Wednesday, September 21, 2011

Tawuran Pelajar 3

Waktu SMA dulu saya memilih jurusan A3. Seperti udah digariskan, bahwa jurusan A3 ini bukan cuma dipenuhi oleh orang-orang yang dianggap tidak sepintar teman-teman yang duduk di jurusan A1 atau A2. Tapi juga dipenuhi oleh para anak-anak bandel sekolah. Saya pun cukup dekat dengan anak-anak bandel ini. Lucunya dulu semasa SMA, rumah saya sering dijadikan pusat penitipan tas kalau teman-teman cowo akan melakukan penyerangan selain juga rumah beberapa teman wanita yang lain. Saya juga sadar kalau saya suka dipergunakan oleh teman-teman yang bandel untuk membantu mereka belajar. Bukan membantu, tapi menyalin catatan atau PR saya. Tapi sebagai imbalan, saya akan dijaga oleh mereka. Jadi saya akan terbebas dari gangguan-gangguan teman-teman cowo lain yang mengganggu saya.

Beberapa belas tahun kemudian saya ngumpul dengan teman SMA saya, pulangnya saya diboncengi motor oleh salah satu teman saya. Kebetulan yang memboncengi saya, pada masa SMA dulu termasuk anak yang cukup bandel.

Diperjalanan kita ngobrol banyak banget. Tiba-tiba salah satu kata-katanya adalah " coba dulu gue lebih rajin belajar ya, sekarang baru ngerasa susahnya nyari duit buat beli susu anak. Sia-sia deh tawuran itu. Baru berasanya sekarang ".

Beberapa hari yang lalu, saya sempat BBM-an dengan seseorang yang juga terkenal sebagai jagoan di SMAnya dulu soal tawuran. Ditakuti teman dan lawan. Membuatnya bisa petantang-petenteng kesana-kemari dan dihormati. Tapi itu hanya terjadi semasa SMA. Semasa kuliah dia tidak bisa melakukan hal tersebut. Sifat jawaranya semakin menghilang seiring pertambahan usia. " Yang gue pikirin adalah cepat dapat kerja ". Saya sampe meledeknya " kan dulu jagoan, masa susah dapat kerja ". Hehehehe... Tapi yang inginkan adalah pekerjaan yang serius. Sekarang dia sudah asik bekerja sebagai seorang konsultan pajak. Jadi titel jagoan semasa SMA bukan hal yang bisa dengan bangga kita tulis di curriculum vitae kita.

Pembicaraan kami berlanjut. Dia bercerita soal teman-temannya yang dulu sesama jagoan SMA. " Gue beruntung cuma sampe berantem doang, ga ke narkotik ". Ada bekas temannya yang ditemui saat kuliah dulu menjadi pak ogah disebuah perempatan, mengais rejeki. Alhamdulillah hidupnya tidak berlanjut seperti itu.

Orang-orang macam teman SMA saya, teman BM saya atau bahkan hubby saya adalah para pelaku tawuran yang sadar bahwa apa yang mereka lakukan dulu adalah hal yang sia-sia. Satu hal yang mereka syukuri adalah mereka tidak kehilangan nyawa sia-sia karena tawuran.

Jadi lagi-lagi saya bilang, sebelum menyesal dikemudian hari. Tawuran itu tidak ada gunanya!!!!

No comments: