Monday, August 24, 2009

Hamil

Waktu kemarin akhirnya saya mens lagi. Terus terang yang bikin saya nangis bukan karena " gagal lagi ". Bukaaaaann.... Sabar saya udah pol kalau bicara soal itu. Saya selalu percaya, Tuhan pasti memberikan sesuatu buat umatnya disaat yang tepat bagi umatnya untuk menerimanya. Yang bikin saya nangis adalah sakitnya yang bikin perut saya seperti melintir-melintir rasanya.

Trus karena saya memilih tiduran aja dikamar dan hubby juga nemenin. Akhirnya kita jadi ngobrolin soal hamil. Saya cerita padanya soal teman-teman saya yang hamil sebelum menikah.
Sewaktu kuliah hingga awal-awal saya menikmati masa kerja sekitar 10 tahun lalu, sudah beberapa kali saya mendengar cerita tentang hamil diluar nikah. Ada yang cuma saya dengar, ada yang saya juga ikutan terlibat didalamnya. Ada 2 cerita yang benar-benar nempel dikepala saya. Tapi ke-2nya tidak pernah saya dengar lagi kabarnya hingga sekarang.

1993
Saya punya seorang teman kuliah yang mantan keponakan seorang petinggi MPR dulu. Suatu ketika dibilang udah terlambat mens. Saya masih diam. Saya sempat bilang " gue juga sering terlambat kok, tenang aja nanti pasti keluar kok ". Saya ingat waktu itu hari Sabtu ketika dia meminta saya bertemu disebuah tempat. Lalu dia menangis dan dia merasa benar-benar hamil. Baru saat itu saya jadi ikutan kalut.
Berhubung saat itu saya belum tahu istilah testpack. Yang terpikir saat itu adalah 'mencari laboratorium' untuk teman saya memeriksa kehamilannya. Akhirnya dari Depok kita menuju selatan Jakarta bersama dengan dua teman lain dalam misi mencari laboratorium. Beberapa lab kita datangi, karena tidak banyak lab yang menyediakan test kehamilan. Barulah kita menemukan lab yang kita mau juga diwilayah selatan Jakarta. Seperti biasa, teman yang mengira dirinya hamil disuruh mengambil sample air seninya. Untuk biaya test kehamilan adalah 15.000 (ini yang ekspress loh, hasilnya keluar beberapa menit kemudian). Saat amplop hasil dibuka dan menunjukkan kalau teman saya benar-benar hamil. Saya dan teman-teman lain langsung stress. Saya ingat setelah itu kami makan siang difoodcourtnya Pasaraya Blok M (waktu itu masih dibasementnya). Semuanya diam, bingung, stress. Yang saya ingat setelah kejadian itu, teman saya memutuskan meninggalkan kuliahnya dan saya tidak pernah mendengar kabar apapun lagi dari dia.

1996
Waktu itu saya lupa dari mana. Yang jelas disebuah malah tahun 1996 saya pengen makan Mc.D. Karena saat itu posisi saya sedang ada disekitar Blok M. Saya membeli Mc.D di Melawai. Tapi saya ingat, kita tidak mampir ke Mc.Dnya, tidak pula memesan lewat drive thru. Yang saya ingat. Pacar saya saat itu memarkirkan mobilnya disebuah gang didepan Mc.Melawai lalu dia lari menyeberang menuju Mc.D
Selang sepuluh menit menunggu saya melihat pacar saya kembali berjalan menuju mobil tapi tidak sendirian. Ada 2 orang dibelakangnya. Mereka bertiga menuju mobil kami.
Lalu keduanya duduk dibangku belakang, dan pacar saya menjelaskan siapa mereka. Keduanya teman pacar saya. Si cewek hamil dan mereka bermaksud mengugurkankan kandungan tapi biayanya masih kurang (kalau ga salah sekitar 600.000) dan mereka bermaksud meminjamnya dari pacar saya. Berhubung mau dipakai buat mengugurkan kandungan, saat itu saya langsung menolak mereka. Takut saya ikutan dosa membunuh juga...

Trus mereka nanya kepada pacar saya, apa yang harus dilakukan. Saya bingung, pacar saya juga. Kita memutuskan untuk diam saja. Si cewek sempat bingung dan bertanya pada saya apa yang harus dia lakukan. Orang tuanya bisa membunuhnya apabila mereka tahu dia hamil.

Lapar saya langsung hilang, Mc.D yang tadi dibelikan pacar saya langsung tidak membuat saya berselera.

2009
Saya tetap percata Allah selalu memberikan yang terbaik pada umatnya disaat yang tepat. Tapi apakah kedua kejadian diatas itu adalah rezeki yang diberikan olleh Allah pada kedua teman saya adalah pada saat yang tepat???

No comments: