Tuesday, July 28, 2009

Klarifikasi

Ada beberapa temen yang kasih tanggapan lewat YM dan nelpon langsung kesaya soal postingan saya sebelumnya.
Karena diakhir cerita temen saya rada sebel sama saya karena dia bilang, " duh, elu ga nyelesein masalah banget!! ". Banyak yang bilang bahwa saya bukan teman yang baik setelah membaca alinea terakhir postingan saya sebelumnya.

Disini saya ga bermaksud membela diri. Saya cuma takut, saya menjadi takabur! Kalo ada yang bilang, " kok gitu aja takut? " Alasannya adalah :

Saya tahu temen saya sedang dalam masalah dan pernikahannya diujung tanduk. Saya berusaha ' meminjamkan ' bahu saya untuk menjadi tempat curhatnya. Saya dengarkan dia memaki-maki suaminya. Saya biarkan dia mencari pembenaran pada dirinya dan menyalahkan suaminya sehingga dia gugat cerai. Tetapi saya bisa apa??
Waktu saya bilang " lu dah koreksi diri belum? ". Dia balik marah-marah dan bilang kalo dia udah lakukan semua demi pernikahan mereka. Saya menyuruhnya minta nasehat pada orangtuanya atau bahkan mertuanya. Dia bilang, dia ingin menyelesaikan masalahnya sendiri. Saya bilang padanya bahwa yang lebih tahu mengenai urusan rumah tangga mereka adalah dia dan suaminya sendiri. Orang tua masing-masing mungkin bisa menjadi tempat meminta nasehat atau pertolongan.

Saya takut apabila saya 'sok' memberi tips tentang hubungan saya dan hubby malah membuatnya makin senewen. Entah karena dia lihat karena pernikahan saya 'baik-baik' saja bukan seperti pernikahannya yang diambang kehancuran. Atau mungkin dia ngerasa bahwa saya 'pamer' didepan dia. Saya takut tanpa sadar saya menjadi sombong dimatanya lalu membandingkan pernikahan kami berdua. Makanya kemarin saya tulis kalau saya paling takut dan malas membahas soal perceraian ini. Takut hal ini bisa terjadi juga dalam hidup saya.

Saya bisa mengerti, dalam kondisi kalut seperti yang dialami teman saya kemarin, hal yang positif bisa menjadi negatif dimatanya. Nasehat saya bisa menjadi seperti menggurui untuknya. Jadi saya memilih hal yang aman saja dengan hal semacam " lu udah koreksi diri belum? "

Jadi temans....
Bukannya saya tidak mau membantu teman saya itu. Saya berusaha membantu sebisa saya. Tetapi keputusan akhir tetap ditangannya. Kalau saya minta dia jangan bercerai, pasti abis itu dia akan kembali mengulang kata-kata " Sabar gue udah abis Tan, sesak dada gue. Gue udah ga bisa lagi nerusin pernikahan ini ".

Buat temen saya,
mohon maaf apabila obrolan minggu sore kita jadi agak menyebalkan menurut kamu. Maaf yaa....


No comments: