Tuesday, September 6, 2011

Uwa Eha dulu dan sekarang

Uwa Eha baru saya kenal 10 tahun ini semenjak saya pacaran dan menikah dengan hubby. Uwa Eha ini sepupunya mamah mertua. Banyak yang bilang, Uwa Eha ini ibu ke-2nya hubby.

Dulu semasa SMA, hubby pernah tinggal selama 7 bulan dirumah uwa didaerah Bogor. Waktu itu hubby baru aja dikeluarin dari SMAnya karena kasus tawuran. Karena diblacklist sama semua SMA di Jakarta, akhirnya hubby hijrah ke Bogor dan tinggal bareng uwa dan menamatkan pendidikan SMAnya di Bogor.
Hubby bilang, banyak kenangan bareng uwa, salah satunya uwa yang guru agama ini mengajarkan hubby membaca Al-Quran. Alhamdulillah masih nempel sampai sekarang, hubby masih lancar membaca Al-Quran.

Salah satu anak uwa pernah cerita sama saya, saking sayangnya uwa sama hubby waktu itu. Kalau uwa masak daging cuma buat hubby saya. Makanya Jenny salah satu anak uwa bilang " yang dikasih makan daging cuma Ady, kita mah engga boleh sama Enin (panggilan Jenny ke uwa) ".


Saya akui, saya jarang banget ketemu uwa karena saya di Jakarta dan uwa di Bogor. Pertemuan kami hanya terjadi tiap lebaran. Sejak pacaran dulu, hubby bilang " nanti kalau kita nikah, tiap lebaran kita ke Bogor, silaturahmi ke uwa ".
Waktu saya menikah, uwa bikin foto khusus bersama saya dan hubby. Setelah itu foto pengantin kami terpajang secara khusus di ruang tamu rumahnya di Bogor.

Saya sih seneng aja ke Bogor, tiap lebaran saya selalu mengatur waktu kapan kami (saya, hubby dan keluarganya) akan bersilaturahmi ke Bogor sekalian berwisata kuliner. Tak lupa, saya menyiapkan sekotak parcel buatan sendiri buat uwa dan cucu-cucunya. Nanti begitu sampai di Bogor, keluarga uwa akan menyambut kami dengan hangat, lalu mamah dan papap mertua akan ngobrol dengan uwa dan keluarganya dengan bahasa Sunda. Sementara saya? cuma senyum-senyum aja sambil sesekali berusaha menyimak isi pembicaraan.

Selesai silaturahmi, uwa akan mengantar kami sampai ujung gang rumahnya.

Tiap tahun kesehatan uwa mengalami kemunduran. Kalau dulu, beliau masih bisa mengantar kami sampai depan gang, makin ke sini uwa hanya bisa mengantar sampai teras rumahnya. Apalagi 3 tahun terakhir uwa sudah harus duduk dikursi roda. Sehingga makin terbatas saja ruang geraknya. Semenjak uwa terserang penyakit Alzhaimer, uwa mengalami kesulitan mengenali kami. Beliau akan mengingat setelah kami berkali-kali menyebutkan nama kami. Tapi uwa masih tetap mengenal hubby saya. " Ini edy uwa, anaknya uwa yang paling kecil ". Trus uwa mengangguk-anggukkan kepalanya.

Tahun ini kesehatan uwa makin memburuk. Diusia 85 tahun kesehatannya makin menurun. Apalagi bulan April lalu uwa sempat koma 24 jam.
Uwa hanya bisa terbaring ditempat tidurnya. Mulutnya tidak bisa berkata-kata lagi. Yang tidak berubah, matanya tidak pernah lepas dari hubby yang selalu dianggap anak bungsunya. Tiap kali hubby berada didekatnya, matanya selalu menatap ke arah hubby.

Saya berdoa semoga uwa bisa sehat lagi. Walaupun menurut anaknya, untuk duduk di kursi roda pun sudah amat sulit. Uwa harus diganjal bantal supaya tubuh rapuhnya tidak terjatuh. Saya hanya ingin, kalau program hamil saya sukses, uwa bisa bertemu dengan cucunya (dari saya dan hubby). Karena tiap kali kami bertemu, pertanyaan yang selalu dilontarkan uwa adalah soal cucu.
Cepat sehat ya uwa, semoga uwa juga diberi umur panjang, dan doakan, lebaran tahun depan saat kami datang ke Bogor, kami sudah bawa cucu buat uwa.

No comments: