Monday, November 28, 2016

Berita duka

Saya ga pernah lupa kata-kata mama saya yang minta diantar ke dokter. " Kalo mama maunya dokter Maria, dia praktek hari Selasa " kata saya.

OK mama nurut. Hari Selasa kita ke dokter ya. Langsung saya kumpulin pasukan. Adik saya yang laki-laki akan bawa mama dari rumah ke RS. Saya, suami dan adik perempuan akan nemenin. Tapi siapa yang kira niat 'cuma' nemenin ke dokter berujung pada masalah panjang dan besar??

Hari Selasa tanggal 5 Januari 2016, saya ingat saya nebeng teman menuju RS Premier Bintaro. lalu saya urus administrasi. Gak lama adik perempuan saya dan suami datang. Terakhir mama datang barengan sama adik laki-laki saya. 

Ketemu dokter Maria, semuanya baik-baik saja. Tapi emang kaki ibu saya membengkak. Katanya harus ke dokter jantung. OK langsung kita piindah antrian ke dokter jantung. Lalu semuanya seperti berubah 180 derajat. Dokter bilang mama saya seperti orang yang lagi kena serangan jantung. Oksigen dalam darahnya juga rendah. Akhirnya mama harus masuk UGD. Saya masih tenang-tenang aja. Soalnya biar udah masuk UGD juga mama saya masih bisa check in lokasi di Facebook!!!

Periksa sana-sini, dokter mutusin harus rawat. Sempet ngomong saya adik saya, mau ga kita taruh mama di kelas 1 atau VIP. Tapi dokter bilang hal lain. Harus masuk HCU. Yang mana HCU ini setingkat lebih rendah dari ICU. Sampai sini saya masih tenang, mama saya masih segar bugar. Masih bisa marahin papa yang pake bajunya jelek waktu besuk dia ke RS. Oalaaahh...

Tiba-tiba semua runtuh. Mama saya yang masuk HCU pukul 2 pagi, mendadak jam 7 malam naik ke ICU karena sesak nafas. Malam itu juga mama naik ke ICU. Masih bisa marah juga karena ga mau ditinggal sendirian. Iya sih, ICU lebih horor daripada HCU. Apalagi di bed yang berseberangan dengan mama saya saat itu sedang ada seorang pasian yang kritis dan akhirnya meninggal dunia.

Karena kondisi keuangan yang sudah tidak memungkinkan apabila kami tetap bertahan di RS Premier. Keluarga sepakat memindahkan mama ke RS Pelni Petamburan. Setelah 4 hari dirawat, akhirnya kita pindahin mama ke RS Pelni.Ini adalah pengalaman pertama saya naik ambulance. Ambulance yang membawa ibu saya pun keren banget. Ini karena saat dipindahkan, ibu saya masih harus memakai ventilator dan alat pendukung lainnya.

Hampir empat minggu saya dan keluarga menunggu mama dirawat. Bolak-balik antara runag ICU dan kamar biasa. Dengan kondisi yang turun naik akhirnya, mama saya meninggal dunia tanggal 28 Januari 2016. Innalillahi wa innailaihi rojiun.......

Inshaa Allah saya ikhlas... seperti yang papa saya bilang, bahwa saya adalah orang yang paling sering berada di RS didekat ibu saya. Berhari-hari saya tidak pulang demi menunggu ibu saya. Apalagi suami saya juga sempat dirawat karena typhus.

Sedih? Pastinya 
Ikhlas? harus... walaupun seringkali ada kalimat " kalau aja kemarin.... "
Siap? Engga.... tapi harus

Sekarang sudah hampir satu tahun mama pergi. Kita sudah kembali seperti biasa. Sudah normal. Inshaa Allah doa selalu dikirimkan ke mama setiap saat.

No comments: