Monday, September 19, 2011

Menghargai milik orang lain

Waktu kecil dulu, saya pernah diajari atau lebih tepatnya 'dinasehati' oleh orang tua saya untuk TIDAK jadi anak yang tangannya GATEL. Gatel dalam artian bawaannya pengen megang barang / sesuatu yang bukan miliknya. Punya rasa ingin tahu boleh, tapi orang tua saya 'meredam' rasa ingin tahu ini dengan cara :

Daripada langsung megang dan membuat pemilik barang marah, kan lebih baik nanya atau permisi dulu. Boleh atau tidak kita memegang sesuatu yang merupakan miliknya. Kalau misalnya tidak boleh, ya kita harus cukup puas memandang dari jauh. Kalau dibolehkan memegang, kita harus hati-hati memegangnya. Intinya, permisi dahulu itu lebih sopan daripada langsung ngambil/memegang.

Sampai sekarang nasehat orang tua saya masih nempel sama saya. Alhamdulillah saya ga pernah punya masalah dengan orang lain karena mereka merasa terganggu dengan kegatelan tangan saya :)).

Suatu ketika beberapa teman saya main ke rumah. Salah satu diantaranya membawa seorang anak kecil (mungkin berusia 5-6 tahun). Dirumah saya, tangannya gatel hendak membuka lemari kaca tempat suami saya menyimpan koleksi action figure Supermannya. Yup, suami saya adalah seorang kolektor action figure superman. Sebagian koleksinya disimpan disebuah lemari kaca dirumah kami, sisanya disimpan dikamar tidur tamu.

Nah anaknya teman saya ini gateeeelll banget pengen memainkan salah satu Superman yang terpajang di dalam lemari kaca. Memang sebagian besar koleksi Superman milik suami saya adalah collector items yang tidak dijual di toko-toko mainan biasa. Jadi si anak pengen tahu banget kenapa banyak superman yang aneh-aneh di lemari kaca tersebut. Tangannya sudah mulai mencoba membuka lemari kaca tersebut. Begitu saya melihat, langsung saya larang. Pelan-pelan saya melarangnya, saya bilang ini bukan mainan. Lalu si anak merajuk, dia berlari ke ibunya (teman saya) dan meminta agar dibolehkan memainkan superman koleksi tersebut.

Tanpa ba-bi-bu lagi, tiba-tiba teman saya mendatangi lemari kaca tersebut, membukanya dan berusaha meraih salah satu Superman koleksi suami saya. Saya baru sadar waktu diberitahu teman yang lain, dan mendengar suara " yang itu mah.. yang itu... ". Waktu saya mendatangi lemari kaca tersebut. Saya sangat terkejut, bahwa lemari sudah terbuka, tangan teman saya sudah masuk kedalam dan berusaha meraih Superman yang diinginkan anaknya. Saya langsung menjerit seketika. Teman saya kaget, anaknya lebih kaget lagi. Saat itu saya terlibat pertengkaran dengan teman saya.

Dengan alasan " pinjam sebentar aja " dia memaksa untuk mengambil Superman dari lemari kaca. Tapi saya tetap tidak mau kasih satupun ke anaknya. Awalnya saya masih berusaha memberitahunya pelan-pelan. Kenapa ini bukan mainan tetapi berupa barang koleksi. Tetapi teman saya makin marah, dengan ketus dia bilang " Cuma mainan begini aja, nanti kalo rusak gue ganti 10 biji di toko mainan. Pelit amat sih!!!! ". Saya bilang ke dia, kalau dia bisa menemukan Superman tersebut di toko mainan silahkan dibeli buat anaknya sendiri daripada mengganggu koleksi saya. Kalau dia ga bisa menemukannya di toko mainan, saya harap dia sadar kenapa saya pelit.

Siapa yang tahu pada saat anaknya sedang memainkan Superman tersebut, tanpa dia sadari anaknya bisa merusak koleksi saya. Mungkin bukan patah, tapi kalau tergores? Bukannya nuduh, tapi siapa yang tahu kan? Kalau sudah begitu paling-paling saya cuma mendapat kata " maaf ya, ga sengaja nih rusak. Nanti, gue larang deh anak gue mainin lagi ". Saya pasti ga akan meminta uang pengganti ke dia. Tapi kenapa ga sejak awal dia melarang anaknya?

Banyak yang bilang, saya belum punya anak aja jadinya saya ga pernah ngerasain nakalnya anak-anak. Tapi disini sekali lagi, justru karena nasehat orang tua saya yang masih nempel pada saya hingga saat ini. Kelak saya akan berusaha mengajarkan anak saya seperti orang tua saya mengajarkan saya dulu.

Sejak saat itu hubungan saya dengan teman saya emang rada renggang. Tapi saya sih ga peduli. Toh, kalo kebetulan saya sedang bertandang kerumahnya, saya ga seenaknya tuh 'menggeledah' rumahnya, walaupun kami sudah berteman tahunan.

Yuk kita sama-sama menghargai barang/sesuatu milik orang lain. Biar sama-sama enak. Dan kelak ga ada masalah antara satu dengan yang lain.

No comments: