruh saya menggarisi kepala anak malang itu dengan kapur kecoa dengan harapan kutunya ga muncul lagi. @#$%^&*!!!

Singkat cerita, saya mulai menjelajahi tolo-toko obat pinggir jalan dan mendapatkan Peditox tersebut seharga Rp. 6.000 / botol. Setelah mendapat obat kutu, saya membelikan shampoo keluarga merk Lifebuoy ukuran paling besar untuk si pembantu dan keluarganya.

Besoknya obat kutu dan shampoo saya titipkan ke mama saya berikut pesan-pesan " ma, bilang sama si Rum, kalo mandi keramasin terus anaknya. Suruh potong dulu rambut anaknya, kalo kutuan mendingan suruh berambut pendek aja. Ini obat kutunya, mama kasih tau ya cara pakainya ".

Mama saya pun melanjutkan amanat saya kepada si pembantu. Selesai bekerja, si pembantu dipanggil mama saya

M (mama) : Rum, kata mbak Intan anak kamu kutuan ya?
P (pembantu) : Iya bu
M : Ini obat kutunya, cara pakainya begini.... blablablablabla *mama menjelaskan pemakaian obat kutu kepada si pembantu*
P : Makasih bu, nanti malam saya pakein ke anak saya.
M : Rum, kamu kalau keramas pakai shampoo ga?
P : Pake bu
M : Lho, kamu pakai shampoo apa?
P : Pentin (Pantene)
M : Katanya anak kamu kutuan karena kalau mandi kamu ga pakai shampoo *selidik mama saya*
P : Ooo... iya bu, namanya anak-anak kan kalo mandi sendiri suka sembarangan. Maunya buru-buru aja
M : Ya udah, mbak Intan juga beliin kamu shampoo, kamu pakai ya. Rajin-rajin keramasin anak kamu
P : Makasih bu, eh ko Lifebuoy sih? saya ga cocok pake shampoo ini. Suka ketombean
M : ?????


Friday, November 13, 2009

Udah lama

Udah lama ga nulis, sampe bingung mau nulis apa duluan :(
Mendingan dicampur aja dulu, soalnya ingatan saya udah agak tersendat-sendat nih.

Tentang saya dan hubby :
So standarlaahh... masiy tinggal dirumah yang sama (ya iyalaah..). Masih suka ribut-ribut kecil. Masih suka masakin hubby. Hubby juga masih sibuk sama rubicnya sementara saya sibuk sama Farmville saya.
Oiyah, mohon doanya juga karena hubby lagi (Insya Allah lulus) dipromosi untuk jabatan yang lebih tinggi. Tapi dia dikasih percobaan dulu 3 bulan. Kalau bagus, Insya Allah hubby bakalan naik ke posisi yang lebih tinggi deh. Sekali lagi mohon doanya yaaa...

Tentang saya dan lain-lainnya :
Hmm... beberapa waktu lalu sempet bikin Garage sale dengan para ipar dan sepupu. Lumayanlaahh... seru jualannya, seru juga haha-hihinya. Trus kegiatan kantor juga ga terlalu beda dengan sebelumnya. Sekarang saya masih berusaha menyelesaikan presentasi business plan 2010 yang akan dipresentasikan boss saya kehadapan boss-boss dan owner pemilik perusahaan kita akhir November ini (ini yang paling ngabisin waktu).
Mobilku sempet diserempet orang, tapi Alhamdulillah saya dan hubby ga papa. Cuma mobilnya penyok dikit, tapi udah dibetulin kok :)
Desember ini mau program hamil lagi. Insya Allah sukses! Amiiiiiiinn! *doa yang kenceng*

Segini dulu, ini karena mungkin otak saya udah tersendat-sendat :D

Wednesday, October 28, 2009

Rubic dan Mangga


Suatu sore sepulang kantor, hubby yang selalu sampai rumah lebih dulu dari saya menyambut saya dengan riang gembira. Ada apa ya??
Ternyata dia rubic pesanannya sudah dia terima. Sebenarnya hubby sudah punya rubic sejak lama, tetapi karena tidak pernah dimainkan rubic lamanya seret dan karena dipaksa malah hancur berantakan :(
Trus saya tanya " siapa yang suruh pesan rubic? " dia bilang " kan aku udah bilang kemarin mau pesan rubic ". Lalu saya jawab lagi " tapi aku belum bilang iya ". Dia diam, lalu bilang " rubic yang ini lebih murah daripada yang di ToysCity, trus lebih gampang muternya tanpa harus dipaksa keras-keras " dia bersemangat lagi menjelaskannya pada saya.

OK, mau tidak mau rubic tetap harus diambil. Gimana engga? rubicnya sudah asyik diputar-putar hubby. Tapi sebagai hukumannya.... hubby harus mengupas mangga untuk saya. Dia setuju.
Selesai makan malam, hubby mulai menjalani hukumannya. Dengan kaku dia mulai mengupas 2 buah mangga. Sepuluh menit kemudian 2 buah mangga yang sudah dipotong dan diiris-iris sudah terhidang didepan saya. Saya pun asyik menikmati mangga tersebut sambil menonton TV. Waktu saya tawari hubby, dia menolak, tangannya asyik memutar rubic, matanya menatap ke layar notebooknya. Ngapain sih??
Ooo... ternyata hubby lagi serius menyelesaikan rubicnya dibantu tutorial yang ada di notebooknya... Hihihihi niat amat :))




Friday, October 23, 2009

saya dan Dewi semua sama

sahabat kereta saya Dewi tadi pagi cerita soal ada yang mengganggu rumah tangganya. Kalau pengganggu rumah tangganya adalah pihak ke-3. " bukan PIL/WIL kan Wi? " tanya saya antusias. Dia menggeleng. Jawabnya sederhana, ibunya.

Dewi ini teman kecil saya. Rumahnya dibelakang rumah orang tua saya. Kami berteman sejak saya kelas 1 SMP dan dia kelas 2 SMP sewaktu saya pindah ke komplek tersebut. Dewi kenal keluarga saya, saya juga begitu. Kenal orang tuanya, adiknya, kakaknya. Sama seperti saya, Dewi beli rumah dikomplek itu juga berdekatan dengan orang tua kami. Bedanya kalau Dewi masih satu blok dengan orang tuanya, saya berbeda blok dengan orang tua saya.

Lalu dia cerita soal ibunya yang masih ribut mengatur kehidupannya. " Bayangin deh, gue udah punya anak 2 masih aja diatur kaya gue masih kecil dulu " katanya sewot. Suaminya juga ikut-ikutan diatur. Padahal kata Dewi, ga usah dikasih tahu pun, suaminya juga udah mengerti. Ujung-ujungnya semua sewot. Suaminya sewot, ibunya sewot. Dan Dewi berdiri ditengah-tengah juga dalam keadaan sewot.

Lebih kurang kondisi Dewi hampir sama dengan saya. Ibu saya kadang-kadang melampaui batasnya. Kalau saya lagi dalam kondisi normal, saya bisa memaklumi. Paling-paling saya cuma ngucap " yaaahh... namanya juga orang tua ". Kalo saya juga lagi emosi, saya jadi ikut-ikutan sewot. Trus karena kebiasaan saya kalo marah adalah diam, saya diam ke semua pihak termasuk suami saya. Kalo suami sewot, saya minta dia memaklumi. Repot sih, tapi mau gimana lagi.

Jadi inget mantan boss saya si British dulu pernah bilang, " kenapa sih kulturnya orang asia itu, orang tua selalu nyampurin urusan anaknya?? itu yang bikin anak-anak di Asia ga pada mandiri. Biar si anak udah tua, tapi masih bergantung pada orang tuanya. Orang tuanya pun ga pernah ngasih kepercayaan penuh pada anaknya ".
Kadang saya mikir, bener juga katanya boss saya. Boss saya yang sekarang si Aussie, udah ninggalin rumah orang tuanya diusia 16 tahun. Alasannya " dua orang keras kepala ga bisa tinggal dibawah satu atap yang sama ". Dia pun memilih angkat kaki dari rumah orang tuanya dan sekolah dikota lain di Australia. Pokoknya tiap tahun dia tinggal laporan aja perkembangannya, lulus SMA, masuk jurusan Arsitektur disalah satu Universitas di Melbourne. Masuk perusahaan A. Pindah ke perusahaan B. Ditempatkan di cabang Korea dan seterusnya... dan seterusnya...
Kayaknya gampang ya...

Anyway, yaah mereka kan bule. Gaya hidup dan kulturnya aja udah jelas-jelas beda dengan kita. Sebagai penutup saya cuma bisa bilang saya dan Dewi dan anak-anak Asia lainnya (hihihihihi) lebih kurangnya saya. Masih (terkadang) bergantung pada orang tua dan masih harus siap diatur orang tua :D



Thursday, October 22, 2009

kebiasaan

Suami saya tidak punya saudara perempuan, sehingga dia tidak pernah tau ritual para kaum hawa. Duluuu... banget waktu baru menikah, setiap pulang kantor saya punya kebiasaan bersihin muka dengan lotion dan tonernya. Ternyata, kebiasaan itu diperhatiin hubby. " kenapa sih bersihin mukanya harus 2x? emang ga cukup ya pake lotionnya aja?? " Hihihihi...
Waktu dia memperhatikan saya dandan, dia bingung melihat perlengkapan make up saya. " Emang ini dipake semua yaaa??? " tanyanya bingung. Ya engga dong, masak saya langsung pake lipstick 3 warna ke bibir?? huehehehe...

Berhubung saya punya kulit kering, saya selalu menaruh vaselin dimeja sebelah tempat tidur saya. Biar gampang diambilnya. Begitu kulit terasa kering, langsung dioles. Kadangkala sebelum tidur saya sudah sibuk melapisi kulit kaki dan tangan saya dengan lotion, saya lakukan sambil menonton TV. Serba salah memang, ga pake AC panas. Pakai AC, kulit jadi kering. Ternyata hubby merhatiin juga, " ngapain pakai lotion segala? kan kita mau tidur, bukan mau pergi?? "
Waktu saya memakai butter creamnya Body Shop dengan bau strawberry yang lebih tokcer lagi mengatasi kulit kering, hubby menyebut " ini lotionnya kayak selai ya ".

Yang paling lucu lagi, waktu saya mengalami keram perut hebat saat mens, seorang bude saya menyuruh saya mengkonsumsi jamu kunyit asam. " Minum sekali-sekali aja, supaya keramnya hilang ". Waktu saya sedang menyeduh jamu saya, hubby kembali memperhatikan. Saya bilang ini jamu untuk mens, tapi dia pengen mencoba lalu saya kasih minum seteguk. " Hmm... enak, aku juga boleh bikin gaaaa....??? " Oh hubby, itu jamu untuk perempuan looohh......

Wednesday, October 21, 2009

Bengong

Tadi pagi saya nyaris ketinggalan kereta. Biasanya kalo saya tepat waktu sampai stasiun, saya masih bisa nunggu di peron dan berkumpul dengan teman-teman seperjalanan saya. Tadi pagi boro-boro deh. Yang ada dikepala cuma.... harus naik kereta! Ga kepikiran lagi mau nyari temen saya.

Saat sampai stasiun Tanah Abang saya baru kebagian duduk. Dan menikmati perjalanan kurang dari 10 menit lagi untuk mencapai stasiun Dukuh Atas tempat saya biasa turun. Kalo sempat beli koran, baru saya baca koran. Kalo ada SMS masuk, saya baru baca SMSnya. Atau nelpon atan cuma bengong aja.

Bengong dan menikmati perjalanan adalah kebiasaan saya. Perjalanan kurang dari 10 menit hingga mencapai stasiun Dukuh Atas sering menimbulkan banyak keinginan. Liburan bulan Juli lalu, lahir dari bengong di kereta. Keputusan memotong pendek rambut panjang saya juga lahir dari bengong dikereta. Banyak keinginan yang akhirnya terlaksana, tapi banyak juga yang hilang terhapus. Entah karena keinginannya ketinggian atau saya yang males merealisasikannya.

Tadi pagi bengong 10 menit menghasilkan keinginan pengen punya penginapan. Hehehehe.... entah kenapa bengong saya menghasilkan keinginan yang cukup tinggi ini. Hasil bengong saya pagi ini. Bagaimana ya kalau saya punya penginapan? ga usah gede-gede, cukup 20 kamar saja. Nanti ditata secara tradisional dengan taplak batik dan hiasan-hiasan khas Indonesia lainnya. Seluruh karyawan akan saya berikan seragam batik. Lalu penginapan saya akan menyajikan makanan tradisional. Kalau pun ada makanan baratnya, resepnya sudah dimodofikasi sedemikian rupa. Trus apa lagi yaa...?? Owiyah, peralatan mandi akan disediakan ditiap kamar mandi yang ditata diatas keranjang rotan kecil.

Tidak lama kemudian terdengar suara masinis bahwa kereta yang saya tumpangi akan memasuki stasiun Dukuh Atas, artinya bengong saya sudah harus selesai sampai disitu saja!

Monday, October 19, 2009

Rumah vs Apartemen

Kemarin kita seharian dirumah. Nonton TV dan kebetulan ada acara jualan rumah / apartemen di TV yang diproduksi sama salah satu perusahaan kontraktor besar di Indonesia. Iseng-iseng deh, nanya ke hubby. " Pindah ke apartemen aja yuk ". Saya mengusulkan menjual rumah kita sekarang dan pindah ke apartemen.
Masalahnya :
Kata hubby : barang kita udah kebanyakan
Kata hubby : repot kalo abis beli furniture/barang2 besar karena harus naik2 pake lift segala
Kata hubby : suka jarang kenal sama tetangga
Kemudian berturut-turut, semakin banyak lagi hal-hal yang membuat hubby ga makin mau tinggal di apartemen.

Lalu tiba-tiba terdengar bunyi ting...ting...ting...ting... Penjual asinan lewat. Langsung saya terbirit-birit lari keluar dan memanggil si tukang asinan tersebut.

Saat lagi menikmati asinan, hubby bilang " kalo diapartemen, susah tuh mau beli asinan aja. Kalo ditungguin ga kedengeran suaranya. Kalo kita liat dari balkon atas, manggilnya susah karena tinggi, sementara diuber kebawah udah kabur duluan penjualnya karena nunggunya kelamaan ".

Friday, October 16, 2009

Berantem

Semalam saya abis berantem dengan hubby trus diem-dieman deh. Ini tipikal berantem saya. Diem-dieman. Saya punya kebiasaan buruk, kalau berantem saya memilih menjauh dan menghindar lalu mendiamkan. Maaf ya, saya ga diajari orang tua saya bersumpah-serapah dengan bahasa kasar. Makanya saya jadi ga biasa berantem begitu.

Duluuuu banget saya punya 'tong sampah' hidup yang selalu saya isi dengan tumpahan kekesalan saya. Kalo dia bisa diprogram ulang, dia tau semua borok-borok saya. Sekarang dia sudah sibuk dengan keluarganya, demikian juga saya. Kalau bertemu udah ga saya jadiin tong sampah lagi. Tapi kita saling cela-celaan. Tolol-tololan....

Kalau saya sampai teriak, artinya kekesalan saya udah melebihi batasnya. Saya pernah marah dan berteriak, ujung2nya kepala saya rasanya sakiiiiiiiiiitt banget... Makanya saya suka bingung sama orang pemarah yang hobbynya memang marah sambil teriak-teriak. Plis deh, ga ada keluhan penyakit apa???

Berantem sama hubby emang banyakkan diem-diemannya. Kalau dulu pas masih pacaran, enak. Berantem trus ngambek ga mau ketemu. Kalo sekarang?? mau didiemin kaya apapun. Mau cuek kaya gimanapun. Tetap aja saya tidur satu tempat tidur sama dia. Tetap aja saya balik lagi kerumah bareng dia :D

Rekor saya 2 hari diem-dieman. Pernah marah sambil teriak juga (tapi ga keras kok) karena saya udah kesal banget. Lucunya karena hubby tau saya orangnya diem kalo marah, kalo seharian saya dieeeeemmm aja.... pasti hubby nanya " kamu marah ya sama aku? " hihihihihi
Padahal misalnya saya lagi fokus sama hal lain.

Jadi mes amies, kalo ada yang liat saya lagi dieeeeemmm aja... artinya saya lagi marah atau kesal/berantem dengan sesuatu/seseorang. Tapi bukan berarti kalo diem aja artinya saya lagi marah. Akhir-akhir ini saya sering diam karena....... sakit gigi!!!


Monday, October 12, 2009

Weekend kemarin....

Weekend kemarin kita ditinggal si Mungil (mobil kita) yang harus berobat karena sakit. Maklumlah si Mungil ini kan umurnya udah agak tua, wajar deh kali sering sakit.
Berhubung Sabtu sore hubby udah gelisah pengen pergi tapi bingung naik apa. Saya ajak aja ke Binplaz naik angkot!!!! Eh..... hubby mau.

Bisa dibilang saya udah lama ga naik angkot. Bukan congkak bukan sombong, saya tetap naik kendaraan umum yaitu kereta. Makanya kemarin saya sama hubby sempet norak menentukan " berapa ongkos naik angkot dari depan komplek sampai Bintaro Plaza?? " hihihihi

Angkotnya full music dangdut. Penumpangnya lumayan rame. Yang nyebelin pas mendekati Bintaro Plaza ada anak punk yang naik dan sok ngamen maksa. HUH!! Ini nih yang bikin kenapa kita males naik angkot, banyak gangguannya!!!!

Di Bintaro Plaza ga belanja apa-apa. Cuma mampir di Hero beli roti dan sedikit sayur. Saya sempet kepengen beli komiknya Benny & Mice yang udah sukses bikin saya cekikikan di Gramedia. Gantinya saya beli komik Smurf.

Pulang dari Gramedia, berhubung udah gelap kita naik taksi. Supir taksinya perempuan, namanya ibu Fatimah. Cukup banyak hal yang saya obrolin dengan beliau. Soalnya itu kali pertamanya saya naik taksi disupiri perempuan. Ibu Fatimah udah sekitar 2 tahun ikut di armada taksi Burung Biru. Dipoolnya ada 3 orang supir wanita lainnya. Anaknya 3 orang, dia selalu berangkat setelah mengantar ke-3 anaknya ke sekolah. Ga lama kita sampai dirumah. Saya sampai pesan ke beliau untuk hati-hati. Mengingat banyak kejadian jelek dengan supir taksi.

Malamnya, hubby nonton Flashdance sementara saya panen Farmville. Oiyah, weekend ini Farmville berantakan. Panen tomat dan kopi saya rusak semua. Malamnya saya nonton Mamma Mia di HBO. Nyeseeeell banget kenapa kemaren-kemaren tiap dipasang di HBO selalu saya ganti channelnya?? akhirnya malam minggu saya nonton dari awal sampai akhir. Seneng denger lagu2nya bagus2 dan Pierce Brosnan??? alamaaaakk... ganteeeenngg.......!!!!!

Minggunya hubby sibuk didepan notebooknya. Saya masak aja didapur. Ternyata sambil kerja, hubby juga bolak-balik ngegym ditiang pull up yang baru dipasang dipintu kamar kita. Rekornya sih baru 5. Malamnya kita kena jatah pemadaman PLN lagi. Berhubung minggu lalu denger temen cerita krisis lilin. Kita kabur ke supermarket ngeborong lilin. Untungnya matinya ga lama :D


Tuesday, October 6, 2009

.........

Waktu reuni kemarin seorang teman bertanya kepada saya " kenapa sih, lu masih berdua tapi malah misah dari orang tua?". Hmmm... ini 'lagu lama' yang entah berapa kali sudah saya mainkan berulang-ulang nadanya. 1) Pengen belajar mandiri, 2) Investasi daripada uang abis percuma, 3) Dll... dll... Ujung-ujungnya, " trus siapa yang masak? ". Dengan bangga saya bilang " ya gue dong ".

Saya bangga mengucapkan itu. Saya berani mengatakan saya bisa memasak. Walaupun saya masih belum berani mengatakan kemampuan masak saya sudah melebihi Farah Quinn atau Nigella Lawson. Tapi minimal apa yang saya sajikan dimakan habis suami saya plus ditambah pujian. Kata mama saya, memasak itu harus dari hati. Jadinya masakan yang biasa saja jadi enak rasanya. Untungnya suami saya kelewat jujur memberikan komentar. Kalau enak, dia bilang enak. Kalau hambar, dia bilang hambar. Kalau keasinan, dia bilang keasinan. Semata-mata supaya saya bisa meningkatkan kemampuan memasak saya.

Lima tahun yang lalu, saya belum bisa membedakan mana ketumbar, mana lengkuas. Wajar saja mertua saya seperti kurang rela melepaskan anak laki-lakinya untuk tinggal dengan saya. Mungkin mama mertua takut suami saya kekurangan gizi. Makanya saya harus membuktikannya. Lima tahun kemudian, suami saya jauh lebih gemuk. Sampai papa mertua saya bilang
" abis kamu masak melulu sih ". Lhooooo.... ga masak salah, masak kok juga salah.

Intinya dengan memasak adalah salah satu pembuktian saya. Kepada mertua, kepada orang tua dan paling penting kepada suami. Pokoknya kalau suami nanya
" kamu bisa masak dendeng balado ga? " Dengan pasti saya langsung menganggukkan kepala walaupun saya belum punya resepnya. Yang penting PD dulu. Urusan bagaimana masaknya, itu urusan belakangan. Toh selama ada mama saya, www.google.com atau deretan buku resep masakan yang dijual ditoko buku membuat semuanya jadi mudah. Yang paling penting juga, NIAT. Itu adalah dasar dari segala-galanya. Lalu tidak lama kemudian, akan terhidang " dendeng balado plus cinta " buat suami saya.

Wednesday, September 30, 2009

Gula

Beberapa hari lalu saya nonton film berjudul Crossing Over. Film ini bercerita mengenai usaha beberapa imigran gelap dari beberapa negara yang berjuang untuk bisa tinggal di Amerika. Ada imigran Meksiko yang berusaha masuk melewati perbatasan tapi akhirnya mati sia-sia diterkam coyote. Ada artis kelas bawah Australia yang berselingkuh dengan seorang pegawai imigrasi demi mendapatkan greencard. Ada imigran Korea yang emang niat pindah ke Amerika demi memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Semua ingin ke Amerika. Karena Amerika amat menjanjikan bagi mereka.

Beberapa jam sebelum menonton film itu, dikereta perjalanan pulang dari kantor, iseng-iseng saya beli koran sore. Isinya tentang hal yang selalu terjadi dari tahun ke tahun yang menimpa Jakarta. Apalagi kalau bukan pendatang baru di Jakarta. Momok ini tidak berhasil dihilangkan oleh pemerintah. Semua orang ingin ke Jakarta, karena Jakarta amat menjanjikan bagi mereka.

Gemas rasanya melihat gadis 17 tahun yang nekad datang ke Jakarta seorang diri dari kampungnya dengan hanya berbekal sepotong alamat yang tidak jelas. Saya saja yang lahir, sekolah dan besar di Jakarta ga mau kalau mendadak disuruh ke bagian utara Jakarta tanpa bekal alamat yang jelas. Ya, saya besar di selatan Jakarta. Bagian utara Jakarta bukan wilayah yang sering saya injak, makanya saya ga mau sembarangan jalan kesana. Apalagi gadis 17 tahun itu. Alamat seperti Jl. Mangga no. 2 bisa ditemui dihampir seluruh wilayah Jakarta ini.

Walaupun pemerintah sudah mengatakan jangan datang ke Jakarta kalau tidak punya keahlian. Tetap saya dianggap angin lalu. Di koran yang saya baca dikatakan bahwa hampir semua pemudik yang pulang ke kampung halamannya selalu mengajak atau membawa teman/saudaranya datang ke Jakarta. Gimana Jakarta ga jadi semakin sumpek???

Saya ingat tahun lalu seusai lebaran, seperti biasa saya jogging minggu pagi bersama keluarga. Seusai jogging kami berkumpul disebuah warung untuk membeli air mineral. Waktu itu ada brosur mengenai pasar kaget minggu pagi, tapi kami tidak tahu posisi persisnya. Lalu papa saya bertanya pada si penjaga warung. Si penjaga warung menjawab dia pun tidak tahu, dengan malu-malu dia bilang " saya orang baru, Pak " dengan logat jawa yang kental. Langsung saja papa saya bilang " kamu baru datang dari kampung ya? ". Dia menjawab, " iya diajak teman ". Kami sempat bercakap-cakap dengan si pemilik warung itu. Katanya dia hanya lulusan SMP, tidak punya uang untuk melanjutkan sekolah. Sementara di kampung tidak ada pekerjaan, makanya dia mau saja diajak kakak temannya datang ke Jakarta. Ujung-ujungnya disuruh jaga warung, walaupun sebenarnya dia bosan juga melakoni pekerjaan yang baru 2 mingguan dia jalani.

Atau saat saya menonton wawancara seorang reporter TV dengan seorang pendatang baru Jakarta. Alasannya, dikampung cuma kerja disawah. Kalau di Jakarta bisa kerja di gedung bertingkat yang notabene lebih keren. Pengen punya uang banyak supaya bisa beli handphone, sekolahin adik dan kirim duit untuk orang tua di kampung. Waktu ditanya pendidikan, dia bilang cuma SMA. Waktu ditanya punya keahlian apa? komputer? bahasa Inggris? dia menggelengkan kepala. Tapi tekadnya bulat. Hendak menaklukkan Jakarta.

Amerika atau Jakarta, keduanya manis seperti gula. Keduanya memancing banyak semut untuk mendatanginya. Tidak peduli apakah mereka bisa berhasil atau tidak, yang penting mereka ingin mencoba untuk meraihnya dulu. Yang saya tidak mengerti, apakah mereka tahu kalau perjuangannya amat sangat berat?

Sunday, September 20, 2009

Senangnya lebaran

Waktu pemerintah akhirnya mengumumkan bahwa Idul Fitri akhirnya jatuh pada hari Minggu (20 Sept 2009). Hal pertama yang saya lakukan adalah : Membuka Facebook untuk me-reschedule acara kumpul-kumpul keluarga papa saya. Tadinya acara open house akan dilaksanakan pada hari Selasa akhirnya berubah menjadi Senin (21 September 2009).

Lebaran tahun ini saya juga berhasil membuat opor dari 4 ekor ayam dan sayur buncis dari 3 kg buncis yang sudah diiris-iris. Belum lagi tambahan asam padeh.

Lebaran tidak pernah membuat saya bosan dan selalu menunggu keriaannya (kecuali bunyi petasannya aja yang menyebalkan!!!). Dari mulai grasak-grusuk berangkat shalat Iednya. Jalan bareng dengan keluarga (papa, mama dan adik adik) menuju mesjid. Silaturahmi dengan warga di mushalla dekat rumah. Makan pagi dengan ketupat dan teman-temannya. Sampai bertemu dan berkumpul dengan keluarga besar kami semua.
Tradisi yang tidak pernah hilang adalah bagi-bagi salam tempel. Para anak atau mereka yang belum bekerja berkumpul menunggu pembagian salam tempel. Kalau anaknya asik main dan tidak peduli yang pembagian salam tempel??? yah orang tuanya yang menagih.
Saya pernah di posisi penerima salam tempel, tapi sekarang saya ada diposisi sebagai pemberi. Ga usah banyak-banyak yang penting keiklasannya.

Lebaran menjadi saat peningkatan gizi. Kapan lagi ketemu makanan enak dan spesial? Selain ketupat, opor dan sayurnya. Ada cheesecake, coklat, aneka buah semua terhidang dimeja. Sampai detik ini saya masih belum berani mengintip jarum timbangan :( (NGERI)

Lebaran juga menjadi waktu pelepas rindu dan lelah. Bertemu dengan sanak saudara yang tinggal dipulau yang berbeda. Pelepas lelah?? yaaa... saya menikmati libur lebaran untuk beristirahat. Walaupun kegiatan berkunjung masih padat, tapi dinikmati saja. Saat kewajiban berkunjung sudah selesai dan waktu liburan mendekati akhir, saya jalan-jalan dengan suami dari mall ke mall mengenang masa pacaran dulu (eh, sampai sekarang masih pacaran denk!).

Walaupun saya ga mudik dan cerita saya hanya seputar Jakarta, tapi saya tetap senang. Ya dong! kapan lagi menikmati jalan protokol Jakarta yang sepi?? cuma saat lebaran aja kan?




Friday, September 18, 2009

Mudik

Semalam sewaktu pulang dari buka bersama kantor di hotel Borobudur, sembari mengantar pulang seorang teman yang rumahnya di Ragunan. Kita (saya, Christina dan Nugroho) ngobrolin soal mudik. Rencananya Nug yang akan mudik hari ke-4 lebaran. Istrinya masih trauma akibat menempuh perjalanan Jakarta - Cirebon selama 20 jam!!!! Karena itu lebaran tahun ini mereka memilih mudik pada hari lebaran ke-4.

Disepanjang buncit banyak mobil yang kalau ditilik akan melakukan perjalanan mudik. Mungkin mereka akan menuju Cikampek lewat pintu tol Ragunan. Bisa dilihat dari penuhnya mobil mereka dengan beraneka barang yang bahkan sampai ada yang diikat dikap mobil.

Saya memang ga pernah mudik. Alhamdulillah punya suami juga ga pernah mudik. Karena keluarga besar kami sudah ada di Jakarta semua. Sampe suami bilang " kalau disuruh mudik, kita bingung kali ya?? "

Teman kereta saya bilang, kalau mudik ditangannya harus siap uang sebesar 15 juta untuk ongkos (bensin-tol-makan sepanjang perjalanan mudik) dan memberikan sedikit uang kepada para sanak saudara dikampung. Tapi itu belum termasuk oleh-oleh seperti kue, baju dan pernak-pernik lainnya.

Tadi pagi di stasiun Tanah Abang, peronnya sudah dipenuhi para pemudik. Walaupun sebagian dari mereka adalah masyarakat kelas menengah kebawah di Jakarta yang akan mudik dengan berdesak-desakan dikereta ekonomi tapi dari raut mukanya tampak bersemangat. Lucunya walau mereka sudah tahu susahnya perjalanan mudik, tapi mata saya menangkap ada yang mudik dengan menggunakan stilleto, baju yang sedikit terbuka (tank top) bahkan asesori yang melingkar di leher, lengan sampai anting ditelinga yang menjulur sampai nyaris mengenai pundak.

Jadinya, apa sih makna dari mudik?? bertemu dengan keluarga dikampung yang sudah kita tinggal untuk mencari nafkah di ibukota? atau pembuktian keberhasilan kerja keras kita di ibukota sehingga membuat para tetangga dikampung membelalakkan mata??

Apapun arti mudik, yang jelas makna utamanya adalah merayakan Lebaran bersama dengan keluarga dikampung. Tapi tolong, selesai mudik nanti ga usah bawa teman/saudara untuk ikutan datang ke Jakarta ya :D



Thursday, September 17, 2009

Obrolan kamar

Semalam saya buka puasa dikantor sementara hubby buka puasa dirumah saudara kembarnya sambil merayakan ultah papapnya. Tadinya saya mau nyusul, tapi batal mengingat transportasi yang kurang bersahabat. Minta izin hubby untuk ga datang. Begitu dibolehin, saya pulang kerumah mama saya dengan tujuan..... pinjam panci!!!!

Berhubung saat itu panas banget cuacanya, saya memilih ngadem dikamar tidur orang tua saya. AC dinyalakan hingga 18 derajat. Seperti biasa, TV dikamar tidur dipenuhi dengan sinetron-sinetron favorit mama yang ga boleh diganti dengan channel lain. Padahal tadinya saya pengen numpang nonton CSI.

Akhirnya papa, mama dan saya bertigaan dikamar sambil ngobrol-ngobrol. Awalnya dimulai dengan saya yang ribut melulu mengomentarin sinetron yang ditonton mama saya. Ngomentarin Ashraff Sinclair yang " kok kurang cakep " yah di sinetron ini?? Ngomentarin Dirly mantan runner up Indonesian Idol yang actingnya kaku banget. Nabila Syakib yang walau ga dimake up tetap cantik. Sampai ngomentarin pemeran antagonisnya yang lagi berakting marah sampai urat-urat lehernya keluar semua.
Lalu mama senewen dan bilang " aduuuhh... kamu berisik banget deh. Mama kan mau nonton, sana deh kamu nonton di TV luar aja!! ". Trus papa saya ikutan komentar " gini nih Tan, papa dijejelin sinetron melulu sama mama. TV kamar ini jadi TV sinetron. Makanya papa nonton di TV luar aja atau TV dikamar Lufti (adik saya) di sebelah ".

Saat iklan di TV, obrolan dilanjutkan lagi. Dari ngomongin pembantu saya yang lagi ditinggal kabur suaminya. Pencarian baju manohara buat pembantu saya. Dari mama saya, saya baru tahu kalau pembantu saya sampai menyimpan brosur Ramayana Depertemen Store ditasnya untuk ditunjukkan kepada mama saya, seperti apa baju manohara menurut versinya. " Kasian deh Tan, si Rum itu ngebet banget punya baju manohara, brosur Ramayana itu sampe bulukan kelipet-lipet didalam tasnya ". OK, saya akhirnya menemukan baju manohara seperti yang dimauin asisten RT saya. Terusan A Line dengan legging :D

" mama udah bilang Rum, ga usah kamu cari-cari suami kamu. Apaan tuh punya suami pemalas. Beli buku buat anaknya ga bisa, tapi main judi bisa. Minta duitnya sama si Rum lagi. Mending dia kerja... blablablabla... " mama saya mulai ngomel-ngomel menceritakan tabiat suaminya asisten RT kita yang memang menyebalkan. Saat sinetron mulai, mama nonton lagi dengan serius. Sementara saya ngobrol dengan papa saya.

" Tan, papa pengen beli notebook baru ah, itu notebooknya Lufti kekecilan (notebook adik saya yang dihibahkan ke papa ukuran 10'). Papa pusing kalo ngetik pake notebook itu " kata papa saya. " Tan, mama juga mau beli notebook ah " tiba-tiba mama saya menyambar, sementara matanya masih ke arah TV. " Buat main freecell, kalo monitornya gede kan enak ngeliat kartunya gampang " sambung mama. Saya ketawa, papa juga. Gimana engga? beli notebook cuma buat main freecell doang???

Lalu papa saya menanyakan kenapa saya masih belum juga mengganti HP saya? saya bilang males. Toh yang saya pake sekarang, walopun umurnya udah 5 tahun masih bekerja dengan baik. " Papa mau ganti yang ini " kata papa sambil menyodorkan sebuah brosur HP. " Ini buat denger musik juga. Kan papa perlu ganti hp, hp papa udah tua nih. Kata Yessy (adik bungsu saya), yang ini harganya 1.3jt. Gimana menurut kamu? bagus ga? ". Lalu mama saya menyambung, " kalau papa ganti hp, mama juga ya ". Oalaaaahhh... FYI, papa saya ganti hp 1 tahun lalu, mama saya 6 bulan lalu. Sementara saya?? 5 tahun lalu!!!!!

Saat iklan, mama saya mempertanyakan kemampuan saya memasak opor dan sayur buncis buat lebaran. " Kalau kamu ga sanggup, sini mama aja yang masak. Besok bawa aja kerumah mama bahan-bahan yang udah kamu beli ". Tapi saya menolak! Mendingan saya yang masak deh, daripada saat lebaran nanti mama saya sesak nafas karena asmanya kumat akibat kecapean.

Obrolan penting-ga penting ini terus berlanjut dengan topik-topik yang lain. Soal Facebok, " pa, Intan ketemu temen muda papa tuh di Facebook, jangan lupa di add ya " lapor saya. Soal zakat yang akan kami bayar bersama-sama. Soal kue lebaran, soal ini-soal itu. Satu jam kemudian, suami saya datang menjemput. Lalu saya mengambil panci yang hendak saya pinjam dari mama saya.

Hampir 1.5 jam saya bertigaan dengan papa dan mama saya adalah suatu hal yang jarang terjadi. Saya sudah sibuk dengan keluarga kecil saya, urusan kantor, dll. Mama dan papa saya juga sibuk dengan urusan PKK, bermusik, senam tera, pengajian, urusan mushalla dan lain-lain. Obrolan penting-ga penting tadi jadi lebih bermakna buat saya. Tujuh tahun saya menikah dan keluar dari rumah orang tua saya, membuat saya kangen dengan suasana seperti itu.




Tuesday, September 15, 2009

Baju Manohara

Ceritanya sejak dulu mama saya punya kebiasaan memberikan hadiah baju kepada para asisten rumah tangga yang ada dirumah sebelum mereka mudik.

Duluuuuu banget, saya ingat waktu mama saya membelikan saya celana jeans Giordano. Si asisten RT juga meminta jeans yang sama seperti saya. Tak hilang akal, mama saya membelikan celana jeans bermerk Pitano dari tanah abang. Tak lupa mama bilang " sama kan kaya punyanya mbak Intan, ada No.. No.. nya juga " hihihihihi

Semenjak saya punya rumah dan akhirnya bekerja, saya mengikuti kebiasaan mama saya. Tapi berhubung asisten RT yang bekerja dirumah sudah memiliki anak. Saya membelikan baju untuk anak-anaknya saja. Biasanya baju-baju pesta saya belikan untuk anak-anaknya. Dan selepas lebaran, begitu dia kembali bekerja dirumah saya, saya mendengar komentar " Mbak, baju anak saya paling bagus dikampung loh. Makasih ya ". Saya sih senang-senang saja. Walaupun baju yang saya belikan harganya tidak seberapa, mungkin pilihan modelnya yang agak lain dibanding baju-baju pesta lain.

Hari ini saat saya sedang asyik-asyik mengerjakan tugas kantor seperti biasa. Tiba-tiba telpon meja saya berbunyi ternyata dari mama saya. Mama bertanya apakah saya tetap akan membelikan baju untuk anak-anak asisten RT. Saya bilang iya.

Lalu mama saya bilang " Tan, si Rum barusan bilang sama mama katanya dia pengen baju buat anak-anaknya itu baju Manohara.... ". Huaaaa??? kayak apa modelnya??? nonton sinetronnya aja ga pernah. Mama saya aja bingung, apalagi saya. Huahahahahaha :D

PS : sampai lebaran nanti kayaknya bakal banyak cerita2 menjelang lebaran...

Monday, September 14, 2009

perbaikan gizi

Kalau lebaran semua orang mendapat perbaikan gizi instant. Gimana engga? dalam 2 hari lebaran pasti perut kita dipenuhi banyak makanan enak??

Saya contohnya. Habis shalat Ied, sudah pasti kami makan bersama makanan made in mama. Kalau tahun ini saya jadi ikutan masak, semoga masakan saya tetap seenak masakan mama. Sebut saja ketupat, rendang, opor ayam, sayur buncis, sambal goreng kentang dan ati. Rendang buatan mama saya, rasanya juara banget. Beda dengan rendang made in restaurant padang. Rahasianya? rendang dimasak seharian penuh. Kalau mama saya mulai memasak rendang saat subuh, rendang baru bisa dinikmati saat magrib. Selama itu pula tangan tidak berhenti mengaduk santan yang sudah bercampur bumbu. Artinya kita akan mendapat rendang berwarna coklat kehitaman dengan daging yang empuk dan bumbu yang renyah. Kalau kita minta sebelum itu? ga bakalan dikasih sama mama saya!!!!

Setelah itu saya kerumah mertua. Disana sudah ada semur lidah yang menunggu untuk dicicipi. Belum lagi kebiasaan mertua saya menghidangkan kue lapis legit saat lebaran.

Dari rumah mertua, perjalanan saya dilanjutkan ke Pondok Indah (rumah kakaknya mama yang paling tua). Selain masakan standar lebaran (ketupat cs). Kami juga disuguhi masakan khas Palembang (tante saya wong Palembang). Bosan makan ketupat ada mpek-mpek Palembang hingga Tekwan. Favorit saya adalah kue khas palembang yang namanya Mesubah. Kue yang bentuknya hampir mirip dengan lapis legit ini menjadi incaran saya. Konon kue lengket ini hanya dibuat dari telur, susu kental manis dan terigu dan dimasak berjam-jam. Rasanya maniiiiiiiss sekali. Cukup makan 1 iris saja karena kalau kelebihan berefek enek (ini terjadi disaya loohh mungkin karena kuenya terlalu manis...).

Dari Pondok Indah, kami menuju Tanah Kusir. Disini kami mengunjungi sepupu mama lagi. Kalau mau kesini, biasanya ada teriak-teriak " yuk makan bakso di Tn. Kusir!! ". Yup, selain ketupat Tante saya menyediakan BAKSO. Soalnya beliau tahu, banyak orang yang udah kebanyakan makan ketupat. Makanya beliau menyediakan makanan alternatif lainnya, yaitu bakso.

Dari tanah kusir, perjalanan diakhiri di Cilangkap. Disini kami kembali menikmati ketupat, opor dan rendang. Tapi campuran lainnya?? Sayur kacang panjang dengan kuah tauco Medan yang pedaaaassss....

Hari lebaran kedua barulah saya berkumpul dengan keluarga papa saya.

Dulu waktu bude saya masih ada. Kalau ngumpul dirumah beliau, kita tidak makan ketupat lagi. Tapi bude menyediakan... Rawon!!!! lengkap dengan lalapnya dan sambel hasil ulekan tangannya yang pedasnya amit-amit tapi malah bikin ketagihan. Hubby saya bisa nambah sampai 3x kalau udah makan dengan sambel made in bude.

Dari semua makanan diatas itu belum termasuk kue, puding, buah, es krim. Kan kalau lebaran semuanya menyediakan makanan yang enak-enak.

Pantas saja banyak yang bilang " puasa turun 5 kilo, pas lebaran, naik lagi 10 kilo!!! "


lebaran dan kebiasaan

Tadi pagi sewaktu kereta saya masuk st. Tanah Abang, saya mulai melihat kesibukan para pemudik yang sudah mulai bergerombol memenuhi peron stasiun. Tunggu saja 3-4 hari lagi. Akan lebih banyak lagi pemudik yang bergerombol menunggu kereta.

Minggu lalu saya ketar-ketir menunggu konfirmasi teman saya soal penukaran uang receh. Yup, saya mau menukar uang sebanyak 500 ribu menjadi pecahan 5000an.

Kemarin mama saya menelpon saya dan bertanya apakah saya jadi membantunya memasak untuk lebaran tahun ini. Apalagi nanti juga bakal ada Open house dirumah mama saya. Saya sih menyanggupi dan kita berbagi tugas. Mama saya masak ketupat, rendang dan sambal goreng kentang. Sementara saya memasak opor ayam, sayur buncis dan asam padeh daging.

Waktu saya sedang asyik tidur-tiduran dirumah weekend kemarin. Seorang teman menelpon saya dan mengajak saya bertemu disebuah mall diselatan Jakarta untuk buka puasa bersama. " Disini lagi ada sale, trus disana mau ada midnight sale. Gue belum punya baju lebaran nih ".

Sejak sebelum lebaran, saya tidak berhenti-henti mendapat tester kue lebaran. " Kue gue enak nih, pakai keju edam " atau " kue itu enak banget, kejunya berasa, gue rasa menteganya pakai yang import ".

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Minggu lalu saya ngobrol sama hubby. Saya ngerasa bahwa kita lebih banyak kebiasaannya dalam merayakan lebaran. Sebut aja salam tempel, makan ketupat, kue nastar, mudik hingga baju baru.
Hampir semua kebiasaan diatas saya lakukan. Cuma mudik yang tidak saya lakukan karea keluarga besar kami (saya dan hubby) sudah berkumpul di Jakarta. Baju baru? sesekali iya, tapi kalau masih ada baju yang belum sempat terpakai, saya ga beli baju baru deh.

Tapi saya juga ikut kebiasaan mencari yang recehan. Saya ikut memilih-milih kue nastar, putri salju dan kue lebaran lainnya. Dan sudah pasti. Saya pasti makan rendang buatan mama saya yang rasanya??? Lezaaattt...

Padahal kalau dipikir-pikir, di Arab sana mungkin hanya shalat Ied lalu dilanjutkan dengan saling silaturahmi. Mungkin mereka tidak menyuguhkan kue nastar atau makan ketupat. Atau kebiasaan saling memberikan salam tempel.

Jadi inget 3 tahun lalu, saat sedang merayakan lebaran saya mendapat SMS dari seorang teman

" Minal Aidin Walfaizin, mohon maaf lahir batin. Puas2in makan ketupatnya. Jangan lupa sisain gue kue nastar dan rendang nyokaplu ya.. "

Lalu saya balas :
" Sama-sama ya. Maaf lahir bathin juga. Emang lu ga makan ketupat? "

Balasannya :
" Gue lagi training di Jerman. Orang2 pada makan ketupat gue makan kertas-kertas training. Pengen nangis rasanya lebaran kayak begini "


Friday, September 11, 2009

Teman Masa Kecil

Waktu masih SD dulu, mata pelajaran yang paling saya benci adalah matematika (kayanya sampe sekarang deh). Hingga akhirnya orang tua saya sampai harus menyuruh saya mengikuti les privat matematika dengan guru matematika saya dulu (Alm. Pak Hadi).
Sedikit cerita tentang Alm. Pak Hadi. Beliau adalah guru matematika kelas VI di SD saya dulu. Orangnya terkenal killer. Kebiasaannya memukulkan penggaris kayu papan tulis ke meja untuk mendiamkan kelas yang ribut. Makanya dulu kita paling malas duduk dikursi paling depan. Alm. Pak Hadi nampaknya sudah menjadi 'icon' SD saya. Terbukti saat kami reuni SD kemarin, hampir semuanya bertanya soal pak Hadi. Saat itu juga saya baru tahu kalau pak Hadi sudah meninggal dunia.

Lalu saya akhirnya ikut les privat bersama Verena, Ira, Tiffanny dan Fajar (Fajar ini satu-satunya cowo diklub privat kami dan saya juga baru tahu kalau ternyata dia adalah kakak kandung artis Deswita Maharani). Kita belajar 3 kali seminggu dirumah Verena. Bukan cuma matematika, tapi Pak Hadi juga mengajar mata pelajaran lain sebagai persiapan masuk SMP.

Lalu kami masuk SMP yang berbeda. Lost contact dan hilang....

Tahun 2004 saya bertemu dengan Tiffanny atas jasa Friendster setelah lost contact dari tahun 1987. Kami sempat makan malam berdua dan ngobrol lama. Lucunya... Tiffanny yang bekas anak Trisakti ternyata berteman akrab dengan pacar sahabatnya suami saya. Ooohh... kecilnya dunia...
Obrolan pun jadi seperti merangkai-rangkai pertemanan

" oohh... jadi lu kenal sama si XXX? ".
" gue sahabatnya dia di Trisakti "
" pacarnya sahabat suami gue dari SMA "
" berarti lu kenal sama si Anu dong? "
" kenal "
" si Itu? "
" kenal juga "
" si Dia? "
" kenal semuanyalah kan semuanya temannya suami gue "
" jangan-jangan suami gue temenan sama suami elu lagi "
" suamilu kuliah dimana? "
" STEKPI "
" suami gue juga kuliah di STEKPI "
" Oalaaaahhh.... "

Saat mengenal Facebook, teman-teman SD yang tadinya menghilang muncul kembali.

Dua hari sebelum bertemu Verena saya berdiri kurang dari dua ratus meter dari rumahnya. Waktu itu saya dan hubby mendatangi sebuah kantor dikawasan tebet. Saya bilang ke hubby " dirumah itu tahun 85-86, aku les matematika tiga kali seminggu ".
Dua hari kemudian, tidak sengaja saya menemukan FBnya Verena di FBnya salah satu teman SD saya. Dari FB, tukar-tukar no hp, sisanya tebak saja sendiri. Yang jelas berakhir happy.

Dengan Ira saya bertemu saat teman-teman SD membuat reuni kecil-kecilan. Akhirnya bisa ditebak juga. Ketemu Ira, awalnya jerit-jeritan. Kangen-kangenan. Habis itu kita cerita banyak soal kehidupan kita setelah lulus SD.

Hingga saat ini saya belum bertemu dengan Fajar. Teman-teman lain berusaha mencari FBnya tapi belum ketemu. Semua lost contact dengannya. Masak mau nanya ke Deswita Maharani adiknya??? hihihihi

Hari ini seorang teman SD memposting foto kami bertiga di FB. Intan-Ira-Verena. Sayang Tiffanny waktu itu tidak datang dan Fajar belum ketahuan rimbanya.
Kalau pak Hadi masih ada, rasanya pengen juga ketemu beliau. Apa kata beliau ya, yang dulu kami les matematika padanya. Dua puluh tahun kemudian kami sudah menjadi ibu-ibu seperti ini?? Apakah beliau masih galak pada kami seperti dulu??

Tuesday, September 8, 2009

Farmville

Saya lagi kecanduan game ini. Game Farmville yang ada di Facebook dikenalkan seorang teman kantor minggu lalu. " Hayo dong ikutan main, lu jadi tetangga gue ". Awalnya saya malas. Tapi karena dibujuk-bujuk terus... ikut juga saya main. Saya pikir, buat iseng aja daripada ngegosip jam istirahat (karena ga makan, jam istirahat dipakai buat shalat lalu... ngobrol).

Lalu saya mulai 'menata' ladang saya. Menanami ladang saya dengan berbagai bibit. Mulai naik level. Koin emas saya makin banyak. Saya mulai belanja ternak (sapi, ayam, domba). Semakin tinggi level, bibit yang ditawarkan makin banyak. Saya bisa memperluas ladang saya untuk investasi (makin luas ladang, makin banyak bibit yang bisa saya tanam). Lalu mulai menghias ladang saya dengan pagar untuk ternak-ternak saya. Tidak lupa juga membeli beberapa pohon. Kalau ada waktu, saya iseng bekerja diladang teman-teman saya sambil mengumpulkan koin emas dan menaikkan level. Oh... jangan lupa saling memberikan hadiah untuk para tetangga ladang saya. Hihihihihi.... *lucu juga jadi petani gini*

Lalu saya mulai kecanduan. Beberapa bibit bisa dipanen dalam hitungan jam. Sehingga saya harus pintar mengatur waktu saya. Jangan sampai hasil panennya layu. Selain itu harus bisa memilih, mana hasil panen yang nilai jualnya tinggi. Kalau hari kerja, saya memilih menanami ladang saya dengan bibit yang tumbuhnya berhari-hari. Biar saya juga ga stress harus memanen ladang saya tiap hari.

Kalau ngobrol, para 'petani' ini membicarakan ladang kita masing-masing. Siapa yang levelnya paling tinggi. Saling meminta hadiah dari yang lain. " Kirimin gue kuda dong, belum punya kuda nih. Kalau babi sih udah ada empat ".

Hubby yang ga ikutan main jadi ikutan repot. Kemarin sewaktu internet kantor saya down selama 2 jam (dari jam 11-1 siang), saya stress. Karena saat jam 12 itu saya harus memanen labu dan terong saya. Huhuhuhu...
Akhirnya saya menelpon hubby dan 'memaksanya' memanen ladang saya. Untung hubby mau walaupun sambil menggerutu. " Pokoknya abis dipanen labu dan terongnya, langsung tanami gandum aja ya. Gandum tumbuhnya 3 hari kok ". Hihihihihi... udah minta tolong memanen, saya masih memintanya menanam pula!!!

Weekend minggu lalu waktu ada acara buka puasa dengan beberapa, saya merajuk minta pulang agak cepat. " Aku harus panen padi malam ini jam 10 ". Hubby langsung melotot mendengar alasan saya. Hihihihihi :D

Ga tau sampai kapan kecanduan saya ini berlangsung karena saya termasuk pembosan. Yang bikin semangat beberapa teman kantor ikutan main, jadi kita saling bersaing menaikkan level. Apalagi kalau ada yang bilang " gue dong udah bisa beli traktor ". Langsung deh kerja gila-gilaan. Soalnya pengen punya traktor juga :D
Untungnya game ini tidak mempengaruhi pekerjaan asli saya sebagai personal assistant dikantor ini. Mengingat juga, Facebook di block saat jam kerja.

Jadi, siapa lagi yang mau ikutan main???

Monday, September 7, 2009

Gempa

Lima tahun di kantor sini, tiga kali ngerasain gempa.

Tanggal dan tahunnya lupa, tapi gempa pertama waktu itu jam bubaran kantor. Pokoknya saat gempa, saya terbirit-birit keluar gedung (sebenarnya mau pulang juga sih). Dan gempanya juga ga begitu lama.

Gempa kedua pas Jogya kena tsunami. Lucunya saat itu saya lagi pusing, makanya saya pikir goyang karena efek dari pusingnya saya :D
Boss saya sibuk nanya-nanya " did you feel it?? did you feel it??? " Saya cuma geleng-geleng sambil bilang " ooo... ternyata itu gempa tooohh... "

Gempa ketiga minggu lalu. Saya lagi enak-enak ngitungin expenses boss saya (secara udah akhir bulan). Tiba-tiba semua bergetar. Lucunya saya sempat melongok keluar ruangan saya, siapa sih yang lari-lari?? Trus meja saya bunyi kreeekk...kreeekkk.... saya liat curtain ruangan saya goyang-goyang. Wah ini sih gempa.....!!!!!!
Baru aja terpikiran gempa, seorang teman kantor teriak-teriak " earthquake!!! earthquake!!! ". Alhasil kita lari semua ke tangga darurat. Saya cuma ambil Hp dan dompet.
Saat lari ditangga darurat, masih pada goyang. Saya pusing. Bahkan ada beberapa orang yang berdoa. Saya masih terima telpon dari hubby dan adik saya. Semuanya pada concern karena saya yang berada diposisi paling tinggi (gedungnya).

Gempa terakhir adalah gempa terdahsyat dan terlama yang saya rasakan. Pantas karena pusat gempanya juga tidak terlalu jauh dari Jakarta. Setelah gempa, pihak managemen gedung meminta para tenant memulangkan karyawannya. Saya pulang nebeng boss saya kerumah mertua.

Kamis paginya kaki saya keram berat. Uratnya ketarik dari tumit hingga paha atas. Dua hari saya jalan terpincang-pincang dikantor. Memang saya saya juga udah ngalamin berkali-kali latihan kebakaran. Bedanya kalau latihan kebakaran, kita turun sambil ngobrol, ketawa dan bercanda dengan teman. Walaupun lewat tangga darurat, tapi tetap santai. Saat gempa kemarin, tidak ada santainya. Semua panik dan stress.
Alhamdulillah kita semua baik-baik saja. Turut berduka cita untuk para korban gempa di Jawa Barat.

Tuesday, September 1, 2009

Puasa....

Alhamdulillah kita udah masuk 10 kedua di bulan Ramadhan. Saya udah bolong 7 sih.
Kemaren (31 Agustus) ada saudara yang meninggal dunia. Saya pun melayat kerumahnya. Ceritanya lagi asik-asik ngantuk dikantor, tiba-tiba dapat kabar kalau ortunya salah satu tante meninggal dan mama meminta saya datang melayat (bukan cuma saya aja, tapi adik-adik serta mama dan papa sendiri). Karena hubungan kita masih lumayan dekat.

Anywaaayyy....
Selama ini saya cukup diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk berpuasa dikantor, dimana semuanya tidak terasa. Lapar, haus tidak begitu terasa karena saya selalu ada diruangan ber-AC dan sambungan internet penghilang bosan.

Kemarin??? saya berpuasa dibawah terik matahari (dipemakaman). Panas dan kegerahan saat shalat jenazah dan menunggu saat jenazah dibawa kepemakaman. Bahkan awalnya saya ikutan sibuk lari sana-sini menyiapkan rumah sebelum jenazah datang (meninggal dirumah sakit).
Benar-benar cobaan...

Makanya saat pulang dari pemakaman beberapa jam sebelum buka, saya dan sepupu-sepupu bilang " waduuuhh, kayanya nanti pas buka enaknya minum Nu Green Tea 2 botol tambah es kelapa niiihh ". Hihihihi

Alhamdulillah kita semua bisa bertahan sampai magrib. Jam 19.20 baru kita pulang kerumah.

Owiyah, akhirnya saya masuk juga ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan ikut upacara pemakaman ala militer.

Friday, August 28, 2009

emosi

Berhubung saya baru mulai puasa hari ini :(
Tapi beberapa hari sebelumnya saya udah latihan mengendalikan esmosi. Beneran deh, emosi emang paling susah dikendalikan yaaa...
Menahan makan-minum itu sih ga ada masalah. Tapi belajar supaya ga ngamuk, ga menjerit, ga marah-marah keorang yang susah.
Malah temen saya bilang, " makin lapar emosinya malah makin tinggi ".
Hubby sih selalu ngingetin. Jangan marah-jangan marah-jangan marah....

Masalah petasan. Bingung deh saya, rasanya saya pengen getokkin kepalanya orang tua yang membiarkan anaknya kecil-kecil main petasan *tuh kan saya marah-marah lagi*
Biarpun petasan kecil, tapi yang main petasan juga kecil. Mereka main sembarangan aja. Nyalain trus lempar! Lempar kemana juga ga tau. Asal dilempar aja. Ke motor yang lewat melintas, ke orang yang lagi jalan kaki. Ortunya malah ketawa-ketawa aja. Mereka pikir itu lucu kali yaaa..??? Gimana kalau itu petasan meledak ditangan anaknya? Ga lucu lagi kali...

Makanya semalam pas sahur hubby ingetin. Banyak-banyak istigfar biar ga emosi.
Duh mudah-mudahan saya ga marah2 dan bisa menjaga emosi selama puasa ini. Amin....

Puasa ini walaupun kemaren lagi bocor, saya tetap nemenin hubby sahur. Asyik aja nemenin hubby sambil ngobrol. Kita juga nonton acara TV. Favorit saya dan hubby tahun ini Opera Van Java. Ketawa-ketawa jadinya trus ngantuknya hilang. TV lain acaranya gitu-gitu aja, standar. Makanya banyak teman saya yang taruh status di FBnya lagi sahur sambil nonton OVJ. Hihihihihi...


Monday, August 24, 2009

Hamil

Waktu kemarin akhirnya saya mens lagi. Terus terang yang bikin saya nangis bukan karena " gagal lagi ". Bukaaaaann.... Sabar saya udah pol kalau bicara soal itu. Saya selalu percaya, Tuhan pasti memberikan sesuatu buat umatnya disaat yang tepat bagi umatnya untuk menerimanya. Yang bikin saya nangis adalah sakitnya yang bikin perut saya seperti melintir-melintir rasanya.

Trus karena saya memilih tiduran aja dikamar dan hubby juga nemenin. Akhirnya kita jadi ngobrolin soal hamil. Saya cerita padanya soal teman-teman saya yang hamil sebelum menikah.
Sewaktu kuliah hingga awal-awal saya menikmati masa kerja sekitar 10 tahun lalu, sudah beberapa kali saya mendengar cerita tentang hamil diluar nikah. Ada yang cuma saya dengar, ada yang saya juga ikutan terlibat didalamnya. Ada 2 cerita yang benar-benar nempel dikepala saya. Tapi ke-2nya tidak pernah saya dengar lagi kabarnya hingga sekarang.

1993
Saya punya seorang teman kuliah yang mantan keponakan seorang petinggi MPR dulu. Suatu ketika dibilang udah terlambat mens. Saya masih diam. Saya sempat bilang " gue juga sering terlambat kok, tenang aja nanti pasti keluar kok ". Saya ingat waktu itu hari Sabtu ketika dia meminta saya bertemu disebuah tempat. Lalu dia menangis dan dia merasa benar-benar hamil. Baru saat itu saya jadi ikutan kalut.
Berhubung saat itu saya belum tahu istilah testpack. Yang terpikir saat itu adalah 'mencari laboratorium' untuk teman saya memeriksa kehamilannya. Akhirnya dari Depok kita menuju selatan Jakarta bersama dengan dua teman lain dalam misi mencari laboratorium. Beberapa lab kita datangi, karena tidak banyak lab yang menyediakan test kehamilan. Barulah kita menemukan lab yang kita mau juga diwilayah selatan Jakarta. Seperti biasa, teman yang mengira dirinya hamil disuruh mengambil sample air seninya. Untuk biaya test kehamilan adalah 15.000 (ini yang ekspress loh, hasilnya keluar beberapa menit kemudian). Saat amplop hasil dibuka dan menunjukkan kalau teman saya benar-benar hamil. Saya dan teman-teman lain langsung stress. Saya ingat setelah itu kami makan siang difoodcourtnya Pasaraya Blok M (waktu itu masih dibasementnya). Semuanya diam, bingung, stress. Yang saya ingat setelah kejadian itu, teman saya memutuskan meninggalkan kuliahnya dan saya tidak pernah mendengar kabar apapun lagi dari dia.

1996
Waktu itu saya lupa dari mana. Yang jelas disebuah malah tahun 1996 saya pengen makan Mc.D. Karena saat itu posisi saya sedang ada disekitar Blok M. Saya membeli Mc.D di Melawai. Tapi saya ingat, kita tidak mampir ke Mc.Dnya, tidak pula memesan lewat drive thru. Yang saya ingat. Pacar saya saat itu memarkirkan mobilnya disebuah gang didepan Mc.Melawai lalu dia lari menyeberang menuju Mc.D
Selang sepuluh menit menunggu saya melihat pacar saya kembali berjalan menuju mobil tapi tidak sendirian. Ada 2 orang dibelakangnya. Mereka bertiga menuju mobil kami.
Lalu keduanya duduk dibangku belakang, dan pacar saya menjelaskan siapa mereka. Keduanya teman pacar saya. Si cewek hamil dan mereka bermaksud mengugurkankan kandungan tapi biayanya masih kurang (kalau ga salah sekitar 600.000) dan mereka bermaksud meminjamnya dari pacar saya. Berhubung mau dipakai buat mengugurkan kandungan, saat itu saya langsung menolak mereka. Takut saya ikutan dosa membunuh juga...

Trus mereka nanya kepada pacar saya, apa yang harus dilakukan. Saya bingung, pacar saya juga. Kita memutuskan untuk diam saja. Si cewek sempat bingung dan bertanya pada saya apa yang harus dia lakukan. Orang tuanya bisa membunuhnya apabila mereka tahu dia hamil.

Lapar saya langsung hilang, Mc.D yang tadi dibelikan pacar saya langsung tidak membuat saya berselera.

2009
Saya tetap percata Allah selalu memberikan yang terbaik pada umatnya disaat yang tepat. Tapi apakah kedua kejadian diatas itu adalah rezeki yang diberikan olleh Allah pada kedua teman saya adalah pada saat yang tepat???