Friday, March 13, 2009

sebuah cerita

mengapa perpisahan menyedihkan?

4 tahun lalu saat pertamakali saya masuk perusahaan ini saya mengenal dia. Dia yang mengajari saya tentang internet kantor dan report-report yang kelak menjadi tugas saya. Tahun ke tahun dia menjadi sahabat saya. Usianya cuma 1 minggu lebih tua dari saya dikantor ini.
Bunda-Bunci-Bundil..... itu panggilannya dari saya. Tapi hampir seluruh teman kantor memanggilnya Bunda. Dia memang pantas dipanggil begitu, karena memang dia Bundanya kita, " anak-anaknya".
Tidak ada pagi yang saya mulai tanpa bercakap-cakap dengannya. Dari mulai resep masakan hingga suami menjadi obrolan kita. Sedih-gembira selalu bersama dia.

Waktu pertamakali dia bilang mau resign, saya kira sedang bercanda. Soalnya seringkali kita ngomong begitu. " Mau resign aja ah, mau bikin warung mie " demikian katanya. Kalau saya, " mau resign aja ah, mau bikin salon ", Itu impian kami :-))

Akhirnya kata-kata resign yang sungguhan benar-benar keluar dari mulutnya.

Kalau mau dicatat, banyak banget yang bisa saya tuliskan disini buat dia. Satu demi satu saya masih hafal semuanya. Waktu dia hamil besar, saya menemaninya sewaktu kami outbond ke Bandung. Kalau saya ketinggalan ATM atau dompet, dia yang saya cari buat pinjam uang.

Kata boss saya : " one of your partner in crime is gone, there will be no morning conversation on that corner " Hmm... bahkan boss saya aja tahu kebiasaan kami.
Bahkan sewaktu saya sedang beres-beres mau pulang kantor, seorang teman datang keruangan saya dan bilang kalau dia juga sedih pada saya, bagaimana saya nanti tanpa dia?. Ini bisa membuktikan betapa akrabnya kami berdua.

Hidup harus terus maju kedepan. Mungkin sedih saya hanya untuk hari ini saat saya melihat dia melangkah keluar dari kantor dan entah kapan lagi akan datang. Tapi saat kesibukan datang lagi Senin besok, saya sudah tidak sedih lagi. Yang penting ada satu hal yang selalu saya ingat. Bahwa saya punya sahabat terbaik selama 4 tahun ini!!!

Bunci, I love you!
My room, 13 Maret 2009, 10.05pm

No comments: