Tuesday, December 4, 2007

perbedaan

seorang teman ribut dengan pasangannya. Hmmm... saat itu saya cuma jadi pendengar saja. Saya paling malas berkomentar dengan urusan rumah tangga orang lain.
Masalahnya cuma satu : Perbedaan. Looh... bukannya menikah itu bisa dibilang menyatukan 2 perbedaan menjadi 1? menyatukan 2 isi kepala dan 2 isi hati menjadi 1?
Seperti halnya dia, saya pun kerap kali punya masalah dengan perbedaan ini.

Suami saya sangat teratur dan well-organized. Ini perbedaan yang lumayan besar dengan saya.
Mau pergi ke mall saya, ada step-step yang harus dilakukan. Memilih tempat parkir ada triknya.
Awalnya saya cukup amazed dengan kebiasaannya dia. Maklum dia seorang analis, pemikir. Sementara saya??? bisa dibilang ibu rumah tangga pekerja sajalah...hehehehe.
Seringkali saya ribut dengan suami karena masalah ini. Saya tahu, 2 handphone saya sering berceceran, dompet, kartu kredit / debit kadangkala ketinggalan. Dan sudah kerapkali suami saya bilang " makanya, diatur dong semuanya!!! ". Yaaahh....... tapi itulah problem saya. Saya hobi gonta ganti tas, lalu ada saja yang tertinggal :-)
Saya pergi ke pernikahan hanya sekedar bilang " nikahnya didaerah itu, katanya lewat jalan ini saja, blablabla... " sementara suami saya? satu minggu sebelumnya dia sudah mencari wilayah tempat pernikahan tersebut di peta. Termasuk juga jalan-jalan alternatifnya.

Saya akui, perbedaan ini agak sulit ditanggulangi. Dimata suami saya, mungkin saya adalah orang yang paling tidak teratur. Begitu juga saya memandang suami saya sebagai orang yang kelewat kaku pada keteraturan. Tidak fleksibel. Lucu yaa...???

Tapi diatas semuanya. Apa mungkin urusan ketidakteraturan saya yang kerapkali menjadi sumber pertengkaran kami tidak membuat kami tetap bisa hidup bahagia? Kami tetap bisa hidup tenang dengan perbedaan ini. Perbedaan ini yang membuat saya harus belajar bahwa, pria yang saya nikahi adalah orang yang sangat well organized, walaupun sampai detik ini saya belum melakukan perubahan frontal.
Pasti ada hal lain yang tetap bisa membuat kami bahagia. Masa sih tidak ada hal lain dari dirinya yang bisa membuat saya merasa nyaman hidup disebelahnya?
Pelan-pelan saya mulai mengumpulkan hal-hal baik tentang suami saya. Dan perbedaan yang selalu menjadi pangkal keributan kita masih kalah dibandingkan hal-hal baik tersebut. Jadi saya pikir, dia tetap pillihan terbaik untuk saya. Buat apa juga saya meributkan hal-hal kecil tetapi kemudian harus kehilangan hal-hal besar yang jauh lebih baik buat saya?




No comments: