Monday, June 2, 2008

ada apa dengan kami??

ada apa dengan kami??

Gini ceritanya,
Waktu air bermasalah kemarin. Orang depan rumah kita sempat mempermasalahkannya ke bagian urusan air. Tapi no response at all.....!!!
Sabtu pagi saya dan suami datang ke kantor air dan menuntut pertanggungjawaban. Akhirnya para pengurus air turun tangan menyelesaikan masalah air tersebut. Bukan cuma satu tapi sampai tiga orang!!!
Lalu orang depan rumah bilang gini ke suami " Saya udah ngadu tapi ga ditanggepin, saya tunggu aja bapak bertindak. Akhirnya masalah beres ".

Ada tetangga baru yang baru pindah kelingkungan kami. Mereka membawa anjing besar. Sebenarnya sih tidak apa-apa. Tapi menurut pengakuan para tetangga, kotoran anjing tersebut berceceran kemana-mana. Salah seorang ibu menegur tetangga baru tersebut meminta mereka mengurus kotoran anjing tersebut. Lalu sang ibu berkata " kalau sampai yang punya rumah ini tahu, bisa ngamuk mereka!! ". Katanya sambil menunjuk rumah kami.

Ada apa dengan kami?
Tidak ada apa-apa kok! Saya dan suami tidak pernah terlihat marah-marah didepan tetangga. Buat apa? Sesekalinya suami marah adalah sewaktu ada tukang yang sedang merenovasi rumah tetangga kami menyuiti saya saat sedang lewat didepan rumah tersebut. Suami saya marah. Karena tidak suka ada yang mengganggu saya. Tidak salah kan?

Saat masalah air berlangsung, saya dan suami memang menunggu hari Sabtu untuk menyelesaikan masalah. Pagi-pagi kami datang ke kantor urusan air. Saat orang-orang dikantor tersebut saling menyalahkan dan berdalih, saya cuma minta mereka datang kerumah kami dan melihat mengapa air berhenti mengalir dilingkungan rumah saya. Saya dan suami menunggu mereka bekerja. Saya malas menerima alasan apapun mengingat pada hari kerja lalu, suami saya berkali-kali mengadu tapi tidak ada tanggapan apa-apa. Makanya hari Sabtu lalu, saya pergunakan untuk menyelesaikan masalah air ini hingga selesai.
Kalau kami terpaksa harus sedikit 'menarik urat' dikantor tersebut, semata-mata juga demi kepentingan para warga lain yang juga membutuhkan air sama seperti kami. Tapi marah kami masih tergolong 'elegan' kok, hihihihi....
Kami tidak marah-marah dengan sumpah serapah, mencaci maki, apalagi sampai mengajak berkelahi!!!

Saya dan suami menolak dibilang pemarah. Kalo tegas, bolehlah :-))
Mungkin karena kami sama-sama bekerja dikantor, kami terbiasa dengan kondisi hitam atau putih (no grey area), kondisi Ya atau Tidak (bukan setengah-setengah). Kami terbiasa mencari dan menyelesaikan permasalahan sampai keakarnya (sampe puas gitu). Kami tidak biasa dengan jawaban menggantung.
Jadinya buat bapak-ibu, saya dan suami bukan si pemarah, apalagi si tukang ngamuk.

PS : sempet sebel sama suami yang cerita ke tetangga " kalo bagian marah sih istri saya tuh ". Hmm.... apa karena itu imej kami jadi buruk begini???




No comments: