Thursday, October 23, 2008

cuma nerusin.....cuma ngikutin....

Papa saya pernah bilang " usahakan kalian terus nerusin apa yang pernah dibuat bude mien dulu, dia kan seneng ngumpulin saudara ngumpul dirumahnya ".

Almh. Bude Mien kakak kandung papa saya memang seperti itu. Istilah makan ga makan yang penting ngumpul berlaku buat beliau. Beliau seneng ngumpulin para saudara dirumahnya. Sekedar ngumpul sambil saling tukeran souvenir.
Kalau ngumpul dirumah bude pasti beliau menyajikan masakan rumahan. Andalannya? rawon yang yummiiiee plus lalab dan sambel yang dahsyat tapi tetap bikin kita ga berenti makan! Tanya aja sama suami saya yang ga pernah ga nambah kalau makan dirumah bude. Bahkan, kita pernah dibikinin sambel andalannya satu toples buat disimpen dirumah kita (waktu itu saya dan hubby masih tinggal sama ortu)!

Satu moment yang ga pernah saya lupain adalah, kalo lagi ngumpul itu pasti ada moment dimana Bude sibuk nomor-nomorin souvenir yang kita bawa atau sibuk ngebungkusin souvenir yang dibawa tapi belum sempat dibungkus dengan kertas koran. Padahal souvenirnya cuma sembako doang. Kadang-kadang sebungkus garam, beberapa sachet bumbu dapur ala tukang sayur, sabun colek, kecap manis kecil, gula pasir 1/2 kilo, atau mentega sachet. Tapi pas sovenir dibuka, (biasanya) yang seksi ribut adalah ibu-ibu (sekarang saya juga ikutan!!) yang biasanya minta tukeran hadiah yang mereka dapat. Spon cuci piring ditukar dengan bumbu dapur, sabun mandi ditukar dengan sabun cuci piring atau saus tomat ditukar dengan gula merah! Seru!!

Semenjak Bude wafat January 2008 kemarin, papa saya ngeliat bahwa frekwensi 'ketemuan' jadi makin jarang. Belum lagi kita-kita yang muda udah sibuk banget sama kehidupannya masing-masing sehingga membuat kita semakin jauh rasanya. Bertemu muka menjadi lebih mahal harganya dari pada pulsa telepon. Berbicara langsung berhadapan lebih repot rasanya dari pada sekedar nyolokin sambungan internet ke komputer.

Waktu bulan puasa kemarin, saat papa bilang " nanti open house lebaran ke-2 dirumah papa-mama ". Saya bela-belain ngumpulin semua saudara untuk datang. SMS demi SMS saya kirimkan. Konfirmasi dan alamat lengkap saya tulis jelas-jelas. Alhamdulillah 90% dari SMS yang saya kirim berbalas. Semuanya tumplek berkumpul dirumah orang tua saya. Saya senang, orang tua saya bahagia. Belum lagi saya baru sadar " ooohh... ternyata dia adalah sepupu saya yaaa... " . Inilah efek kurangnya bertemu antar saudara.

Sekarang saya cuma nerusin apa yang sudah berjalan selama ini. Walaupun sempat tersendat-sendat tapi mudah-mudahan bisa terus berjalan. Selain itu, saya juga cuma ngikutin apa yang udah dibuat sama bude saya dulu, ngumpulin orang-orang, ngobrol, tukeran souvenir. Cuma kali ini dibuat ajang arisan sebagai 'perekatnya'.

Semoga setelah ini saya semakin kenal lebih dekat saudara-saudara saya lagi...



No comments: