Friday, November 19, 2010

Kenapa ya??

Tadi pagi waktu sarapan sekitar jam 6 kurang, saya nonton TV sama hubby. Saya kan paling tahan/tega liat yang namanya kemiskinan. Nah tadi pagi tuh beritanya soal pembagian daging kurban. Yang bikin saya makin mewek, adalah ada nenek-nenek tua yang kejepit di pagar atau kakek-kakek tua yang nyembul lewat kaki / selangkangan seorang. Udah gitu headlinenya berita itu adalah " bertaruh nyawa demi sedikit daging dan tulang ". Haduuuhh... sedih ga sih??

Alhamdulillah saya dan hubby bisa berqurban Tahun ini, dan seperti tahun-tahun sebelumnya saya dan hubby memilih 'mengirimkan' qurban kita ke wilayah miskin atau wilayah bencana. Insya Allah disana lebih banyak yang memerlukannya ketimbang disini.

Saya pengen cerita ya, sejak beberapa tahun lalu papa saya selalu sibuk dalam urusan qurban ini. Maklum deh, papa kan aktivis (halaaah...) mushalla. Yup papa saya selalu ikutan mengurus mushalla dekat rumahnya bersama para bapak-bapak pensiunan lainnya. Udah ga kehitung deh yang namanya kupon daging qurban selalu dipool dirumah kita. Pernah nih dulu, mama nyuruh saya dan adik ke lapangan utk ngecek apakah kambing mama udah disemblih atau belum. Baru aja buka pagar rumah, tau-taunya udah ada segerombolan orang yang antri didepan pagar rumah kita dan teriak-teriak "minta kuponnya mbak... minta kuponnya mbak ". Keruan aja saya sama adik milih masuk lagi kedalam rumah dan mama yang keluar dan bilang "kupon akan diberikan nanti setelah panitya memberi izin...blablablabla.... " baru deh massa tenang. Pheeww...

Pernah juga nih, saya ikutan nemenin hubby yang diajak papa ikut jadi tukang bagi-bagi daging. Hehehe... seharian itu hubby jadi tukang daging deh pokoknya dari mulai motong2in daging kambing yang udah bersih dikuliti dan dikeluarin isi perutnya menjadi potongan2 kecil yang kemudian dimasukkan kedalam plastik. Nah saya merhatiin ada aja orang yang curang mengharap jatah lebih. Saya sampe bisik-bisik ke hubby dan papa " ibu-ibu itu kok udah ngantri lagi? tadi kan udah? ". Udah gitu yang bikin saya gemes adalah, mereka mengharapkan daging qurban dan ngantri ke mesjid/mushalla/lokasi pemotongan hewan qurban tapi naik motor baru, atau dengan pakaian yang keren bahkan ada yang pake gelang emas bertumpuk-tumpuk. Kenapa sih 'memiskinkan' diri sendiri demi seplastik daging qurban yang padahal masih banyak yang lebih membutuhkannya dibandingkan mereka??

Kemarin waktu hari Raya Idul Adha kebetulan mama saya ikut qurban 1/7 sapi dan adik ipar ber qurban kambing di mushalla dekat rumah. Karena ikut berqurban, makanya mama dapat jatah sekitar 8 kupon daging dari panitya. Tapi mama memilih membagikan kupon-kupon jatahnya kepada pembantu kami beserta keluarganya. Alasannya " kita udah sering makan daging kan? si Rum itu hidupnya susah, boro-boro mau makan daging ". Saya sih salut sama mama saya yang memilih ga menikmati sedikit dari sapi/kambingnya dengan alasan tersebut. Dan kenapa ya, ga semua orang yang hidupnya sebenernya ga susah-susah amat, mau berpikir kaya mama saya. Dan memberikan jatah daging kambing/sapinya ke orang lain yang lebih membutuhkan??

No comments: