Monday, May 18, 2009

bahasa dan keluarga

Saya datang dari keluarga yang besar. Papa saya dari Solo. Mama dari Tapanuli dan Padang. Sekarang dapat suami dari Sunda.

Uniknya kalau ngumpul dikeluarga mama, kita akan lebih banyak mendengar bahasa Padang. Seringkali kita akan menemukan 'istilah-istilah' baru bahasa Padang. Apalagi kalo om saya (suami adiknya mama) ikutan. Huaaaa... lucu banget deh, mendengar dia berkomentar dengan bahasa Padang. Apalagi kalau udah pake bahasa Lintau (kampungnya mama) yang agak berbeda dengan bahasa Padangnya sendiri. Bahasa Padang saya sendiri sih ga pinter-pinter amat, tapi cukup banyak vocabulary yang saya kuasai. Tinggal gaya berbicara dan cengkoknya aja yang harus banyak latihan. yang bikin saya lebih banyak menguasai bahasa Padang adalah almarhum nenek saya. Semenjak orangtua saya menikah, nenek saya ikut tinggal dengan orang tua saya hingga beliau meninggal. Nenek saya pula yang mengasuh saya. Sehingga bisa dibilang bahasa sehari-hari yang beredar diantara saya semenjak kecil adalah bahasa Padang. Apalagi nenek saya bicara bahasa Indonesia dengan vocabulary yang bercampur dengan bahasa Padang. Itu juga yang mungkin kenapa saya lebih pintar bahasa Padang. Tapi kalau harus menyaingi mama atau om saya??? susaaaahhh.... mereka lidahnya udah keriting dari 'sono'nya kali, jadinya bahasa Padangnya udah fasih banget. Dialeknya, cengkoknya udah menegaskan mereka bukan orang suku lain yang ngomong bahasa Padang :-))

Kalau ngumpul dikeluarga papa, akan mendengar omongan Jawa. Kasar - halus semuanya ada. Walaupun saya sendiri ga bisa ngebedain mana bahasa Jawa kasar ataupun halus. Buat saya semuanya sama aja kedengarannya :-)
Apalagi kalau tante dan (dulu) para bude saya ngumpul. Waaahh... udah jelas deh pasti bahasa Jawa halus yang mereka gunakan. Belum lagi karena papa saya datang dari Solo yang emang udah terkenal dengan halusnya. Berhubung bude-bude saya udah meninggal, sekarang hanya tersisa papa dan adik-adiknya. Naaah... salah satu adiknya papa ini yang masih memakai 'pakem' ke Jawaannya. Apalagi mereka datang dari keluarga Jawa ningrat yang bergelar Raden. Sssttt.... tapi papa saya ga mau pake gelar Radennya, soalnya menurut papa, gelar raden itu cuma gelar doang. Tapi yang membuat kita dihormati orang sekarang ini bukan gelar Raden kita. Tapi ilmu pengetahuan dan pengalaman kita. Percuma pake gelar raden tapi ga punya ilmu apa-apa. Kan gelar raden ga membuat kita gampang dapat kerja kaaann...?? Hihihihi...
Anywaaayy..... tante saya ini yang masih berusaha 'menancapkan' pakem Jawanya dikeluarga papa saya terutama pada keponakan dan cucu-cucunya. Sesekali beliau masih memberikan instruksi dalam bahasa Jawa. Sementara bahasa Jawa saya?? Blank sama sekali!!! Biasanya kalo si tante udah mulai ber ho-no-co-ro-ko, saya langsung ngeliat muka papa saya atau nunggu sepupu lain yang lebih pintar bahasa Jawanya untuk membantu menterjemahkannya untuk saya!!


Lain dikeluarga mama dan papa, lain lagi dengan yang terjadi dikeluarga suami saya. Kalau dikeluarga suami, kita akan lebih banyak mendengar obrolan dalam bahasa Sunda dan Inggris... lhooo???
Suami saya adalah cucu dari bekas duta besar Indonesia untuk USA tahun 50-an. Mama mertua saya besar di USA dan bahasa Inggrisnya sangat bagus. Dan bahasa Inggris seperti menjadi bahasa percakapan sehari-hari dikeluarga mama mertua saya selain bahasa Sunda... hehehe. Semenjak keluarga mama saya hijrah kembali ke Indonesia, mama dan saudara-saudaranya lebih sering menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan mereka sehari-hari. Hingga hari ini pun, saya dan mama lebih banyak bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Apalagi kalau mama lagi curhat soal pembantu atau tukang sayur pasti memakai bahasa Inggris...hehehehe
Lucunya kalo mama lagi kasih instruksi kepada para pembantu yang beberapa diantaranya juga bersuku Sunda, disatu sisi lain mamah sedang berbicara dengan kita para menantu dan anak-anaknya dalam bahasa Inggris.
Kalau ada pertemuan keluarga mamah mertua yang lebih besooaaaarrr lagi baru deh bahasa Sunda akan lebih sering terdengar. Seru banget sementara saya?? juga blank!! tetapi sesekali suami saya sering mengajarkan vocabulary baru buat saya.
Kalo duluuuu banget, kita pernah ingat film Catatan Si Boy, ada karakter mamanya si Boy yang mencampur antara bahasa Inggris, Belanda dan Sunda. Ini terjadi di mama mertua saya. Sering banget saya dengar mamah mertua saya berkata " Oh my god!! kunaon...? "


Jadi kalau ada teman yang saya ajak ngumpul keluarga, mereka sudah bisa membedakan kumpulan ini berasal dari keluarga mana. Kalau obrolannya didominasi bahasa Jawa, artinya saat itu adalah acara keluarga papa saya. Kalau dia mendengar bahasa Padang, artinya dia ada ditengah-tengah keluarga besar mama saya :-))

No comments: