Thursday, September 11, 2014

Kemana cinta pergi?

Jadi tadi pagi sambil siap-siap mau berangkat ke kantor, saya nonton TV yang menayangkan berita perceraian seorang artis Indonesia yang prosesnya makin memanas.
Saya tidak berhak menghakimi siapapun yang memilih perceraian sebagai sebuah jalan yang mereka ambil untuk menyelesaikan masalah. Tetapi, tiap orang sering kali memilih jalan yang berbeda satu sama lain untuk menyelesaikan masalah.

Beberapa tahun lalu seorang teman menggugat cerai suaminya setelah hampir sepuluh tahun menikah. Yang tidak kami sebagai teman-temannya menyangka, di sekitar 3 tahun terakhir pernikahannya dengan mantan suaminya tersebut ternyata dipenuhi percekcokan. Maka mereka memilih jalan perceraian.

Yang membuat kami salut, teman saya itu tetap menghormati mantan suaminya. Apapun yang terjadi, mantan suaminya tersebut merupakan ayah dari anak-anak mereka. Selama proses perceraian berlangsung tidak pernah sekalipun mereka saling menjelekkan satu sama lain. Mereka menjalankan proses dengan damai. Urusan harta gono gini hingga hak asuh anak disepakati bersama. Sehingga proses perceraian berjalan lancer dan cepat. Hingga hari ini mereka masih mengikuti kesepakatan yang diputuskan pengadilan. Anak ikut ibu tapi ayah tetap bias bertemu kapan saja dia mau.

Ada juga perceraian teman saya yang penu liku-liku. Saya tahu dulu mereka menikah penuh dengan konsep. Pengennya menikah konsepnya lain daripada konsep pernikahan yang pernah ada di Indonesia. Kami takjub dengan acara demi acara pernikahan mereka. Tapi ternyata usia pernikahan hanya kurang dari empat tahun.
Proses perceraiannya sangat berliku-liku. Kalau saya bertemu dengan teman saya itu, yang keluar dari mulutnya hanya menjelek-jelekkan pasangannya sebagai si brengsek, si kasar, si anu, itu itu pokoknya segala macam julukan yang buruk-buruk. Demikian pula dengan pasangannya. Kalau saya bertemu dengan pasangannya, bukan lagi panggilan sayang. Tapi sudah berganti menjadi si galak, si cerewet, si nyebelin dll dll... Waduuuhhh....

Kemana cinta itu pergi? Cinta yang dulu dipakai untuk mencari konsep pernikahan? Cinta yang membara untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih dalam lagi?

Kembali saya tidak mau menghakimi. Tapi hanya bertanya, kemana cinta pergi?

No comments: