Monday, May 21, 2012

Hubungan Tanpa Status

HTS atau Hubungan Tanpa Status lagi beredar di Facebook saya. Salah seorang teman di Facebook saya yang masih ABG dan kebetulan adalah keponakan dari seorang teman saya sedang menjalani hubungan tanpa statusnya. Hampir tiap hari dia mengupdate kelanjutan hubungannya tersebut. Memang dia tidak mengungkapkannya dengan terbuka, tapi sejak awal karena kebetulan saya membaca status-statusnya. Saya jadi bisa menangkap makna yang ia tulis pada tiap status Facebooknya.

Jauh sebelum saya menikah dulu, saya pernah duduk, ngobrol sambil menikmati makan malam bersama seorang teman disebuah restaurant di sebuah mall di Jakarta. Waktu itu status saya sedang jomblo sementara teman saya sedang membina hubungan barunya.
Sebagai orang yang sedang menderita akibat jomblo (lebay....) dia pun mau menghibur saya. Lalu kita ngobrol ngalor-ngidul. Sebagai sama-sama orang yang sudah memasuki usia "wajib menikah" otomatis pertanyaan berikut terlontar dari mulut saya.
" Jadi sama yang ini serius ya? Kalau gitu sebentar lagi elu nikah ya sama dia? ". Trus teman saya diam. Loh??
" Gue sih lagi HTS-an sama dia. Gak tau deh lanjut apa engga " jawabnya pendek.

Sekarang giliran saya yang bingung. HTS? Apa sih? Lalu dengan sabar teman saya menjelaskan singkatan aneh tersebut.
" Gue lagi HTS-an sama dia. HTS itu Hubungan Tanpa Status. Kita engga pernah declare kalau kita jadian tapi kita dekat aja kayak pacaran. Makanya gue engga tahu apakah hubungan ini bakal berlanjut lebih serius atau engga. Namanya juga HTS " jelasnya.
Yang saya bingung. Udah tahu begitu kok masih dilanjutin sih? Sebagai orang yang sudah didesak-desak oleh orang tua untuk menikah, jenis hubungan seperti ini pasti akan saya jauhi. Ngapain juga nyusah-nyusahin diri? Ngabis-abisin waktu buat menjalani hubungan yang engga jelas juntrungannya?
" Soalnya gue dan dia ngerasa nyaman aja dengan hubungan ini "
Semakin dikasih jawaban menggantung begitu, saya juga semakin menjadi-jadi bertanya pada teman saya ini. Intinya, dia dan pasangannya merasa nyaman. Mereka pun sama-sama single. Jadi kalau pun berlanjut ya syukur, kalau tidak ya sudah. Simple.

Singkat cerita saya menikah duluan. Maklum udah kebelet nikah. Sementara teman saya ini masih santai dengan Hubungan Tanpa Statusnya. Waktu datang ke pernikahan saya, dia datang dengan si HTS.
Beberapa bulan setelah menikah, saya bertemu lagi dengan teman saya itu direstaurant yang sama. Saya memancingnya untuk menceritakan soal Hubungan Tanpa Statusnya, apakah sudah naik status menjadi HDS (Hubungan Dengan Status). Dia menggelengkan kepala. " Masih begini aja " jawabnya lagi.

Saya yang makin gregetan dan menghujaninya dengan cerita-cerita indah soal pernikahan. Tapi tampaknya dia tidak bergeming. Dengan dalih 'masih nyaman' dia masih tetap menjalankan HTSnya.

Beberapa tahun kemudian, sepucuk undangan saya terima. Teman saya akhirnya menikah. Dengan siapa dia menikah? Dengan si HTSnya ituuuu..... Aaahhh.... akhirnya naik pangkat juga si Status ini.
Dengan wajah berseri-seri dia mengucapkan terima kasih sewaktu saya menyalaminya diatas pelaminan. Setelah tiga tahun dijalani, akhirnya hubungan yang awalnya dia jalani tanpa status kini menjadi jelas. Statusnya mereka menjadi suami-istri yang syah secara agama dan negara.

Jadi nampaknya hubungan apapun namanya. Selama kita menjalankannya dengan yakin untuk mencapai satu tujuan yang baik pasti akan berakhir dengan baik pula. Selamat ya temanku sayang.

Buat teman ABG saya. Selagi masih muda, gak usahlah menjalani hubungan tanpa status ini. Jalani aja hubungan yang normal aja. Nikmati masa remaja. Nanti kalau kalian sudah mulai memasuki usia 'rawan' seperti saya dan teman saya dulu. Mulailah mencari hubungan yang jelas dan serius. Kalau masih mau menjalankan hubungan tanpa status seperti teman saya dulu? Silahkan aja. Yang penting kalian merasa nyaman, tahu baik-buruknya. Tapi kalau kalian udah sama-sama yakin, kenapa juga masih pasang status HTS? Mendingan buru-buru dinaikkan statusnya. Kalau udah begini enak, selain status udah jelas. udah resmi pula!

No comments: