Friday, May 30, 2008

Panti Werdha

Papa saya cerita kalau sahabatnya masuk Panti Werdha.
Yang terbersit dibenak saya pertama kali " ih, kok anak-anaknya ga ada yang urusin ayahnya sih? ". Sahabat papa saya ini duda dengan usia sedikit lebih tua dari papa saya. Istrinya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan anak-anaknya sudah menikah.

Ternyata bukan itu masalahnya. Sahabat papa saya ini dulunya seorang wartawan dikantor berita Antara. Sewaktu masih aktif sering kali pergi keluar negeri. Sewaktu saya masih kecil dulu, saya mengagumi beliau. Kalau sudah berbicara, wawasannya luas sekali. Beliau tahu apapun berita yang dipublish ke masyarakat atau berita yang sengaja di 'sembunyikan' dari masyarakat. Gosip politik? masalah ekonomi? apa saja. Yang paling saya suka lagi, kalau beliau sudah menceritakan perjalanan-perjalanannya keluar negeri.

Papa saya dan beliau sering bertelepon-teleponan. Makanya beberapa bulan yang lalu, beliau mengemukakan keinginannya masuk Panti Werdha. Alasannya cuma sederhana, dia merasa kurang 'aktif' apabila hanya tinggal dengan anaknya. Padahal si anak, merawatnya dengan sebaik-baiknya. Tapi sebagai mantan wartawan yang dulunya sangat aktif lalu kemudian hanya menghabiskan masa tuanya dirumah saja?? Itu yang jadi masalah. Beliau ingin berinteraksi dengan mereka yang seusia dengannya. Panti Werdha adalah jawabannya!

Teman saya yang psikolog pernah bilang, sebaiknya dimasa tuanya para orang tua / manula ini tetap punya kegiatan yang membuat mereka tetap aktif. Kalau hanya dirumah saja, atau dianggap ' sudah tua ga usah ngapa-ngapain lagi ' justru membuat mereka merasa sedih dan merasa tidak berguna.
Apapun itu kegiatannya, berkebun, senam tera, mengaji bersama. Membuat para orang tua ini aktif sehingga tidak memikirkan usia senja, atau merasa tidak dibutuhkan lagi. Seringkali kondisi 'tidak aktif' ini malah menimbulkan penyakit yang datang mendadak. Apalagi bagi mereka yang dulunya sangat aktif.
Jadi biarkan saja apabila orang tua kita yang dulunya aktif, kembali aktif lagi dimasa tuanya. Misalnya menjadi panitya lomba, menjadi pengurus mesjid sampai kelurahan, atau mungkin hanya sekedar sibuk dihalaman menanam dan memelihara tanaman!!!

Saya bersyukur, sampai sekarang mama dan papa saya masih tetap aktif. Dari mulai mengaji sampai urusan kelurahan. Senam jantung sampai bermusik.
Papa saya punya kelompok musik yang selalu berkumpul tiap malam minggu dari jam 8 malam sampai jam 1 pagi!!! Mama saya aktif sebagai sekertaris kelurahan dan sedang mempersiapkan kelurahan tempatnya bernaung untuk mengikuti lomba se-Indonesia. " Kalo menang, nanti kita ketemu Presiden looh ". Papa saya ikut lomba senam jantung hingga lomba nasi goreng. Mama saya belajar membuat coklat hingga menyulam.
Mereka berdua sering pergi bersama komunitasnya. Dari mulai meninjau pabrik sosis, Darut Tauhid, Zikir Akbar, ke Bandung, Tea Walk di perkebunan Teh. Macam-macam deh.
Tiga hari numpang mandi dirumah mereka, saya baru tahu kesibukan mama saya melebihi kesibukan saya yang pekerja kantoran. Dari mulai menyiapkan bingkisan bagi anak-anak bergizi buruk disekitar kelurahan, meeting dengan Lurah untuk persiapan lomba, rencana trip dengan teman-temannya [papa saya juga ikut!!] tanggal 5 Juni besok. Sampai pengajian disana-sini yang diikutinya.

Saya cuma senyum. Yang penting mereka enjoy menjalaninya. Yang paling penting, MEREKA BAHAGIA!!!!

Tadi pagi papa saya mengajak saya sesekali menengok temannya yang tinggal di Panti Werdha tersebut. Saya pikir, panti werdha yang ditempati sahabat papa saya seperti panti werdha yang biasa saya liat di TV. Ternyata salah!. Panti Werdha ini fasilitasnya seperti hotel, saat masukpun para manula ini di'screening' dulu satu persatu. Biaya tinggal disana sekitar 1-2 juta/bulan. Mewah kan? Makanya penghuninya juga bukan sembarangan, mereka manula-manula dari kalangan menengah ke atas.
Tetapi para manula ini diberikan kegiatan yang membuat mereka 'aktif' kembali. Kata papa saya, sahabatnya malah jauh lebih bahagia. Sesekali anak dan cucunya datang menengok.
Insya Allah, orang tua saya tidak meminta kepada kami untuk menaruh mereka di Panti Werdha. Lagipulaaaaaa...... sampai detik ini aja mereka sibuknya luar biasa. Tidak apa-apa, sekali lagi yang penting MEREKA BAHAGIA..........

1 comment:

Debby said...

itu panti nya di daerah mana ya? ada alamat lengkapnya ga?