Thursday, January 3, 2008

Mathilda

Beberapa waktu yang lalu, saya nonton film di TV. Film anak-anak. Makanya bahasanya didubbing dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Ceritanya tentang seorang anak kecil bernama Mathilda yang datang dari keluarga yang aneh.

Ayahnya, seorang sales mobil yang menipu para pelanggannya. Mobil bobrok hanya dibetulkan seadanya, lalu dijual lagi.
Ibunya, lebih suka bermain bingo dan berdandan tidak keruan.
Kakaknya, sering mengganggu dia dan mencap Mathilda sebagai anak yang aneh.

Bukan cuma sang kakak, tapi seluruh keluarganya menganggap Mathilda ini aneh. Mereka mengganggap aneh Mathilda yang suka membaca. Karena keluarga tersebut hanya suka menonton TV dan makan! Mereka tidak suka membaca buku seperti Mathilda.

Hobbynya memang membaca buku. Sejak umur empat tahun menjadi pelanggan setia sebuah perpustakaan sampai akhirnya dia bisa membaca buku apapun yang ia inginkan. Pola pikirnya jauh diatas anak-anak seumurnya. Tanpa disadari juga, ternyata Mathilda memiliki kekuatan untuk menggerakkan sesuatu hanya dengan tatapan matanya. Tetapi kekuatannya ini hanya muncul pada saat ia merasa tertekan atau sedang marah.

Keinginannya cuma 1, ingin sekolah. Tapi orang tuanya lupa berapa umurnya.
Akhirnya ayahnya berkenalan dengan salah seorang pembeli mobil ditokonya yang adalah seorang kepala sekolah. Si kepala sekolah punya motto " pakailah tongkat untuk mengajar anak-anak ". Ayahnya setuju untuk memasukkan Mathilda ke sekolah tersebut.

Awalnya Mathilda senang sekali bisa bersekolah. Dia tidak sabar menunggu hari pertamanya masuk sekolah. Tapi semuanya buyar saat ia melihat bahwa sang kepala sekolah suka menyiksa murid-muridnya. Ada murid yang dilempar keluar karena si kepala sekolah tidak suka melihat kepang dirambutnya. Ada juga yang malah dihukum untuk memakan sebongkah kue coklat yang besar karena si murid ketahuan mencuri kue di dapur sekolah. Semua murid takut pada si kepala sekolah. Apalagi kalau si kepala sekolah mengancam akan memasukkan mereka kedalam ruang pencekik.

Wali kelas Mathilda namanya ibu Honey. Ibu Honey ini sangat lembut. Tetapi ibu Honey tidak bisa melawan kepala sekolah.
Ternyata ibu Honey adalah keponakan dari si kepala sekolah. Si kepala sekolah itu mengambil rumah milik ibu Honey setelah ayah dari ibu Honey meninggal. Mengganti foto ayah ibu Honey yang terpajang diatas perapian dengan fotonya. Lalu memakan coklat kesukaan ayah dari ibu Honey.
Suatu ketika Mathilda diajak ibu Honey kerumah miliknya tersebut dan ibu Honey hendak mengambil boneka miliknya tapi takut ketahuan bibinya (si kepala sekolah).

Mathilda berjanji akan membantu ibu Honey mengambil boneka tersebut, walaupun dilarang oleh ibu Honey.

Hingga suatu malam Mathilda pergi kerumah kepala sekolahnya dan mengambil boneka milik ibu Honey dengan kekuatannya. Ia pun mengganggu si kepala sekolah dengan kekuatannya. Tetapi sayangnya, pita rambutnya terlepas dan kepala sekolah mengetahui bahwa pita rambut itu milik Mathilda. Keesokkan harinya, sang kepala sekolah berniat akan menghukum Mathilda habis-habisan.

Tetapi Mathilda bisa membalasnya. Dibantu kekuatannya, Mathilda bisa menghindari hukuman dari si kepala sekolah. Bahkan dengan dibantu teman-temannya, mereka bisa mengusir si kepala sekolah dari sekolah tersebut. Ibu Honeylah yang kemudian menjadi kepala sekolahnya.

Disaat yang bersamaan, keluarga Mathilda mulai dicurigai polisi karena penipuan yang dilakukan ayahnya. Mau tidak mau keluarga Mathilda harus pindah ke kota lain.
tapi Mathilda tidak mau. Dia suka bersekolah. Dia suka kehidupannya dengan ibu Honey. Dia tahu apabila tetap tinggal dengan keluarganya, maka dia tidak akan bisa membaca buku apapun yang dia inginkan.
Ia meminta ibu Honey mengadopsinya. Bu Honey pun setuju. Sejak saat itu Mathilda hidup bahagia dengan ibu Honey. Dia benar-benar tinggal dikeluarga seperti yang dia impikan sejak dulu. Satu lagi, dia juga tetap bisa membaca buku apa saja yang ia mau. Sejak saat itu pula Mathilda tidak pernah menggunakan kekuatannya lagi.

Film yang sederhana tapi bagus banget!

No comments: