Monday, February 18, 2008

memilih

Menentukan pilihan terkadang sulit. Apalagi dilihat dari pilihannya. Saya paling tidak bisa memilih, untungnya sama memiliki suami yang pandai menentukan pilihan. Bisa dibilang semenjak menikah dengan dia, dia termasuk sering ikut andil menentukan pilihan. Pokoknya dari mulai baju sampai piring, suami saya ikut serta memilihkan. Untunglah saya memiliki suami seperti suami saya ini :-))
Bagaimana dengan memilih suami?? hmm... ini pastinya sangatlah sulit, dan sudah pasti tidak bisa di'wakil'kan kepada orang lain untuk menentukan pilihan. Tapi jangan salah juga, jaman Siti Nurbaya dahulu, sebagian pasangan hidup adalah pilihan orang tua. Terlepas cocok atau tidaknya dengan selera sang anak, saya yakin pastilah orang tua mencarikan yang terbaik untuk buah hati mereka. Ini juga diluar faktor-faktor X yang lain. Misalnya, menjodohkan sang anak dengan maksud melunasi hutang, atau lainnya.
Sebagian orang memilih suami berdasarkan kegantengan, kekayaan, kemapanan. Hal ini tentunya sangat wajar sekali. Siapa sih yang tidak ingin bersuamikan orang yang keren dan tampan bak model? siapa sih yang tidak ingin punya suami kaya, sehingga masa depan hidup enak sudah ada didepan mata?. Siapa yang tidak ingin punya suami yang pendidikannya tinggi, lulusan luar negeri dan karir bagus sudah ada digenggaman tangannya? Saya juga mau!!

Dulu mama saya concern dalam membantu saya menentukan pilihan. Eh, bukannya saya termasuk cewe yang banyak penggemarnya yah! Hahaha! Tapi saya yakin, mama saya sama seperti ibu-ibu yang lain ingin agar anaknya bisa mendapatkan pendamping hidup yang terbaik. Para orang tua akan menginterogasi anaknya dari mulai pekerjaan calon pasangan anaknya sampai keluarganya. Istilahnya bibit-bebet-bobot gitu.
Sampai disitu? belum! masih ada lagi ujian yang lain. Kalau belum puas, hal tersebut ditanyakan ke sang calon pasangan. Yah, namanya ingin yang terbaik buat sang anak.
Saya ingat dulu mama saya pernah bilang " Carilah pasangan seagama, Insya Allah yang bisa menjadi imam di keluarga. Yang punya pekerjaan tetap dan halal. Terakhir, datang dari keluarga yang baik-baik "
Yang jelas, sebagai anak yang baik sudah pasti saya ikuti kemauan mama saya. Walaupun pilihan tetap ditangan saya. Alhamdulillah apa yang dianjurkan mama saya tidak salah. Saya bahagia dengan suami saya.

Saya tahu selain mama saya concern dalam memilihkan pasangan, salah satunya agar pernikahan anak-anaknya bisa langgeng dan menjadi keluarga sakinah. Mama saya tidak ingin melihat anaknya terluka, beliau ingin melihat kami berbahagia.
Sampai sekarang tiap kali ada yang meminta dicarikan cowo pada saya, selalu saya bilang " kamu yang harus memilih sendiri, karena kamu yang lebih tahu selera kamu " tapi saya tidak pernah lupa menyelipkan nasehat sesuai yang mama saya ajarkan pada saya dulu. Ada juga yang tidak suka apabila orang tuanya ikut campur. Tapi saya yakin, orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya, mereka tidak ingin melihat anaknya susah dan terluka, mereka ingin kita berbahagia. Jadi, buat apa untuk ragu meminta nasehat pada orang tua? mereka menjalani asam garam dunia jauh lebih lama dari kita. Apabila mereka pernah mengambil jalan yang salah, pastinya mereka akan menuntun kita agar tidak kembali mengambil jalan itu lagi.

Thanks Ma, because of you, I'm happy now..........

Jakarta, February 2008

No comments: