Thursday, October 30, 2008

kehamilan vs gigi

Masih dalam 'suasana' ngomongin gigi :-))

Beberapa tahun lalu saya punya temen seperjuangan dalam usaha kehamilan. Pokoknya jaman baheulaaaa.... banget. Selain kita konsultasi di rumah sakit yang sama, sering YM2an, email-emailan. Pokoknya saya dan dia update banget deh kalau ngomongin usaha kita supaya bisa hamil. Saya hydroturbasi, abis itu dia ikutan (disuruh dokternya juga). Dia inseminasi, saya juga nyoba.
Kalau kita ngobrol ga pernah jauh-jauh dari urusan kehamilan ini.
Kita berdua juga lebih percaya sama medis daripada alternatif yang ga jelas. Maksudnya kalau pengobatan alternatif, kita akan milih yang benar-benar ada sisi medisnya. Misalnya saya pernah mereferensikan pengobatan akupuntur waktu saya sedang hobby-hobbynya ikutan akupuntur di daerah Hayam Wuruk dan dia mengajak saya pijat refleksi. Alternatif lainnya? yang pakai air bunga? yang harus bawa ayam hitam? kita bakalan nolak mentah-mentah.

Suatu ketika dia YM kita pernah ngobrol. Waktu itu saya sedang sakit gigi (sebelum operasi gigi pertama tahun 2004). Kita terlibat percakapan ini Dia (D), Saya (S)

Dia (D) : eh masak dokter kandungan gue bilang kalau gue harus ngobatin gigi gue dulu
Saya (S) : kok bisa?
D : kemarin pas konsultasi dia tanya apakah gigi gue ada yang sakit atau bolong, gue bilang ada yang sakit trus dia bilang gue beresin dulu gigi gue sama dokter gigi
S : apa hubungannya ya?
D : gue juga bingung
S : trus lu ke dokter gigi?
D : iya kali

Yang jelas justru saya yang sebaliknya dinasehati sama dokter gigi untuk cepat-cepat mengoperasi gigi yang bermasalah itu. " Bagaimana nanti kalau ibu tiba-tiba hamil lalu giginya sakit? susah lho nanti, kan orang hamil tidak boleh minum obat sembarangan!! "
Makanya saya pun mengoperasi gigi nakal itu. Ternyata beberapa bulan kemudian, teman saya juga mengoperasi giginya. Jadi ceritanya saya dan teman saya sama-sama sudah 'membereskan' gigi kami yang bermasalah.

Pertengahan tahun 2005 akhirnya teman saya hamil. Dan melahirkan bayi perempuan lucu ditahun 2006. Sementara saya masih harus berkutat dengan sakit gigi kembali sehingga saya kembali dioperasi tahun 2007.

Gara-gara semalam ke dokter gigi lagi dan si dokter memberi 'sign' ada kemungkinan dioperasi lagi. Tiba-tiba saya jadi teringat teman saya dan kejadian-kejadian saat saya dan dia sedang semangat-semangatnya berobat kehamilan. Apa kabarnya dia sekarang ya?
Trus saya jadi mikir, kalau caranya seperti ini, harus berapa kali lagi saya harus operasi gigi sampai akhirnya Tuhan mempercayakan keturunan pada saya??


1 comment:

Anonymous said...

Terima kasih atas infonya......