Friday, May 16, 2008

disakiti atau balas menyakiti????

Sebagai bagian dari kehidupan didunia ini. Seringkali kita disakiti orang. Mungkin ada yang emang niaaaaaatt banget pengen nyakitin hati kita. Atau emang tanpa dia sengaja, dia melakukan sesuatu yang menyakitkan kita. Begitupun dengan kita, entah disadari atau tidak, kadang-kadang kita pernah melakukan sesuatu yang menyakiti perasaan orang lain. Coba deh tanya sama orang tua kita, sama temen, sama sodara, sama tetangga. Kalo mereka jujur, mungkin aja sekali-dua kali kita pernah nyakitin perasaan mereka. Hmmm..... mengikuti kata temen saya, c'est la vie. That's life...

Saya pernah disakiti seseorang. Ada seseorang yang dulu saya benciiiii sekali. Saya pernah dibikin marah, menangis dan saya pernah mengalami masa dimana saya males banget ngeliat muka dia. Segitu bencinya? Iya!!! Entah kenapa kebencian saya begitu teramat sangat padanya dulu. Belum lagi ditambah dengan pihak-pihak lain yang terus menerus mengipasi saya dengan emosi dan kemarahan. Maka, semakin besar juga kemarahan saya. Lalu timbullah niat buruk itu, saya harus membalasnya. Saya harus menyakiti dia, jauh lebih sakit lagi!!!!

Lalu waktu terus berjalan, kehidupan saya berubah. Tuhan Yang Maha Baik, memberikan saya hidup yang demikian indahnya pada saya. Hidup saya yang dulu kelam, kini berwarna. Hidup yang indah memberikan saya banyak air untuk memadamkan kebencian saya pada dia. Hidup saya yang kini berwarna membuat saya lupa pada kebencian saya pada dia. Juga membuat saya lupa akan niat buruk saya untuk balas menyakiti dia.

Lalu perlahan-lahan kebencian saya berkurang.... sampai akhirnya lupa dan hilang sama sekali. Sedikitpun tidak pernah ada niat untuk membalas dengan menyakiti.

Saat kemudian saya dibikin kesal olehnya? saya masih bisa tersenyum bahkan tertawa.
Saat saya dibuat marah olehnya? saya tidak benci, saya tetap masih bisa tertawa. Saya tidak mau kebencian saya merusak keindahan hidup saya.

Kemana rasa benci yang dulu? sudah saya lupakan dan tidak mau saya ingat-ingat kembali. Saya hanya ingin hidup bahagia sekarang. Saya tidak ingin mengganti warna-warna cerah dalam hidup saya dengan warna kelam kembali. Saya tidak ingin merubah senyum yang sudah terukir diwajah saya menjadi kerutan kemarahan. Saya tidak ingin jantung saya bekerja 2 kali lebih keras bukan karena saya rajin berolah raga, tapi karena saya menumpuk kebencian. Saya tidak ingin berpikir bodoh untuk melakukan ketololan balas dendam. Dulu saya memang pernah disakitinya, tapi apakah dengan balas menyakiti membuat hidup saya nyaman? Saya tidak mau menumpuk dendam yang kelak bisa menjadi mata pisau yang tajam yang bisa menusuk diri saya lagi. Saya tidak ingin terluka oleh dendam, marah, benci dan keinginan saling menyakiti.

Sekarang, hidup saya sangat indah. Sehingga saya merusaknya hanya dengan mengambil sepotong kemarahan atau menyimpan sekeping kebencian.

Jakarta,
May ' 08

No comments: