Saturday, July 7, 2012

catatan pemilihan pemimpin

Sebagai rakyat Indonesia saya sudah mengikuti berbagai pemilihan pemimpin negara ini sejak tahun 1992. Dari jamannya masih 3 partai hingga multi partai pernah saya alami.

Ceritanya sejak beberapa minggu lalu setiap kali saya berte mu dengan orang lain salah satu pokok obrolan kami adalah pilkada dki. Berhubung saya bukan pemegang KTP DKI awalnya saya cuek dengan urusan ini. Tapi berhubung tiap bertemu orang lain, lawan bicara saya selalu berkoar koar tentang jagoannya, akhirnya saya mulai mencari tahu siapa saja yang bakal bertarung tanggal 11 Juli besok.

Saya cek twitter sebagai media yg paling mudah diakses. Hasilnya? seru!!!! banyak orang yg dengan jelas2 memberikan dukungan terhadap calon tertentu. Bahkan ada yang sampai niat bikin kultwit segala tentang jagoannya dan program-programnya bahkan ada yang juga dengan terang-terangan mengejek lawannya. Rame pokoknya.

Bagi saya yang buta politik, pemilihan pemimpin ini laksana memilih kucing dalam karung. Sukur2 yang didapat kucing anggora yang bagus. Kalo ternyata dapatnya kucing kampung yang bulunya pitak2 dan badannya korengan gimana?
Yang lebih frongal malah bilang politik kaya (maaf) tai kucing. Bukan kucingnya lagi yang diomongin tapi udah ke kotorannya. Mungkin ini adalah ungkapan mereka yang kecewa. Dikasih janji ini itu tapi hasilnya NOL besar.

Katanya ahli ngurusin macet dan banjir, kenyataannya? Macet di Jakarta udah seperti kanker stadium akut. Gak ada obatnya lagi. Tiap kali hujan tetap aja genangan air semata kaki hingga setinggi atap rumah selalu menjadi tamu warga Jakarta.

Katanya kader partainya bersih dan slogan partainya anti korupsi. Kenyataannya? baru setahun-dua tahun terpilih kadernya tersangkut kasus korupsi.

Maka dari itu banyak yang memilih jadi golput aja daripada sakit hati. Masa bodoh si anu yang jadi presiden atau si itu yang jadi gubernur. Soalnya dia yang makin kaya, kita tetap susah. Dia mah enak hilir mudik kesana kesini pake pengawal. Tinggal tutup jalan lalu para pemimpin melenggang tanpa macet. Sementara kita? teteeeeeuupp desak2an dikendaraanumum atau kalo yg naik kendaraan roda dua atau empat tetap juga kena parkir gratis yg bikin tensi naik dan pinggang mau patah huhuhuhu

Kita susah2 bayar pajak tapi situ enak2an jalan2 keluar negeri, pake bawa keluarga pulak!!!!

1 comment:

Indra Al Ghazali said...

silahkan di baca :)
http://persahabatanindahnya.wordpress.com/2012/05/24/untung-untungan-siapa-tau-saja/