Wednesday, July 29, 2009

Menjahit

Ini kelemahan terbesar saya. Entah kenapa tangan saya ga cocok sama pekerjaan ini. Kalau aja dulu ada seleksi dari mertua dengan menyuruh saya menjahit, saya akan cabut duluan sebelum ujian :))

Dari dulu kalau ada tugas menjahit udah pasti mama saya yang turun tangan. Atau kalo pusing-pusing, bawa aja ketukang jahit sekalian. Beres!
Waktu baru married, saya pernah disuruh hubby menjahit sarung bantal yang jahitan pinggirnya lepas. Hasilnya? jahitan saya miring-miring. Kacau deh pokoknya. Semenjak saat itu dia lebih memilih meminta tolong pada ibunya daripada ke saya.
Hmmm... untung saya ga bilang ke hubby kalo waktu SMA dulu, apabila jahitan rok saya lepas dan saya belum sempat meminta mama saya menjahitkan lagi. Saya menggunakan SELOTIP untuk memperbaiki jahitan yang lepas tersebut. Hihihihihihi...
Waktu saya dibeliin hadiah sebuah model kristik, hingga detik ini belum mengalami kemajuan. Tetap saja masih 1/4 jadi!!
Mamah mertua pernah ngajarin saya. " Pokoknya tinggal itung, berapa lobangnya trus mulai jahit deh ". Belum apa-apa saya udah pusing duluan dan memilih ninggalin kristik saya tanpa pernah tersentuh lagi hingga kini. Makanya waktu saya berkunjung ke sebuah toko kerajinan dan tergiur membeli kristik lagi. Dengan jutek hubby bilang " beli sekalian sama mbak penjualnya, kalo kamu bosen, si mbak bisa terusin kerjaan kamu " Huhuhuhu...

Duluuuu banget, waktu Grand Indonesia baru buka. Saya dan keluarga berjalan-jalan kesana dan mengunjungi Alun-Alun Indonesia. Di Alun-Alun Indonesia ada sebuah counter kecil yang mengajarkan beberapa kerajinan. Merajut, menyulam dll.
Lagi-lagi saya tertarik! Dan ibu pemilik counter yang ramah membolehkan saya dulu melihat-lihat sebelum mencoba.

Pertama saya liat ada mbak-mbak sedang asik merajut. Si mbak-mbak yang juga salah satu staff counter tersebut membolehkan saya mencoba merajut sedikit. Maka berpindahlah rajutan yang sudah setengah jadi ketangan saya. Lengkap dengan dua jarum panjangnya yang terbuat dari kayu dan gulungan benangnya. Cara saya memegang jarumnya masih kaku, tapi si mbak tetap mengajari saya dengan sabar. " Gampang kok mbak, pokoknya jarumnya masukkan kelubang yang ini, trus benangnya tarik kesini...blablablabla... nah, gampang kan??? "
Saya coba, langsung gagal. Tiga kali mencoba dan gagal terus, saya kembalikan rajutan tersebut ke mbaknya sambil bilang " saya nyerah deh mbak, daripada kerjaan mbak rusak semua gara-gara saya ".

Lalu saya berpindah ke mbak penjaga lain yang sedang asyik menyulam. Ini menyulam dengan pita untuk membuat sebuah taplak meja. Lagi-lagi kejadian berulang, saya menyerah! Kali ini sempat memakan korban taplak meja buatan si mbak. Tapi berkat keterampilan si mbak, kerusakan yang saya buat bisa teratasi dengan baik.

Akhirnya saya mencoba sesuatu yang saya kuasai (menurut saya). Saya memilih kerajinan menggambar diatas kain. Biar kelihatan dewasa, saya memilih celemek untuk memasak.
OK, saya paling besar sendiri, mengingat 'teman-teman' saya yang lain adalah anak-anak. Tapi cuma ini yang tidak beresiko tinggi. Setengah jam kemudian, saya sudah mendapat sebuah celemek bergambar tokoh kartun.

Mama saya yang menemani saya 'berkreasi' sempat bercakap-cakap dengan ibu pemilik counter :
Mama (M), Ibu Pemilik (IP)
M : itu kok anak saya jadinya pilih menggambar diatas kain?
IP : Mbaknya mau yang itu, tadi sempat coba merajut dan menyulam tapi mbaknya nyerah
M : dari dulu dia ga bisa menjahit bu, tugas menjahitnya yang kerjain saya melulu. Pokoknya yang berhubungan sama menjahit pasti dia ga bisa.

AAARRRGGGHHHH....... Maaaa.... kenapa harus buka rahasia segala siiiiiiiiihhh???? Huhuhuhu *nangis*

No comments: