Monday, December 7, 2009

Liburan (day-2)

Hari ini tour dimulai dengan menuju sebuah kuil yang menurut saya baguuuuuss banget. Saya dan anggota rombogan berfoto-foto di kuil tersebut. Setelah itu kami menuju sebuah dermaga di sungai Chao Praya untuk menuju Wat Arun. Menurut tour guide saya, sungai Chao Praya ini adalah sungai yang dijadikan sarana transportasi oleh masyarakat Thailand. Saya juga menemukan beberapa perahu yang sengaja dijadikan perahu wisata bahkan dijadikan restaurant terapung. Mendekati Wat Arun, perahu kami berhenti disebuah kuil kembali. Kami membeli sebungkus roti dan memberikan makan ikan-ikan yang hidup disekitar dermaga tersebut. Ikan-ikan patin sepanjang tangan atau kaki orang dewasa dengan sigap memakan roti yang kami lemparkan. Selain ikan patin hitam, ada juga ikan patih putih. Menurut cerita apabila ikan patin putih tersebut memakan roti yang kita lemparkan, maka kita akan selalu sejahtera dan beruntung. Amiiiinn...
Masyarakat yang hidup disepanjang sungai ini juga tidak berani menangkap dan memakan ikan tersebut. Mereka menganggap ikan yang hidup di sekitar kuil ini sebagai ikan suci dan mereka, takut kualat!!!!!

Di Wat Arun kami melihat kuil besar yang dilapisi porselen. Tour guide kami meminta kami berhati-hati dalam menaiki kuil ini, Dengan anak tangga yang kecil dan curam, saya memutuskan hanya mampu menaiki 1/3 dari kuil ini. Repot kalau bisa naik tapi ga bisa turun :-))
Kata tour guide kami, kuil ini didominasi budaya Cina, karena porselen yang ditempelkan disekujur kuil ini adalah perselen dengan budaya Cina.

Di Wat Arun juga ada tempat berbelanja. Lucunya para pedagang disana bisa berbahasa Indonesia. Ini bukti bahwa para shopaholic disini didominasi oleh orang Indonesia. Istilah seperti " cape deeeehh " juga diketahui para pedagang ini, lengkap dengan gayanya menempelkan tangan didahi.

Selesai dari Wat Arun, kembali kami naik ke perahu menuju dermaga tempat bus kami menunggu. Setelah itu kami menuju restaurant di S.D Avenue hotel untuk makan siang. Makan siang kali ini baru terasa nikmat, masalahnya perut sudah benar-benar terasa lapar karena terakhir saya makan adalah saat breakfast di hotel.

Soal makanan bisa dibilang tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Saya sering makan-makanan peranakan yang nyaris sama dengan makanan yang saya temui di Bangkok ini. Hari ini favorit saya? Ayam yang ditumis dengan bawang bombay dan kecap dan dicampur dengan kacang mede :-))
Sayang disini, nasi gorengnya dicampur dengan babi.

Selesai makan siang, kami menuju Grand Palace atau istana raja Thailand. Untungnya sehari sebelumnya, tour guide kami meminta kami mengenakkan pakaian yang sopan karena akan berkunjung ke istana. Pakaian tanpa lengan atau celana pendek tidak boleh masuk kedalam istana. Untungnya pihak istana menyediakan sarung atau kemeja untuk pengunjung yang tidak mengenakkan pakaian yang pantas.
Disini saya (lagi-lagi) berfoto-foto diantara bangunan istana yang didominasi warna emas. Ada juga tempat sembahyang dimana terdapat emerald buddha. Tapi kami tidak boleh berfoto didalamnya.
Tidak lupa juga berfoto dengan para penjaga istana ini.

Sorenya kami kembali ke hotel.

Malam hari kami menuju Dreamworld mall dipusat kota Bangkok. Mallnya lebih kurang seperti Mall yang ada di Jakarta. Serunya lagi karena menjelang natal, sudah dipasang pohon natal besar dan juga kebetulan saat itu ada kegiatan kebudayaan Korea. Di mall ini saya berbelanja di sebuah toko bernama Naraya. Kata orang toko Naraya ini banyak didatangi oleh wisatawan Jepang. Dibandingkan toko yang lain, Naraya ini memang paling banyak pengunjungnya. Padahal yang dijual berbagai macam ukuran tas, berbagai macam dompet, sendal, celemek dan lain-lain. Yang unik, barang-barang tersebut dibuat dari kain seperti buatan rumahan.
Dari toko Naraya kami menuju butik Jim Thompson tempat dijualnya sutra kualitas no. 1 dari Thailand. Harganya? sudah pasti mahal lah...

Makan malam kami hari ini di Dreamworld mall disebuah restaurant bernama Shee Fah. Masakannya enak semua. Nasi gorengnya, ayamnya, sup thom yamnya yummy semua. Om saya pelanggan setia restaurant ini setiap kali beliau pergi ke Bangkok. Bulan November saja, dia sudah 3 kali mengunjungi Bangkok dan tidak lupa mempir untuk makan disini.

Berhubung malam ini kami " keluar " dari acara tour, maka selesai makan malam kami menuju Maboonkrong atau MBK dengan Skytrain. MBK ini juga merupakan pusat belanja yang diomongin orang-orang pernah ke Bangkok. Sayangnya saat sampai di MBK banyak toko sudah tutup, padahal jam baru menunjukkan waktu jam 21.10. Entah mereka memang taat peraturan yang mengharuskan tutup toko jam 21.00 atau hal lainnya.

Sebelum balik ke hotel kami pulang ke hotel tempat om saya tinggal. Beliau tinggal di Grand Sukhumvit hotel di tengah Bangkok. Dari MBK kami naik skytrain melewati 3 stasiun dan turun di deket hotel tersebut. Tadinya jalan kaki dari terminal skytrain tersebut menuju hotel hanya sekitar 5 menit, tapi berhubung kami mau kembali melihat-lihat dunia malam Bangkok kami mengambil jalan memutar. Saya lupa nama jalannya, tapi disepanjang banyak pub-pub yang ramai dikunjungi tamunya yang mayoritas bule-bule. Para pelacur menjajakan diri dengan pakaian super minim. Berkali-kali kami bertemu dengan para bule yang menggandeng 1-3 cewek lokal berpakaian minim. Belum lagi yang berciuman dengan hot dipinggir jalan. Masih ditambah lagi dengan beberapa penjual makanan pinggir jalan, penjual baju dan para pengemis yang menambah semarak jalan tersebut. Oh ya, saya sempat beberapa kali menemui penjual makanan yang menjual kecoa goreng, kalajengking, belalang hingga ulat goreng yang berjualan dengan gerobak besar.
Sebelum memasuki hotel kami masuk ke & Eleven supermarket yang menjamur diseluruh Bangkok. Beli minuman dingin dulu, lumayan jalannya rada jauh.

DAri Grand Sukhumvit hotel balik ke hotel kita (Swissotel Le Concorde) naik taksi 65 bath.



No comments: