Monday, November 19, 2007

garis keras

seorang teman pernah mengeluh kepada saya soal temannya yang lain.
temannya teman saya ini (anggaplah namanya B) adalah orang yang pengetahuan agama Islamnya sangat bagus. No doubt about it!
saya juga mengenal si B ini walaupun tidak sedekat temen saya itu. Hanya sesekali saya berbicara dengan si B ini.

suatu hari saya mendapat email dari teman saya dan mengeluhkan soal kelakuan si B kepada dia. awalnya saya pikir teman saya ini hanya mengada2. Mana mungkin seorang B yang (dimata saya) sangat rajin shalat, memakai jilbab dan pengetahuan agamanya bagus, bisa berbuat seperti yang dikeluhkan teman saya. lama kelamaan, bukan cuma satu yang mengakui, tapi ada dua, tiga, empat, lima dan....... ternyata banyak juga yang mengeluhkan soal si B ini.

Suatu hari saya berbicara dengan B. Ternyata apa yang dikeluhkan hampir semua teman saya ini benar adanya!
Dimata saya, B yang tadinya saya anggap orang yang ilmu agamanya bagus, rajin shalat langsung luntur mendadak. Kok dia bisa seperti itu ya? pikir saya dalam hati.
B merupakan orang yang mudah berbicara keras (padahal yang saya bicarakan hanya soal sepele).kelakuannya yang seenak hatinya sendiri dan kerapkali tidak memperdulikan perasaan orang lain.
saya pernah menasehatinya suatu kali, tapi balasannya dia malah jutek kepada saya!

Akhirnya saya pikir, hanya kalo ada perlunya saja saya bicara pada dia, lebih dari itu tidak.

Sewaktu teman saya bertemu saya lagi, mau tidak mau saya membenarkan apa yang dia tulis di email sebelumnya. Lalu sambil menikmati frappucino chocolate, tiba2 dia bertanya soal agama Islam. Agama yang saya anut (karena teman saya ini non muslim).
Apakah benar ada Islam garis keras? karena dia mendengar kalau B penganut Islam garis keras.

Saya tidak membela teman saya, tapi tidak juga membela B. Saya juga tidak menjelek2an agama saya. Saya juga tahu, bahwa kadangkala tanpa sengaja, saya pernah menyakiti perasaan orang dengan perbuatan dan kata2 saya. Saya juga sadar bahwa ilmu agama saya masih sangat cetek dibandingkan yang lain, makanya saya hanya bilang " mau Islam garis keras atau apapun, yang namanya menjaga perasaan orang lain is a must ".
Bukan saya bilang B tidak sopan santun. Tapi entahlah, mungkin dia sendiri yang tahu kenapa dia berbuat seperti
itu. Tapi bukan tidak mungkin, apa yang dia lakukan bisa mencoreng agama kami.
Tetapi mungkin juga sudah habit, kebiasaan atau sifat. Mungkin B tidak sadar kadangkala perbuatannya melukai perasaan orang2 disekelilingnya. Saya meminta teman saya untuk menegur B pelan2.

Entah bisa atau tidak, yang penting kami mencoba. Ada hasilnya atau belum, belum bisa dikatakan.
Tapi saya tidak ingin apa yang dilakukan teman saya si B menimbulkan kecaman atau ketidaksukaan dari teman2 yang lain. Terlebih lagi apabila sudah menyinggung2 soal agama seperti yang pernah disinggung oleh salah satu teman kami sebelumnya. Jangan sampai karena nila setitik, jadi rusak susu sebelanga!

Jakarta, Nov' 07



No comments: